PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Prinsip dasar dari sebuah mesin listrik adalah konversi energi
elektromekanik, yaitu konversi dari energi listrik ke energi mekanik
atau
sebaliknya dari energi mekanik ke energi listrik. Alat yang dapat mengubah
(mengkonversi) energy mekanik ke energi listrik disebut generator, dan apabila
mesin melakukan proses konversi sebaliknya yaitu dari energy listrik ke energi
mekanik disebut motor. Selain generator dan motor, transformator juga termasuk
alat listrik yang menjadi bahasan pada saat mempelajari mesin, meskipun energi
yang masuk dan yang keluar dari transformator sama yaitu energi listrik. Pada
transformator energi listrik yang diberikan pada lilitan akan mengakibatkan
timbulnya medan magnet pada inti besi dan selanjutnya diubah kembali menjadi
energi listrik.
Mesin listrik mulai dikenal tahun 1831 dengan adanya penemuan oleh
Michael Faraday mengenai induksi elektromagnetik yang menjadi prinsip kerja
motor listrik. Percobaan mengenai konsep mesin listrik di laboratoriumlaboratorium terus dilakukan sampai tahun 1870 saat Thomas Alfa Edison
memulai pengembangan generator arus searah secara komersial untuk mendukung
distribusi tenaga listrik yang berguna bagi penerangan listrik di rumah-rumah.
Kejadian yang penting dalam sejarah mesin listrik adalah
dengan
dipantenkannya motor induksi tiga fasa oleh Nikola Tesla pada tahun 1888.
Konsep Tesla mengenai arus bolak-balik selanjutnya dikembangkan oleh Charles
Steinmetz pada dekade berikutnya, sehingga pada tahun 1890 transformator dapat
diwujudkan, sekaligus menjadi pembuka jalan untuk melakukan transmisi daya
listrik jarak jauh.
Meskipun konsep mesin listrik yang digunakan saat ini tidak berbeda dari
sebelumnya, tetapi perbaikan dan proses pengembangan tidak berhenti.
Pengembangan bahan
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui tentang generator dan macam- macamnya
2. Mengetahui tentang motor dan macam- macamny
3. Mengetahui tentang transformator dan macam- macamnya
4. Mengetahui tentang tegangan jala- jala pada pembangkit
5. Mengetahui tentang alat- alat dalam peralatan listrik yang digunakan
dalam praktikum beserta cara kerjanya.
BAB II
PEMBAHASAN
percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan yang luas. Motor DC memerlukan
suplai tegangan yang searah pada kumparan medan untuk diubah menjadi energi
mekanik. Kumparan medan pada motor dc disebut stator (bagian yang tidak
berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Jika terjadi
putaran pada kumparan jangkar dalam pada medan magnet, maka akan timbul
tegangan (GGL) yang berubah-ubah arah pada setiap setengah putaran, sehingga
merupakan tegangan bolak-balik. Prinsip kerja dari arus searah adalah membalik
phasa tegangan dari gelombang yang mempunyai nilai positif dengan
menggunakan komutator, dengan demikian arus yang berbalik arah dengan
kumparan jangkar yang berputar dalam medan magnet. Bentuk motor paling
sederhana memiliki kumparan satu lilitan yang bias berputar bebas di antara
kutub-kutub magnet permanen.
Sebuah motor DC yang memiliki tiga komponen utama:
Dinamo. Bila arus masuk menuju dinamo, maka arus ini akan
menjadi
elektromagnet.
Dinamo
yang
berbentuk
silinder,
Dimana :
F
Konstruksi motor DC terdiri dari dua bagian, yaitu stator bagian motor
yang diam dan rotor bagian motor yang berputar. Belitan stator merupakan
elektromagnet, dengan penguat magnet terpisah F1-F2. Belitan jangkar ditopang
oleh poros dengan ujung-ujungnya terhubung ke komutator dan sikat arang A1A2. Arus listrik DC pada penguat magnet mengalir dari F1 menuju F2
menghasilkan medan magnet yang memotong belitan jangkar. Belitan jangkar
diberikan listrik DC dari A2 menuju ke A1. Sesuai kaidah tangan kiri jangkar
akan berputar berlawanan jarum jam.
Motor DC belitan Shunt dilihat dari terminal box terdapat rangkaian jangkar
A1-A2 dan belitan Shunt E1-E2. Pengendali motor DC Shunt terdiri dua tahanan
geser yang memiliki fungsi berbeda. Satu tahanan geser difungsikan untuk
starting motor DC, disambungkan seri dengan jangkar A1- A2 tujuannya agar arus
10
starting terkendali. Satu tahanan geser dihubungkan dengan belitan Shunt E1-E2,
untuk mengatur arus eksitasi Shunt. Aliran dari sumber DC positif (+) melewati
tahanan geser ke terminal A1, melewati rangkaian jangkar dengan belitan bantu,
ke terminal A2, menuju sumber DC negatif (-). Dari positif sumber DC setelah
melewati tahanan geser, menuju terminal E1, ke belitan Shunt, ke terminal E2
selanjutnya kembali ke sumber DC negatif (-).
11
Motor DC Seri mudah dikenali dari terminal box memiliki belitan jangkar
notasi A1-A2 dan elitan seri notasi D1-D2. Dalam rangkaian jangkar A1-A2
terdapat dua belitan penguat yaitu kutub bantu dan kutub kompensasi keduanya
berfungsi untuk memperbaiki efek reaksi jangkar. Aliran sumber DC positif (+),
melewati tahanan depan RV yang fungsinya untuk starting awal motor seri,
selanjutnya ke terminal A1, melewati jangkar ke terminal A2, dikopel dengan D1,
melewati belitan menuju ke terminal negatif (-). Belitan seri D1-D2 memiliki
penampang besar dan jumlah belitannya sedikit. Karena dihubungkan seri dengan
belitan jangkar, maka arus eksitasi belitan sebanding dengan arus beban. Ketika
beban dinaikkan, arus beban meningkat, dan justru putaran akan menurun.
Motor DC Kompon/Gabungan.
Motor Kompon DC merupakan gabungan motor seri dan shunt. Pada
motor kompon, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara paralel dan
seri dengan gulungan dinamo (A) seperti yang ditunjukkan dalam gambar 14.
Sehingga, motor kompon memiliki torque penyalaan awal yang bagus dan
kecepatan yang stabil. Makin tinggi persentase penggabungan (yakni persentase
gulungan medan yang dihubungkan secara seri), makin tinggi pula torque
penyalaan awal yang dapat ditangani oleh motor ini. Contoh, penggabungan 4050% menjadikan motor ini cocok untuk alat pengangkat hoist dan derek,
sedangkan motor kompon yang standar (12%) tidak cocok (myElectrical, 2005).
12
enam terminal, terdiri rangkaian jangkar A1-A2, belitan Shunt E1-E2 dan belitan
seri D1-D2. Memiliki dua tahanan geser, satu tahanan geser untuk mengatur
starting motor diseri dengan rangkaian jangkar A1-A2. Tahanan geser satunya
mengatur arus eksitasi menuju belitan Shunt E1- E2. Aliran sumber DC positif (+)
melewati tahanan geser untuk starting, menuju terminal A1, ke rangkaian jangkar
dan belitan kutub bantu, ke terminal A2, dikopel terminal D1, ke belitan seri, ke
terminal D2 ke sumber DC negatif (-). Sumber DC positif (+) melewati tahanan
geser mengatur arus eksitasi ke terminal E1, ke belitan Shunt, ke terminal E2,
dikopel terminal D2 kembali ke sumber DC negatif (-).
Pengaturan putaran dilakukan dengan pengaturan medan Shunt,
dengan range putaran relatif rendah dalam orde ratusan rpm, putaran maksimal
1.500 rpm dan putaran minimal 1.400 rpm. Untuk mendapatkan range pengaturan
putaran yang lebar dilakukan dengan mengatur tegangan yang masuk ke
rangkaian jangkarnya.
Gambar 16 Karakteristik
DC belitan compound
AC/arus
bolak-balik
menggunakan
arus
listrik
yang
membalikkan arahnya secara teratur pada rentang waktu tertentu. Motor listrik AC
memiliki dua buah bagian dasar listrik: "stator" dan "rotor" seperti ditunjukkan
dalam Gambar .
13
14
excited, yang dipaksa untuk mengunci pada posisi tertentu bila dihadapkan
dengan medan magnet lainnya.
Stator. Stator menghasilkan medan magnet berputar yang sebanding dengan
frekwensi yang dipasok.
Prinsip Kerja Motor Sinkron
Gambarb18 Terjadinya torsi pada motor sinkron (a) tanpa beban (b) kondisi berbeban
(c) kurva karakteristik torsi.
15
Generator shunt
Generator kompon
Konstruksi Generator DC
Pada umumnya generator DC dibuat dengan menggunakan magnet
permanent dengan 4-kutub rotor, regulator tegangan digital, proteksi terhadap
beban lebih, starter eksitasi, penyearah, bearing dan rumah generator atau casis,
16
Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian mesin DC yang
diam, dan bagian rotor, yaitu bagian mesin DC yang berputar. Bagian stator terdiri
dari: rangka motor, belitan stator, sikat arang, bearing dan terminal box.
Sedangkan bagian rotor terdiri dari komutator, belitan rotor, kipas rotor dan poros
rotor. Bagian yang harus menjadi perhatian untuk perawatan secara rutin adalah
sikat arang yang akan memendek dan harus diganti secara berkala.
Jika rotor diputar dalam pengaruh medan magnet, maka akan terjadi
perpotongan medan magnet oleh lilitan kawat pada rotor. Hal ini akan
menimbulkan tegangan induksi. Tegangan induksi terbesar terjadi saat rotor
menempati posisi seperti Gambar 2 (a) dan (c). Pada posisi ini terjadi perpotongan
medan magnet secara maksimum oleh penghantar. Sedangkan posisi jangkar pada
17
Gambar 2.(b), akan menghasilkan tegangan induksi nol. Hal ini karena tidak
adanya perpotongan medan magnet dengan penghantar pada jangkar atau rotor.
Daerah medan ini disebut daerah netral.
Jangkar Generator DC
Jangkar adalah tempat lilitan pada rotor yang berbentuk silinder
beralur. Belitan tersebut merupakan tempat terbentuknya tegangan induksi. Pada
umumnya jangkar terbuat dari bahan yang kuat mempunyai sifat feromagnetik
dengan permiabilitas yang cukup besar.
18
Reaksi Jangkar
Fluks magnet yang ditimbulkan oleh kutub-kutub utama dari sebuah
generator saat tanpa beban disebut Fluks Medan Utama (Gambar 26). Fluks ini
memotong lilitan jangkar sehingga timbul tegangan induksi.
Gambar 27 Medan Jangkar dari Generator DC (a) dan Reaksi Jangkar (b).
Jenis-Jenis Generator DC
Seperti telah disebutkan diawal, bahwa generator DC berdasarkan dari
rangkaian belitan magnet atau penguat eksitasinya terhadap jangkar (anker) dibagi
menjadi 3 jenis, yaitu:
Generator shunt
Generator kompon
Ie
adalah
arus
eksitasi,
adalah
arus
Generator Shunt
Pada generator shunt, penguat eksitasi E1-E2 terhubung paralel
dengan rotor (A1-A2). Tegangan awal generator diperoleh dari magnet sisa yang
terdapat pada medan magnet stator. Rotor berputar dalam medan magnet yang
lemah, dihasilkan tegangan yang akan memperkuat medan magnet stator, sampai
dicapai tegangan nominalnya. Pengaturan arus eksitasi yang melewati belitan
shunt E1-E2 diatur oleh tahanan geser. Makin besar arus eksitasi shunt, makin
besar medan penguat shunt yang dihasilkan, dan tegangan terminal meningkat
sampai mencapai tegangan nominalnya. Diagram rangkaian generator shunt dapat
dilihat pada Gambar 31
21
putaran terbalik, atau rotor terhubung-singkat, maka tidak akan ada tegangan atau
energi listrik yang dihasilkan oleh generator tersebut.
Tegangan output akan turun lebih banyak untuk kenaikan arus beban yang
sama, dibandingkan dengan tegangan output pada generator penguat terpisah.
Generator Kompon
Generator kompon mempunyai dua penguat eksitasi pada inti kutub utama
yang sama. Satu penguat eksitasi merupakan penguat shunt, dan lainnya
merupakan penguat seri. Pengatur medan magnet (D1-D2) terletak di depan
belitan shunt.
22
2.2.2 Generator AC
Generator arus bolak-balik berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi
tenaga listrik arus bolak-balik. Generator Arus Bolak-balik sering disebut juga
seabagai alternator, generator AC (alternating current), atau generator sinkron.
Dikatakan generator sinkron karena jumlah putaran rotornya sama dengan jumlah
putaran medan magnet pada stator. Kecepatan sinkron ini dihasilkan dari
kecepatan putar rotor dengan kutub-kutub magnet yang berputar dengan
kecepatan yang sama dengan medan putar pada stator. Mesin ini tidak dapat
dijalankan sendiri karena kutub-kutub rotor tidak dapat tiba-tiba mengikuti
kecepatan medan putar pada waktu sakelar terhubung dengan jala-jala. Generator
arus bolak-balik dibagi menjadi dua jenis, yaitu
a. Generator arus bolak-balik 1 fasa
b. Generator arus bolak-balik 3 fasa
23
Stator :
1. Rumah Stator
2. Inti satator
3. Lilitan stator
4. Alur stator
5. Kontak hubung
6. Sikat
Rotor :
1. Kutub magnet
2. Lilitan penguat magnet
3. Cincin seret (slip ring)
4. Poros
24
Jumlah Kutub
Jumlah kutub generator arus bolak-balik tergantung dari kecepatan rotor
dan frekuensi dari ggl yang dibangkitkan. Hubungan tersebut dapat ditentukan
dengan persamaan :
f=
dimana :
f = frekuensi tegangan (Hz)
p = jumlah kutub pada rotor
n = kecepatan rotor (rpm)
Karakteristik Generator
Generator Tanpa Beban (Beban Nol)
Generator arus bolak-balik yang dioperasikan tanpa beban, arus
jangkarnya akan nol (Ia = 0) sehingga tegangan terminal Vt = Va = Vo. Karena
besar ggl induksi merupakan fungsi dari flux magnet, maka ggl induksi dapat
dirumuskan: Ea = f (), yang berarti pengaturan arus medan sampai kondisi
tertentu akan mengakibatkan ggl induksi tanpa beban dalam keadaan saturasi
seperti ditunjukkan pada Gambar 3.
Generator Berbeban
Tiga macam sifat beban jika dihubungkan dengan generator, yaitu : beban
resistif, beban induktif, dan beban kapasitif. Akibat pembeban ini akan
berpengaruh terhadap tegangan beban dan faktor dayanya. Gambar menunjukkan
25
x 100%
26
Keterangan :
Garis lengkung 1 Karakteristik tegangan keluar tanpa beban yang diperoleh dari
:
maksimum
2.3 Transformator
Transformator adalah peralatan pada tenaga listrik yang berfungsi untuk
memindahkan/menyalurkan tenaga listrik tegangan rendah ke tegangan menengah
atau sebaliknya, sedangkan prinsip kerjanya melalui kopling magnit atau induksi
magnit.
Bagian-Bagian Dari Transformator
Inti Besi
Inti besi tersebut berfungsi untuk membangkitkan fluksi yang timbul karena
arus listrik dalam belitan atau kumparan trafo, sedang bahan ini terbuat dari
lempengan-lempengan baja tipis, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi panas
yang diakibatkan oleh arus eddy (weddy current).
kumparan maupun antara kumparan dan inti besi. Terdapat dua kumparan pada
inti tersebut yaitu kumparan primair dan kumparan skunder, bila salah satu
kumparan tersebut diberikan tegangan maka pada kumparan akan membangkitkan
fluksi pada inti serta menginduksi kumparan lainnya sehingga pada kumparan sisi
lain akan timbul tegangan.
Persamaan tegangan induksi :
27
Transformator :
a). memindahkan daya listrik dari satu sisi ke sisi lainnya.
b). tidak ada perubahan frekuensi
c). bekerja berdasarkan induksi elektromagnetis
d). dua rangkaian terjadi mutual induksi saling mempengaruhi
Transformator ideal
adalah trafo yang rugi-ruginya nol, artinya daya pada belitan primer sama
dengan daya dibelitan sekunder. Dalam kondisi trafo tanpa beban, hubungan
antara tegangan primer dan sekunder dengan jumlah belitan primer dan sekunder
berlaku persamaan :
Garis gaya magnet pada inti trafo tampak pada Belitan primer N1 yang
dihubungkan dengan tegangan AC dialiri arus primer I1. Arus primer
menghasilkan fluk magnet yang mengalir sepanjang inti besi yang melingkupi
juga belitan sekunder N2.
28
Inti transformator EI atau tipe Shell Trafo jenis ini paling banyak dipakai
untuk trafo daya kecil puluhan watt sampai daya besar orde kilowatt. Belitan
primer dan sekunder digulung pada inti bagian tengah. Belitan primer
digulungkan terlebih dulu, setiap lapisan gulungan dipisahkan dengan kertas yang
berfungsi sebagai isolasi. Bentuk inti lainnya adalah bentuk M- yang sebenarnya
akan membentuk tipe yang sama dengan tipe Shell Bentuk UI atau sering disebut
jenis inti banyak dipakai untuk trafo dengan daya kecil untuk peralatan
elektronika.
29
Belitan sekunder trafo jenis Shell diperlihatkan pada gambar dibawah ini.
1. Cara pertama belitan primer dibelitkan diatas tumpang tindih dengan
belitan sekunder.
2. Cara kedua belitan primer dibelitakan diatas, dibawahnya belitan sekunder.
3. Cara ketiga sama dengan cara kedua, ditambahkan isolasi untuk memisahkan
dua belitan.
Jumlah belitan dan penampang kawat belitan primer dan sekunder berbeda
ukuran, disesuaikan dengan tegangan dan besarnya arus yang mengalir dimasing
belitan primer dan sekunder. Belitan primer
dan sekunder digulung dalam satu kern.
Sedangkan inti merupakan pita berbentuk
memanjang yang dibelitkan di dua sisi trafo
sampai mengisi penuh belitan kawatnya.
Selanjutnya kedua gulungan inti diikat dengan
pelat sehingga inti tidak terlepas.
Macam macam trafo
Autotransformator
termasuk trafo yang dibuat dengan rancangan berbeda, karena belitan primer
dan belitan sekunder menggunakan satu belitan. Sehingga ada belitan yang
terhubung seri dan ada belitan yang terhubung secara paralel, Rumus untuk
Autotransformator tetap berlaku persamaan :
30
Transformator pengukuran
31
dipakai
jenis
tang
amper
dengan
sistem
digital.
Cara
penggunaannya sangat praktis, tekan tang amper masukkan kesalah satu kabel
phasa yang akan diukur, periksa batas ukurnya dan penunjukan amper terbaca
secara digital. Tang amper juga dapat mengukur daya listrik Kwmeter dengan
menghubungkan kabel clip-on tegangan ke phasa R, S, T dan N. Tang amper
sangat bermanfaat untuk mengukur arus beban tiap-tiap phasa untuk mengetahui
keseimbangan arus. Arus beban yang tidak seimbang berpotensi merusak alat
listrik. Dengan metode tertentu tang amper bisa digunakan untuk melacak jika
terjadi pencurian listrik yang disengaja.
32
Transformator 3 phasa
Transformator 3 phasa digunakan untuk sistem listrik berdaya besar, baik
pada sistem pembangkitan, transmisi maupun distribusi. Transformator 3 phasa
yang umum kita lihat pada gardu distribusi daya 250 KVA sampai 630 KVA
berbentuk persegi .
yang
(sekunder)
panjang.
dengan
Terminal
terminal
lebih
tegangan
pendek.
rendah
Trafo
menekan rugi-rugi histerisis dan arus edy pada batas minimal. Tipe U-I terdiri dari
tiga
inti
yang
dipasangkan
sudut
menyudut
1200.ubungan
belitan
Transformator
34
Daerah II
Daerah III
Daerah IV
(Di
dalam
bangunan
pada
beban/konsumen),
Instalasi,
bertegangan rendah.
35
36
37
Gambar.a
Gambar.b
Gambar.c
38
39
40
41
Instalasi tenaga listrik tidak bisa dipisahkan dari keberadaan panel dimana
di dalamnya berisi semua pengaman utama bagi beroperasinya tegangan listrik
yang digunakan seperti MCB, MCCB, fuse serta peralatan pengukuran dan
auxilary switches.
Panel yang digunakan harus memenuhi syarat antara lain :
Mudah pemasangannya
tidak saling
megganggu dan mudah dalam pemeliharaannya. Ada jalur untuk penerangan dan
tenaga untuk alat alat yang digunakan.
42
Pemutar handle
43
Kabel NYA
Kabel NYA berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, untuk instalasi
luar/kabel udara. Kode warna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam.
Kabel tipe ini umum dipergunakan di perumahan karena harganya yang relatif
murah. Lapisan isolasinya hanya 1 lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air
(NYA adalah tipe kabel udara) dan mudah digigit tikus.
Agar aman memakai kabel tipe ini, kabel harus dipasang dalam
pipa/conduit jenis PVC atau saluran tertutup. Sehingga tidak mudah menjadi
sasaran gigitan tikus, dan apabila ada isolasi yang terkelupas tidak tersentuh
langsung oleh orang.
-
Kabel NYM
Kabel NYM memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna putih atau abuabu), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYM memiliki lapisan isolasi dua lapis,
sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari kabel NYA (harganya lebih mahal
44
dari NYA). Kabel ini dapat dipergunakan dilingkungan yang kering dan basah,
namun tidak boleh ditanam.
Kabel NYAF
Kabel NYY
Kabel NYY memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna hitam), ada
yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYY dipergunakan untuk instalasi tertanam (kabel
tanah), dan memiliki lapisan isolasi yang lebih kuat dari kabel NYM (harganya
lebih mahal dari NYM). Kabel NYY memiliki isolasi yang terbuat dari bahan
yang tidak disukai tikus.
Kabel NYFGbY
Kabel NYFGbY ini digunakan untuk instalasi bawah tanah, di dalam
45
Alat pengaman arus lebih adalah pemutus sirkit dan pemutus mini yang
selanjutnya disebut sirkuit breaker dan MCB. MCB ini memproteksi arus lebih
yang disebabkan terjadinya beban lebih dan arus lebih karena adanya hubungan
pendek. Dengan demikian prinsip dasar bekerjanya yaitu untuk pemutusan
hubungan yang disebabkan beban lebih dengan relai arus lebih seketika digunakan
electromagnet. Bila bimetal ataupun electromagnet bekerja, maka ini akan
memutus hubungan kontak yang terlertak pada pemadam busur dan membuka
saklar. MCB untuk rumah seperti pada pengaman lebur diutamakan untuk
proteksi hubungan pendek, sehingga pemakaiannya lebih diutamakan untuk
mengamankan instalasi atau konduktornya.
Arus nominal yang digunakan pada APP dengan mengenal tegangan
230/400V ialah: 1.2.4.6.10.16.20.25.35 dan 50 A disesuaikan dengan tingkat VA
konsumen. Adapun kemampuan mebuka (breaking capacity) bila terjadi hubung
singkat 3 KA dan 6 KA (SPLN 108-1993). MCB yang khusus digunakan oleh
PLN mempunyai tombol biru.
46
Karakteristik system
1. Sistem tegangan
Tegangan operasional dari circuit breaker harus lebih besar atau minimum
sama dengan tegangan sistem.
2. Frekuensi system
Frekuensi pengenal dari circuit breaker harussesuai dengan frekuensi sistem.
Circuit breaker Merlin Gerin dapat beroperasi pada frekuensi 50 atau 60 Hz.
3. Arus pengenal
Arus pengenal dari circuit breaker harus disesuaikan dengan besarnya arus
beban yang dilewatkan oleh kabel, dan harus lebih kecil dari arus ambang yang
diijinkan lewat pada kabel.
4. Kapasitas pemutusan
Kapasitas pemutusan dari circuit breaker harus paling sedikit sama dengan arus
hubung singkat prospektif yang mungkin akan terjadi pada suatu titik instalasi
dimana circuit breaker tersebut dipasang.
5. Jumlah pole dari circuit breaker
Jumlah pole dari circuit breaker sangat tergantung kepada sistem pembumian
dari sistem.
47
yang
diacu baik
standar lokal
maupun standar
ELCB adalah sebuah alat pemutus ketika terjadi kontak antara arus positif,
arus negatif dan grounding pada instalasi listrik. Dan yang lebih penting lagi
ELCB bisa memutuskan arus listrik ketika terjadi kontak antara listrik dan tubuh
manusia. Telah banyak kasus yang terjadi di sekitar kita meninggalnya seseorang
karena tersengat arus listrik. Mungkin ELCB patut kita perhitungkan untuk
tingkat keamanan di rumah kita, baik untuk keamanan keluarga kita dari sengatan
listrik maupun untuk instalasi listrik di rumah kita. Cara kerja ELCB ketika terjadi
48
kontak antara listrik dan tubuh manusia, maka arus akan mengalir melalui tubuh
manusia ke grounding atau bumi maka akan terjadi perbedaan total arus yang
melewati ELCB sehingga akan memicu alat tersebut memutuskan arus listrik
seketika. Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam pemasangan ELCB :
Pastikan instalasi listrik dalam keadaan baik, artinya samua sambungan
harus tertutup rapat dengan menggunakan isolasi dan pastikan pengabelan
positif maupun negatip jangan bersetuhan dengan grounding atau tembok
dan apapun yang berhubungan dengan bumi atau grounding sebab
walaupun arus negatif/netral bersentuhan dengan tembok dan sejenisnya
yang berhubungan dengan bumi maka ELCB akan memutuskan arus
seketika.
Pastikan semua peralatan rumah tangga seperti pompa air, kulkas lampu
dan lain sebagai dalam kondisi yang baik atau normal, karena jika ada alat
yang dalam kondisi tidak baik/kurang normal juga bisa memicu ELCB
memutuskan arus.
Relay
Relay adalah suatu peranti yang menggunakan elektromagnet untuk
mengoperasikan seperangkat kontak sakelar. Susunan paling sederhana terdiri dari
kumparan kawat penghantar yang dililit pada inti besi. Bila kumparan ini
dienergikan,
49
Berdasarkan konstruksi
1. Relai menggrendel. Jenis relai yang terus bekerja walaupun sumber tenaga
kumparan telah dihilangkan.
2. Relai lidi. Digunakan untuk pensakelaran cepat daya rendah. Terbuat dari
dua lidi feromagnetik yang dikapsulkan dalam sebuah tabung gelas.
Kumparan dililitkan pada tabung gelas.
Kontaktor
Kontaktor adalah jenis saklar yang bekerja secara magnetik yaitu kontak
bekerja apabila kumparan diberi energi. The National Manufacture Assosiation
(NEMA) mendefinisikan kontaktor magnetis sebagai alat yang digerakan secara
magnetis untuk menyambung dan membuka rangkaian daya listrik. Tidak seperti
relay, kontaktor dirancang untuk menyambung dan membuka rangkaian daya
listrik tanpa merusak. Beban-beban tersebut meliputi lampu, pemanas,
transformator, kapasitor, dan motor listrik.
Adapun peralatan elektromekanis jenis kontaktor magnet dapat dilihat pada
gambar berikut :
50
Prinsip Kerja
Sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak Normally Open ( NO )
dan beberapa Normally Close ( NC ). Pada saat satu kontaktor normal, NO akan
membuka dan pada saat kontaktor bekerja, NO akan menutup. Sedangkan kontak
NC sebaliknya yaitu ketika dalam keadaan normal kontak NC akan menutup dan
dalam keadaan bekerja kontak NC akan membuka. Koil adalah lilitan yang
apabila diberi tegangan akan terjadi magnetisasi dan menarik kontak-kontaknya
sehingga terjadi perubahan atau bekerja. Kontaktor yang dioperasikan secara
elektromagnetis adalah salah satu mekanisme yang paling bermanfaat yang pernah
dirancang untuk penutupan dan pembukaan rangkaian listrik maka gambar prinsip
kerja kontaktor magnet dapat dilihat pada gambar berikut :
Karakteristik
Spesifikasi kontaktor magnet yang harus diperhatikan adalah kemampuan
daya kontaktor ditulis dalam ukuran Watt / KW, yang disesuaikan dengan beban
yang dipikul, kemampuan menghantarkan arus dari kontak kontaknya, ditulis
dalam satuan ampere, kemampuan tegangan dari kumparan magnet, apakah untuk
tegangan 127 Volt atau 220 Volt, begitupun frekuensinya, kemampuan
51
segi keamanan dan kepraktisan, penggunaan kontaktor magnet jauh lebih baik dari
pada saklar biasa.
Aplikasi
Keuntungan penggunaan kontaktor magnetis sebagai pengganti peralatan
kontrol yang dioperasikan secara manual meliputi hal :
Pada penangan arus besar atau tegangan tinggi, sulit untuk membangun
alat manual yang cocok. Lebih dari itu, alat seperti itu besar dan sulit
mengoperasikannya. Sebaliknya, akan relatif sederhana untuk membangun
kontaktor magnetis yang akan menangani arus yang besar atau tegangan
yang tinggi, dan alat manual harus mengontrol hanya kumparan dari
kontaktor.
Kontaktor memungkinkan operasi majemuk dilaksanakan dari satu
operator (satu lokasi) dan diinterlocked untuk mencegah kesalahan dan
bahaya operasi.
Pengoperasian yang harus diulang beberapa kali dalam satu jam, dapat
digunakan kontaktor untuk menghemat usaha. Operator secara sederhana
harus menekan tombol dan kontaktor akan memulai urutan event yang
benar secara otomatis.
Kontaktor dapat dikontrol secara otomatis dengan alat pilot atau sensor
yang sangat peka. Tegangan yang tinggi dapat diatasi oleh kontaktor dan
menjauhkan seluruhnya dari operator, sehingga meningkatkan keselamatan
/ keamanan instalasi.
Dengan menggunakan kontaktor peralatan kontrol dapat dipasangkan pada
titik-titik yang jauh. Satu-satunya ruang yang diperlukan dekat mesin
adalah ruangan untuk tombol tekan.
Dengan kontaktor, kontrol otomatis dan semi otomatis mungkin dilakukan
dengan peralatan seperti kontrol logika yang dapat diprogram seperti
Programmable Logic Controller (PLC).
52
Time delay relay atau yang biasa dikenal dengan istilah timer, merupakan
salah satu komponen penting dalam dunia elektro industri. Komponen ini
berfungsi layaknya sebuah relay. Namun komponen ini memiliki kelebihan yaitu
sistem kontak dapat diatur waktu jedanya.
53
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dalam suatu penyaluran listrik dibutuhkan suatu mesin listrik yang pada
dasarnya mesin listrik adalah konversi energi elektromekanik, yaitu konversi dari
energi listrik ke energi mekanik atau sebaliknya dari energi mekanik ke energi
listrik. Mesin listrik terbagi dalam dua kategori yaitu mesin listrik dinamis dan
statis . Mesin listrik dinamis yaitu motor listrik dan generator, sedangkan mesin
listrik statis adalah transformator . Berdasar pasokan listrik motor listrik terbagi
atas motor listrik AC dan Motor DC . Begitu juga dengan generator listrik terbagi
atas generator AC dan generator DC. Prinsip kerja mesin listrik bias berdasarkan
dengan kaidah kanan dan kiri kecuali transformator.
Distribusi tenaga listrik dibagi atas pembatasan pembatasan pada 4 daerah .
Daerah 1 bagian pembangkitan; daerah 2 bagian penyaluran ( transmission ) ,
bertegangan tinggi ( HV , UHV , EHV ); daerah 3 bagian distribusi primer , buat
tegangan menenngah ( 6 atau 20 KV; daerah 4 ( di dalam bangunan pada beban /
konsumen ) , instalasi , bertegangan rendah.
1.2 Saran
Dalam makalah ini terdapat beberapa saran sebagai berikut :
1.
2.
Dalam setiap motor dan generator memiliki spasifikasi sendiri sendiri , maka
dari itu kita harus memperhatikan fungsi motor yang akan dioperasikan agar
dapat menentukan jenis motor yang dibutuhkan
3.
54
DAFTAR PUSTAKA
ftp://124.81.236.221/E-Book/STM/teknologi dan industri/teknik listrik industri
2/03_bab_06_motor_listrik_dc.pdf
http://bos.fkip.uns.ac.id/pub/ono/pendidikan/materi-kejuruan/elektro/jaringanakses-pelanggan/teknik_dasar_generator.pdf
http://pksm.mercubuana.ac.id/new/elearning/files_modul/13020-13599349935825.pdf
http://bops.pln-jawa-bali.co.id/artikel/pemeliharaantrafo.pdf
http://www.eatonelectrical.com/unsecure/html/101basics/Module04/Output/How
DoesTransformerWork.html
Suahdi, dkk. 2008. Teknik Distribusi Tenaga Listrik Jilid 2. Jakarta : Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
http://masdodod.files.wordpress.com/2009/03/02-bab-05-motor-listrik-ac.pdf
http://masdodod.files.wordpress.com/2009/03/04-bab-07-pengendalian-motorlistrik.pdf
PUIL 2000
55