Toa
Toa
Toa
Rumusan masalah
Bagaimakah etika pelayanan publik dalam konteks
pergeseran paradigma etika pelayanan publik, dilema
dan implikasinya bagi pelayanan publik di Indonesia?
Tujuan
Untuk mengetahui etika pelayanan publik dalam konteks
pergeseran paradigma etika pelayanan publik, dilema
dan implikasinya bagi pelayanan publik di Indonesia.
Manfaat
Diharapkan makalah ini bisa memberikan wawasan
tentang etika Pelayanan publik dan dapat menjadi
kontribusi bagi yang mebacanya.
1.
2.
3.
Dalam dunia administrasi publik atau pelayanan publik, etika diartikan sebagai
filsafat dan profesional standards (kode etik), atau moral atau right rules of conduct
(aturan berperilaku yang benar) yang seharusnya dipatuhi oleh pemberi pelayanan
publik atau administrator publik (lihat Denhardt, 1988). Berdasarkan konsep etika
dan pelayanan publik diatas etika pelayanan publik adalah suatu praktek
administrasi publik atau pemberian pelayanan publik (public service) yang
didasarkan atas serangkaian tuntunan perilaku (rules of conduct) atau kode etik
yang mengatur hal-hal yang baik yang harus dilakukan atau sebaliknya yang tidak
baik agar dihindarkan.
Bertens mengatakan tiga arti penting etika, yaitu
sebagai nilai-nilai moral dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya, atau disebut
dengan sistem nilai;
sebagai kumpulan asas atau nilai moral yang sering dikenal dengan kode etik;
dan \
sebagai ilmu tentang yang baik atau buruk, yang acapkali disebut filsafat moral.
2.
Pendekatan teologi: pendekatan teleologi dalam etika berdasarkan apa yang baik dan buruk atau
apa yang seharusnya dilakukan oleh pejabat publik
Pendekatan deontologi: Pendekatan ini lebih mendasarkan pada prinsip-prinsip moral yang harus
ditegakkan, karena kebenaran yang ada dalam dirinya dan tidak terkait dengan akibat atau
konsekuensi dari keputusan yang diam
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam praktek pelayanan publik saat ini di Indonesia, para pemberi pelayanan publik
harus mempelajari norma-norma etika yang bersifat universal, karena dapat digunakan
sebagai penuntun tingkah lakunya. Mendahulukan kepentingan pribadi atau golongan
tertentu dalam proses pengadaan pelayanan publik terhadap masyarakat merupakan
salah satu perbuatan yang tidak tepat dalam organisasi pemerintah hal tersebut
melanggar etika pelayanan publik. Oleh karena itu harus ada kedewasaan untk melihat
dimana kita berada dan tingkatan hirarki etika manakah yang paling tepat untuk
diterapkan. Disamping itu penerapan etika seyogyanya memperhatikan konteks atau
dimana kita bekerja atau berada. Sebagai implikasinya etika pelayanan publik di
Indonesia membutuhkan kode etik sebagai alat kontrol perilaku para pejabat dan
pegawai dalam bekerja, dibutuhkan kedewasaan dan otonomi beretika melalui dialog
menuju konsensus serta perlindungan dan insentif bagi pengadu agar terjadi
peningkatan moralitas dalam pelayanan publik. Sehingga apabila berhasil memperbaiki
penyelenggaraan pelayanan publik sehingga menjadi efisien, responsif, partisipatif dan
akuntabel maka pemerintah bukan hanya dapat memperbaiki kinerja birokrasi tetapi
juga membangun good governance. Bahkan lebih kongkrit lagi, perbaikan praktik
penyelenggaraan layanan publik semestinya menjadi agenda awal dari reformasi
birokrasi.
4.2 Saran
Pembinaan etika dan moral harus ditanamkan dan dibudayakan sejak dini dan
dilakukan secara terus menerus dan konsisten dalam setiap pranata sosial yang ada
dalam masyarakat. Adanya kesadaran diri dari masing2 individu untuk memberikan
pelayanan dengan ramah, meningkatkan etika dalam memberikan pelayanan dan
melaksanakan fungsinya dengan baik sebagai abdi masyarakat.