Anda di halaman 1dari 10

Jenis dan Sifat Partikulat

Partikulat merupakan partikulat-partikulat kecil padatan dan droplet cairan. Beberapa

partikulat dalam berbagai bentuk dapat melayang di udara.

Bentuk dan komponen penyusun partikulat tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Bentuk dan Komponen Penyusun Partikulat

NO. KOMPONEN BENTUK


1.  
Karbon  
2.  
Besi Fe2O3, Fe3O4
3.  
Magnesium MgO
4.  
Kalsium CaO
5.  
Alumunium Al2O3
6.  
Sulfur SO2
7.  
Titanium TiO2
8.  
Karbonat CO3-
9.  
Silikon SiO2
10. 
Fosfor P2O5
11. 
Kalium K2O
12. 
Natrium Na2O
13.
Lain-lain  
Sifat kimia masing-masing partikulat berbeda-beda, akan tetapi secara fisik ukuran

partikulat berkisar antara 0,0002 – 500 mikron. Pada kisaran tersebut partikulat

mempunyai umum dalam bentuk tersuspensi di udara antara beberapa detik sampai

beberapa bulan. Umur partikulat tersebut dipengaruhi oleh kecepatan pengendapan yang

ditentukan dari ukuran dan densitas partikulat serta aliran (turbulensi) udara. Secara

umum kenaikan diamter akan meningkatkan kecepatan pengendapan, dari hasil studi

(Stoker dan Seager, 1972) menunjukkan bahwa kenaikan diameter sebanyak 10.000

akan menyebabkan kecepatan pengendapan sebesar 6 juta kalinya.

                   

Partikulat yang berukuran 2 – 40 mikron (tergantung densitasnya) tidak bertahan terus di

udara dan akan segera mengendap. Partikulat yang tersuspensi secara permanen di udara

juga mempunyai kecepatan pengendapan, tetapi partikulat-partikulat tersebut tetap di

udara karena gerakan udara.

Sifat partikulat lainnnya yang penting adalah kemampuannya sebagai tempat absorbsi

(sorbsi secara fisik ) atau kimisorbsi (sorbsi disertai dengan interaksi kimia). Sifat ini
merupakan fungsi dari luas permukaan. Jika molekul terosorbsi tersebut larut di dalam

partikulat, maka keadaannya disebut absorbsi. Jenis sorbsi tersebut sangat menentukan

tingkat bahaya dari partikulat.

Sifat partikulat lainnya adalah sifat optiknya. Partikulat yang mempunyai diameter

kurang dari 0,1 mikron berukuran sedemikian kecilnya dibandingkan dengan panjang

gelombang sinar sehingga partikulat-partikulat tersebut mempengaruhi sinar seperti

halnya molekul-molekul dan menyebabkan refraksi. Partikulat yang berukuran lebih

besar dari 1 mikron ukurannya jauh lebih besar dari panjang gelombang sinar tampak dan

merupakan objek makroskopik yang menyebarkan sinar sesuai denganpenampang

melintang partikulat tersebut. Sifat optik ini penting dalam menentukan pengaruh

partikulat atmosfer terhadap radiasi dan visibilitas solar energi.

Sumber Polusi Partikulat

Berbagai proses alami mengakibatkan penyebaran partikulat di atmosfer, misalnya

letusan vulkano dan hembusan debu serta tanah oleh angin. Aktivitas manusia juga

berperan dalampenyebaran partikulat, misalnya dalam bentuk partikulat-partikulat debu

dan asbes dari bahan bangunan, abu terbang dari proses peleburan baja, dan asap dari

proses pembakaran tidak sempurna, terutama dari batu arang. Sumber partikulat yang

utama adalah dari bakaran bahan bakar kendaraan dan diikuti oleh proses-proses industri.

Terdapat hubungan antara ukuran partikulat polutan dengan sumbernya. Partikulat yang

berdiameter lebih besar dari 10 mikron dihasilkan dari proses-proses mekanis seperti

erosi angin, penghancuran dan penyemprotan, dan pelindasan benda-benda oleh


kendaraan atau pejalan kaki. Partikulat yang berukuran diameter 1 – 10 mikron biasanya

termasuk tanah, debu, dan produk-produk pembakaran dari industri lokal dan pada

tempat-tempat tertentu juga terdapat garam laut.

Partikulat yang berukuran antara 0,1 – 1 mikron terutama merupakan produk-produk

pembakaran dan aerosol fotokimia. Partikulat yang mempunyai diameter kurang dari 0,1

mikron belum diidentifikasi secara kimia, tetapi diduga berasal dari sumber-sumber

pembakaran. Untuk menyatakan konsentrasi partikulat adalah mikro gram per m3

(µg/m3).

Untuk mengubah dari µg/m3 menjadi ppm dengan dasar volume, diperlukan data

mengenai berat molekul partikulat tersebut. Karena komposisi partikulat bervariasi, maka

sulit untuk menentukan berat molekulnya.

Pengaruh Partikulat terhadap Lingkungan

 1. Pengaruh terhadap Tanaman

Pengaruh partikulat terhadap tanaman terutama adalah dalam bentuk debunya,dimana

debu tersebut jika bergabung dengan uap air atau air hujan gerimis akan membentuk

kerak yang tebal pada permukaan daun, dan tidak dapat tercuci dengan air hujan kecuali

dengan menggosoknya. Lapisan kerak tersebut akan mengganggu proses fotosintesis

pada tanaman karena menghambat masuknya sinar matahari dan mencegah pertukaran

CO2 dengan atmosfer. Akibatnya petumbuhan tanaman menjadi terganggu. Bahaya lain

yang ditimbulkan dari pengumpulan partikulat padatanaman adalah kemungkinan bahwa


partikulat tersebut mengandung komponen kimia yang berbahaya bagi hewan yang

memakan tanaman tersebut.

2. Pengaruh terhadap Manusia

Polutan partikulat masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui sistem pernapasan,

oleh karena itu pengaruh yang merugikan langsung terutama terjadi pada sistem

pernafasan. Faktor yang paling berpengaruh terhadap sistem pernafasan terutama adalah

ukuran partikulat, karena ukuran partikulat yangmenentukan seberapa jauh penetrasi

partikulat ke dalam sistem pernafasan.

Sistem pernafasan mempunyai beberapa sistem pertahanan yang mencegah masuknya

partikulat-partikulat, baik berbentuk padat maupun cair, ke dalam paru-paru. Bulu-bulu

hidung akan mencegah masuknya partikulat-partikulat berukuran besar, sedangkan

partrikel-partikulat yang lebih kecil akan dicegah masuk oleh membran mukosa yang

terdapat di sepanjang sistem pernafasan dan merupakan permukaan tempat partikulat

menempel.

Pada beberapa bagian sistem pernafasan terdapat bulu-bulu halus (silia) yang bergerak ke

depan dan ke belakang bersama-sama mukosa sehingga membentuk aliran yang

membawa partikulat yang ditangkapnya keluar dari sistem pernafasan ke tenggorokan,

dimana partikulat tersebut tertelan. Partikulat yang mempunyai diameter lebih besar dari

pada 5,0 mikron akan berhenti dan terkumpul terutama di dalam hidung dan tenggorokan.

Meskipun partikulat tersebut sebagian dapat masuk ke dalam paru-paru tetapi tidak
pernah lebih jauh dari kantung-kantung udara atau bronchi, bahkan segera dapat

dikeluarkan oleh gerakan silia.

Partikulat yang berukuran diameter 0,5 - 5,0 mikron dapar terkumpul di dalam paru-paru

sampai pada bronchioli, dan hanya sebagian kecil yang sampai pada alveoli. Sebagian

besar partikulat yang terkumpul di dalam bronchioli akan dikeluarkan oleh silia dalam 2

jam. Partikulat yang berukuran diameter kurang dari 0,5 mikron dapat mencapai dan

tinggal di dalam alveoli. Pembersihan partikulat-partikulat yang sangat kecil tersebut dari

alveoli sangat lambat dan tidak sempurna dibandingkan dengan di dalam saluran yang

lebih besar. Beberapa partikulat yang tetap tertinggal di dalam alveoli dapat terabsorpsi

ke dalam darah.

Partikulat-partikulat yang masuk dan tertinggal di dalam paru-paru mungkin berbahaya

bagi kesehatan karena tiga hal penting, yaitu :

1. Partikulat tersebut mungkin beracun karena sifat-sifat kimia dan fisiknya.

2. Partikulat tersebut mungkin bersifat inert (tidak bereaksi) tetapi jika tertinggal di

dalam saluran pernafasan dapat mengganggu pembersihan bahan-bahan lain yang

berbahaya.

3. partikulat-partikulat tersebut mungkin dapat membawa molekul-molekul gas yang

berbahaya, baik dengan cara mengabsorbsi atau mengabsorpsi, sehingga molekul-

molekul gas tersebut dapat mencapai dantertinggal di bagian paru-paru yang

sensitif. Karbon merupakan partikulat yang umum dengan kemampuan yang baik

untuk mengabsorbsi molekul-molekul gas pada permukaannya.


Partikulat-partikulat yang beracun biasanya tidak terdapat dalam jumlah tinggi di

atmosfer, kecuali aerosol asam sulfat, melainkan terdapat dalam jumlah sangat kecil.

Tabel di bawah ini memperlihatkan berbagai partikulat logam yang berbahaya yang

biasanya terdapat dalam jumlah kecil sekali. Tetapi konsentrasi tersebut dapat meningkat

karena aktivitas manusia.

Tabel 2. Partikulat-partikulat logam yang berbahaya bagi kesehatan

NO.
ELEMEN SUMBER PENGARUH
1. 
Nikel Minyak diesel, minyak residu, batuKanker paru-paru (sebagai

arang,asap tembakau, bahan kimiakarbonil)

dan katalis, baja dan logam lain


2. 
Berilium Batu karang, industri tenagaKeracunan akut dan khronis,

nuklear kanker
3. 
Boron Batu arang, bahan pembersih,Tidak beracun kecuali dalam

kedikteran, industri gelas danbentuk boran

industri lain
4. 
Germanium Batu arang Keracunan ringan
5.
Arsenik Batu arang, petroleum, deterjen,Kemungkinan kanker

pestisida
6. 
Selenium Batu arang, sulfur Karang gigi, karsinogenik pada

tikus, penting pada mamalia

pada dosis rendah


7. Titrium Batu arang, petroleum Karsinogenik terhadap tikus

jika kontak dalamwaktulama


8. 
Merkuri Batu arang, baterai elektrik, industriKerusakan syaraf dan kematian

lain
9.
Vanadium Petroleum, kimia dan katalis, baja,Tidak berbahaya pada

dan logam lain konsentrasi yang pernah ada


10.
Kadmium Batu arang, peleburan seng, pipaPenyakit jantung dan hipertensi

air, asap tembakau pada manusia, mengganggu

metabolisme seng dan tembaga


11. 
Antimoni Industri Memperpendek umur tikus
12.
Timbal Buangan mobil (dari bensin), catKerusakan otak, konvulsi,

(sebelum 1948) gangguan tingkah laku,

kematian

3. Pengaruh terhadap Bahan Lain

Partikulat-partikulat yang terdapat di udara dapat mengakibatkan berbagai kerusakan

padaberbagai bahan. Jenis dan tingkat kerusakan yang dihasilkan oleh partikulat

dipengaruhi oleh komposisi kimia dansifat fisik partikulat tersebut. Kerusakan pasif

terjadi jika partikulat menempel atau mengendap pada bahan-bahan yang terbuat dari

tanah sehingga harus sering dibersihkan. Proses pembersihan sering mengakibatkan cacat

pada permukaan benda-benda dari tanah tersebut. Kerusakan kimia terjadi jika partikulat

yang menempel bersifat korosif atau partikulat tersebut membawa komponen lain yang

bersifat korosif.
Logam biasanya tahan terhadap korosi di dalam udara kering atau di udara bersih yang

hanya mengandung sedikit air. Partikulat dapat merangsang korosi, terutama dengan

adanya komponen yang mengandung sulfur.

Fungsi partikulat dalam merangsang kecepatan korosi adalah karena partikulat dapat

berungsi sebagai inti dimana uap air dapat mengalami kondensasi, sehingga gas yang

diserap oleh partikulat akan terlarut di dalam droplet air yang terbentuk. Polutan

partikulat juga dapat merusak bahan bangunan yang terbuat dari tanah, cat, dan tekstil.

4. Pengaruh terhadap Radiasi Sinar Matahari dan Iklim

Partikulat yang terdapat di atmosfer berpengaruh terhadap jumlah dan jenis radiasi sinar

matahari yang dapat mencapai permukaan bumi. Pengaruh ini disebabkan oleh

penyebaran dan absorbsi sinar oleh partikulat. Salah satu pengaruh utama adalah

penurunan visibilitas. Sinar yang melalui objek ke pengamat akan diabsorbsi dan

disebarkan oleh partikulat sebelum mencapai pengamat, sehingga intensitas yang

diterima dari objek dan dari latar belakangnya akan berkurang.


Akibatnya perbedaan antara kedua intensitas intensitas sinar tersebut hilang sehingga

keduanya (objek dan latar belakang) menjadi kurang kontras atau kabur. Penurunan

visibilitas ini dapat membahayakan, misalnya pada waktu mengendarai kendaraan atau

kapal terbang. Jumlah polutan partikulat bervariasi dengan manusia atau iklim. Pada

musim gugur dan salju, sistem pemanas didalam rumah-rumah dan gedung meningkat

sehingga dibutuhkan tenaga yang lebih tinggi yang mengakibatkan terbentuknya lebih

banyak partikulat.

Iklim dapat dipengaruhi oleh polusi partikulat dalam dua cara. Partikulat di dalam

atmosfer dapat mempengaruhi pembentukan awan, hujan dan salju dengan cara berfungsi

sebagai inti dimana air dapat mengalami kondensasi. Selain itu penurunan jumlah radiasi

solar yang mencapai permukaan bumi karena adanya partikulat dapat mengalami

kondensasi. Selain itu penurunan jumlah radiasi solar yang mencapai permukaan bumi

karena adanya partikulat dapat mengganggu keseimbangan panas pada atmosfer bumi.

Suhu atmosfer bumi ternyata menurun sedikit sejak tahun 1940, meskipun pada beberapa

abad terakhir ini terjadi kenaikan kandungan CO2 di atmosfer yang seharusnya

mengakibatkan kenaikan suhu atmosfer. Peningkatan refleksi radiasi solar oleh partikulat

mungkin berperan dalam penurunan suhu atmosfer tersebut.

Anda mungkin juga menyukai