Anda di halaman 1dari 31

PEMERINTAH KABUPATEN KARO

DINAS PENDIDIKAN

SMK NEGERI 1 MERDEKA


Alamat : Jalan Pendidikan, Berastagi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Nama Sekolah

: SMK Negeri 1 Merdeka

Mata Pelajaran

: Menggambar Teknik

Kelas/Semester

: XI TBB

Materi Pokok

Menggambar
pondasi
:

Pertemuan

:6-9

Waktu

: 2 45 menit

A. Kompetensi Inti :
KI 1

: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2

: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,


peduli

(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan

pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3

: Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,


dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

KI 4

: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung.

B. Kompetensi Dasar
3.2 Mengaitkan prinsp hukum kesetimbangan dan kondisi tanah pada gambar pondasi.
4.2 Menyajikan gambar konstruksi pondasi sesuai kaidah gambar teknik.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Memahami daya dukung tanah.
2. Mengetahi macam macam pondasi dan dinding penahan tanah.
3. Memahai dasar dasar merancang pondasi serta penulangan pondasi beton
bertulang dan sloof.
4. Menggambar detail penulangan.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah selesai pembelajaran, siswa dapat memahami daya dukung tanah.
2. Setelah pembelajaran selesai, siswa dapat mengetahui macam macam pondasi
dandnding penhan tanah.
3. Setelah selesai pembelajaran, siswa dapat megrancang pondasi serta penulangan
pondasi beton bertulan dan sloof.
4. Setelah selesai pembelajaran, siswa dapat menggambar detail penulangan beton
bertulan.
E. Materi Pembelajaran
PENGERTIAN PONDASI
Pondasi merupakan bagian dari struktur bangunan gedung yang berfungsi untuk
meneruskan beban bangunan ke dalam tanah secara merata. Dalam hal ini pondasi
mempunyai syarat harus mendapatkan beban secara merata agar tidak terjadi

penurunan tanah yang tidak sama pada suatu bangunan gedung


Gambar rencana pondasi merupakan salah satu gambar rencana struktur bangunan
yang untuk pertama kali dihasilkan. Pondasi merupakan bagian bangunan yang
sering disebut sebagai substruktur, karena letaknya ada di dalam tanah.

MACAM PONDASI MENURUT FUNGSI DAN PERLETAKANNYA


Pondasi Titik, adalah pondasi yang dibuat untuk meneruskan beban bangunan pada

suatu titik tertentu, misalnya tepat dibawah kolom.


Pondasi menerus/ memanjang, adalah pondasi yang dibuat secara menerus dengan
fungsi meratakan beban ke dalam tanah secara menerus pula dari beban yang ada di
atasnya, misalnya pondasi pasangan batu kali untuk pagar halaman.

Pondasi bidang, adalah pondasi yang merupakan bidang dengan luas tertentu serta
memberntuk semacam rakit (raft), misalnya pondasi yang dibuat pada tanah jelek
sehingga luas pondasi sama dengan luas bangunan.

MACAM PONDASI MENURUT BAHAN YANG DIGUNAKAN


1. Pondasi Pasangan Batu Kali, adalah pondasi yang dibuat dari pasangan batu kali
dengan menggunakan perekat aau spesie berupa campuran antara bahan pasir,
semen/ PC, dan kapur. Pondasi batu kali ini mempunyai sifat kekuatan terhadap
gaya tekan tetapi tidak mampu menahan beban tarikan, sehingga pondasi dari
pasangan batu kali tidak kuat menahan momen. Pondasi ini hanya sesuai untuk
lokasi dengan kondisi tanah cukup baik. Tanah dapat dikatakan mempunyai kondisi
cukup baik apabila mempunyai daya dukung lebih dari 1kg/cm2.
2. Pondasi Beton Bertulang, merupakan pondasi yang dibuat dari bahan beton
bertulang. Pondasi ini mempunyai kekuatan atau tahanan terhadap gaya tekan dan
tarik. Dengan demikian, maka pondasi ini mampu menahan mohen hingga batas
tertentu. Pondasi ini dapat dipasang di semua keadaan tanah, dengan catatan perlu
dihitung luas tampangnya.
3. Pondasi dengan bahan baja, merupakan pondasi yang dibuat khusus untuk tiang
pancang. Jenis pondasi ini tidak dapat berdiri sendiri, maka harus dikombinasikan
dengan pondasi lain yang mempunyai permukaan cukup lebar.
4. Pondasi dengan bahan kayu, merupakan pondasi yang dibuat khusus untuk tiang
pancang. Jenis pondasi ini tidak dapat berdiri sendiri, maka harus dikombinasikan
dengan pondasi lain yang mempunyai permukaan cukup lebar. Jenis pondasi tiang

pancang ini digunakan untuk mengejar kedalaman tanah baik agar bangunan dapat
didirikan diatasnya.
Matriks Jenis Pondasi Fungsi, Perletakan, dan Bahan.

PONDASI UMPAK
Pondasi umpak adalah pondasi yang digunakan sebagai alas atau dasar dari tiang
suatu bangunan sederhana yang menggunakan sistim rangka kayu. Pondasi umpak

ini dipasang tepat dibawah kolom kayu bangunan.


Pondasi umpak ini hanya sesuai digunakan pada daerah dengan kondisi tanah baik,
sehingga kemungkinan amblesnya umpak kedalam tanah relatif kecil.

PONDASI PASANGAN BATU KALI MEMANJANG


Pondasi pasangan batu kali memanjang banyak digunakan pada bangunan gedung

satu lantai sederhana.


Pondasi jenis ini hanya sesuai diterapkan pada daerah dengan kondisi tanah relatif
cukup baik, dengan daya dukung tanah sekitar 1 kg/cm2 atau lebih.

PONDASI PELAT BETON MEMANJANG


Pondasi pasangan pelat beton memanjang banyak digunakan pada bangunan
gedung satu lantai sederhana pada daerah dengan kondisi tanah relatif kurang baik,
dengan daya dukung tanah kurang sekitar 0,5 kg/cm2 hingga 0,9 kg/cm2 serta
dengan kondisi kembang-susut tanah yang kurang baik pula (terlalu besar
kembang-susutnya).

Pondasi ini secara ilmu gaya, menyalurkan beban ke dalam tanah secara
memanjang, sesuai dengan panjang pondasi. Beban yang diteruskan ke dalam tanah
harus lebih kecil dari daya dukung tanah tersebut.

PONDASI PELAT KAKI BAHAN BETON BERTULANG


Adalah pondasi setempat atau titik yang dibuat dari bahan beton bertulang. Pondasi
ini umumnya dipasang pada bangunan bertingkat sederhana. Jadi untuk bangunan

tidak bertingkat sederhana, pondasi ini cukup mahal, sehingga kurang sesuai.
Pondasi jenis ini, pada umumnya dipasang di daerah yang mempunyai kondisi
tanah cukup baik, dengan daya dukung tanah lebih dari 1 kg/cm2.

PONDASI SUMURAN
Pondasi sumuran merupakan jenis pondasi setempat atau titik dengan

menggunakan sumuran sebagai bahan utamanya.


Di dalam sumuran yang terbuat dari bahan beton bertulang tersebut diisikan batu

kali dan pasir, sehingga terjadi kepadatan yang diinginkan.


Pondasi ini sangat cocok dipasang di daerah yang mempunyai daya dukung tanah
kurang baik, tetapi pada kedalaman tertentu, misalnya 3 meter kondisi tanah mulai
membaik.

PONDASI TIANG PANCANG


Pondasi tiang pancang pada umumnya hanya digunakan pada daerah yang mempunyai
kondisi tanah kurang baik pada permukaan tertentu. Dalam hal ini kedalaman tanah baik
dapat dicapai dengan menggunakan tiang pancang.

JENIS PONDASI TIANG PANCANG


Tiang pancang kayu.
Tiang pancang beton.
Tiang pancang baja

PONDASI RAKIT BETON BERTULANG


Pondasi ini hanya dibuat di daerah dengan kondisi tanah sangat buruk, dimana
seluas lantai bangunan dibuat dari bahan beton bertulang sekaligus merangkap

sebagai pondasi.
Dalam kondisi ini, seluruh bangunan apabila mengalami penurunan akan selalu

bersama-sama.
Pondasi ini sangat mahal, akan tetapi bila keadaan tanah memaksa, pondasi ini
harus dipasang.

PONDASI CAKAR AYAM


Adalah jenis pondasi yang secara khusus digunakan pada daerah dengan kondisi

tanah kurang baik, misalnya di daerah bekas rawa.


Pondasi ini khusus digunakan untuk lantai saja, misalnya landasan pacu pesawat
terbang atau jalan raya. Sebagai contoh, pondasi ini digunakan di Bandara

Sukarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta.


Pondasi ini ditemukan oleh Prof.Dr.Ir. Soediyatmo, seorang sarjana sekaligus ahli

di bidang konstruksi.
Pondasi ini pada prinsipnya adalah gabungan dari pelat beton bertulang dengan
sumuran. Perlu dicatat bahwa penggunaan pondasi ini khusus pada jalan raya,
landasan pacu, tempat parkir, serta lantai fasilitas umum lainnya, bukan pada
bangunan gedung.

TEKNIK MENGGAMBAR RENCANA PONDASI


Untuk dapat menggambar pondasi, secara umum perlu dilakukan perhitungan
kekuatan atau besarnya dimensi pondasi tersebut. Perhitungan struktur pondasi secara
sederhana merupakan gabungan dari keseluruhan beban yang ditanggung oleh pondasi
yang bersangkutan meliputi:
1. Beban atap
2. Bebap langit-langit
3. Beban struktur utama
4. Beban dinding
5. Berat sendiri pondasi

TABEL BEBAN YANG DIALAMI 1 METER PANJANG PONDASI PASANGAN BATU


KALI

No

KOMPONEN

VOLUME

Struktur atap

4 m2

BERAT
SATUAN
150

JLH
BEBAN
(kg)
600

Struktur langitlangit

4 m2

100

400

Struktur utama
(balok, sloof)

0,06 m3

2400

144

Dinding

0,6 m3

1600

960

Berat sendiri
pondasi

0,6 m3

2400

1440

Tanah/ lantai di
atasnya

0,4 m3

1800

720

JUMLAH
BERAT

4264

Berdasarkan perhitungan di atas, beban yang harus disangga oleh pondasi menerus
tersebut sebesar 4264 kg. Beban ini ditanggung oleh 1 meter panjang pondasi

dengan prakiraan lebar bawah pondasi 80 cm.


Lebar bawah pondasi ini ditetapkan sebelum melakukan perhitungan beban.
Dengan beban sebesar 4264 kg, maka beban yang terjadi pada 1cm2 pondasi

adalah sebesar = 4264 kg / 8000 cm2 = 0,533 kg/cm2.


Bila ditetapkan angka keamanan pada pondasi sebesar 1,5 (N=1,5), maka beban
keamanan menjadi 1,5 x 0,533 kg/cm2 = 0,799 kg/cm2. Beban sebesar ini lebih
kecil dari pada daya dukung tanah setempat (1kg/cm2). Jadi masih dapat dianggap
aman.

SYARAT PENGGAMBARAN RENCANA PONDASI.


1. Digambar dengan ukuran dan skala yang benar.
2. Diberi notasi selengkapnya, termasuk notasi potongan detail pondasi pada bagianbagian pondasi yang berbeda ukuran maupun jenisnya.
3. Diberi nama ruang dan notasi ketinggian lantai pada bagian-bagian yang
melingkupi suatu ruangan.
4. Penggambaran garis pondasi sesuai dengan kenampakan yang ada.
Dalam penggambaran detail pondasi, beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan
meliputi:
Pasir di bawah lantai dengan ketebalan minimum 20 cm

Pasir dibawah pondasi sebagai landasan minimum 10 cm. Pasir ini dapat
diganti dengan anstamping batu kali dengan ketebalan minimum 20cm.

PEMGETIAN SLOOF
Sloof adalah struktur bangunan yang terletak diatas pondasi bangunan, Sloof
beton berfungsi sebagai perata bebean yang diterim oleh pondasi. Selain itu, sloof beton
juga berfungsi sebagai pengunci dinding agar tidak roboh apabila terjadi pergerakan tanah,
pergerakan tanah bisa terjadi misalnya karena gempa.
1. Penulangan Sloof

Gambar. penulangan pertemuan antara kolom dengan sloof di tengah bangunan


Catatan :
Pada keterangan di atas tertulis s.1 max (jarak begel sloof maksimal)=2/3 hb atau 20 cm,
dan diantaran keduanya mana yang lebih kecil yang digunakan.
Supaya lebih jelas kita berikan contoh perhitunganya : Sloof yang akan kita buat ukuran
lebar (bh)=15 cm dan ukuran tinggi (hb)=20cm sloof mengunakan tulangan utama dimeter
12 mm dan begel menggunakan besi diameter 8mm.Sedangkan kolom tulangan utama
mengunakan besi 10 dan begel menggunakan besi 9 mm(catatan:besi diameter 9 sangat
sulit didapatkan dipasaran)
Maka dari persaman diatas jarak begel sloof adalah
s.1 mak = 2/3 hb=2/3 x 20cm =13.333cm
s.1 mak = 20 cm
dari dua hasil ini kita gunakan jarak begel yang terkecil=13.33cm
Panjang bengkokan penulangan kolom pada pertemuan dengan sloof adalah 40d atau 40
dikalikan diameter tulangan kolom (dapat dilihat kembali pada posting sebelumnya a.2
Detail pembesian sloof 1) dan gambar dibawah ini

Gambar. Penulangan pertemuan antara kolom dengan sloof di tengah bangunan


40 d= 40 x 10mm = 400mm atau 40 cm(gambar penulangan besi berwarna merah diatas
2. Detail penulangan Sloof

Gambar. Penulangan pertemuan antara kolom dengan sloof di tepi bangunan


F. Model/Metode Pembelajaran
1. Pendekatan

: Scientific Learning

2. Model/Strateg i

: Problem Based Learning

3. Metode

: diskusi , ceramah, tanya jawab, dan penugasan.

G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemua 6
Kegiatan

Deskripsi Kegiatan

Alokasi
Waktu

Pendahuluan

1. Guru menyiapkan peserta didik secara psikis

10 menit

dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran,


dengan cara menciptakan suasana kelas yang
kondusif dengan menunjuk salah satu peserta
didik memimpin doa, memeriksa kehadiran
peserta didik, kebersihan dan kerapian kelas.
2. Guru memberikan apersepsi, dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari.
3. Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi
yang harus dikuasai para peserta didik. Guru
harus juga mengingatkan kepada peserta didik
bahwa di dalam pembelajaran ini menekankan
kebermaknaan pencapaian tujuan dan
kompetensi, bukan hafalan.
4. Guru menyampaikan pengertian dasar pondas
Inti

dan jenis pondasi.


Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
Scientific Learning, dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
A. Mengamati
Mengamati gambar proyeksi.
B. Menanya
Guru memperlihatkan gambar kerja
transparansi dengan LCD dan bertanya :
apa itu pondasi
C. Mengekplorasi
Mengumpulkan data yang dipertanyakan dan
menentukan sumber (melalui benda konkrit,
dokumen, buku, eksperimen) untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan.
D. Mengasosiasi
Mengkatagorikan data dan menentukan

65 menit

hubungannya, selanjutnya disimpulkan dengan


urutan dari yang sederhana sampai pada yang
lebih kompleks terkait dengan pondasi
E. Membuat Jejaring
Menyampaikan hasil konseptualisasi tentang
ambar proyeksi pembuatannya dalam bentuk
Penutup

gambar atau media lainnya.


1. Peserta didik bersama-sama guru membuat

15 menit

rangkuman/simpulan pelajaran.
2. Peserta didik diberikan penugasan sebagai
penguatan dan pemantapan.
3. Menginformasikan rencana kegiatan
pembelajaran untuk pertemuan yang akan
datang.

Pertemua 7
Kegiatan

Deskripsi Kegiatan

Alokasi
Waktu

Pendahuluan

1. Guru menyiapkan peserta didik secara psikis


dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran,
dengan cara menciptakan suasana kelas yang
kondusif dengan menunjuk salah satu peserta
didik memimpin doa, memeriksa kehadiran
peserta didik, kebersihan dan kerapian kelas.
2. Guru memberikan apersepsi, dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari.

10 menit

3. Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi


yang harus dikuasai para peserta didik. Guru
harus juga mengingatkan kepada peserta didik
bahwa di dalam pembelajaran ini menekankan
kebermaknaan pencapaian tujuan dan

Inti

kompetensi, bukan hafalan.


4. Guru menyampaikan jenis - jenis pondasi.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

65 menit

Scientific Learning, dengan langkah-langkah sebagai


berikut:
A. Mengamati
Mengamati gambar proyeksi.
B. Menanya
Guru memperlihatkan gambar kerja
transparansi dengan LCD dan bertanya :
Mengapa harus membeda bedakan
pomdasi
C. Mengekplorasi
Mengumpulkan data yang dipertanyakan dan
menentukan sumber (melalui benda konkrit,
dokumen, buku, eksperimen) untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan.
D. Mengasosiasi
Mengkatagorikan data dan menentukan
hubungannya, selanjutnya disimpulkan dengan
urutan dari yang sederhana sampai pada yang
lebih kompleks terkait dengan jenis pondasi
E. Membuat Jejaring
Menyampaikan hasil konseptualisasi tentang
ambar proyeksi pembuatannya dalam bentuk
Penutup

gambar atau media lainnya.


1. Peserta didik bersama-sama guru membuat

15 menit

rangkuman/simpulan pelajaran.
2. Peserta didik diberikan penugasan sebagai
penguatan dan pemantapan.
3. Menginformasikan rencana kegiatan
pembelajaran untuk pertemuan yang akan
datang.

Pertemua 8
Kegiatan

Deskripsi Kegiatan

Alokasi
Waktu

Pendahuluan

1. Guru menyiapkan peserta didik secara psikis

10 menit

dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran,


dengan cara menciptakan suasana kelas yang
kondusif dengan menunjuk salah satu peserta
didik memimpin doa, memeriksa kehadiran
peserta didik, kebersihan dan kerapian kelas.
2. Guru memberikan apersepsi, dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari.
3. Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi
yang harus dikuasai para peserta didik. Guru
harus juga mengingatkan kepada peserta didik
bahwa di dalam pembelajaran ini menekankan
kebermaknaan pencapaian tujuan dan

Inti

kompetensi, bukan hafalan.


4. Guru menyampaikan pengertian dasar sloof
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

65 menit

Scientific Learning, dengan langkah-langkah sebagai


berikut:
A. Mengamati
Mengamati gambar proyeksi.
B. Menanya
Guru memperlihatkan gambar kerja
transparansi dengan LCD dan bertanya :
apa itu loof

C. Mengekplorasi
Mengumpulkan data yang dipertanyakan dan
menentukan sumber (melalui benda konkrit,
dokumen, buku, eksperimen) untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan.
D. Mengasosiasi
Mengkatagorikan data dan menentukan
hubungannya, selanjutnya disimpulkan dengan
urutan dari yang sederhana sampai pada yang
lebih kompleks terkait dengan sloof
E. Membuat Jejaring
Menyampaikan hasil konseptualisasi tentang
gambar proyeksi pembuatannya dalam bentuk
Penutup

gambar atau media lainnya.


1. Peserta didik bersama-sama guru membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.
2. Peserta didik diberikan penugasan sebagai
penguatan dan pemantapan.
3. Menginformasikan rencana kegiatan
pembelajaran untuk pertemuan yang akan
datang.

15 menit

Pertemua 9
Kegiatan

Deskripsi Kegiatan

Alokasi
Waktu

Pendahuluan

1. Guru menyiapkan peserta didik secara psikis

10 menit

dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran,


dengan cara menciptakan suasana kelas yang
kondusif dengan menunjuk salah satu peserta
didik memimpin doa, memeriksa kehadiran
peserta didik, kebersihan dan kerapian kelas.
2. Guru memberikan apersepsi, dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari.
3. Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi
yang harus dikuasai para peserta didik. Guru
harus juga mengingatkan kepada peserta didik
bahwa di dalam pembelajaran ini menekankan
kebermaknaan pencapaian tujuan dan

Inti

kompetensi, bukan hafalan.


4. Guru menyampaikan penulanga sloof.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
Scientific Learning, dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
A. Mengamati
Mengamati gambar proyeksi.
B. Menanya
Guru memperlihatkan gambar kerja
transparansi dengan LCD dan bertanya :
apa itu tulangan

65 menit

C. Mengekplorasi
Mengumpulkan data yang dipertanyakan dan
menentukan sumber (melalui benda konkrit,
dokumen, buku, eksperimen) untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan.
D. Mengasosiasi
Mengkatagorikan data dan menentukan
hubungannya, selanjutnya disimpulkan dengan
urutan dari yang sederhana sampai pada yang
lebih kompleks terkait dengan penulanan sloof
E. Membuat Jejaring
Menyampaikan hasil konseptualisasi tentang
ambar proyeksi pembuatannya dalam bentuk
Penutup

gambar atau media lainnya.


1. Peserta didik bersama-sama guru membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.
2. Peserta didik diberikan penugasan sebagai
penguatan dan pemantapan.
3. Menginformasikan rencana kegiatan
pembelajaran untuk pertemuan yang akan
datang.

H. Alat/Media Pembelajaran
1. Spidol dan White board.
2. Worksheet atau lembar kerja (siswa)
3. Infocus
4. Lembar penilaian
I. Sumber Pembelajaran
Buku Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Jilid 1
Bahan ajar dari Internet
J. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian: pengamatan, tes tertulis
2. Prosedur Penilaian:

15 menit

No
Aspek yang dinilai
1. Sikap

Teknik Penilaian
Pengamatan

Waktu Penilaian
Selama pembelajaran

Pengamatan dan tes

Penyelesaian tugas individu

Pengamatan

Penyelesaian tugas (baik

a. Terlibat aktif dalam


pembelajaran
menginterpretasikan ilmu
bangunan.
b. Bekerjasama dalam
kegiatan individu.
c. Toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang
2.

berbeda dan kreatif.


Pengetahuan
a. Menjelaskan kembali
materi mengenai
pengertian dasar pndasi
serta fungsinya.
b. Menyatakan kembali
hubungan nilai fungsi
menginterpretasikan ilmu
bangunan.

3.

Keterampilan
a. Terampil dalam
mempresentasikan hasil.
b. Terampil dalam memahami

individu) dan saat diskusi

dan menjawab semua


pertanyaan tentang podasi.

K. Instrumen Penilaian Hasil belajar


Tes tertulis
INSTRUMEN PENILAIAN
NO

SOAL

KUNCI JAWABAN

SKOR

MAKS.
SOAL ESSAY/lisan
1.
Seutkanmacam macam

2.

Pondasi Pasangan Batu Kali,

35

pondasi menurut bahan

Pondasi Beton Bertulang,

yang digunakan!

Pondasi dengan bahan baja

Sebutkan pengertian

Pondasi dengan bahan kayu


Pengertian Sloof adalah struktur

sloof!

bangunan yang terletak diatas pondasi


bangunan, Sloof beton

30

berfungsi

sebagai perata bebean yang diterim


oleh pondasi. Selain itu, sloof beton
juga

berfungsi

sebagai

pengunci

dinding agar tidak roboh apabila


terjadi pergerakan tanah, pergerakan
tanah bisa terjadi misalnya karena
3.

Sebutkan syarat

gempa.
1.
Digambar dengan ukuran dan

penggambaran pondasi!

skala yang benar.


2.

Diberi

termasuk

35

notasi

notasi

selengkapnya,

potongan

detail

pondasi pada bagian-bagian pondasi


yang

berbeda

ukuran

maupun

jenisnya.
3.

Diberi nama ruang dan notasi

ketinggian lantai pada bagian-bagian


yang melingkupi suatu ruangan.
4.

Penggambaran garis pondasi

sesuai dengan kenampakan yang ada.


Dalam penggambaran detail pondasi,
beberapa

persyaratan

yang

perlu

diperhatikan meliputi:

Pasir di bawah lantai dengan

ketebalan minimum 20 cm

Pasir dibawah pondasi sebagai

landasan minimum 10 cm. Pasir ini


dapat diganti dengan anstamping batu
kali

dengan

ketebalan

minimum

20cm.
Catatan:
Penyekoran bersifat holistik dan komprehensif, tidak saja memberi skor untuk jawaban akhir, tetapi
juga proses pemecahan yang terutama meliputi pemahaman.

Keterangan :

Penyekoran bersifat holistik dan komprehensif, tidak saja memberi skor untuk
jawaban akhir, tetapi juga proses pemecahan yang terutama meliputi pemahaman,
komunikasi matematis (ketepatan penggunaan simbol dan istilah), penalaran
(logis), serta ketepatan strategi memecahkan masalah.

Peserta uji dinyatakan mencapai kompetensi jika mencapai nilai KKM 75.

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP


Mata Pelajaran

: Menggambar Teknik

Kelas/Semester

: XI/1

Tahun Pelajaran

: 2014/2015

Waktu Pengamatan

: Selama Pembelajaran

Indikator sikap aktif dalam pembelajaran Fungsi dan Sifat Gambar

1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam pembelajaran
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi
belum ajeg/konsisten
3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian

dalam menyelesaikan tugas

kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten


Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
1. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam kegiatan
kelompok.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok
tetapi masih belum ajeg/konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkan adanya usaha bekerjasama dalam kegiatan kelompok
secara terus menerus dan ajeg/konsisten.
Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
1. Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses pemecahan
masalah yang berbeda dan kreatif.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masuih belum ajeg/konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan ajeg/konsisten.

Bubuhkan tanda pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.


No

Nama Siswa
Aktif
KB
B

1
2
3
4
5
6
7
8

Abu Niagara Sembiring


Ananda Pepayos Sembiring
Andreas Surbakti
Andri Agustins Sembiring
Basta Rajanta Barus
Christmas Sembiring
Denny Pranata Sembiring
Deo Asamta Ketaren

SB

Sikap
Bekerjasama
KB
B SB

Toleran
KB
B
SB

9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Dikki Hendriko. P
Ekri Jahin Tarigan
Ginta Riskyanto Ginting
Gusti Mei Rada Ginting
Jepta Irfandi Ginting
Joel Gresta Ginting
Karona Batunanggar
Kornelus Ginting
Laban. P
Renus Permana Tarigan
Rinadi Alfandi Ginting
Rivaldo Bangun
Sandro Tarigan
Sastra Bahagia Girsang
Yahminto Sembiring
Yuslius Tarigan
KB

: Kurang baik

: Baik

SB

: Sangat baik

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETERAMPILAN


Mata Pelajaran

: Menggambar Teknik

Kelas/Semester

: XI/1

Tahun Pelajaran

: 2014/2015

Waktu Pengamatan

: Penyelesaian tugas (baik individu maupun kelompok)

Indikator terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang


relevan yang berkaitan dengan Fungsi dan sifat gambar sebagai bahasa teknik
1. Kurang terampil jika sama sekali tidak dapat menerapkan konsep/prinsip dan strategi
pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan Fungsi dan sifat gambar
sebagai bahasa teknik
2. Terampil jika menunjukkan sudah ada usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan
strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan Fungsi dan sifat
gambar sebagai bahasa teknik tetapi belum tepat.
3. Sangat terampill, jika menunjukkan adanya usaha untuk menerapkan konsep/prinsip
dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan Fungsi dan sifat
gambar sebagai bahasa teknik dan sudah tepat.

Bubuhkan tanda pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.


No

Nama Siswa

Keterampilan
Menerapkan konsep/prinsip dan
strategi pemecahan masalah
KT
T
ST

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Abu Niagara Sembiring


Ananda Pepayos Sembiring
Andreas Surbakti
Andri Agustins Sembiring
Basta Rajanta Barus
Christmas Sembiring
Denny Pranata Sembiring
Deo Asamta Ketaren
Dikki Hendriko. P
Ekri Jahin Tarigan
Ginta Riskyanto Ginting
Gusti Mei Rada Ginting
Jepta Irfandi Ginting
Joel Gresta Ginting
Karona Batunanggar
Kornelus Ginting
Laban. P
Renus Permana Tarigan
Rinadi Alfandi Ginting
Rivaldo Bangun

21
22
23
24

Sandro Tarigan
Sastra Bahagia Girsang
Yahminto Sembiring
Yuslius Tarigan

Keterangan:
KT

: Kurang terampil

: Terampil

ST

: Sangat terampil

Berastagi, Oktober 2014


Waka Kurkulum

Drs. JONHARDI
Nip : 196002181985031005

Guru Bidang Studi

MALAM GINTING ST, Spd


NIP : 196701071994021001

Anda mungkin juga menyukai