Anda di halaman 1dari 3

kadmeia, nama kuno untuk calamine, seng karbonat).

Ditemukan oleh Stromeyer di tahun


1817 dari impurity (pengotor) dalam seng karbonat.

Kadmium hampir selalu ditemukan dalam jumlah yang kecil dalam bijih-bijih seng,
seperti sphalerite (ZnS). Greenokcite (CdS) merupakan mineral satu-satunya yang
mengandung kadmium. Hampir semua kadmium diambil sebagai hasil produksi dalam
persiapan bijih-bijih seng, tembaga dan timbal. Unsur ini lunak, logam putih yang kebiru-
biruan yang dapat dengan mudah dipotong dengan pisau. Hampir dalam banyak hal
sifatnya mirip seng. Penanganannya harus hati-hati karena uap dari kadmium sangat
berbahaya. Contohnya solder perak. Pengeksposan terhadap debu-debu kadmium tidak
boleh melewati 0.01 mg/m3 (rata-rata waktu-berat selama 8 jam, 40 jam seminggu).
Konsentrasi maksimum, selama 15 menit, tidak boleh melewati 0.14 mg/m3.
Pengeksposan terhadap uap kadmium oksida tidak boleh melewati 0.05 mg/m3 dan
konsentrasi maksimum tidak boleh melewati 0.05 mg/m3. Nilai-nilai konsentrasi di atas
sedang dievaluasi kembali dan rekomendasi sementara adalah untuk mengurangi
pengeksposan terhadap kadmium. Pada tahun 1927, organisasi International Conference
on Weights and Measures mendefinisikan satu meter dalam fungsi panjang gelombang
cahaya kadmium merah di garis spektral. Tapi definisi ini telah dirubah.

Kegunaan
Kadmium merupakan komponen campuran logam yang memiliki titik cair terendah.
Unsur ini digunakan dalam campuran logam poros dengan koefisien gesek yang rendah
dan tahan lama. Ia juga banyak digunakan dalam aplikasi sepuhan listrik (electroplating).
Kadmium digunakan pula dalam pembuatan solder, baterai Ni-Cd, dan sebagai penjaga
reaksi nuklir fisi. Senyawa kadmium digunakan dalam fosfor tabung TV hitam-putih dan
fosfor hijau dalam TV bewarna. Sulfat merupakan garamnya yang paling banyak
ditemukan dan sulfidanya memiliki pigmen kuning. Kadmium dan solusi senyawa-
senyawanya sangat beracun.
PENYAKIT tidak menular secara perlahan tapi pasti mulai menggeser penyakit menular.
Penyakit ini dapat muncul terutama karena lingkungan tercemar oleh bahan-bahan yang
beracun dan berbahaya.

Bahan-bahan unsur logam maupun pestisida ini dapat berasal dari buangan industri,
pertanian, maupun rumah tangga.

Pembuangan limbah industri secara sembarangan ke lingkungan sangat merugikan


kesehatan manusia, berupa penyakit maupun kecacatan.

Demikian pula penggunaan berbagai macam pestisida di sektor pertanian, maupun rumah
tangga, pada saatnya akan mencemari lingkungan, dan mengakibatkan aneka penyakit
dan gangguan kesehatan.

Artikel kali ini akan membahas bahaya pencemaran merkuri dan kadmium. Merkuri
terkait erat dengan air raksa (Hg), yaitu logam cair berwarna keperakan dan mudah
menguap pada suhu ruangan. Air raksa membentuk berbagai senyawaan, baik anorganik
(seperti oksida, klorida dan nitrat) maupun organik (alkil dan aril). 
Biji air raksa yang terpenting adalah sinabar (HgS). Air raksa logam ini digunakan dalam
produksi natrium dan kalium hidroksida dan klor secara elektrolitik. Selain itu, digunakan
pula dalam pembuatan dan perbaikan alat ukur (tensimeter, termometer, barometer),
penera (rectifier), dan produksi amalgam.

Merkuri (II) klorida (HgCl2) dulu pernah digunakan untuk desinfektan, tetapi kini justru
banyak digunakan sebagai fungisida dan biasanya dicampur dengan merkuri (I) klorida
(Hg2Cl2) untuk perlindungan kayu.

Sedangkan senyawa-senyawa aril dan alkil merkuri digunakan dalam pertanian sebagai
desinfektan dan fungisida. Adapun metal merkuri (alkyl) sangat toksik dan sebaiknya tak
digunakan.
Melalui Paru-paru Senyawa alkil merkuri terbentuk secara alami melalui metilasi air
raksa oleh mikroplankton dalam laut. Senyawa ini terakumulasi pada binatang-binatang
laut terutama ikan dan moluska. Ia dapat  masuk ke dalam tubuh manusia lewat rantai
makanan.
Bahaya utama terjadi akibat paparan kerja terhadap uap unsur air raksa.

Paparan demikian dapat terjadi pada pertambangan biji air raksa, produksi air raksa
logam pada metalurgi, produksi dan perbaikan alat-alat ukur elektrik, instrumen
laboratorium, produksi amalgam untuk kepentingan kedokteran gigi, dan lain-lain.

Air raksa masuk ke tubuh manusia melalui paru-paru dalam bentuk uap atau debu.
Sekitar 80 persen uap air raksa yang masuk ke saluran pernapasan akan diabsorbsi.

Absorbsi air raksa logam yang tertelan atau melalui saluran cerna kecil sekali dan dapat
diabaikan.

Beberapa senyawa air raksa (II) organik dan anorganik dapat diabsorbsi melalui kulit.
Unsur air raksa dan senyawa anorganiknya dieliminasi lebih banyak melalui kemih
daripada kotoran.

Paparan terhadap uap air raksa anorganik dapat merusak sistem saraf. Metilmerkuri
bersifat sangat toksik terhadap sistem saraf, sementara senyawa-senyawa fenil dan
metoksietil memiliki toksisitas yang rendah.

Kasus keracunan garam-garam anorganik seperti merkuri (II) klorida (HgCl2), akibat
tertelan tak sengaja, dapat menyebabkan kematian jaringan (nekrosis) lokal pada mulut
dan saluran cerna, bahkan pada taraf lanjut dapat mengalibatkan gagal ginjal akut.

Pada keracunan kronik, gejala-gejala neurologis dan psikis paling menonjol.

Gejala dini yang bisa dijumpai antara lain anoreksia, penurunan berat badan dan sakit
kepala.
Gejala ini dapat disertai gangguan tidur (insomnia maupun mudah terbangun), mudah
terangsang, gangguan daya ingat, kecemasan dan depresi.

Sedangkan yang khas adalah tremor, yang dimulai dengan tremor halus kelopak mata
yang tertutup, bibir dan lidah serta jari-jari. Tulisan tangan kacau dan sering tidak
terbaca. Tremor dapat berlanjut sampai ke seluruh tubuh.
Pencemaran Kadmium Bagaimana dengan kadmium? Kadmium adalah suatu logam
putih, mudah dibentuk, lunak dengan warna kebiruan. Sumber kadmium terutama dari
biji seng, timbal-seng, dan timbal-tembaga-seng.

Logam ini umumnya digunakan untuk penyepuhan elektrik logam-logam lain. Dalam
jumlah besar, kadmium dan senyawa-senyawanya digunakan sebagai pewarna dan
stabilizer plastik. Kadmium juga digunakan dalam baterei nikel-kadmium.

Para pekerja peleburan kadmium, industri penyepuhan kadmium, pabrik baterei alkali,
pembuat pewarna (pigmen) kadmium serta tukang las, merupakan kelompok pekerja
berisiko terbesar.

Kadmium masuk ke tubuh lewat pernafasan dan oral. Rata-rata partikel yang masuk ke
dalam paru-paru (jaringan alveoli) berdiameter 0,1 µm dan dalam jumlah kecil
berdiameter 2 µm. 

Kadmium di dalam tubuh terutama terikat pada metalotionein, suatu protein pengikat
logam dengan berat molekul rendah. Akumulasi terutama pada hati dan ginjal.

Efek keracunan akut adalah gangguan pada saluran cerna. Sedangkan efek kronik, setelah
paparan kadmium jangka panjang, terutama gangguan fungsi ginjal.

Deteksi dini terutama pada sistem pernapasan dan ginjal. Perlu dilakukan analisis kemih
untuk mendeteksi kemungkinan proteinuria dan glikosuria, foto sinar-X serta uji fungsi
paru.

Upaya pengendalian, selain secara teknis juga terhadap setiap orang yang berisiko,
terutama terhadap pekerja.

Terhadap pekerja, perlu ditekankan agar selalu menggunakan sarung tangan sewaktu
bekerja, selalu mengganti pakaian dan mandi sebelum meninggalkan tempat kerja.

Selain itu, selalu melepas pakaian kerja sebelum masuk kantin, tidak makan, minum,
merokok, maupun membawa rokok atau pipa di tempat kerja.

Tidak lupa selalu mencuci tangan setelah bekerja atau sebelum makan / minum. (Prof Dr
dokter Anies MKes PKK, guru besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Undip, ahli kedokteran lingkungan-bersambung-32)

Anda mungkin juga menyukai