Adapun pengertian Akuntansi Pemerintahan menurut Revrisond Baswir (1998,7) adalah sebagai berikut : Akuntansi Pemerintahan (termasuk di dalamnya akuntansi untuk lembaga-lembaga yang tidak bertujuan mencari laba lainnya), adalah bidang akuntansi yang berkaitan dengan lembaga pemerintahan dan lembaga-lembaga yang tidak bertujuan mencari laba. Jadi dari pengertian diatas, maka akuntansi pemerintahan adalah aplikasi akuntansi di bidang keuangan Negara (public finance), khususnya pada tahapan pelaksanaan anggaran (budget execution), termasuk segala pengaruh yang ditimbulkannya, baik yang bersifat seketika maupun yang lebih permanen pada semua tingkatan dan unit pemerintahan. 1.2 Model Akuntansi Pemerintahan (Akuntansi Dana) Akuntansi Dana adalah sistem akuntansi yang sering digunakan oleh organisasiorganisasi nirlaba dan institusi sektor publik atau dengan kata lain Akuntansi Dana merupakan kegiatan jasa yang bertujuan untuk menyajikan informasi kuantitatif mengenai satu atau lebih dana dalam suatu entitas yang ada sebagai dasar pengambilan keputusan. A. Kesatuan Akuntansi Dana Kesatuan akuntansi dana terdiri dari : 1) Govermental type Fund (Kelompok Dana Pemerintahan) Kelompok dana ini terdiri dari berbagai dana yang sifat aktivitasnya adalah belanja. 2) Proprietary type Fund (Kelompok Dana Kepemilikan) Kelompok dana ini merupakan kelompok dana yang sifat aktivitasnya termasuk dalam kelompok dana Non-Expendable seperti layaknya perusahaan komersiil. 3) Fiduciary type of Fund (Kelompok Dana Kepercayaan) Kelompok dana ini terdiri dari berbagai dana yang sifat aktivitasnya ada yang bersifat belanja dan non belanja. 1.3 Asas Umum dan Kekuasaan Atas Pengelolaan Keuangan Negara A. Asas-Asas Umum Pengelolaan Keuangan Negara Asas-asas yang telah lama dikenal dalam pengelolaan keuangan negara: 1) asas tahunan. 2) asas universalitas. 3) asas kesatuan. 4) asas spesialitas.
Asas-asas baru (best practices/penerapan kaidah-kaidah yang baik) dalam pengelolaan
keuangan negara: 1) akuntabilitas berorientasi pada hasil. 2) Profesionalitas. 3) Proposionalitas. 4) keterbukaan dalam pengelolaan keuangan Negara. 5) pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri. B. Kekuasaan Atas Pengelolaan Keuangan Negara Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai bagaian dari kekuasaan pemerintahan. Kekuasaan tersebut meliputi: 1) kewenangan yang bersifat umum. 2) kewenangan yang bersifat khusus. Untuk membantu Presiden dalam penyelenggaraan kekuasaan dimaksud, sebagaian dari kekuasaan tersebut dikuasakan kepada: 1) Menteri Keuangan selaku: a) Pengelola Fiskal. b) Wakil Pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan, 2) Menteri/Pimpinan Lembaga selaku a) Pengguna Anggaran. b) Pengguna Barang kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya. Menteri Keuangan sebagai pembantu Presiden dalam bidang keuangan pada hakekatnya adalah Chief Financial Officer (CFO) Pemerintah Indonesia, setiap menteri/pimpinan lembaga pada hakekatnya adalah Chief Operational Officer (COO) untuk suatu bidang tertentu pemerintahan. 1.4 Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah Adapun siklus dari pengelolaan Keuangan Daerah adalah sebagai berikut : 1) Proses Penyusunan APBD di pemerintah daerah 2) Siklus pelaksanaan APBD (penatausahaan keuangan daerah) 3) Siklus perubahan APBD 4) Siklus pelaporan dan pertanggungjawaban (akuntansi) 5) Pemeriksaan BPK