Oleh :
Nama : Dina Oktaviana
Program Studi : Sosiologi
NPM : 1416011030
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
1
A. Masyarakat Hukum
Norma hukum maupun norma-norma lainnya dalam masyarakat dimaksudkan untuk menjaga
keseimbangan, keserasian, dan keselarasan hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat.
Tanpa norma, hubungan-hubungan yang terjadi akan kacau dan masyarakat akan hancur.
Norma hukum yang berlaku pada suatu masyarakat, tidak selalu sama dengan norma hukum
yang berlaku pada masyarakat yang lainnya, tergantung pada falsafah hidupnya, ekonomi,
sosial, budaya serta kenyataan-kenyataan lain yang perlu diperhatikan agar mencerminkan
keadilan.
Masyarakat dibedakan menjadi 2 macam :
1. Masyarakat paguyuban
Hubungan antar anggotanya erat sekali yang bersifat pribadi dan terjadi ikatan
batin antar anggotanya.
2. Masyarakat patembayan
Hubungan antar anggotanya tidak begitu erat yang tidak bersifat pribadi dan
antara anggotanya tidak ada ikatan batin, tetapi karena adanya kesamaan
kepentingan
Faktor lain untuk hidup bermasyarakat yaitu : kebutuhan biologis, persamaan nasib,
persamaan kepentingan, persamaan ideologi, persamaan agama, persamaan bahasa,
persamaan kebudayaan, persamaan keinsyafan bahwa mereka berdiam dalam wilayah yang
sama, persamaan tujuan dan sebagainya.
B. Subjek Hukum
Secara umum, pengertian subjek hukum adalah sebagai pendukung hak dan kewajiban yaitu
badan hukum dan manusia. Subjek hukum memiliki peran yang sangat penting di dalam
bidang hukum karena subjek hukum tersebut mempunyai wewenang hukum. Disebutkan
dalam pasal 27 ayat 1 UUD 1945 bahwa segala warga negara bersamaan kedudukannya di
dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya.
1. Manusia sebagai Subjek Hukum
Para ahli hukum modern mengemukakan dua alasan :
a) Manusia memiliki hak-hak subjektif
b) Kewenangan hukum sebagai pendukung hak dan kewajiban
2. Badan Hukum
Badan hukum adalah pendukung hak dan kewajiban yang tidak berjiwa,
sebagai lawan pendukung hak dan kewajiban yang berjiwa yakni manusia.
Adanya badan hukum disamping manusia adalah suatu realitas yang timbul
sebagai suatu kebutuhan hukum dalam pergaulan di tengah-tengah
masyarakat. Sebab, manusia selain mempunyai kepentingan perorangan, juga
mempunyai kepentingan dan tujuan bersama yang harus diperjuangkan
bersama pula. Karena itu, mereka berkumpul membentuk suatu organisasi dan
memilih pengurusnya untuk mewakili mereka. Mereka juga memasukkan
harta kekayaan mereka masing-masing untuk menjadi milik bersama, dan
menetapkan peraturan-peraturan yang hanya berlaku di kalangan organisasi
tersebut.
Unsur-unsur badan hukum :
a) Mempunyai perkumpulan
b) Mempunyai tujuan tertentu
c) Mempunyai harta kekayaan
d) Mempunyai hak dan kewajiban
e) Mempunyai hak untuk menggugat dan digugat
Teori badan hukum :
a) Teori Fictie/fiksi
Sesuatu yang sesungguhnya tidak ada, tetapi orang menghidupkannya
dalam bayangan sebagai subjek hukum yang dapat melakukan
perbuatan hukum seperti manusia. Dengan kata lain, adanya badan
hukum hanya anggapan saja sebab sebenarnya badan/ organisasi/
perkumpulan tidak mempunyai kekuasaan untuk menyatakan
kehendaknya sendiri.
b) Teori Harta Kekayaan Bertujuan
Menurut teori ini, hanya manusia saja yang dapat menjadi subjek
hukum. Badan hukum diberikan kedudukan sebagai orang, karena
badan ini mempunyai hak dan kewajiban yaitu hak atas harta
kekayaan.
c) Teori Organ
Menurut teori ini, badan hukum adalah suatu organisme yang riil, yang
menjelma sungguh-sungguh dalam pergaulan hukum, yang dapat
membentuk kemuan sendiri dengan perantara pengurus/anggotaanggotanya yang mempunyai organ pancaindera dan sebagainya.
d) Teori Kepemilikan Bersama
Menurut teori ini, hak dan kewajiban badan hukum pada hakikatnya
adalah hak dan kewajiban para anggota bersama-sama. Teori ini
berpendapat bahwa yang dapat menjadi subjek-subjek hak badan
hukum yaitu :
Manusia-manusia yang secara nyata ada dibelakangnya
Anggota-anggota badan hukum
Mereka yang mendapat keuntungan dari suatu yayasan
e) Teori Kenyataan Yuridis
Dikatakan bahwa walaupun badan hukum tidak bisa diraba, bukan
khayalan, tetapi kenyataan yuridis. Dengan kata lain, badan hukum
Berdasarkan terjadinya.
Berdasarkan lapangan kerjanya, yakni apakah lapangan
pekerjaannya itu untuk kepentingan umum atau tidak. Jika
untuk kepentingan umum, maka termasuk badan hukum publik.
Sedangkan untuk kepentingan perseorangan, maka termasuk
badan hukum privat.
C. Objek Hukum
Objek hukum adalah segala sesuatu yang berguna bagi subjek hukum dan yang dapat
menjadi objek suatu hubungan hukum, karena sesuatu itu dapat dikuasai oleh subjek
hukum. Objek hukum biasanya disebut dengan benda atau segala sesuatu yang
dibendakan. Yang dimaksud dengan benda menurut undang-undang hanyalah segala
sesuatu yang dapat dihaki atau yang dapat dimiliki orang. Oleh karena itu, segala
sesuatu yang tidak dapat dimiliki orang bukanlah termasuk pengertian benda,
misalnya matahari, bulan, bintang, laut dan sebagainya.
Menurut Sri Soedewi, benda dapat dibeda-bedakan sebagai berikut :
1) Benda tak bergerak dan benda bergerak
2) Benda yang musnah
3) Benda yang tetap ada
4) Benda yang dapat diganti dan benda yang tidak dapat diganti
5) Benda yang dapat dibagi dan benda yang tidak dapat dibagi
6) Benda yang diperdagangkan dan benda yang tidak diperdagangkan
7) Benda yang terdaftar dan benda yang tidak terdaftar
D. Lembaga Hukum
Lembaga hukum adalah himpunan peraturan-peraturan hukum yang mengandung
beberapa persamaan atau bertujuan mencapai suatu objek yang sama. Misalnya, ada
himpunan peraturan-peraturan hukum yang mengatur mengenai perkawinan yaitu
lembaga hukum perkawinan. Himpunan peraturan yang mengatur tentang
perceraian dinamakan lembaga hukum perceraian dan sebagainya.
E. Asas Hukum
Untuk membentuk suatu peraturan perundang-undangan diperlukan asas hukum,
karena asas hukum ini memberikan pengarahan terhadap perilaku manusia di dalam
masyarakat.
Beberapa macam asas-asas hukum nasional yaitu :
1) Asas manfaat
2) Asas usaha bersama dan kekeluargaan
3) Asas demokrasi
4) Asas adil dan merata
5) Asas perikehidupan dalam keseimbangan
6) Asas kesadaran hukum
7) Asas kepercayaan pada diri sendiri
F. Sistem Hukum
Macam-macam sistem hukum :
1) Sistem Hukum Eropa Kontinental
Dasar sistem hukum Eropa Kontinental adalah bahwa hukum memperoleh
kekuatan mengikat karena diwujudkan.
Sumber hukum dalam sistem hukum Eropa Kontinental adalah :
Undang-undang yang dibentuk oleh pemegang kekuasaan legislatif
Peraturan-peraturan yang dibuat pegangan kekuasaan eksekutif
berdasarkan wewenang yang telah ditetapkan undang-undang
Kebiasaan-kebiasaan yang hidup dan diterima sebagai hukum oleh
masyarakat selama tidak bertentangan dengan undang-undang
Dua golongan sistem hukum Eropa Kontinental :
Al-Quran
Sunnah Nabi
Ijma, yaitu kesepakatan para ulama besar
Qiyas, yaitu analogi dalam mencari sebanyak mungkin persamaan
antara dua kejadian
Hukum rohaniah
Yaitu cara-cara menjalankan ibadah/rukun islam kepada Allah.
Hukum duniawi
a. Muamalat, yaitu tata tertib hukum dan peraturan mengenai
hubungan antar umat manusia.
b. Nikah
c. Jinayat, yaitu hukum pidana yang meliputi ancaman hukuman
terhadap hukum Allah dan tindak pidana kejahatan.
G. Peristiwa Hukum
Suatu peristiwa hukum disebut perstiwa hukum apabila peristiwa tersebut membawa
akibat yang diatur oleh hukum. Sedangkan perbuatan hukum adalah setiap perbuatan
yang akibatnya diatur oleh hukum, dan akibatnya itu dapat dianggap dikehendaki
oleh yang melakukan perbuatan itu.
Peristiwa hukum dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Peristiwa hukum :
a) Perbuatan subjek hukum
b) Peristiwa yang bukan perbuatan subjek hukum
Perbuatan subjek hukum :
a) Perbuatan hukum
b) Perbuatan yang bukan perbuatan hukum
Perbuatan yang bukan perbuatan subjek hukum :
a) Kematian
b) Kelahiran
c) Daluwarsa
Perbuatan hukum :
a) Perbuatan hukum yang bersegi satu (wasiat)
b) Perbuatan hukum yang bersegi dua (perjanjian)