Alat radioligi adalah peralatan medik / kehatan yang kerjanya menggunakan radiasi pengion.
Radiasi pengion terdiri dari :
-
Radiasi Sinar X
Radiasi Gamma
- Radiasi Isotop
Kegunaannya
Pada kesehatan untuk diagnostic dengan menggunakan sinar X atau rontgen.
Pesawat Rotgen
Adalah Pesawat medik yang bekerja dengan menggunakan sinar X atau Rotgen.
Adanya sumber electron yang diperoleh dari trafo filament sehingga terjadi termionic
emission. Kemudian terjadi awan electron dikatoda.
Adanya tegangan tinggi (Kv) yang diperoleh dari HTT, sehingga diperoleh beda
potensial antara anoda dan katoda .
Adanya alat yang berfungsi meyetop jalannya electron dari anoda ke katoda yang
berupa target .
Adanya tabung fakum yang berfungsi memberikan keleluasaan electron dari anoda ke
katoda sehingga tidak ada hambatan.
Adanya focusing cup yang berfungsi sebagai memfokuskan electron agar tertuju ke
anoda.
Gambar 1
Keterangan :
1. Rangkaian Power Supply
2. Rangkaian Pemanas Filamen
3. Rangkaian Tabung Rontgen
4. Rangkaian Transformator Tegangan Tinggi (HTT)
5. Rangkaian Timer.
1.
220V
110V
5
Keterangan :
1. Fuse
2. Sakelar
3. Voltage Compensator
4. Voltage Indikator
5. Voltage Regulator
6. KVP selector Mayor
7. KVP selector Minor
Penjelasan :
Auto tarfo adalah alat listrik yang dapat memindahkan energi dari satu rangkaian
ke rangkaian lain melalui satu kumparan. Liltan primer dan lilitan sekunder
berada pada kumparan.
Tegangan PLN tidak selalu tetap kadang terjadi kenaikan, kadang terjadi penurunan
untuk menstabilkan. Kita memerlukan suatu alat yang disebut voltage compensator dimana
rangkaian ini terdapat pada rangkaian power supply.
Seperti yang kita ketahui bahwa perbandingan jumlah tegangan pada kumparan primer
berbandingan dengan jumlah lilitan primer adalah sama dengan perbadingan jumlah tegangan
yang melewati lilitan sekunder, sehingga dapat dirumuskan :
E1 : N1 = E2 : N2
voltage indicator
jika jarum indicator bergerak kekiri artinya tegangan dari PLN menurun dan kita
harus mengurangi jumlah lilitan primer agar perbandingan transformasinya tetap.
(tergantung dari jumlah lilitan pada auto trafo / perbandingan transformasi auto
tarfo).
Jika jarum indicator bergerak kekanan artinya tegangan dari PLN naik, dan kita
harus menambah jumlah lilitan primer agar perbandingan tarnsformasinya tetap
(sesuai dengan perbandingan transformasi auto trafo)
voltage Regulator
untuk memilih tegangan 110V/220V tergantung kebutuhan pesawat.
pada saat KV naik maka SCC yang terdiri dari VR dan di gank dengan KV
selektor, maka variable resistor pada SCC juga naik sehingga terjadi voltage
drop yang lebih besar dari pada SCC dan mengakibatkan tegangan pada
pemanas filamen berkurang, maka walaupun energi yang menarik elektron
lebih kuat tetapi jumlah elektron yang ditarik tetap.
Pada saat KV turun maka space charge charge compensator yang terdiri dari
VR yang telah digang dengan KV slektor akan turun juga. Sehingga terjadi
voltage drop yang lebih kecil pada SCC dan mengakibatkan tegangan pada
pemanas filamen bertambah / naik. Sehingga awan elektron naik (semakin
banyak) maka walaupun energi yang menarik elektron lebih kecil tetapi
jumlah elektron yang ditarik tetap.
Karaktristik
I (mA)
KV
Kesimpulan dari diagram di atas untuk memperoleh karakteristik tabung :
a.
Berapapun KV yang digunkan bila telah mencapai pada titik jenuh, MA nya
akan tetap.
b.
Jika Tegangan dinaikan terus, arus akan naik. Jika tegangan diturunkan
terus, arus akan turun.
c.
3. MA Control
Alat yang berfungsi untuk mengatur arus tabung / untuk memilih besarnya
tegangan trafo filamen, untuk menentukan arus filamen ini untuk menentukan
besarnya / banyak sedikitnya awan elektron yang dihasilkan.
Alat ini terdiri dari VR yang dilengkapi dengan tap tap atau tahapan tahapan
terminal. Terminal tersebut untuk memilih besarnya mA semakin besar mA.
Pilihan tersebut berada pada posisi R yang rendah, semakin kecil mA yang dipilih
semakin tinggi R (tahanannya ) karena arus tabung tersebut ditentukan oleh
besarnya tegangan pda transformator filamen. Tegangan transformator ini (EF)
akan menentukan besarnya arus transformator filamen (IF) semakin besar
tegangan trafo filamen semakin besar pula arus yang mengalir pada trafo filamen
besarnya arus trafo filamen ini akan menentukan banyaknya elaktron elektron
bebas yang dihasilkan.
Kesimpulan :
Bila EF naik maka IF naik dan elektron elektron bebas juga naik kemudian
awan elektron naik jika R lebih tinggi, trafo filamen kecil karena dengan tahanan
lebih besar maka tegangan pada tegangan tarfo lebih kecil karena R tadi
menyebabkan voltage drop yang lebih besar
Rumus nya : V = I x R
4. Stand by Resistor
Alat yang berfungsi untuk memberikan pemanas awal pada filamen tabung rotgen
agar saat main switch on maka pada tabung terjadi pamanasan yang tinggi
sehingga arus dari auto tarafo / mA control terlebih dahulu melalui tahapan.
Resistor dan kontaktor di gank dengan timer.
Exspose terjadi pada saat filamen menyala arus mengalir melalui tahanan
stand by resistane, karena main switch / rangkaian expose ditekan maka push
button input menutup relay kontaktor bekerja maka kontaktor pada stand by
resistor.
Setelah exposure kontaktor menjadi close jika waktu telah diatur dan exposure
switch ditekan.
5. Filamen limiter
Alat yang berfungsi untuk membatasi mengalirnya arus filamen, maksudnya agar
tegangan tersebut memberi pemanasan yang normal. Untuk pesawat radiologi
menggunakan double fokus.
-
small fokus : voltage drop filamen limiter besar, tahanan FL besar, tahanan
filamen tarfo kecil elektron yang dihasilkan lebih sedikit.
Large fokus : voltage drop filamen limiter kecil, tahanan filamen limiter trafo
besar dan menghasilkan elektron yang besar.
6. Transformator Filamen.
Merupakan trafo step dwon, fungsinya unutk memberikan tegangan pada katoda
agar terjadi pemanasan pada filamen tabung rotgen (katoda).
Tegangan pada trafo filamen.
Primer : 110V ; sekunder : 12 24 volt.
Cara memberikan 110 volt pada rangkaian pemanas filamen adalah mengatur nilai
tegangan setiap lilitan tetap dengan cara mengkompensasikan nilai tegangan yang
diperlukan pesawat meskipun terjadi perubahan tegangan pada PLN. Jika
tegangan naik maka kita manambah jumlah lilitan primer auto trafo dan jika
tegangan turun maka kita mengurangi lilitan sekunder. Sehingga diperoleh
perbandingan taransformasi primer dan sekunder adalah tetap.
Rumusnya :
E1 : N1 = E2 : N2
3.
saat anoda mendapat polaritas + akan terjadi arus tabung, ada elektron yang
ditarik.
Tetapi saat anoda mendapat polaritas -, tidak ada elektron yang ditarik.
10
Cara kerja :
Pada siklus I, anoda mendapat polaritas + dan katoda mendapat polaritas
maka elektron dari katoda akan ditarik ke anoda, sehingga terjadi rangkaian
tertutup yang menyebabkan terjadinya arus elektron. Arus elektron ini
berkebalikan dengan arus listrik yang kemudian disebut arus tabung (mA).
Pada siklus II, anoda mendapat polaritas dan B mendapat polaritas +,
elektron bebas yang ada pada katoda tidak bisa ditarik ke anoda, karena saat
anoda (-) dan katoda (-) berarti 1 kutub sehingga yang terjadi adalah toalk
menolak, sehingga tidak terjadi rangkaian tertutup dan tidak terjadi arus
tabung, namun antara anoda dan katoda tetap terjadi beda potensial yang
besarnya justru lebih besar disbanding dengan saat anoda mendapat polaritas
(+) sehingga terjadi arus tabung maka akan terjadi voltage drop. Pada setiap
penghantar karena adanya hambatan (R) internal yang besarnya 1 kali
hambatan (R) internal.
Untuk lebih jelasnya grafik pada s=]etiap kutub dapat digambarkan sbb :
Tegangan
Sekunder auto
trafo
tegangan primer
HTT
Tegangan
Sekunder HTT
oleh
Voltage drop
Tegangan tabung
Terjadinya voltage drop saat anoda
Mendapat polaritas (+) yang besarnya
IxR internal. Sehingga amplitude saat
anoda (+) lebih kecil saat anoda
mendapat polaritas (-)Arus tabung
11
Pada saat anoda mendapat polaritas (+) terjadi rangkaian tertutup dan terjadi arus tabung
sedangkan saat anoda mendapat polaritas (-) tidak akan terjadi arus tabung.
penyearah invers suppressor
Invers Supressor adalah menekan tegangan balik pada saat anoda mendapat polaritas (-).
Saat anoda mendapat polaritas (-) dan katoda mendapat polaritas (+) maka arus
tidak bias mengalir, karena katoda juga merupakan sumber electron dan anoda
tidak dapat menarik electron di katoda maka justru tolak menolak.
Gambar Rangkaian
12
Tegangan
Sekunder HTT
Tegangan tabung
Arus tabung
13
o Saat sekunder bekerja pada periode ke-2 titik A mendapat polaritas (-) dan titik
B mendapat polaritas (+) maka arus mengalir dari B (+) melalui Dioda 2 menuju
anoda diteruskan ke katoda lalu ke Dioda 4 dan menuju ke A (-).
Tegangan
Sekunder auto
Trafo
Tegangan primer
HTT
Tegangan
Sekunder HTT
Tegangan tabung
Arus tabung
14
Tegangan
Sekunder HTT
Tegangan tabung
Arus tabung
15
Tegangan
Sekunder HTT
Tegangan tabung
Arus tabung
Pada saat anoda mendapat polaritas (+)
terjadi
rangkaian tertutup dan terjadi arus tabung sedangkan
saat anoda mendapat polaritas (-) tidak akan terjadi arus
tabung.
16
Tegangan
Sekunder HTT
Tegangan tabung
Arus tabung
Double focus
c. Double Fokus
Small focus
Large focus
18
19
20
c.
Langkah pengoperasian
1. Cek tegangan PLN / jala jala dengan Avometer
2. Hubungkan tusuk kontak dengan stop kontak
3. Cek tegangan masuk pada line Voltage indicator, atur tegangan sesuai kebutuhan
4. Atur kondisi pemotretan ( Kv, mA/s)
5. Tekan tombol preparation
6. kemudian tekan tombol ekspose
d.
Langkah pengemasan :
1. Kembalikan semua tombol keposisi semula
2. Cabut tusuk kontak
3. Kembalikan alat keposisi semula
4. pasang penutup debu
e. Pemeliharaan
1. Inspection, Qalitative
2. Cleaning ( membersihkan )
3. Lubricating ( pelumasan )
4. Replacing ( penggantian)
5. Theighening ( pengencangan )
6. Setting / adjustmen ( penyetelan )
7. Kalibrasi
8. Testing comitioning
f. Kalibrasi
1. Measurement ( mengukur )
- inviroitment
-preformance ( Kv, mA /s)
-safety ( proteksi radiasi menggunakan Survey meter )
2. Comparation ( membandingkan ) nilai standart BAPETEN
3.setting / adjustment
21
22