Bentuk dan komponen penyusun partikulat tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
partikulat berkisar antara 0,0002 – 500 mikron. Pada kisaran tersebut partikulat
mempunyai umum dalam bentuk tersuspensi di udara antara beberapa detik sampai
beberapa bulan. Umur partikulat tersebut dipengaruhi oleh kecepatan pengendapan yang
ditentukan dari ukuran dan densitas partikulat serta aliran (turbulensi) udara. Secara
umum kenaikan diamter akan meningkatkan kecepatan pengendapan, dari hasil studi
(Stoker dan Seager, 1972) menunjukkan bahwa kenaikan diameter sebanyak 10.000
udara dan akan segera mengendap. Partikulat yang tersuspensi secara permanen di udara
Sifat partikulat lainnnya yang penting adalah kemampuannya sebagai tempat absorbsi
(sorbsi secara fisik ) atau kimisorbsi (sorbsi disertai dengan interaksi kimia). Sifat ini
merupakan fungsi dari luas permukaan. Jika molekul terosorbsi tersebut larut di dalam
partikulat, maka keadaannya disebut absorbsi. Jenis sorbsi tersebut sangat menentukan
Sifat partikulat lainnya adalah sifat optiknya. Partikulat yang mempunyai diameter
kurang dari 0,1 mikron berukuran sedemikian kecilnya dibandingkan dengan panjang
besar dari 1 mikron ukurannya jauh lebih besar dari panjang gelombang sinar tampak dan
melintang partikulat tersebut. Sifat optik ini penting dalam menentukan pengaruh
letusan vulkano dan hembusan debu serta tanah oleh angin. Aktivitas manusia juga
dan asbes dari bahan bangunan, abu terbang dari proses peleburan baja, dan asap dari
proses pembakaran tidak sempurna, terutama dari batu arang. Sumber partikulat yang
utama adalah dari bakaran bahan bakar kendaraan dan diikuti oleh proses-proses industri.
Terdapat hubungan antara ukuran partikulat polutan dengan sumbernya. Partikulat yang
berdiameter lebih besar dari 10 mikron dihasilkan dari proses-proses mekanis seperti
termasuk tanah, debu, dan produk-produk pembakaran dari industri lokal dan pada
pembakaran dan aerosol fotokimia. Partikulat yang mempunyai diameter kurang dari 0,1
mikron belum diidentifikasi secara kimia, tetapi diduga berasal dari sumber-sumber
(µg/m3).
Untuk mengubah dari µg/m3 menjadi ppm dengan dasar volume, diperlukan data
mengenai berat molekul partikulat tersebut. Karena komposisi partikulat bervariasi, maka
debu tersebut jika bergabung dengan uap air atau air hujan gerimis akan membentuk
kerak yang tebal pada permukaan daun, dan tidak dapat tercuci dengan air hujan kecuali
pada tanaman karena menghambat masuknya sinar matahari dan mencegah pertukaran
CO2 dengan atmosfer. Akibatnya petumbuhan tanaman menjadi terganggu. Bahaya lain
Polutan partikulat masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui sistem pernapasan,
oleh karena itu pengaruh yang merugikan langsung terutama terjadi pada sistem
pernafasan. Faktor yang paling berpengaruh terhadap sistem pernafasan terutama adalah
partrikel-partikulat yang lebih kecil akan dicegah masuk oleh membran mukosa yang
menempel.
Pada beberapa bagian sistem pernafasan terdapat bulu-bulu halus (silia) yang bergerak ke
dimana partikulat tersebut tertelan. Partikulat yang mempunyai diameter lebih besar dari
pada 5,0 mikron akan berhenti dan terkumpul terutama di dalam hidung dan tenggorokan.
Meskipun partikulat tersebut sebagian dapat masuk ke dalam paru-paru tetapi tidak
pernah lebih jauh dari kantung-kantung udara atau bronchi, bahkan segera dapat
Partikulat yang berukuran diameter 0,5 - 5,0 mikron dapar terkumpul di dalam paru-paru
sampai pada bronchioli, dan hanya sebagian kecil yang sampai pada alveoli. Sebagian
besar partikulat yang terkumpul di dalam bronchioli akan dikeluarkan oleh silia dalam 2
jam. Partikulat yang berukuran diameter kurang dari 0,5 mikron dapat mencapai dan
tinggal di dalam alveoli. Pembersihan partikulat-partikulat yang sangat kecil tersebut dari
alveoli sangat lambat dan tidak sempurna dibandingkan dengan di dalam saluran yang
lebih besar. Beberapa partikulat yang tetap tertinggal di dalam alveoli dapat terabsorpsi
ke dalam darah.
2. Partikulat tersebut mungkin bersifat inert (tidak bereaksi) tetapi jika tertinggal di
berbahaya.
sensitif. Karbon merupakan partikulat yang umum dengan kemampuan yang baik
atmosfer, kecuali aerosol asam sulfat, melainkan terdapat dalam jumlah sangat kecil.
Tabel di bawah ini memperlihatkan berbagai partikulat logam yang berbahaya yang
biasanya terdapat dalam jumlah kecil sekali. Tetapi konsentrasi tersebut dapat meningkat
NO.
ELEMEN SUMBER PENGARUH
1.
Nikel Minyak diesel, minyak residu, batuKanker paru-paru (sebagai
nuklear kanker
3.
Boron Batu arang, bahan pembersih,Tidak beracun kecuali dalam
industri lain
4.
Germanium Batu arang Keracunan ringan
5.
Arsenik Batu arang, petroleum, deterjen,Kemungkinan kanker
pestisida
6.
Selenium Batu arang, sulfur Karang gigi, karsinogenik pada
lain
9.
Vanadium Petroleum, kimia dan katalis, baja,Tidak berbahaya pada
kematian
padaberbagai bahan. Jenis dan tingkat kerusakan yang dihasilkan oleh partikulat
dipengaruhi oleh komposisi kimia dansifat fisik partikulat tersebut. Kerusakan pasif
terjadi jika partikulat menempel atau mengendap pada bahan-bahan yang terbuat dari
tanah sehingga harus sering dibersihkan. Proses pembersihan sering mengakibatkan cacat
pada permukaan benda-benda dari tanah tersebut. Kerusakan kimia terjadi jika partikulat
yang menempel bersifat korosif atau partikulat tersebut membawa komponen lain yang
bersifat korosif.
Logam biasanya tahan terhadap korosi di dalam udara kering atau di udara bersih yang
hanya mengandung sedikit air. Partikulat dapat merangsang korosi, terutama dengan
Fungsi partikulat dalam merangsang kecepatan korosi adalah karena partikulat dapat
berungsi sebagai inti dimana uap air dapat mengalami kondensasi, sehingga gas yang
diserap oleh partikulat akan terlarut di dalam droplet air yang terbentuk. Polutan
partikulat juga dapat merusak bahan bangunan yang terbuat dari tanah, cat, dan tekstil.
Partikulat yang terdapat di atmosfer berpengaruh terhadap jumlah dan jenis radiasi sinar
matahari yang dapat mencapai permukaan bumi. Pengaruh ini disebabkan oleh
penyebaran dan absorbsi sinar oleh partikulat. Salah satu pengaruh utama adalah
penurunan visibilitas. Sinar yang melalui objek ke pengamat akan diabsorbsi dan
keduanya (objek dan latar belakang) menjadi kurang kontras atau kabur. Penurunan
visibilitas ini dapat membahayakan, misalnya pada waktu mengendarai kendaraan atau
kapal terbang. Jumlah polutan partikulat bervariasi dengan manusia atau iklim. Pada
musim gugur dan salju, sistem pemanas didalam rumah-rumah dan gedung meningkat
sehingga dibutuhkan tenaga yang lebih tinggi yang mengakibatkan terbentuknya lebih
banyak partikulat.
Iklim dapat dipengaruhi oleh polusi partikulat dalam dua cara. Partikulat di dalam
atmosfer dapat mempengaruhi pembentukan awan, hujan dan salju dengan cara berfungsi
sebagai inti dimana air dapat mengalami kondensasi. Selain itu penurunan jumlah radiasi
solar yang mencapai permukaan bumi karena adanya partikulat dapat mengalami
kondensasi. Selain itu penurunan jumlah radiasi solar yang mencapai permukaan bumi
karena adanya partikulat dapat mengganggu keseimbangan panas pada atmosfer bumi.
Suhu atmosfer bumi ternyata menurun sedikit sejak tahun 1940, meskipun pada beberapa
abad terakhir ini terjadi kenaikan kandungan CO2 di atmosfer yang seharusnya
mengakibatkan kenaikan suhu atmosfer. Peningkatan refleksi radiasi solar oleh partikulat