Anda di halaman 1dari 18

BAB WARIS, bagian1

A. KETENTUAN MAWARIS
1.

Beberapa Pengertian Istilah


Untuk memudahkan pemahaman dalam membahas Mawaris ini, maka ada beberapa
istilah yang harus dimengerti terlebih dahulu, yaitu :
a.

Mawaris, berarti harta waris (pusaka). Jadi semua harta peninggalan seseorang
yang telah wafat dan belum diambil untuk keperluan apapun maka disebut
mawaris atau mirast. Sedangkan bila telah siap untuk dibagikan maka disebut
dengan Tirkah.

b.

Muwarist adalah orang yang wafat dan meninggalkan mirast.

c.

Waris atau ahli waris adalah mereka yang berhak dan berpeluang untuk
memperoleh mirast.

2.

Sebab-sebab Waris Mewarisi (Asbabul Irsti)


Dalam Agama Islam terdapat 4 ikatan yang menyebabkan seseorang berhak dan
berpeluang untuk memperoleh harta waris, yaitu :
a.

Karena adanya hubungan nasab (hubungan darah) dengan muwarist, (QS. An


Nisa : 7). Termasuk dalam kategori ini antara lain adalah ayah / ibu dari
almarhum/ah, anak laki-laki dan anak perempuan dari almarhum/ah dll

b.

Karena adanya hubungan perkawinan dengan muwarist (suami/istri). (QS. An


Nisa : 12), dalam kategori ini yang mendapat waris hanya suami bila istri /
istri-istrinya yang sah meninggal dunia, begitu juga sebaliknya.

c.

Karena memerdekakan muwarist.

d.

Karena adanya hubungan sesama Muslim, yaitu bila ternyata muwarist tidak
mempunyai ahli warist yang tersebut pada no. 1, 2, dan 3. maka harta warisnya
diserahkan kepada BAITUL MAL dan selanjutnya dipergunakan untuk
kepentingan umum umat Islam.

Sesuai hadis Nabi saw. berikut:


Artinya : Saya menjadi pewaris bagi orang yang tidak memiliki ahli waris. HR. Ahmad dan
Abu Daud
Nabi saw. tidak menerima waris untuk dirinya, akan tetapi Beliau menerimanya dan
selanjutnya dipergunakan untuk kemaslahatan umat Islam.

3. Hal-hal yang menghalangi untuk memperoleh warisan (Mawaniul irsti)


Bagi seorang ahli awris bisa jadi terhalang atau berkurang bagiannya jika pada
orang tersebut terdapat penghalang, penghalang, tersebut yaitu :
a.

Mamnu atau Mahrum, yaitu seseorang yang telah memiliki syarat dan sebab
yang cukup untuk dapat menerima warisan, akan tetapi terdapat padanya suatu
pengahalang sehingga gugur haknya untuk memperoleh warisan, penghalang
tersebut terdiri dari : hamba sahaya, pembunuh, murtad dan berbeda agama.

b.

Mahjub, adalah seorang yang memenuhi syarat dan sebaba untuk


mendapatkan warisan, akan tetapi karena ada halangan (hijab), maka ia tidak
berhak menerima atau berkurang bagiannya. Sedangkan hijab adalah
penghalang mahjub dan terdiri dari : Hijab Nuqshan dan Hijab Hirman.

4. Mawaris (Harta Waris) Sebelum Dibagi


Sebelum diadakan pembagian, maka terlebih dahulu supaya dikeluarkan dari harta
waris tersebut untuk beberapa keperluan berikut :
-1. Untuk biaya haji almarhum, bila semasa hidupnya belum haji dan sudah terkena
kewajiban haji
-2. Dikeluarkan untuk membayar zakat dari harta peninggalan tersebut.
-3. Dikeluarkan untuk membayar hutang muwaris.
-4. Dikeluarkan untuk membayar biaya perawatan muwaris.
-5. Dikeluarkan untuk melaksanakan wasiat dari muwaris.
Jika empat masalah tersebut di atas telah dilaksanakan dengan baik, maka barulah
harta peninggalan (tirkah) tersebut dapat diwaris sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
B.

AHLI WARIS DAN BAGIANNYA


1. Ayat Al Quran tentang masalah waris
Diantara ayat Al Quran yang menjelaskan masalah waris adalah :






7 : .

Artinya : Bagi orang laki-laki hak bagian dari harta peninggalan ibu bapak dan kerabatnya,
dan bagi wanita pula hak bagian dari harta peninggalan ibu bapak dan kerabatnya, baik
sedikit atau banyak menurut bagian yang telah ditentukan. QS. An Nisa : 7
Kemudian dapat dilihat pula dalam surat An Nisa ayat 11 dan 12.

3.

Macam-macam ahli waris


a.

Dilihat dari segi jenis kelamin, dapat digolongkan menjadi 15 orang ahli waris
laki-laki dan 10 orang ahli waris wanita (nama dan bagiannya dapat dilihat pada
tabel : 1)

b.

Dilihat dari hak dan bagiannya, ahli waris dibedakan menjadi :


1.

Dzawil Furudh. Yaitu ahli waris yang hak dan bagiannya telah ditentukan
secara jelas dan tegas jumlahnya berdasar ketentuan Al Quran dan Hadits,
yaitu :
1). 4 orang dari kelompok ahli waris laki-laki, yaitu bapak, bapaknya
bapak, saudara laki-laki seibu dan suami.
2). 9 orang dari kelompok ahli waris perempuan, kecuali mutiqah.
Bagian masing-masing dari dzawil furudh ini akan diterangkan tersendiri.

2.

Dzawil Ashabah. Yaitu ahli waris yang mendapat bagian sisa, terdiri 3
macam yaitu :
1). Ashabah bin Nafsi (ASBIN), yaitu semua ahli waris dari kelompok
laki-laki kecuali bapak, bapaknya bapak, saudara laki-laki seibu dan
suami, mereka itu mendapat bagian waris (ashabah) karena sebab
dirinya sendiri.
2). Ashabah bil Ghair (ASBIG), yaitu mereka yang mendapat ashabah
(sisa) karena sebab keberadaan saudaranya, mereka itu ialah :
a). Anak perempuan, seorang atau lebih bila bersama dengan anak
laki-laki
b). Cucu perempuan , seorang atau lebih bila bersama dengan cucu
laki-laki
c). Saudara perempuan sekandung, seorang atau lebih bila bersama
dengan saudara laki-laki sekandung.
d). Saudara perempuan seayah, seorang atau lebih bila bersama
dengan saudara laki-laki seayah.
3). Ashabah Maal Ghair (ASMAG), yaitu yang mendapat bagian sisa
karena bersama-sama dengan orang lain, mereka itu ialah :
a). Saudara perempuan sekandung, seorang atau lebih pada waktu
bersama-sama dengan anak perempuan atau cucu perempuan.
b). Saudara perempuan seayah, seorang atau lebih bila bersama-sama
dengan anak perempuan atau cucu perempuan.

3.

Dzawil Arham
Yaitu kerabat yang tidak termasuk ahli waris yang 25, diluar ketentuan
dzawil furudl atau ashabah, oleh karena pertalian kekerabatannya yang
telah jauh

BAB WARIS, bagian 2


3.

Bagian Masing-masing Ahli Waris


Dengan memperhatikan Surat An Nisa ayat 7, 11 dan 12, serta macam-macam ahli
waris, maka bagian masing-masing ahli waris dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 1
Nama dan Bagian Ahli Waris Kelompok laki-laki (A)
No.
1.

Nama Ahli Waris


Suami

2.

anak laki-laki

3.

Bapak

Bagian
1/2

bila tidak ada Farul Waris

1/4

bila ada farul waris

ASBIN
1/6
1/6 & sisa

4.

5.

anak laki-laki no 2

Kakek/bapaknya

Keterangan

ASBIN
MAHJUB
1/6

bapak
MAHJUB

bila bersama anak perempuan


mendapat dua kali anak perempuan
bila ada farul waris lk
bila hanya ada farul waris pr
bila tidak ada anak laki-laki
bila ada anak laki-laki
bila ada farul waris dan tidak ada
bapak
bila ada bapak

6.

Sdra laki-laki skd

ASBIN

lihat tabel 3 dan 4

7.

Sdr.laki-laki seayah

ASBIN

lihat tabel 3

8.

Anak laki-laki no.6

ASBIN

Sda

9.

Anak laki-laki no.7

ASBIN

Sda

ASBIN

Sda

ASBIN

Sda

10.
11.

Sdr lk-lk bpk


yg skdng
Sdr. lk-lk bpk

seayah
12.

Anak dari no. 10

ASBIN

Sda

13.

Anak dari no. 11

ASBIN

Sda

1/6
14.

Sdra laki-laki seibu

bila sendiri dan tidak ada far ul


waris, bapak dan atau kakek.
bila berdua atau lebih, baik laki-

1/3

laki semua atau cam-pur, tidak ada


farul waris, bapak dan atau kakek

15.

Mutiq

ASBIN

Sda

Keterangan tabel 1 ( A ) :
1.

Farul Waris adalah : anak lk-lk, anak pr, anak laki-laki dan anak perempuannya
anak lk-lk.

2.

ASBIN /ABN = Ashabah bin Nafsi, MAHJUB = terhalang

3.

Apabila semua ahli waris dari kelompok laki-laki di atas (15) ada semua maka
yang mendapat warisan hanya : anak laki-laki (no. 2), bapak (no.3) dan suami
(no. 1)

4.

Mutiq adalah seseorang yang memerdekakan almarhum / almarhumah


Tabel 2
Nama dan Bagian Ahli Waris Kelompok Perempuan (B)
No.
1.

2.

Ahli Waris

Bagian

Keterangan \ Syarat

Istri dari

bila tidak ada farul warist

jenazah

1/8

bila ada farul warist

bila anak tunggal

Anak
perempuan

2/3
ASBIG

bila lebih dari seorang dan tidak ada


anak laki-laki
bila bersama ibnun (anak laki-laki)
bila tidak ada farul waris dan bila

1/3
3.

seayah/seibu) lebih dari satu

Ibu
1/6

4.

Ibunya bapak

tidak ada sdra si mayat (laki /pr., skd/

1/6

bila ada farul warist dan atau ada


saudara si mayat.
bila tidak ada ibu

MAHJUB bila ada ibu


5.

Ibunya ibu

sama dengan ibunya bapak.

bila tunggal dan tidak ada farul waris


bila lebih dari seorang dan tdk ada

2/3

ibnubnin (no. 4 A)

Anak
6.

Perempuan nya

anak laki-laki/pr. serta tdk ada

1/6

anak laki-laki

bila sendiri atau lebih dan bila


hanya ada seorang anak pr.

MAHJUB bila ada dua/ lebih anak perempuan


ASBIG

bila bersama dengan ibnubnin dan


tidak ada anak laki-laki
bila tunggal dan tidak ada farul
waris dan bapak dari jenazah
bila lebih seorang dan terdiri dari

2/3
7.

Saudara perempuan

perempuan semua , tidak ada farul


warist dan bapak

sekandung
ASMAG

MAHJUB

bila yang mendapat bagian 1/2 ada


semua
bila ada ibnun / ibnubnin dan atau
bapak
bila tunggal, tdk ada farul warist
bapak, saudara sekan-dung (laki/pr.)
bila lebih dar i seorang dan tidak ada

2/3

farul waris, bapak,saudara ,


sekandung (laki/pr.) dan sdr sebapak

8.

Saudara

1/6

perempuan seayah
ASMAG
ASBIG
MAHJUB

bila seorang atau lebih dan bila hanya


ada seorang sdr. pr. sekandung.
bila bersama dengan bintun atau
bintubnin.
bila bersama dg. akhun liab (no.7 A
bila ada ibnun, ibnubnin, akhun syaqiq
dan atau ayah.

bila berdua atau lebih dan tidak ada

1/3

9.

Saudara perempuan

farul warist, ayah dan atau nenek.


bila sendiri dan tidak ada farul warist,

1/6

seibu

ayah dan atau nenek

MAHJUB
10.

Mutiqah

ASBIN

bila ada farul warist,ayah dan atau


nenek.
sama dengan 15 A

Keterangan tabel 2 ( B ) :
1.

ASBIG/ABG = Ashabah bil Ghair, ASMAG / AMG = Ashabah maal Ghair

2.

Apabila ahli waris dari kelompok perempuan ada semua maka yang mendapat
warisan adalah: anak perempuan, cucu perempuan, ibu, istri dan saudara
sekandung

3.

Apabila ahli waris dari kelompok laki-laki dan kelompok perempuan ada semua
maka yang mendapat warisan hanya : anak laki-laki, anak perempuan, bapak, ibu,
dan suami atau istri

4.

Mutiqah adalah seorang perempuan yang memerdekakan almarhum /


almarhumah

BAB WARIS, bagian 3


Tabel 3
Ahli Waris yang Terhalang dari Kelompok Laki-laki

Nama
NO Ahli
Waris
1.
2.
3.

4.

P E N G H A L A N G
2A 3A 4A 5A 6A 7A 8A 9A 10A 11A 12A 13a 14A

Suami

Anak

Bapak

Anak lk

laki-laki

dr anak
lak

5.

6.

7.

8.

9.

Bapaknya

2B 6B

bapak
Sdr.lk.
skdung
Sdr.lk.
seayah
Anak lk.
dari no.6
Anak lk.
dari no.7
Sdr bpk.

10. yg
sekdng
11.

12.

Sdr bpk.
yg seayah
Anak lk.
dari no
Anak lk.

13. dari
no.11
14.

Saudara
lk. seibu

15. Mutiq

Tabel 4
Ahli WAris Yang Terhalang dari Kelompok Perempuan
Nama Ahli Waris

P e n g h a l a n g

Istri

Anak perempuan

Ibu

Ibunya bapak

3B

Ibunya ibu

3B

C.

Anak pr. dari anak laki-2

2 x 2B

2A

Saudara pr. sekandung

2A

4A

3A

6A dan 7B (X)

Saudara pr. seayah

2A

4A

3A

6A dan 7B (X)

Saudara pr. seibu

2A

5A

Farul Waris

Mutiqah

sama dengan 15 A

TATA CARA MENGHITUNG WARISAN


Terdapat 4 langkah yang harus dilalui untuk dapat menghitung dan membagi harta waris
(tirkah) dengan baik dan benar , yaitu :
1. Menginfentarisir harta peninggalan almarhum dengan teliti
2. Dari harta peninggalan tersebut dikeluarkan terlebih dahulu untuk :
a.

Membayar zakat dari harta peninggalan tersebut,

b.

Membayar hutang almarhum.

c.

Membayar biaya perawatan almarhum, dari biaya sakit sampai pemakaman,

d.

Melaksanakan wasiat, maksimal 1/3 dari total peninggalan almarhum

3. Mendaftar dengan benar teliti semua ahli waris yang ada.


4. Memisahkan apabila ada diantara mereka yang mamnu dan mahjub (lihat tabel 3
dan 4).
5. Menentukan/memilih yang masuk dzawil furudl dan ashabah serta bagian mereka
masing-masing (perhatikan tabel 1 dan 2).
6. Menghitung dengan benar dan teliti.
Contoh 1 :
Dalam susunan ahli waris yang ada terdapat anak perempuan dan anak laki.
a.

Maria wafat dengan meninggalkan tirkah sejumlah Rp 120.000.000,-,


Ahli waris yang adalah : Suami, Bapak, kakek, 1 anak laki-laki, 3 anak perempuan,
dan 4 anak perempuannya anak laki-laki

b. dari ahli waris yang ada dan berhak mendapat warisan adalah :
1.

Suami : mendapat bagian 1/4 dari tirkah, karena ada anak

2.

Bapak : mendapat bagian 1/6 dari tirkah

3.

1 anak laki-laki mendapat ashabah bin nafsi.

4.

3 anak perempuan mendapat ashabah bil Ghair, karena ada anak laki-laki.

5.

kakek terhalang / tidak dapat bagian karena ada bapak

6.

4 anak perempuannya anak laki-laki terhalang / tidak dapat bagian karena ada laki-laki

dan perempuan.
c.

Cara menghitungnya sebagai berikut (cara pertama) :

Masalah
Ahli Waris

Jumlah

Ba
gian

Harta Waris

Asal/kpk

Perbaikan

12

60

120 juta

Yg
Diterima

Suami

1/4

15

15/60x120 jt

30 juta

Bapak

1/6

10

10/60x120 jt

20 juta

Anak lk-lk

ABN

14

14/60x120 jt

28 juta

Anak pr

ABG

21

21/60x120 jt

42 juta

Catatan:
Bagian 1 anak lk-lk = bagian 2 anak pr
Jadi : 1 anak lk-lk + 3 anak pr = 5 anak pr

Atau dengan cara (cara kedua):

Ahli Waris

Ahli Waris

Jum
lah

Jum
lah

Harta Waris
Bagian

Pembagian

Yg
Diterima
Harta Waris

Bagian

Pembagian

Yg
Diterima

Suami

1/4

1/4 x 120 juta

30 juta

Bapak

1/6

1/6 x 120 juta

20 juta

2/5 x sisa harta ( Tirkah dikurangi


Anak lk-lk

bagian suami dan istri (70 juta)=


1 al = 2 ap
2+3= 5

Anak pr

ap

28 juta

2/5 x 70 juta
3/5 x sisa harta ( Tirkah dikurangi
bagian suami dan istri (70 juta)=
3/5 x 70 juta

Contoh 2 :
Dalam susunan ahli waris yang ada hanya ada anak anak laki.

42 juta

a.

Mario wafat dengan meninggalkan tirkah sejumlah Rp 480.000.000,-,


Ahli waris yang adalah : Istri, Bapak, kakek, 1 anak laki-laki dan 4 anak
perempuannya anak laki-laki

b. dari ahli waris yang ada dan berhak mendapat warisan adalah :
1.

Istri : mendapat bagian 1/8 dari tirkah, karena ada anak laki-laki

2.

Bapak : mendapat bagian 1/6 dari tirkah

3.

1 anak laki-laki mendapat ashabah bin nafsi.

4.

kakek terhalang / tidak dapat bagian karena ada bapak

5.

4 anak perempuannya anak lk-lk terhalang / tidak dapat bagian, karena ada anak laki-laki
c.

Cara menghitungnya sebagai berikut (cara pertama) :

Ahli
Waris

AsalMasalah/kpk
Jumlah

Bagian

Harta Waris
480 juta

24

Yg
Diterima

Istri

1/8

1/24 x 480 juta

60 juta

Bapak

1/6

1/24 x 480 juta

80 juta

ABN

17

Anak lklk

17/24x 480 juta

Jumlah

340 juta
480 juta

BAB WARIS, bagian 4


1.

RAD
Yaitu bila harta waris telah dibagi sesuai dengan ketentuan yang ada dan ternyata
masih ada sisa, maka semua ahli waris yang ada dan tidak terhalang mendapat
tambahan secara proporsional kecuali suami atau istri / suami atau istri tidak mendapat
tambahan, ia tetap menerima sesuai bagian furudnya.

Contoh 3:
1. Bila dalam ahli waris yang ada tidak terdapat suami atau istri, cara membaginya sebagai
berikut / misal :
a. Johan meninggal, dengan tirkah sebesar Rp 60.000.000,- ahli waris yang ada yaitu :
seorang anak perempuan, seorang ibu dan seorang nenek.
b. Dari ahli waris di atas yang berhak mendapat warisan adalah :
- 1 Anak perempuan mendapat 1/2 dari tirkah karena anak tunggal

- Ibu mendapat 1/6 dari tirkah karena ada anak


- Nenek mahjub (terhalang) karena ada ibu.
c. Cara menghitungnya sebagai berikut :
Nama / jumlah

Bagian

Bagian

Ahli waris

Fardlu

Masing-masing

1 ap

1/2

1/2 x 60 jt = 30 jt

Tirkah = 60 juta

Ibu

1/6

1/6 x 60 jt = 10 jt

Setelah dibagikan

Jumlah

4/6

40 juta

Keterangan

pada 1 ap dan ibu


masih sisa 20 jt

- Karena masih ada sisa 20 juta, maka 20 juta ini harus dibagi habis kepada 1 anak
perempuan dan ibu secara proporsional, caranya adalah :
Mencari asal masalah (KPK), yaitu kelipatan terkecil dari bilangan fardlu/bagian
masing-masing ahli waris yang ada.
Fardlu/bagian yang ada yaitu 1/2 dan 1/6, dengan demikian kelipatan terkecil nya
adalah 6, sebab 6 tersebut dapat dibagi habis dengan angka 2 dan 6.
Dengan demikian maka :
bagian 1 ap

= 1/2 x 6 = 3,

bagian ibu

= 1/6 x 6 = 1

(3+1=4)
Tambahan untuk 1 ap dan ibu adalah :
1 ap

= 3/4 x 20 juta = 15 juta

Ibu

= 1/4 x 20 juta = 5 juta

Jadi bagian final 1 anak perempuan dan ibu adalah :

Nama / jumlah

Bagian Asal

Ahli waris

Tambahan

Jumlah Bagian

Proporsional

Final

1 ap

30 juta

15 juta

45 juta

Ibu

10 juta

5 juta

15 juta

Jumlah

40 juta

20 juta

60 juta

Atau dengan cara langsung ( setelah diketahui bahwa tirkah akanlebih bila
dibagikan kepada 1 anak perempuan dan ibu)
Nama

Bagian

KPK =

Bagian Masing-masing Ahli

Ahli waris

Fardlu

Waris

1 ap

1/2

3/4 x 60 juta = 45 juta

Ibu

1/6

1/4 x 60 juta = 15 juta

Jumlah

4/6

60 juta

2. Bila diantara ahli waris terdapat suami/istri


Yaitu menghitung terlebih dahulu bagian istri atau suami sesuai bagian aslinya,
kemudian sisa tirkah dibagikan kepada ahli waris lain secara proporsional.
Contoh 4 :
a. Tirkah yang ada sebesar 240 juta. Ahli waris terdiri yaitu : 2 istri, 2 anak perempuan dan
ibu.
b. Cara menghitungnya adalah :
Nama

Bagian

Bagian

Ahli waris

Fardlu

Masing-masing

2 Istri

1/8

1/8 x 240 jt = 30 jt

Tirkah = 240 juta

2 ap

2/3

2/3 x 240 jt = 160 jt

Setelah dibagikan

Ibu

1/6

1/6 x 240 jt = 40 jt

pada 2 istri, 1 ap dan

Jumlah

4/6

230 juta

Keterangan

ibu masih sisa 10 jt

Sisa 10 juta dibagi secara proporsional kepada 2 ap dan ibu.


Atau sisa dari tirkah setelah dikurangi bagian 2 istri sebesar = 210
juta langsung dibagi secara proporsional kepada 2 ap dan ibu.
Cara menghitungnya adalah :
Diketahui KPK nya = 24,
Nama

Bagian

KPK

Fardlu

=24

2 Istri

1/8

3/24 x 240 juta = 30 juta

2 ap

2/3

16

16/20 x 210 juta = 168 juta

Ibu

1/6

4/20 x 210 juta = 42 juta

Jumlah

23/24

23

240

Ahli
waris

Bagian Masing-masing Ahli Waris

juta

Keterangan : 16/20 dan 4/20 angka 20 dipearoleh dari penjumlahan 16 dan


4.
ATAU DENGAN CARA :

KPK bag

Nama

Bagian

Ahli waris

Fardlu

2 Istri

1/8

2 ap

2/3

4/5 x 210 juta = 168 juta

Ibu

1/6

1/5 x 210 juta = 42 juta

Jumlah

23/24

2 ap dan

Bagian Masing-masing Ahli Waris

Ibu = 6
1/8 x 240 juta = 30 juta

240 juta

B. A U L
Apabila diketahui setelah diadakan pembagian tirkah sesuai bagian FURUDL
ternyata tirkah kurang, maka cara menyelesaikan penghitungannya dengan cara
: Semua ahli waris mendapat pengurangansecara proporsional tidak terkecuali
suami atau istri.
Contoh 5 :
a. Amel meniggal dengan meninggalkan harta bersih (tirkah) sebesar : Rp
120.000.000,- Ahli waris yang ada yaitu :
Suami , 4

anak

perempuan, nenek, saudara

laki

sekandung,

bapak,kakek dan ibu.


b. Dari ahli waris yang ada, mereka yang berhak mendapat warisan dan bagian
masing-masing adalah :
1. suami

= 1/4

2. 4 ap

= 1/2

3. ibu

= 1/6

4. bapak

= 1/6

Nama

Bagian

Bagian

Ahli waris

Fardlu

Masing-masing

suami

1/4

1/4 x 120 jt = 30 jt

4 ap

2/3

2/3 x 120 jt = 80 jt

Dari penghitungan ini

Ibu

1/6

1/6 x 120 jt = 20 jt

diketahui tirkahkurang

bapak

1/6

1/6 x 120 jt = 20 jt

30 juta

Jumlah

Keterangan

150 juta

Karena tirkah yang 120 juta kurang bila dibagikan sesuai bagian furudl mereka,
maka semua ahli waris yang ada dikurangi bagiannyasecara proporsional,
tidak terkecuali suami atau istri.

Perhatikan cara menghitung berikut !


Dari bagian fardlu diatas, diketahui KPK nya = 12,
Nama

Bagian

Ahli waris

Fardlu

suami

1/4

3/15 x 120 juta = 24 juta

3 ap

2/3

8/15 x 120 juta = 64 juta

Ibu

1/6

2/15 x 120 juta = 16 juta

bapak

1/6

2/15 x 120 juta = 16 juta

KPK = 12

Jumlah

Bagian Masing-masing Ahli Waris

15

120 juta

BAB WARIS, bagian 5


C. AL GHARWAROIN
Al Gharwaroin berrati ada dua masalah aneh dalam pembagian warisan, yaitu
apabila ahli waris hanya terdiri dari istri atau suami serta bapak dan ibu. Dalam
kondisi seperti ini pembagian untuk bapak dan ibu menyalahi ketentuan umum,
yaitu
-

Suami atau Istri mendapat 1/2 atau 1/4 kali tirkah

Bapak mendapat 1/6 tambah sisa

Ibu mendapat 1/3 kali tirkah

Bagian bapak seperti diatas lebih kecil dari bagian ibu, hal ini yang
disebut melanggar ketentuan umum yang menetapkan bagian 1 laki-laki = 2 kali
bagian 1 perempuan atau bagian 1 laki-laki sama dengan bagian 2 perempuan.
Oleh karena itu harus dikembalikan pada ketentuan umum, sehingga bagian mereka
adalah :
-

Suami atau Istri mendapat 1/2 atau 1/4 kali tirkah

Bapak mendapat 2/3 kali sisa ( sisa = total tirkah dikurang bagian suami/istri)

Ibu mendapat 1/3 kali sisa ( sisa = total tirkah dikurang bagian suami/istri)

Contoh 5 :
-

Tirkah sebesar : Rp. 60.000.000,-

Ahli waris terdiri dari : Suami, Bapak dan ibu.

Bagian masing-masing adalah:


Nama Ahli waris
Bagian Fardlu
suami

bapak
1/6
Ibu
1/3
Jumlah

Bagian Masing-masing
1/2 x 60 juta = 30 juta
1/6 x 60 juta = 10 juta
1/3 x 60 juta = 20 juta
60 juta

Nampak di atas, bagian ibu dua kali lipat bagian bapak, disini letak ketidak
wajarannya, sehingga harus diselesaikan sebagai berikut :
Nama
Bagian
Bagian Masing-masing Ahli Waris
Ahli waris
Fardlu
suami
1/2
1/2 x 60 juta
= 30 juta
bapak
2/3 x (60 juta 30 juta) = 20 juta
Ibu
1/3 x (60 juta 30 juta) = 10 juta
Jumlah
60 juta

A.

ADAT DAN WARISAN


1. Hak waris sebelum Islam (Zaman Jahiliyah)
Pada zaman jahiliyah berlaku beberapa ketentuan tentang pembagian waris sebagai
berikut:

1. Memberikan pusaka kepada mereka dengan dasar hubungan darah (nasab) dan kerabat
(keluarga), akan tetapi hak ini hanya diberikan kepada laki-laki dewasa yang memiliki
kekuatan berperang, sedang wanita dan anak-anak tidak memperoleh pusaka, karena
dianggap tidak memiliki jasa terhadap keluarga..
2. Memberikan pusaka karena adanya ikatan sumpah setia atau perjanjian antara dua orang,
yaitu bila salah seorang meninggal terlebih dahulu maka yang lainnya menjadi ahli warisnya.
3. Memberikan pusaka kepada anak angkat, di zaman jahiliyah ada kebiasaan mengambil
anak dan kemudian menjadi ahli waris dari orang tua angkatnya.
2. Adat yang berlaku di Indonesia
Beraneka ragamnya suku bangsa yang ada di Indonesia, menyebabkan beraneka
ragam pulalah adat yang berlaku di Indonesia, yang kesemuanya memiliki ciri khas
tersendiri. Dalam bidang waris di Indonesia secara garis besar terbagi dalam tiga
sistem, yaitu :
1. Sistem kewarisan individual, yaitu yang memiliki ciri bahwa harta peninggalan itu dapat
di-bagikan diantara ahli waris secara sama rata tanpa membedakan antara laki-laki dan
wanita, seperti yang terjadi dalam masyarakat bilateral (ayah dan ibu sama-sama dominan).
2. Sistem kewarisan kolektif, yaitu yang
memiliki ciri bahwa harta peninggalan yang ada diwarisi oleh sekumpulan ahli waris
yang secara bersama merupakan semacam badan hukum, di samping ada sebagian harta
peninggalan yang disebut harta pusaka, jenis ini tidak boleh dibagi-bagikan untuk dimiliki
oleh masing-masing ahli waris, mereka hanya memiliki hak pakai saja, seperti yang terjadi
dalam masyarakat matrilineal (keturunan garis bapak) di Minangkabau.
3. Perbedaan adat dan ajaran Islam tentang warisan

Dalam buku pengantar dan Asas-asa Hukum Adat oleh Soerojo Wignjodipoero,
SH dikemukakan bahwa perbedaan-perbedaan prinsip antara adat 90dan Islam
dalam masalah warisan adalah, antara lain :

B.

Hukum Waris Adat

Hukum Waris Islam

1. Harta peninggalan dapat bersifat tidak


dapat dibagi-bagi atau pelaksanaan
pembagiannya ditunda untuk waktu yang
cukup lama atau hanya sebagian yang
dibagi
2. Memberi kepada anak angkat, hak
nafkah dari peninggalan orang tua
angkatnya
3. Dikenal sistem penggantian waris
4. Pembagiannya merupakan tindakan
bersama, berjalan secara rukun dalam
suasana ramah tamah dengan
memperhatikan keadaan khusus tiap
waris
5. Anak perempuan, hususnya di Jawa, bila
tidak ada anak laki- laki, dapat menutup
hak mendapat bagian harta peninggalan
kakek neneknya dan sdra-sdra orang
tuanya
6. Harta peninggalan tidak merupakan satu
kesatuan harta warisan, melainkan wajib
diperhatikan sifat/macam, asal dan
kedudukan hukum dari barang masingmasing yang terdapat dalam harta
peninggalan itu

1. Tiap ahli waris dapat


menuntut pembagian
harta peningga-lan
tersebut sewaktu-waktu
2. Tidak dikenal ketentuan
semacam ini
3. Tidak dikenal
4. Bagian-bagian ahli waris
telah ditentukan ;
pembagian harta waris
menurut ketentuan tsb.
5. Menjamin bagi anak pr.
men-dapat bagian yang
pasti dari harta orang
tuanya.
6. Merupakan satu kesatuan
harta warisan

HIKMAH MAWARIS
Bila pembagian harta waris dilaksanakan menurut ketentuan hukum waris Islam, maka
akan diperoleh hikmah sebagai berikut :
1. Terhindar dari keserakahan dengan mengambil yang bukan haknya.
2. Terciptanya keadilan yang hakiki.
3. Terciptanya kedamaian dan ketenangan hidup.

C.

WARISAN DALAM UU No. 7 TAHUN 1989


Dalam Undang-Undang No. 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama, pada Bab II tentang
Kekuasaan Pengadilan pasal 49 ayat 1, disebutkan : Pengadilan Agama bertugas dan
berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama
antara orang-orang yang bergama Islam di bidang : a. Perkawinan b. Kewarisan, wasiat,
dan hibah yang dilakukan berdasarkan hukum Islam c. Wakaf dan sadhaqah

Selanjutnya ditegaskan :
a. dalam pasal yang sama ayat 3.
b. Keputusan Menteri Agama No. 154 tahun 1991 tentang Pelaksanaan Instruksi
Presiden Indo-nesia Nomor 1 tahun 1991 tanggal 10 juni 1991.
Melihat kenyataan di atas maka Pengadilan Agama memiliki kewenangan untuk
menetapkan dan memutuskan perkara kewarisan bagi orang-orang Islam yang
mengajukan permohonanan kepada Pengadilan Agama baik dalam sengketa maupun di
luar sengketa berdasarkan hukum Islam dan sedapat mungkin menerapkan Kompilasi
Hukum Islam di Indonesia, sebagaimana telah diterima baik oleh para Alim Ulama
Indonesia dalam Loka Karya di Jakarta pada tanggal 2 sampai 5 Februari 1988

Anda mungkin juga menyukai