Nama
NIM
: 03111003001
yang dikenal sebagai desalinasi. Di masa lalu, kesulitan dan biaya menghapus garam terlarut
dari air membuat berbagai perairan garam sumber air minum tidak praktis. Namun, mulai
tahun 1950-an, desalinasi mulai muncul secara ekonomi praktis untuk penggunaan biasa,
dalam keadaan tertentu.
Air produk dari proses desalinasi air umumnya kurang dari 500 mg / 1 padatan
terlarut, yang cocok untuk sebagian besar menggunakan domestik, industri, dan pertanian.
Sebuah produk sampingan dari desalinasi adalah air garam. Air garam adalah larutan
garam terkonsentrasi (dengan lebih dari 35 000/1 padatan terlarut mg) yang harus dibuang,
biasanya dengan debit ke dalam akuifer garam dalam atau permukaan air dengan kadar garam
tinggi. Air garam juga dapat diencerkan dengan diperlakukan efluen dan dibuang oleh
penyemprotan di lapangan golf dan / atau daerah ruang terbuka.
Deskripsi Teknis
Ada dua jenis proses membran yang digunakan untuk desalinasi: reverse osmosis
(RO) dan elektrodialisis (ED). Yang terakhir ini tidak umum digunakan di Amerika Latin dan
Karibia. Dalam proses RO, air dari larutan garam bertekanan dipisahkan dari garam
dilarutkan dengan mengalir melalui membran permeabel air. Permeat (cairan yang mengalir
melalui membran) didorong untuk mengalir melalui membran dengan perbedaan tekanan
yang diciptakan antara feedwater bertekanan dan air produk, yang berada di dekat-atmosfer
tekanan. Yang tersisa feedwater terus melalui sisi bertekanan reaktor sebagai air garam.
Tidak ada perubahan pemanas atau fase berlangsung. Kebutuhan energi utama adalah untuk
bertekanan awal air umpan itu. Untuk desalinasi air payau tekanan operasi kisaran 250-400
psi, dan untuk desalinasi air laut 800-1 000 psi.
Dalam prakteknya, air umpan yang dipompa ke dalam wadah tertutup, terhadap
membran, untuk menekan hal itu. Sebagai produk air melewati membran, air umpan yang
tersisa dan solusi air garam menjadi lebih dan lebih terkonsentrasi. Untuk mengurangi
konsentrasi garam terlarut yang tersisa, sebagian dari solusi ini feedwater-air garam pekat
ditarik dari wadah. Tanpa debit ini, konsentrasi garam terlarut dalam air umpan akan terus
meningkat, membutuhkan input energi yang semakin meningkat untuk mengatasi tekanan
osmotik alami meningkat.
retentate (bagian dari campuran yang tidak melewati membran) dan permeate (bagian dari
campuran yang melewati membran).
Struktur Membran
Berdasarkan jenis pemisahan dan strukturnya, membran dapat dibagi menjadi 3 kategori:
Membran. Sweep (berupa cairan atau gas) digunakan untuk membawa permeate hasil
pemisahan.
1 Porous membrane. Pemisahan berdasarkan atas ukuran partikel dari zat-zat yang akan
dipisahkan. Hanya partikel dengan ukuran tertentu yang dapat melewati membran
sedangkan sisanya akan tertahan. Berdasarkan klasifikasi dari IUPAC, pori dapat
dikelompokkan menjadi macropores (>50nm), mesopores (2-50nm), dan micropores
(<2nm). Porous membrane digunakan pada microfiltration dan ultrafiltration.
2 Non-porous membrane. Dapat digunakan untuk memisahkan molekul dengan ukuran
yang sama, baik gas maupun cairan. Pada non-porous membrane, tidak terdapat pori
seperti halnya porous membrane. Perpindahan molekul terjadi melalui mekanisme
difusi. Jadi, molekul terlarut di dalam membran, baru kemudian berdifusi melewati
membran tersebut.
3 Carrier membrane. Pada carriers membrane, perpindahan terjadi dengan bantuan
carrier molecule yang mentransportasikan komponen yang diinginkan untuk melewati
membran. Carrier molecule memiliki afinitas yang spesifik terhadap salah satu
komponen sehingga pemisahan dengan selektifitas yang tinggi dapat dicapai.
B. Reverse Osmosis
Salah satu teknologi membran yang banyak digunakan saat ini yaitu reverse osmosis
(RO). Proses ini merupakan kebalikan dari osmosis. Pada osmosis, pelarut berpindah dari
sekitar 5 hingga mendekati 7. Dalam banyak kasus, air ini dibuang ke sumur
penyimpanan untuk digunakan nanti.
Keunggulan dan Aplikasi Reverse Osmosis
Teknologi RO cocok digunakan dalam pemurnian air minum dan air buangan. Di bidang
industri, teknologi RO dapat digunakan untuk memurnikan air umpan boiler. Selain itu,
Karena kemampuannya dalam memisahkan garam-garaman, teknologi reverse osmosis cocok
digunakan dalam pengolahan air laut menjadi air tawar (desalinasi). Pengolahan ini terdiri
dari beberapa tahap:
1 Pre-treatment untuk memisahkan padatan-padatan yang terbawa oleh umpan.
Padatan-padatan tersebut jika terakumulasi pada permukaan membran dapat
menimbulkan fouling. Pada tahap ini pH dijaga antara 5,5-5,8.
2 High pressure pump digunakan untuk memberi tekanan kepada umpan. Tekanan ini
berfungsi sebagai driving force untuk melawan gradien konsentrasi. Umpan dipompa
untuk melewati membran. Keluaran dari membran masih sangat korosif sehingga
perlu diremineralisasi dengan cara ditambahkan kapur atau CO2. Penambahan kapur
ini juga bertujuan menjaga pH pada kisaran 6,8-8,1 untuk memenuhi spesifikasi air
minum.
3 Disinfection dilakukan dengan menggunakan radiasi sinar UV ataupun dengan cara
klorinasi. Sebenarnya, penggunaan RO untuk desalinasi sudah cukup jitu untuk
memisahkan virus dan bakteri yang terdapat dalam air. Namun, untuk memastikan air
benar-benar aman (bebas virus dan bakteri), disinfection tetap dilakukan.
Contoh kasus dalam pengolahan air untuk umpan boiler di PT. Krakakatu Tirta
Industri adalah sebagai berikut:
Air yang diolah berasal dari PT. Krakakatu Tirta Industri yang masih berupa air baku
atau air industri. Air baku dari PT. Krakatau Tirta Industri pertama kali disaring dengan
gravel filter yang didalamnya terdapat unggun pasir kuarsa sebagai filter. Dalam gravel vilter
terjadi pemisahan secara fisika. Air dari garvel filter kemudian dialirkan ke kation exchanger.
Ion-ion positif yang terkandung dalam air akan diikat oleh resin-resin kation yang terdapat
dalam ion exchanger. Setelah itu air dilewatkan ke CO2 degasifier untuk menghilangkan gasgas yang terlarut dalam air. Air dari CO2 degasifier diumpankan ke anion exchanger setelah
itu dialirkan ke mix-bed filter untuk mengikat ion-ion yang lolos dari kation dan anion
exchanger kemudian air deionat ditampung ditangki deionat. Air umpan boiler diolah dari air
baku di WTP, sehingga air tersebut dapat memenuhi syarat sebagai air umpan boiler.