Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TEORI DASAR
II.1.

TINJAUAN BIOMEDIK
Pada

pembahasan

ini

akan

dijelaskan

mengenai

tinjauan

pembahasan secara biomedik pada alat Pendeteksi Tes Kehamilan.


Meliputi sub pembahasan proses pembentukan urin, faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya urin dan mengenai hormon HCG.
II.1.1. Proses Pembentukan Urin 1
Proses pembentukan urine terdiri atas 3 tahap yaitu, Filtrasi,
Reabsorbsi dan Augmentasi.Urine dibentuk di nefron, yaitu dengan
menyaring darah dan kemudian mengambil kembali ke dalam
darah bahan-bahan yang bermanfaat. Dengan demikian akan tersisa
bahan tak berguna, yang nantinya akan keluar dari nefron dalam
bentuk suatu larutan yang disebut urine.
II.1.1.1. Filtrasi 2
Filtrasi adalah proses penyaringan darah yang
mengandung

zat-zat

sisa metabolisme yang

dapat

menjadi racun bagi tubuh. Filtrasi terjadi di glomerulus


yang ada di badan malpighi. Hasil dari filtrasi di
glomerulus, menuju kapsula bowman dan dihasilkan
urine primer. Urine primer terdiri dari: air, gula, asam
amino, garam/ion anorganik dan urea.

1
2

Diah Aryulina, Dkk, Biologi 2 SMA dan MA untuk Kelas XI, Esis, 2006, hlm. 216
Diah Aryulina, Dkk, Biologi 2 SMA dan MA untuk Kelas XI, Esis, 2006, hlm. 217

II.1.1.2. Reabsorbsi 3
4

Reabsorbsi terjadi di tubulus kontortus proksimal


yang nantinya akan menghasilkan urine sekunder. Urine
primer yang terkumpul di kapasula Bowman masuk ke
dalam tubulus kontortus proksimal dan terjadi reabsorpsi.
Pada proses ini terjadi proses penyerapan kembali
zat-zat yang masih berguna bagi tubuh oleh dinding
tubulus,

lalu

masuk

ke

pembuluh

darah

yang

mengelilingi tubulus. Zat-zat yang diserap kembali oleh


darah antara lain: glukosa, asam amino, dan ion-ion
anorganik (Na+, Ka+, Ca2+, Cl-, HCO3-, HPO43-,
SO43-). Hasil dari reabsorpsi urine primer adalah urine
sekunder yang mengandung sisa limbah nitrogen dan
urea. Urine sekunder masuk ke lengkung henle. Pada
tahap ini terjadi osmosis air di lengkung henle desenden
sehingga volume urine sekunder berkurang dan menjadi
pekat. Ketika urine sekunder mencapai lengkung henle
asenden, garam Na+ dipompa keluar dari tubulus,
sehingga urine menjadi lebih pekat dan volume urine
tetap.
II.1.1.3. Augmentasi 4
Dari lengkung henle asenden, urine sekunder akan
masuk ke tubulus distal untuk masuk tahap augmentasi
(pengumpulan zat-zat yang tidak dibutuhkan lagi oleh
tubuh). Zat sisa yang dikeluarkan oleh pembuluh kapiler
adalah ion hidrogen (H+), ion kalium (K+), NH3 dan
kreatinin.

Diah Aryulina, Dkk, Biologi 2 SMA dan MA untuk Kelas XI, Esis, 2006, hlm. 217

Diah Aryulina, Dkk, Biologi 2 SMA dan MA untuk Kelas XI, Esis, 2006, hlm. 219

Pengeluaran ion H+ ini membantu menjaga pH


yang tetap dalam darah. Selama melewati tubulus distal,
urine banyak kehilangan air sehingga konsentrasi urine
makin pekat. Selanjutnya urine memasuki pelvis renalis
dan menuju ureter, kemudian dialirkan ke vesica
urinearia,

untuk

ditampung

sementara

waktu.

Pengeluaran urine diatur oelh otot-otot sfingter. Kandung


kemih hanya mampu menampung kurang lebih 300 ml.
II.1.2. Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Urin 5
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan
urine cukup banyak meliputi jumlah air yang diminum, hormon
antidiuretik, zat-zat diuretik, serta gejolak emosi dan stress yang
sedang dialami oleh manusia. Berikut penjelasan satu per satu
faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan urine
II.1.2.1. Hormon Antidiuretik
Hormon antidiuretik dalam proses pembentukan
urine dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian belakang.
Hormon ini berfungsi sebagai alat penyerapan darah
yang nantinya akan disekresikan ke ginjal.
II.1.2.2. Jumlah Air Yang Diminum
Jumlah

air

yang

diminum

sudah

tentu

mempengaruhi dalam hal proses pembentukan urine


karena apabila semakin banyak air yang diminum maka
semakin

banyakpula

hormon

antidiuretik

akan

terhambat. Hal ini lah yang akhirnya menyebabkan


proses reabsorbsi terhambat yang akhirnya menimbulkan
jumlah urine yang ada bertambah.

Zlatan Ibrahimovaic Faktor yang mempengaruhi pembentukan urin diakses dari


https://www.academia.edu/7142583/Proses_pembentukan_urin , pada tanggal 21 April 2015 pukul 13:25:07

II.1.2.3. Zat-Zat Diuretik


Minuman kopi, teh, serta susu bersifat menghambat
proses reabsorbsi ion Na+ yang menyebabkan hormon
antidiuretik akan berkurang dan membuat volume urine
meningkat.
II.1.3. Hormon HCG 6
HCG (Human Chorionic Gonadotrophin) adalah hormon
peptida yang diproduksi pada masa kehamilan, yang dibuat oleh
embrio

segera

setelah

pembuahan

dan

selanjutnya

oleh

syncytiotrophoblast (bagian dari plasenta).


HCG mengatur untuk mencegah perpecahan dari corpus
luteum pada ovarium dan juga mempertahankan produksi
progesteron yang penting pada kehamilan pada manusia. HCG
mungkin

mempunyai

diperkirakan

HCG

fungsi

tambahan,

mempengaruhi

toleransi

sebagai
imunitas

contoh
pada

kehamilan. HCG merupakan hormon yang bersifat luteotrofik pada


beberapa spesies , termasuk manusia. HCG disekresi oleh plasenta,
tidak seperti PMSG yang disekresi oleh endometrium uterus. HCG
pada wanita berperan untuk mempertahankan corpora lutea selama
tahaptahap permulaan kehamilan. Segera setelah ovulasi, korpus
luteum akan cukup mendapat dorongan dari faktor-faktor
luteotrofik hipofisa.
Adanya dorongan ini menyebabkan korpus luteum tersebut
secara fisiologis tetap aktif sampai HCG mulai dibentuk dalam
jumlah yang cukup untuk bertindak sebagai luteotrofik. Sejumlah
HCG yang dapat terukur timbul pada wanita hamil pada hari ke-5
sampai 16 setelah ovulasi, tetapi titer HCG tidak mencapai
puncaknya sampai hari kehamilan yang ke-35 sampai 50 .

Linda J, Heffner dan Danny J. Schust, Aag Sistem Reproduksi, Erlangga Medical Series, Jakarta,

2008, hlm. 46.

HCG merupakan glikoprotein yang jauh lebih besar dengan


berat molekul kira-kira 45.000 Dalton, tetapi lebih banyak
mengandung residu gula dibandingkan dengan glikoprotein
pituitary. Sifat-sifat khusus HCG yang diisolasi cenderung kurang
seragam

dibandingkan

dengan

sifat-sifat

khusus

hormon

glikoprotein yang berasal dari pituitary, karena degradasi terutama


rantai samping karbohidratnya dapat terjadi selama pembentukan
urin. Hormon kehamilan ini hanya ditemukan pada tubuh seorang
wanita hamil yang dibuat oleh embrio segera setelah pembuahan
dan karena pertumbuhan jaringan plasenta. Hormon kehamilan
yang dihasilkan oleh villi choriales ini berdampak pada
meningkatnya produksi progesteron oleh indung telur sehingga
menekan menstruasi dan menjaga kehamilan.
Produksi HCG akan meningkat hingga sekitar hari ke 70
dan akan menurun selama sisa kehamilan. Hormon kehamilan
HCG mungkin mempunyai fungsi tambahan, sebagai contoh
diperkirakan

HCG

mempengaruhi

toleransi

imunitas

pada

kehamilan Tetapi adakalanya kadar hormon ini masih di atas


normal sampai 4 minggu setelah persalinan atau keguguran. Kadar
HCG yang tinggi dalam darah menyebabkan mual-muntah
(morning sickness). Human Chorionic Gonadatrophin (HCG)
adalah hormon yang bekerja mirip LH (luteinising hormone) yang
secara normal diproduksi oleh kelenjar pituitari. Pada anak lakilaki LH dan juga HCG memberitahu testis untuk memproduksi
hormon sex laki-laki (testosterone). Pada anak perempuan, HCG
memberitahu ovarium untuk memproduksi progesteron tetapi hal
ini terjadi hanya pada masa kehamilan. sehingga HCG lebih
bemanfaat bagi anak laki-laki dibanding anak perempuan

II.2.

TINJAUAN ELEKTRONIK
Pada pembahasan ini akan dijelaskan mengenai submateri secara
tinjauan elektrik pada alat Pendeteksi Tes Kehamilan. Pada tinjauan
elektrik ini meliputi pembahasan komponen dasar dan rangkaian dasar.
II.2.1. Komponen Dasar
Pada sub materi ini, akan dibahas mengenai komponen
dasar yang digunakan penulias dalam pembuatan modul. Adapun
pembahasan tersebut yaitu meliputi
II.2.1.1. Resistor 7
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang
selalu digunakan dan paling banyak dalam setiap
rangkaian elektronika. Dengan demikian Anda harus
mempelajari dan memahami sebaik mungkin tentang
resistor. Anda harus mampu mengetahui nilai dari sebuah
resistor beserta fungsinya bila ingin membuat sebuah
rangkaian elektronika.

Gambar 2.1 : Gambar umum resistor

Rangkaian Elektronika diakses dari http://rangkaianelektronika.info/pengertian-dan-fungsi-resistor/ , pada tanggal 22


April 2015 Pukul 15:33

Fungsi resistor adalah sebagai pengatur dalam


membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu
rangkaian. Dengan adanya resistor menyebabkan arus
listrik dapat disalurkan sesuai dengan kebutuhan. Adapun
fungsi resistor secara lengkap adalah sebagai berikut :
1. Berfungsi untuk menahan sebagian arus listrik agar
sesuai

dengan

kebutuhan

suatu

rangkaian

elektronika.
2. Berfungsi untuk menurunkan tegangan sesuai
dengan yang dibutuhkan oleh rangkaian elektronika.
3. Berfungsi untuk membagi tegangan.
4. Berfungsi untuk

membangkitkan frekuensi tinggi

dan frekuensi rendah dengan bantuan transistor daan


kondensator (kapasitor).

II.2.1.2. Kapasitor 8
Kapasitor adalah

perangkat komponen

elektronika yang berfungsi untuk menyimpan muatan


listrik dan terdiri dari dua konduktor yang dipisahkan
oleh bahan penyekat (dielektrik) pada tiap konduktor
atau yang disebut keping. Kapasitor biasanya disebut
dengan sebutan kondensator yang merupakan komponen
listrik

dibuat

sedemikian

rupa

sehingga

menyimpan muatan listrik.

Gambar 2.2 : Gambar umum kapasitor

10

mampu

Komponen Elektronika diakses dari http://komponenelektronika.biz/pengertian-kapasitor.html, Pada tanggal 22 April


2015 Pukul 15:42

Pada umunya prinsip kerja kapasitor hampir sama


dengan resistor yang juga termasuk ke dalam komponen
pasif. Komponen pasif adalah jenis komponen yang
bekerja tanpa memerlukan arus panjar. Kapasitor sendiri
terdiri dari dua lempeng logam (konduktor) yang
dipisahkan oleh bahan penyekat (isolator). Penyekat atau
isolator banyak disebut sebagai bahan zat dielektrik.
II.2.1.3. Transformator 9
Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan
untuk menaikkan atau menurunkan tegangan bolak-balik
(AC). Transformator terdiri dari 3 komponen pokok
yaitu: kumparan pertama (primer) yang bertindak
sebagai input, kumparan kedua (skunder) yang bertindak
sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk
memperkuat medan magnet yang dihasilkan.

Gambar 2.3 : Gambar umum trafo

11

Diakses dari http://genius.smpn1mgl.sch.id/file.php/1/ANIMASI/fisika/Transformator/index.html Pada tanggal 22 April


2015 Pukul 15:50

Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah


sebagai berikut. Ketika Kumparan primer dihubungkan
dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus
listrik pada kumparan primer menimbulkan medan
magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah
diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi
ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung
kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini
dinamakan induktansi timbal-balik.
II.2.1.3. LED ( Light Emitting Diode ) 10
Light Emitting Diode atau biasa disebut LED adalah
komponen

elektronika

yang

terbuat

dari

bahan

semikonduktor dan masih termasuk dalam kategori


dioda. Tetapi LED mempunyai keistimewaan yaitu dapat
memancarkan cahaya seperti lampu. LED strukturnya
sama dengan Dioda, yaitu menggunakan sambungan P
dan N. Untuk dapat menghasilkan emisi cahaya pada
semikonduktor, bahan pengotor atau doping yang dipakai
adalah galium, arsenic, dan phospor. Bahan pengotor
atau doping yang berbeda akan menghasilkan yang
berbeda juga. Warna LED yang umum adalah Merah,
Kuning, Hijau, Biru, Putih.

Gambar 2.4 : Gambar umum LED

12

10

Elga Aris Prasetyo, Edukasi Elektronika, Diakses dari http://www.edukasielektronika.com/2013/03/light-emitting-diode-

led.html , Pada Tanggal 22 April 2015 Pukul 16:01

Seperti halnya dioda, maka LED juga memiliki 2


kutub yaitu Anoda dan Katoda. LED akan menyala
apabila mendapat bias Forward atau ada arus listrik yang
mengalir dari Anoda ke Katoda. Dalam rangkaian
Elektronika pemasangan kaki LED tidak boleh terbalik,
karena apabila terbalik atau mendapat bias Reverse maka
LED tidak akan menyala. LED memiliki karakteristik
yang berbeda menurut warna yang dihasilkan. Arus
listrik yang diperbolehkan untuk LED berkisar antara 10
mA - 20 mA dan pada tegangan 1,6 Volt - 3,5 Volt sesuai
dengan warna yang dihasilkan. Apabila Arus atau
Tegangan yang mengalir lebih dar ketentuan tersebut,
maka LED akan terbakar atau putus. Untuk Menyiasati
hal tersebut dapat menggunakan Resistor yang berfungsi
sebagai pembatas arus dan pembagi tegangan.
II.2.1.4. LDR ( Light Dependent Resistor ) 11
Light Dependent Resistor atau disingkat dengan
LDR adalah jenis Resistor yang nilai hambatan atau nilai
resistansinya tergantung pada intensitas cahaya yang
diterimanya. Nilai Hambatan LDR akan menurun pada
saat cahaya terang dan nilai Hambatannya akan menjadi
tinggi jika dalam kondisi gelap.

Gambar 2.5 : Gambar umum LDR

13

11

Dickson Kho Teknik Elektronika Diakses dari http://teknikelektronika.com/pengertian-ldr-light-dependent-resistorcara-mengukur-ldr/ , Pada tanggal 22 April 2015 Pukul 16:09.

Dengan kata lain, fungsi LDR (Light Dependent


Resistor) adalah untuk menghantarkan arus listrik jika
menerima sejumlah intensitas cahaya (Kondisi Terang)
dan menghambat arus listrik dalam kondisi gelap.
II.2.1.5. IC LM358 12
LM358 adalah IC penguat operasional ganda (dual
operational amplifiers / Op-Amps). Komponen elektronika
ini terdiri atas dua penguat operasional high-gain dengan
kompensator frekuensi yang independen, dirancang untuk
beroperasi cukup dari satu catu daya tunggal dengan
rentang tegangan yang lebar untuk flesibilitas penuh
dalam menerapkan rancangan rangkaian elektronika Anda.
Dapat juga menggunakan catu daya terpisah
selama perbedaan tegangan antara kedua catu daya antara
3V hingga 32V dan Vcc setidaknya 1,5 volt lebih tinggi
dibanding

tegangan

masukan

moda-bersama

(input

common-mode voltage). Tarikan dari arus pasokan rendah


(low supply current drain) bersifat independen dari
besarnya tegangan catu daya.

Gambar 2.6 : Gambar umum IC LM 358

14

12

Solusi Rekayasa Elektronika Diakses dari http://www.vcc2gnd.com/2014/02/lm-358-smd-dual-opamps.html , Pada


tanggal 24 April 2015 Pukul 10:58

II.2.1.6. OP-AMP 13
Penguat operasional (Op Amp) adalah suatu
rangkaian terintegrasi yang berisi beberapa tingkat dan
konfigurasi penguat diferensial. Penguat operasional
memilki dua masukan dan satu keluaran serta memiliki
penguatan DC yang tinggi. Untuk dapat bekerja dengan
baik, penguat operasional memerlukan tegangan catu
yang simetris yaitu tegangan yang berharga positif (+V)
dan tegangan yang berharga negatif (-V) terhadap tanah
(ground)

Gambar 2.7 : Gambar Penguat Non Inverting


1. Karakteristik Ideal Penguat Operasional
Penguat operasional banyak digunakan dalam
berbagai aplikasi karena beberapa keunggulan yang
dimilikinya.

15

13

Diakses dari http://www.ilmu.8k.com/pengetahuan/opamp.html , Pada tanggal 22 April 2015 Pukul 16:15

Seperti penguatan yang tinggi, impedansi


masukan yang tinggi, impedansi keluaran yang rendah
dan lain sebagainya. Berikut ini adalah karakteristik
dari Op Amp ideal:
a. Penguatan tegangan lingkar terbuka (open-loop
voltage gain) AVOL = -
b. Tegangan ofset keluaran (output offset voltage)
c.
d.
e.
f.
g.

16

VOO = 0
Hambatan masukan (input resistance) RI =
Hambatan keluaran (output resistance) RO = 0
Lebar pita (band width) BW =
Waktu tanggapan (respon time) = 0 detik
Karakteristik tidak berubah dengan suhu

Anda mungkin juga menyukai