Anda di halaman 1dari 11

TUGAS SISTEM UTILITAS 1

Delatasi air laut dau Suplai air untuk umpan ketel

Nama

: Zubeir Saleh Daulay

NIM

: 03111003001

Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Tri Kurnia Dewi, M. Sc

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014

1. DESALINASI AIR LAUT


Defenisi
Desalinasi adalah proses pemisahan yang digunakan untuk mendapatkan kemurnian
air yang lebih tinggi atau untuk memperoleh air yang lebih bersih dari air yang memiliki
kandungan garam tinggi , seperti air laut. Desalinasi air laut mengacu pada proses pembuatan
air minum dari air laut asin. Garam-garam dan kotoran lainnya dikeluarkan melalui proses
yang dikenal sebagai Reverse Osmosis (RO) atau filtrasi membran.
Teknologi desalinasi sendiri sebenarnya sangat berbeda dibandingkan proses water
treatment pada umumnya. Perbedaan ini terletak pada tingkat kesulitan dan kerumitan yang
dimiliki, membuat desalinasi dikategorikan sebagai advanced water treatment process.
Bahkan pada beberapa pemain desalinasi, mereka tidak mau dianggap dikategorisasikan
sebagai pemain water treatment. Alasannya sederhana karena ilmu dan sains antara
desalinasi dan water treatment berbeda. Hal ini kita jumpai sewaktu mengikuti short course
desalinasi di Dubai, UAE. Ternyata banyak pemain-pemain desalinasi yang juga menjadi
rekanan kami yang berasal dari sekitar arab, menolak dianggap sebagai orang water
treatment. Di kalangan mereka sudah menjadi kesapakatan umum bahwa desalinasi itu
berbeda dengan water treatment. Bahkan mereka juga menganggap pemain desalinasi
memiliki status / tingkatan yang jauh diatas pemain water treatment. Apapun alasannya bagi
mereka teknologi ini memang berbeda jauh dari teknologi water treatment umumnya.
Proses desalinasi melibatkan tiga aliran cairan, yaitu umpan berupa air garam
(misalnya air laut), produk bersalinitas rendah, dan konsentrat bersalinitas tinggi. Produk
proses desalinasi umumnya merupakan air dengan kandungan garam terlarut kurang dari 500
mg/l, yang dapat digunakan untuk keperluan domestik, industri, dan pertanian. Hasil
sampingan dari proses desalinasi adalah brine. Brine adalah larutan garam berkonsentrasi
tinggi (lebih dari 35000 mg/l garam terlarut).
Para air umpan garam diambil dari sumber kelautan atau bawah tanah. Hal ini
dipisahkan oleh proses desalinasi menjadi dua aliran output: rendah salinitas air dan aliran
produk konsentrat sangat garam. Penggunaan desalinasi mengatasi paradoks yang dihadapi
oleh masyarakat pesisir banyak, yang memiliki akses ke suplai praktis tak habis-habisnya air
garam tetapi tidak memiliki cara untuk menggunakannya. Meskipun beberapa zat terlarut
dalam air, seperti kalsium karbonat, dapat dihilangkan dengan pengobatan kimia, unsur
umum lainnya, seperti natrium klorida, membutuhkan metode yang lebih teknis canggih,

yang dikenal sebagai desalinasi. Di masa lalu, kesulitan dan biaya menghapus garam terlarut
dari air membuat berbagai perairan garam sumber air minum tidak praktis. Namun, mulai
tahun 1950-an, desalinasi mulai muncul secara ekonomi praktis untuk penggunaan biasa,
dalam keadaan tertentu.
Air produk dari proses desalinasi air umumnya kurang dari 500 mg / 1 padatan
terlarut, yang cocok untuk sebagian besar menggunakan domestik, industri, dan pertanian.
Sebuah produk sampingan dari desalinasi adalah air garam. Air garam adalah larutan
garam terkonsentrasi (dengan lebih dari 35 000/1 padatan terlarut mg) yang harus dibuang,
biasanya dengan debit ke dalam akuifer garam dalam atau permukaan air dengan kadar garam
tinggi. Air garam juga dapat diencerkan dengan diperlakukan efluen dan dibuang oleh
penyemprotan di lapangan golf dan / atau daerah ruang terbuka.
Deskripsi Teknis
Ada dua jenis proses membran yang digunakan untuk desalinasi: reverse osmosis
(RO) dan elektrodialisis (ED). Yang terakhir ini tidak umum digunakan di Amerika Latin dan
Karibia. Dalam proses RO, air dari larutan garam bertekanan dipisahkan dari garam
dilarutkan dengan mengalir melalui membran permeabel air. Permeat (cairan yang mengalir
melalui membran) didorong untuk mengalir melalui membran dengan perbedaan tekanan
yang diciptakan antara feedwater bertekanan dan air produk, yang berada di dekat-atmosfer
tekanan. Yang tersisa feedwater terus melalui sisi bertekanan reaktor sebagai air garam.
Tidak ada perubahan pemanas atau fase berlangsung. Kebutuhan energi utama adalah untuk
bertekanan awal air umpan itu. Untuk desalinasi air payau tekanan operasi kisaran 250-400
psi, dan untuk desalinasi air laut 800-1 000 psi.
Dalam prakteknya, air umpan yang dipompa ke dalam wadah tertutup, terhadap
membran, untuk menekan hal itu. Sebagai produk air melewati membran, air umpan yang
tersisa dan solusi air garam menjadi lebih dan lebih terkonsentrasi. Untuk mengurangi
konsentrasi garam terlarut yang tersisa, sebagian dari solusi ini feedwater-air garam pekat
ditarik dari wadah. Tanpa debit ini, konsentrasi garam terlarut dalam air umpan akan terus
meningkat, membutuhkan input energi yang semakin meningkat untuk mengatasi tekanan
osmotik alami meningkat.

Macam macam cara desalinasi


Distilasi merupakan metode desalinasi yang paling lama dan paling umum digunakan.
Distilasi adalah metode pemisahan dengan cara memanaskan air laut untuk menghasilkan uap
air, yang selanjutnya dikondensasi untuk menghasilkan air bersih. Berbagai macam proses
distilasi yang umum digunakan, seperti multistage flash, multiple effect distillation, dan vapor
compression umumnya menggunakan prinsip mengurangi tekanan uap dari air agar
pendidihan dapat terjadi pada temperatur yang lebih rendah, tanpa menggunakan panas
tambahan.
A. Teknologi membran
Metode lain desalinasi adalah dengan menggunakan membran. Terdapat dua tipe
membran yang dapat digunakan untuk proses desalinasi, yaitu reverse osmosis (RO) dan
electrodialysis (ED).
Osmosis adalah proses alami yang terjadi pada semua sel hidup. Air merembes
melalui membran yang mengecualikan padatan tersuspensi, garam terlarut dan molekul
organik yang lebih besar. Membran ini memiliki pori-pori semipermeabel sekitar 0,0005
mikron dalam ukuran. Molekul air memiliki kecenderungan kuat untuk melarikan diri dari air
murni dari dari larutan garam. Air mengalir melalui membran semipermeabel dari larutan
murni ke dalam larutan garam dalam upaya untuk menyamakan tekanan osmotik dari dua
solusi.
Teknologi membran telah menjadi topik hangat dalam beberapa tahun terakhir ini.
Hal itu mungkin dipicu fakta bahwa pemisahan dengan membran memiliki banyak
keunggulan yang tidak dimiliki metode-metode pemisahan lainnya. Keunggulan tersebut
yaitu pemisahan dengan membran tidak membutuhkan zat kimia tambahan dan juga
kebutuhan energinya sangat minimum. Membran dapat bertindak sebagai filter yang sangat
spesifik. Hanya molekul-molekul dengan ukuran tertentu saja yang bisa melewati membran
sedangkan sisanya akan tertahan di permukaan membran. Selain keunggulan-keunggulan
yang telah disebutkan, teknologi membran ini sederhana, praktis, dan mudah dilakukan.
Membrane separation yaitu suatu teknik pemisahan campuran 2 atau lebih komponen
tanpa menggunakan panas. Komponen-komponen akan terpisah berdasarkan ukuran dan
bentuknya, dengan bantuan tekanan dan selaput semi-permeable. Hasil pemisahan berupa

retentate (bagian dari campuran yang tidak melewati membran) dan permeate (bagian dari
campuran yang melewati membran).
Struktur Membran
Berdasarkan jenis pemisahan dan strukturnya, membran dapat dibagi menjadi 3 kategori:

Membran. Sweep (berupa cairan atau gas) digunakan untuk membawa permeate hasil
pemisahan.
1 Porous membrane. Pemisahan berdasarkan atas ukuran partikel dari zat-zat yang akan
dipisahkan. Hanya partikel dengan ukuran tertentu yang dapat melewati membran
sedangkan sisanya akan tertahan. Berdasarkan klasifikasi dari IUPAC, pori dapat
dikelompokkan menjadi macropores (>50nm), mesopores (2-50nm), dan micropores
(<2nm). Porous membrane digunakan pada microfiltration dan ultrafiltration.
2 Non-porous membrane. Dapat digunakan untuk memisahkan molekul dengan ukuran
yang sama, baik gas maupun cairan. Pada non-porous membrane, tidak terdapat pori
seperti halnya porous membrane. Perpindahan molekul terjadi melalui mekanisme
difusi. Jadi, molekul terlarut di dalam membran, baru kemudian berdifusi melewati
membran tersebut.
3 Carrier membrane. Pada carriers membrane, perpindahan terjadi dengan bantuan
carrier molecule yang mentransportasikan komponen yang diinginkan untuk melewati
membran. Carrier molecule memiliki afinitas yang spesifik terhadap salah satu
komponen sehingga pemisahan dengan selektifitas yang tinggi dapat dicapai.
B. Reverse Osmosis
Salah satu teknologi membran yang banyak digunakan saat ini yaitu reverse osmosis
(RO). Proses ini merupakan kebalikan dari osmosis. Pada osmosis, pelarut berpindah dari

daerah berkonsentrasi rendah (hipotonik) ke daerah berkonsentrasi tinggi (hipertonik)


sehingga konsentrasi di kedua daerah menjadi berimbang. Proses ini terjadi secara alami
sehingga tidak membutuhkan energi. Contoh osmosis yang terjadi di alam yaitu penyerapan
air oleh akar tanaman. Berbeda dengan osmosis, RO terjadi dengan arah yang berlawanan
yaitu dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Untuk melawan gradien konsentrasi,
dibutuhkan energi eksternal berupa tekanan.
Pada proses desalinasi menggunakan membran RO, air pada larutan garam dipisahkan
dari garam terlarutnya dengan mengalirkannya melalui membran water-permeable. Permeate
dapat mengalir melalui membran akibat adanya perbedaan tekanan yang diciptakan antara
umpan bertekanan dan produk, yang memiliki tekanan dekat dengan tekanan atmosfer. Sisa
umpan selanjutnya akan terus mengalir melalui sisi reaktor bertekanan sebagai brine. Proses
ini tidak melalui tahap pemanasan ataupun perubahan fasa. Kebutuhan energi utama adalah
untuk memberi tekanan pada air umpan. Desalinasi air payau membutuhkan tekanan operasi
berkisar antara 250 hingga 400 psi, sedangkan desalinasi air laut memiliki kisaran tekanan
operasi antara 800 hingga 1000 psi.
Dalam praktiknya, umpan dipompa ke dalam container tertutup, pada membran,
untuk meningkatkan tekanan. Saat produk berupa air bersih dapat mengalir melalui membran,
sisa umpan dan larutan brine menjadi semakin terkonsentrasi. Untuk mengurangi konsentrasi
garam terlarut pada larutan sisa, sebagian larutan terkonsentrasi ini diambil dari container
untuk mencegah konsentrasi garam terus meningkat.

Gambar. desalinasi dengan RO


Sistem RO terdiri dari 4 proses utama, yaitu (1) pretreatment, (2) pressurization, (3)
membrane separation, (4) post teatment stabilization.

1 Pretreatment: Air umpan pada tahap pretreatment disesuaikan dengan membran


dengan cara memisahkan padatan tersuspensi, menyesuaikan pH, dan menambahkan
inhibitor untuk mengontrol scaling yang dapat disebabkan oleh senyawa tetentu,
seperti kalsium sulfat.
2 Pressurization: Pompa akan meningkatkan tekanan dari umpan yang sudah melalui
proses pretreatment hingga tekanan operasi yang sesuai dengan membran dan
salinitas air umpan.
3 Separation: Membran permeable akan menghalangi aliran garam terlarut, sementara
membran akan memperbolehkan air produk terdesalinasi melewatinya. Efek
permeabilitas membran ini akan menyebabkan terdapatnya dua aliran, yaitu aliran
produk air bersih, dan aliran brine terkonsentrasi. Karena tidak ada membran yang
sempurna pada proses pemisahan ini, sedikit garam dapat mengalir melewati
membran dan tersisa pada air produk. Membran RO memiliki berbagai jenis
konfigurasi, antara lain spiral wound dan hollow fine fiber membranes. Menerapkan
feedwater hasil perakitan membran dalam aliran produk air tawar dan air garam
terkonsentrasi menolak aliran. Karena membran tidak ada yang sempurna dalam
penolakan garam terlarut, persentase kecil garam melewati membran dan tetap dalam
air produk. Membran reverse osmosis datang dalam berbagai konfigurasi. Dua yang
paling populer adalah spiral luka dan membran serat berlubang halus Mereka
umumnya terbuat dari selulosa asetat, poliamida aromatik, atau, saat ini, film tipis
polimer komposit. Kedua jenis tersebut digunakan untuk air payau dan desalinasi air
laut, meskipun membran spesifik dan pembangunan kapal tekanan bervariasi sesuai
dengan tekanan operasi yang berbeda digunakan untuk dua jenis air umpan.

Gambar .tipe membran RO


4 Stabilization: Air produk hasil pemisahan dengan membran biasanya membutuhkan
penyesuaian pH sebelum dialirkan ke sistem distribusi untuk dapat digunakan sebagai
air minum. Produk mengalir melalui kolom aerasi dimana pH akan ditingkatkan dari

sekitar 5 hingga mendekati 7. Dalam banyak kasus, air ini dibuang ke sumur
penyimpanan untuk digunakan nanti.
Keunggulan dan Aplikasi Reverse Osmosis
Teknologi RO cocok digunakan dalam pemurnian air minum dan air buangan. Di bidang
industri, teknologi RO dapat digunakan untuk memurnikan air umpan boiler. Selain itu,
Karena kemampuannya dalam memisahkan garam-garaman, teknologi reverse osmosis cocok
digunakan dalam pengolahan air laut menjadi air tawar (desalinasi). Pengolahan ini terdiri
dari beberapa tahap:
1 Pre-treatment untuk memisahkan padatan-padatan yang terbawa oleh umpan.
Padatan-padatan tersebut jika terakumulasi pada permukaan membran dapat
menimbulkan fouling. Pada tahap ini pH dijaga antara 5,5-5,8.
2 High pressure pump digunakan untuk memberi tekanan kepada umpan. Tekanan ini
berfungsi sebagai driving force untuk melawan gradien konsentrasi. Umpan dipompa
untuk melewati membran. Keluaran dari membran masih sangat korosif sehingga
perlu diremineralisasi dengan cara ditambahkan kapur atau CO2. Penambahan kapur
ini juga bertujuan menjaga pH pada kisaran 6,8-8,1 untuk memenuhi spesifikasi air
minum.
3 Disinfection dilakukan dengan menggunakan radiasi sinar UV ataupun dengan cara
klorinasi. Sebenarnya, penggunaan RO untuk desalinasi sudah cukup jitu untuk
memisahkan virus dan bakteri yang terdapat dalam air. Namun, untuk memastikan air
benar-benar aman (bebas virus dan bakteri), disinfection tetap dilakukan.

Sea Water Desalinantion: Concept Drawing of Membrane Distillation Sea Water


Desalination.

2. SUPLAI AIR UNTUK UMPAN KETEL


Dalam suatu proses produksi dalam industri, boiler merupakan suatu pembangkit
panas yang penting. Sesuai dengan namanya maka fungsi dari boiler ini adalah memanaskan
kembali. Dalam suatu proses industri boiler harus dijaga agar effisiensinya cukup tinggi. Oleh
sebab itu penting untuk menjaga kualitas air yang diumpankan untuk boiler, karena akan
berhubungan dengan effisiensi dari boiler tersebut.
Air umpan boiler atau Boiler Feed Water nantinya akan dipanaskan hingga menjadi
steam. Karena di dalam boiler terjadi pemanasan harus diwaspdai adanya kandungankandungan mineral seperti ion Ca2+ dan Mg2+. Air yang banyak mengandung ion Ca2+ dan
Mg2+ disebut sebagai air yang sadah (hard water). Ion-ion ini sangat berpengaruh pada
kualitas air yang nantinya akan digunakan sebagai umpan boiler. Biasanya ion-ion ini terlarut
dalam air sebagai garam karbonat, sulfat, bilkarbonat dan klorida. Berbeda dengan senyawasenyawa kimia lainnya, kelarutan dari senyawa-senyawa mengandung unsur Ca dan Mg
seperti CaCO3, CaSO4, MgCO3, Mg(OH)2, CaCl2, MgCL2, dll ; akan memiliki kalarutan
yang makin kecil atau redah apabila suhu makin tinggi.Sehingga ketika memasuki boiler, air
ini merupakan masalah yang harus segera diatasi. Air yang sadah ini akan menimbulkan
kerak(scalling) dan tentu saja akan mengurangi effisiensi dari boiler itu sendiri akibat dari
hilangnya panas akibat adanya kerak tersebut.Selain itu yang dikhawatirkan bisa
menyebabkan scalling adalah adanya deposit silika.
Dalam hal ini akan terjadi perbedaan ketika mengolah air untuk dijadikan sebagai air
minum dibandingkan dengan untuk umpan boiler.Dalam pengolahan air minum mineralmineral yang ada dalam air tidak akan dihilangkan karena mineral-mineral tersebut
dibutuhkan untuk tubuh manusia. Bahkan ada perusahaan air minum yang menambahkan
mineral pada air minum produksinya. Hal itu tidak boleh terjadi dalam pengolahan air untuk
umpan boiler.Air minum juga harus dijaga agar bebas dari kuman penyakit dengan diberi
desinfektan sedangkan air umpan boiler tidak perlu diberi desinfektan.
Adapun beberapa proses umum yang dilakukan untuk memperoleh air umpan boiler
yang baik adalah sebagai berikut:

Contoh kasus dalam pengolahan air untuk umpan boiler di PT. Krakakatu Tirta
Industri adalah sebagai berikut:

Air yang diolah berasal dari PT. Krakakatu Tirta Industri yang masih berupa air baku
atau air industri. Air baku dari PT. Krakatau Tirta Industri pertama kali disaring dengan
gravel filter yang didalamnya terdapat unggun pasir kuarsa sebagai filter. Dalam gravel vilter
terjadi pemisahan secara fisika. Air dari garvel filter kemudian dialirkan ke kation exchanger.
Ion-ion positif yang terkandung dalam air akan diikat oleh resin-resin kation yang terdapat
dalam ion exchanger. Setelah itu air dilewatkan ke CO2 degasifier untuk menghilangkan gasgas yang terlarut dalam air. Air dari CO2 degasifier diumpankan ke anion exchanger setelah
itu dialirkan ke mix-bed filter untuk mengikat ion-ion yang lolos dari kation dan anion
exchanger kemudian air deionat ditampung ditangki deionat. Air umpan boiler diolah dari air
baku di WTP, sehingga air tersebut dapat memenuhi syarat sebagai air umpan boiler.

Air Umpan Boiler


Kualitas air umpan boiler yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Tampak : Jernih dan tidak berwarna
2. Oksigen : 0.02 mg/liter
3. Kesadahan : Tak terdekteksi (sangat kecil)
4. Besi : 0.02 mg/liter
5. Karbondioksida : Sangat kecil
6. Daya hantar listrik pada 25oC : 0.2 mikroS/cm
7. Angka permanganat : 5
8. Minyak 0.5 mg/l
9. pH pada 250oC : 9
10. Silikat : 0.02 mg/l

Anda mungkin juga menyukai