PENDAHULUAN 14.

1
Sebuah sistem akuisisi data adalah perangkat atau sistem yang
terintegrasi yang digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang
keadaan atau kondisi berbagai parameter dari proses apapun. Misalnya,
mengumpulkan suhu sehari-hari dari lokasi tertentu dapat disebut akuisisi
data. Katakanlah, seseorang merekam tingkat tangki air-menyimpan kota
menjadi selembar kertas, yang benar-benar melakukan tugas sistem
akuisisi data. Dengan kemajuan elektronik digital, berbagai perangkat
elektronik telah dikembangkan untuk melakukan semacam ini rekaman
atau pekerjaan logging.
Sekarang hari, sistem yang paling akuisisi data yang terintegrasi dengan
komputer, sensor, sinyal perangkat pendingin, dll dan fungsi semacam ini
sistem akuisisi data bervariasi untuk merekam sederhana dari parameter
proses untuk mengendalikan sistem industri. Jenis-jenis sistem pada
dasarnya memiliki hardware dan bagian software. Bagian hardware terdiri
dari sensor, pengkondisian sinyal, analog-to-digital converter, memori,
prosesor, switch, converter digital-to-analog, dll dan bagian lunak terdiri,
dari sistem operasi, editor, tampilan program grafik dan data perangkat
lunak pengolah, dll ..
sebuah sistem akuisisi data yang digunakan dalam berbagai aplikasi,
mulai dari industri ke laboratorium ilmiahbervariasi.;
definisi sebenarnya dari sistem akuisisi data juga di sini adalah definisi
umum dari sistem akuisisi data.
"Data akuisisi adalah proses dimana fenomena fisik dari dunia nyata
diubah menjadi sinyal-sinyal listrik yang diukur dan diubah menjadi format
digital untuk pengolahan, analisis, dan penyimpanan oleh komputer".

14,2
KOMPONEN dASAR DATA aKUISISI sISTEM
elemen dasar dari sistem akuisisi data, seperti yang ditunjukkan dalam
diagram fungsional (Gambar 14.1) adalah sebagai berikut:
software PC Sensor dan transduser Lapangan kabel Signal data penyejuk
akuisisi hardware (sistem operasi) akuisisi Data

Gambar 14.1 (a) dan (b) diagram fungsional dari sistem akuisisi data
Kami bisa memikirkan sistem akuisisi data sebagai kumpulan perangkat
lunak dan perangkat keras yang menghubungkan kita dengan dunia fisik.
Sebuah sistem akuisisi data umumnya terdiri dari komponen ini.
Tabel 14.1 Komponen darisistem akuisisi data
Komponen Keterangan
perangkat kerasdata akuisisi
Fungsi utama dari perangkat ini adalah untuk mengkonversi sinyal ana-log ke sinyal digital, dan
untuk mengubah sinyal digital diproses ke sinyal analog.
sensor dan aktuator (transduser)
transducer / sensor mengubah energi masukan dari satu bentuk ke bentuk lain. Misalnya,
termokopel mengubah energi panas menjadi listrik. Aktuator juga mengubah energi dari satu
bentuk ke bentuk lainnya, yang sering dihubungkan pada output dari sistem akuisisi data untuk
memanipulasi elemen kontrol akhir.
hardware Pengkondisian sinyal
Sinyal Sensorsering tidak kompatibel dengan hardware akuisisi data. Untuk mengatasi
ketidakcocokan ini, sinyal harus dikondisikan. Sebagai contoh, kita mungkin perlu kondisi sinyal
keluaran termokopel dengan memperkuat atau dengan menghapus komponen frekuensi yang
tidak diinginkan. Output sinyal juga mungkin membutuhkan pendingin.
Komputer
Komputer menyediakan prosesor, jam sistem, bus

untuk mentransfer data, dan memori dan ruang disk untuk menyimpan data.
Software
ini memungkinkan pertukaran informasi antara komputer dan perangkat keras. Misalnya,
perangkat lunak khas memungkinkan kita untuk mengkonfigurasi tingkat sampling dari papan
kami, dan memperoleh sejumlah yang telah ditetapkan dari data.

14.3
KOMPONEN DARI AKUISISI DATA SISTEM PC BERBASIS
KHAS
Sebelumnya, komputer mainframe mahal yang digunakan secara luas
untuk mengumpulkan beberapa saluran data, terutama dalam aplikasi
industri atau ilmiah besar. Mereka jarang digunakan dalam proyek-proyek
kecil karena biaya yang relatif tinggi. Tapi pengenalan minicomputer rackmount kecil yang dikembangkan pada 1960-an dan kemudian desktop
pribadi-jenis komputer yang bertempat mikroprosesor dan menjamur di
tahun 1970-an dibenarkan penggunaannya untuk proyek-proyek yang lebih
kecil. Segera, plug-in kartu akuisisi data (serta ratusan jenis kartu plug-in)
untuk komputer kecil adalah sarana umum untuk mengumpulkan dan
merekam data dari semua jenis. 14.3.1 DAQ Hardware
A Data Acquisition System (DAQ) adalah kombinasi dari perangkat keras
komputer dan perangkat lunak yang mengumpulkan toko atau data proses
untuk mengontrol atau memantau semacam proses fisik. Sebuah sistem
akuisisi data yang khas terdiri dari sistem komputer dengan hardware
DAQ, dimana hardware DAQ biasanya dicolokkan ke salah satu I / O slot
dari sistem komputer. Hardware DAQ dikonfigurasi dan dikendalikan oleh
perangkat lunak DAQ mengeksekusi pada sistem komputer. Hardware
akuisisi data baik internal dan diinstal langsung ke sebuah slot ekspansi di
dalam komputer Anda, atau eksternal dan terhubung ke komputer Anda
melalui kabel eksternal, yang biasanya kabel USB.
Pada tingkat yang paling sederhana, hardware akuisisi data ditandai
dengan subsistem itu memiliki. Sebuah subsistem adalah komponen
perangkat keras akuisisi data yang melakukan tugas khusus. Subsistem
umum termasuk
Analog Input Analog Output Digital input / output perangkat Kontra / timer

Hardware yang terdiri dari beberapa subsistem, seperti yang digambarkan

di bawah ini, disebut papan multifungsi.
1. Analog subsistem input input Subsistem analog mengkonversi sinyal
input analog dunia nyata dari sensor ke dalam bit yang bisa dibaca oleh
komputer Anda. Mungkin yang paling penting dari semua subsistem yang
umum tersedia, mereka adalah perangkat biasanya multichannel
menawarkan 12 atau 16 bit resolusi.
Subsistem input analog juga disebut sebagai AI subsistem, A / D converter,
atau

ADC.
Analog-to-Digital Konversi

Dalam sistem akuisisi data, perlu untuk

mengubah satu atau beberapa sinyal analog menjadi satu atau beberapa
sinyal digital yang mampu disimpan dalam memori digital dan diproses
oleh prosesor digital. Sinyal analog harus didigitalkan sebelum mereka
dapat digunakan oleh komputer sebagai dasar untuk mendukung
perhitungan. Konverter analog-ke-digital adalah perangkat listrik yang
mengubah sinyal analog ke sinyal digital. Ketika sinyal analog telah
dikonversi ke sinyal digital, dapat diproses dan disimpan oleh sistem
komputer. Analog-ke-digital converter sering dibuat pada satu sirkuit
terpadu. Rincian dari subsistem input analog akan dibahas dalam kedua.
2. Analog output Subsistem analog keluaran subsistem mengkonversi data
digital yang disimpan pada komputer Anda untuk sinyal analog dunia nyata.
Subsistem ini melakukan konversi kebalikan dari subsistem input analog.
Papan akuisisi khas menawarkan dua saluran output dengan 12 bit
resolusi, dengan hardware khusus yang tersedia untuk mendukung operasi
keluaran analog beberapa channel.
Output Analog subsistem yang juga disebut sebagai AO subsistem,
konverter D / A, atau DAC.
3. Masukan digital / Output Subsistem digital input / output (DIO) subsistem
dirancang untuk input dan output nilai digital (tingkat logika) ke dan dari
perangkat keras. Nilai-nilai ini biasanya ditangani baik sebagai bit tunggal
atau garis, atau sebagai pelabuhan, yang biasanya terdiri dari delapan
baris.
Sementara kebanyakan kartu akuisisi data populer mencakup beberapa
kemampuan I / O digital, biasanya terbatas pada operasi yang sederhana,
dan perangkat keras khusus khusus sering diperlukan untuk melakukan
digital I O operasi canggih /.
4. Counter / Timer Subsistem counter / Timer subsistem dirancang untuk
menghitung jumlah pulsa yang berasal dari perangkat eksternal dan timer
biasanya digunakan untuk menyediakan jumlah waktu yang ketat dari
waktu tunda 14.3.2 Sensor dan Transduser

Transducer / Sensor mengubah energi masukan dari satu bentuk ke bentuk

bentuk lain. Sesuai dengan jenis, sensor keluaran diklasifikasikan dalam
dua jenis:. Sensor digital dan analog sensor
Sensor yang dapat menghasilkan sinyal output digital, yang merupakan
representasi digital dari sinyal input, memiliki nilai-nilai diskrit besarnya
diukur pada waktu diskrit, yang disebut sensor digital. Sebuah sensor
keharusan tingkat output logika digital yang kompatibel dengan receiver
digital. Contoh sensor digital termasuk switch dan encoders posisi.
Sensor Analog menghasilkan sinyal output yang berbanding lurus
dengan sinyal input, dan terus menerus baik dalam besarnya dan dalam
waktu. Sebagian besar variabel fisik seperti suhu, tekanan dan percepatan
yang terus menerus di alam dan mudah diukur dengan sensor analog.
Sebagai contoh, beberapa sensor analog umum dan variabel fisik mereka
mengukur tercantum di bawah ini.

Tabel 14.2 umum sensor analog

Sensor Fisik Variabel
Thermocouple Suhu
Mikrofon Tekanan
Alat pengukur tekanan Tekanan
Photodiode Intensitas cahaya
Saring mengukur Angkatan
LVDT Pemindahan

Ketika memilih sensor analog terbaik untuk menggunakan, Anda harus

sesuai dengan karakteristik dari variabel fisik Anda mengukur dengan
karakteristik sensor. Dua karakteristik sensor yang paling penting adalah
Output sensor Sensor bandwith 14.3.3 penyejuk Signal
Kebanyakan sensor dan transduser menghasilkan sinyal yang harus
dikondisikan sebelum pengukuran atau DAQ perangkat andal dan akurat
dapat memperoleh sinyal. Pengolahan front-end ini disebut sebagai
pengkondisian sinyal. Sebuah conditioner sinyal dapat membuat eksitasi
untuk transduser tertentu seperti pengukur regangan dan ketahanan
detektor suhu, yang membutuhkan tegangan eksitasi eksternal atau arus.
Tugas utama yang dilakukan oleh pengkondisian sinyal adalah sebagai
berikut:
Penyaringan Amplifikasi Linearisasi Isolasi Eksitasi
Filtering Dalam lingkungan yang bising, sangat sulit untuk mendapatkan
sinyal besarnya rendah yang diterima dari sensor seperti sinyal dari
termokopel dan pengukur regangan (di urutan mV). Jika kebisingan adalah
urutan yang sama atau lebih besar dari besarnya dari sinyal yang
diperlukan, kebisingan pertama harus disaring. Signal peralatan pendingin
sering mengandung filter low-pass yang dirancang untuk menghilangkan
noise frekuensi tinggi yang dapat menyebabkan data yang tidak akurat.
Penyaringan adalah suatu proses dimana frekuensi suara yang tidak
diinginkan dikeluarkan dari sinyal sumber. Hal ini dilakukan sebelum sinyal
diperkuat untuk memberi makan ke sistem DAQ.
Idealnya, filter harus memiliki sangat tajam frekuensi cut-off, untuk
memisahkan frekuensi yang berguna dari frekuensi suara. Namun, filter

yang paling praktis tidak akurat menipiskan frekuensi yang tidak diinginkan
di luar jangkauan yang diinginkan.
Secara umum, hardware filter analog terdiri dari dua jenis filter-yaitu filter
aktif dan filter pasif.
Sementara filter aktif menggunakan komponen seperti OP-AMP, filter
pasif terdiri komponen pasif seperti kapasitor, induktor dan resistor. Mereka
menyediakan hardware murah bagi

tindakan penyaringan. Namun, filter tersebut tidak ideal dan mereka tidak
akurat menipiskan amplitudo suara.
Dalam modul sinyal-AC cerdas, bagaimanapun, mengintegrasikan A / D
converter pergi jauh untuk rata-rata (filtering) keluar kebisingan siklis
muncul di input.
Atau , software averaging juga dapat digunakan untuk menghilangkan
suara sistem periodik seperti induk hum.
Filter memiliki atribut tertentu yang mendefinisikan mereka. Mereka adalah
sebagai berikut:
1. Potong-off Frekuensi Ini adalah frekuensi di luar yang filter melemahkan
semua frekuensi. Hal ini dapat tinggi lulus atau low-pass frekuensi cut-off
seperti yang dipersyaratkan oleh perangkat. Secara umum, frekuensi cutoff dianggap sebagai frekuensi dimana gain dinormalisasi sinyal turun di
bawah 0,707 kali keuntungan maksimum.
2. Menggulung Off ini adalah kemiringan amplitudo versus grafik frekuensi
di wilayah cut-off frekuensi. Karakteristik ini membedakan filter ideal filter
non-ideal.
3. Faktor kualitas faktor ini menentukan gain dari filter pada frekuensi
resonansi dan roll-off dari karakteristik transfer di kedua sisi frekuensi
resonansi.
Filter aktif lebih sering digunakan sebagai melawan filter pasif karena
mereka lebih tajam roll-of dan stabilitas yang lebih baik.
4. Jenis Filter Ada empat jenis filter, yaitu
Low-pass filter tinggi-pass filter Band-pass filter Band-stop filter
(a) Low-Pass

Filterfilter low-pass memungkinkan frekuensi rendah untuk

lulus sementara melemahkan frekuensi yang lebih tinggi . Gambar 14.2
menunjukkan yang ideal low-pass karakteristik filter, di mana
p

a
dalah filter frekuensi cut-off. Gambar 14.3 menunjukkan diagram rangkaian
aktif low-pass filter. Respon filter yang sebenarnya menyimpang dari

aslinya ketika diimplementasikan. Gambar 14.4 menunjukkan karakteristik

filter praktis.
Gambar 14.2 Ideal low-pass filter karakteristik

Gambar 14,4 Praktis low-pass filter karakteristik Gambar 14.2 dan 14.3
menunjukkan diagram sirkuit dan karakteristik transfer dari low-pass filter
masing-masing. Seperti yang kita lihat, sebuah low-pass filter
memungkinkan frekuensi rendah untuk lulus sementara melemahkan
frekuensi yang lebih tinggi.
(B) High-Pass Filter

Sebuah filter high-pass memungkinkan frekuensi tinggi

untuk lulus sementara melemahkan frekuensi yang lebih rendah. Gambar
14.5 menunjukkan ideal high-pass karakteristik filter, di mana w
p

adalah filter frekuensi cut-off. Gambar 14.6 menunjukkan diagram

rangkaian aktif tinggi pass filter. Respon filter yang sebenarnya
menyimpang dari aslinya ketika diimplementasikan. Gambar 14.7
menunjukkan karakteristik filter praktis.
Gambar 14.3 Circuit diagram yang aktif low-pass filter
Gambar 14.5 Ideal tinggi-pass filter karakteristik
mencari 14.6 Circuit diagram dari aktif tinggi-pass filter

Gambar 14,7 Praktis tinggi-pass filter karakteristik

(c) Band -Pass (selektif) filter

ini adalah filter yang memungkinkan frekuensi

dalam kisaran tertentu, terikat oleh bagian atas (w
p2)

dan rendah (w
p1)

frekuensi cut-off untuk

melewati, menghaluskan frekuensi lain. Ini juga dikenal sebagai filter
selektif dan mereka menggabungkan low-pass dan high-pass filter dalam
seri untuk memberikan pita yang dipilih penyisihan frekuensi. Gambar 14.8
dan 14.9 menunjukkan karakteristik band-pass filter untuk ideal dan nyata
penyaring masing-masing.
Gambar 14,9 Praktis band-pass filter karakteristik
(d) Band-stop (Notch) Filter

Filter jenis ini melemahkan sebuah band

frekuensi tertentu dan memungkinkan semua frekuensi lainnya untuk
melewati. Mereka menggunakan kombinasi paralel dari filter tinggi dan lowpass untuk memberikan redaman yang dibutuhkan dari sebuah band
frekuensi. Mereka juga dikenal sebagai kedudukan. Gambar 14.10 dan
14.11 menunjukkan karakteristik band stop filter ideal dan praktis band-stop
filter.
Gambar 14.8 karakteristik band-pass filter Ideal

mencari 14.11 karakteristik Band-stop filter Ideal

(e) Butterworth Filter

ini adalah jenis filter aktif yang memberikan tingkat yang

lebih baik dari low-pass filtering. Hal ini dicapai dengan Cascading dua
atau lebih tahap filter low-pass. Jumlah tahap penyaringan menentukan
seberapa tajam roll-off adalah pada frekuensi cut-off. Gambar 14.12
menunjukkan dua tahap Butterworth filter.
Gambar 14.12 Sebuah dua tahap Butterworth menyaring 5. Amplifikasi
Ini adalah proses dimana sebuah sinyal input dari kekuatan sinyal lemah
(amplitudo rendah) diubah menjadi sinyal kekuatan sinyal yang lebih tinggi
(amplitudo tinggi ), sehingga dapat dibaca oleh perangkat
pengolahanutama:.
dalam pengkondisian sinyal, amplifikasi melayani dua tujuan
resolusi meningkatkan sinyal input meningkatkan rasio signal-to-Noise
(SNR) amplifikasi terutama melayani untuk meningkatkan resolusi sinyal
masukan. Jika, misalnya, sinyal tingkat rendah dari urutan beberapa mV
diumpankan ke 12-bit ADC, akan ada kehilangan presisi sebagai resolusi
ADC adalah dari urutan 2 mV. Namun, jika sinyal diperkuat ke urutan 10 V
(tegangan skala penuh untuk ADC), kita mendapatkan presisi maksimum.
Resolusi tertinggi yang mungkin dapat dicapai dengan memperkuat sinyal
input sehingga maksimum tegangan input ayunan sama dengan berbagai
masukan maksimum ADC.
Fungsi lain yang penting dari amplifikasi adalah untuk mencapai rasio
signal-to-noise tinggi. Memperkuat sinyal sebelum mengirimkannya melalui
kabel ke penerima memungkinkan SNR tinggi untuk suara diperkenalkan di
jalur memiliki gangguan kebisingan. Hal ini menjamin peningkatan
ketepatan pengukuran. Namun, jika sinyal diperkuat setelah gangguan
kebisingan menyebabkan SNR rendah yang berarti kebisingan
menyebabkan kesalahan yang cukup besar dalam sinyal input.
6. Linearisasi
Gambar 14.10 Band-stop filter karakteristik Ideal

Ini adalah modifikasi dari sistem sehingga outputnya adalah fungsi sekitar
linear dari input, dalam rangka memfasilitasi analisis sistem.
Hal ini terlihat bahwa kadang-kadang data output dengan transduser
menanggung non hubungan -Linear dengan fenomena diukur selama
rentang variabel yang diukur. Sebuah contoh yang baik dari hubungan
tersebut adalah termokopel. Hubungan non-linear seperti harus benar
linearised untuk analisis data. Biasanya, perangkat lunak DAQ
memfasilitasi linearisasi dari sinyal. Namun, jika sinyal memiliki hubungan
non-linear periodik dan berulang, hardware pengkondisian sinyal cerdas
mungkin juga memberikan linearisasi tersebut. Namun ini, membutuhkan
modul pengkondisian sinyal dimodifikasi untuk jenis tertentu dari
transduser. Hasilnya kemudian dapat dikirim langsung ke PC host
langsung tanpa menjalani linearisasi sebagai sinyal secara langsung
berkaitan dengan fenomena diukur
7. Isolasi peralatan Signal-AC juga dapat digunakan untuk menyediakan
isolasi dari sinyal transduser dari komputer mana ada kemungkinan bahwa
transien tegangan tinggi dapat terjadi dalam sistem yang dipantau, baik
karena sengatan listrik atau kegagalan listrik. Isolasi melindungi peralatan
komputer mahal dari kerusakan dan komputer operator dari cedera. Selain
itu, di mana tingkat tegangan umum-mode yang tinggi atau ada kebutuhan
untuk umum-mode kebocoran arus sangat rendah, seperti untuk aplikasi
medis, isolasi memungkinkan pengukuran secara akurat dan aman
diperoleh.
Isolasi di pengkondisian sinyal mengacu pada sinyal transmisi dari
sumber untuk alat pengukur tanpa koneksi fisik. Metode yang paling umum
dari rangkaian isolasi termasuk OPTO-isolasi, magnetik atau isolasi
kapasitif. Sementara OPTO-isolasi digunakan untuk sinyal digital, isolasi
magnetik dan kapasitif digunakan untuk sinyal analog. Isolasi magnetik
atau kapasitif melibatkan modulasi sinyal mengkonversi dari tegangan
sinyal frekuensi dan mengirimkannya melalui transformator atau kapasitor,
bila lagi dikonversi kembali ke sinyal tegangan.
Isolasi sumber sinyal sangat penting di mana ada risiko transien
tegangan tinggi yang disebabkan oleh sengatan listrik, petir, atau
kegagalan peralatan tegangan tinggi, yang dapat merusak peralatan DAQ

mahal jika tidak terisolasi dari sumber sinyal dan juga dapat menyebabkan
cedera serius bagi manusia penanganan peralatan. Juga menggunakan
isolasi mencegah kompleksitas disebabkan oleh umum-mode tegangan
dan loop tanahberikut:.
Sistem isolasi dapat dilakukan dengan cara
Dengan menggunakan transformator isolasi untuk menolak tegangan mode
umum muncul di garis sinyal Dengan menggunakan amplifier penyangga
untuk mengisolasi sinyal input dari kebisingan tanah dengan mengisolasi
sistem ground referensi
8. Eksitasi The transduser umumnya menyediakan sinyal eksitasi yang
diperlukan oleh DAQ hardware dan manipulasi data. Namun, dalam
beberapa kasus, transduser memerlukan eksitasi eksternal karena
generasi sinyal lemah, generasi sinyal non-listrik atau karena gangguan
kebisingan dan faktor lainnya. Hardware sinyal-pengkondisian memberikan
sinyal eksitasi tersebut. Transduser yang mengubah nilai-nilai non-listrik
menjadi listrik

(tegangan atau arus) sinyal dikenal sebagai transduser aktif. Transduser ini
umumnya tidak memerlukan eksitasi eksternal. Perangkat lain yang dikenal
sebagai transduser pasif mengubah nilai jaringan listrik, seperti ketahanan,
induktansi atau kapasitansi, sesuai dengan perubahan kuantitas fisik yang
diukur. Pengukur regangan (perubahan resistif terhadap stres) dan LVDTs
(perubahan induktansi untuk perpindahan) adalah dua contoh ini. Untuk
dapat mendeteksi perubahan tersebut, perangkat pasif memerlukan
eksitasi eksternal. 14.3.4 Komputer
PC yang digunakan dalam sistem akuisisi data dapat sangat
mempengaruhi kecepatan di mana data dapat terus menerus dan akurat
diperoleh, diproses, dan disimpan untuk aplikasi tertentu. Dimana
kecepatan tinggi akuisisi data dilakukan dengan papan ekspansi plug-in,
throughput yang disediakan oleh arsitektur bus, seperti bus ekspansi PCI,
lebih tinggi dari yang disampaikan oleh standar ISA atau EISA bus
ekspansi PC.
Aplikasi khusus , kecepatan mikroprosesor, waktu akses hard-disk,
kapasitas disk dan jenis transfer data yang tersedia, dapat semua
berdampak pada kecepatan di mana komputer dapat terus memperoleh
data. Semua PC, misalnya, mampu diprogram I / O dan mengganggudriven transfer data. Penggunaan Direct Access Memory (DMA), di mana
hardware khusus digunakan untuk mentransfer data secara langsung ke
dalam memori komputer, sangat meningkatkan throughput sistem dan
daun mikroprosesor komputer gratis untuk tugas-tugas lainnya. Dalam
operasi normal, data yang diperoleh, dari plug-in Data papan akuisisi atau
hardware DAQ lainnya (misalnya data logger), disimpan langsung ke
memori sistem. Di mana memori sistem yang tersedia melebihi jumlah data
yang akan diperoleh, data dapat ditransfer ke penyimpanan permanen,
seperti hard disk, setiap saat. Kecepatan di mana data ditransfer ke
penyimpanan permanen tidak mempengaruhi throughput keseluruhan
sistem akuisisi data.
Jika pemrosesan real-time dari data yang diperoleh diperlukan, kinerja
prosesor komputer adalah yang terpenting. Persyaratan minimum untuk
sinyal frekuensi tinggi yang diperoleh pada tingkat sampling tinggi akan
menjadi prosesor 32-bit dengan coprocessor yang menyertainya, atau

alternatif plug-in prosesor khusus. Sinyal frekuensi rendah, yang hanya

beberapa sampel diproses setiap detik, jelas tidak akan memerlukan
tingkat yang sama dari kekuatan pemrosesan. Sebuah PC low-end akan,
oleh karena itu, memuaskan. Jelas, persyaratan kinerja komputer host
harus disesuaikan dengan aplikasi tertentu. Seperti dengan semua aspek
dari sistem akuisisi data, pilihan komputer adalah kompromi antara biaya
dan persyaratan saat ini dan masa depan itu harus memenuhi.
Salah satu aspek terakhir dari komputer pribadi yang harus
dipertimbangkan adalah jenis sistem operasi yang terpasang. Ini mungkin
satu-tasking (misalnya MS-DOS) atau multitasking (misalnya Windows
2000). Sementara sifat multitasking Windows memberikan banyak
keuntungan bagi berbagai macam aplikasi, penggunaannya dalam akuisisi
data tidak jelas.
Komputer menyediakan prosesor, jam sistem, bus untuk mentransfer
data, dan memori dan ruang disk untuk menyimpan data . Prosesor
mengontrol seberapa cepat data yang diterima oleh konverter. Jam sistem
memberikan informasi waktu tentang data yang diperoleh. Data ditransfer
dari perangkat keras ke memori sistem melalui Dynamic Memory Access
(DMA) atau interupsi. DMA adalah hardware dikendalikan dan oleh karena
itu sangat cepat. Interupsi mungkin lambat karena waktu latency antara
ketika permintaan dewan menginterupsi servis dan

ketika komputer merespon. Tingkat akuisisi maksimum juga ditentukan

oleh arsitektur bus komputer. 14.3.5 Software
Terlepas dari hardware yang Anda gunakan, Anda harus mengirimkan
informasi ke hardware dan menerima informasi dari perangkat keras. Anda
mengirimkan informasi konfigurasi untuk perangkat keras seperti sampling
rate, dan menerima informasi dari perangkat keras seperti data, pesan
status, dan pesan kesalahan. Anda juga mungkin perlu untuk memasok
perangkat keras dengan informasi sehingga Anda dapat mengintegrasikan
dengan hardware lain dan dengan sumber daya komputer. Pertukaran
informasi ini dicapai dengan perangkat lunak. Ada dua jenis perangkat
lunak:
Driver perangkat lunak aplikasi perangkat lunak
1. Driver Software Hal ini memungkinkan kita untuk mengakses dan
mengontrol kemampuan hardware. Antara lain, perangkat lunak driver
dasar memungkinkan kita untuk
Bawa data ke dan mendapatkan data dari papan Kontrol tingkat di mana
data diperoleh Mengintegrasikan perangkat keras akuisisi data dengan
sumber daya komputer seperti interupsi prosesor, DMA dan memori
Mengintegrasikan perangkat keras akuisisi data dengan sinyal-AC
hardware Access beberapa subsistem pada diberikan akuisisi data papan
Access beberapa papan akuisisi data
2. Aplikasi Software
ini menyediakan front end nyaman untuk software driver. Hal ini
memungkinkan kita untuk
Laporkan informasi yang relevan seperti jumlah sampel yang diperoleh
Mengelola data yang disimpan dalam Kondisi memori komputer data sinyal
Plot diperoleh

14,4
ANALOGINPUT SUBSYSTEM
perangkat kerasBanyak akuisisi data berisi satu atau lebih subsistem yang
mengkonversi (mendigitalkan) sensor dunia nyata sinyal ke nomor yang
komputer dapat membaca. Perangkat tersebut disebut subsistem analog

input (AI subsistem, A / D converter, atau ADC). Analog subsistem input

mengkonversi sinyal input analog dunia nyata dari sensor ke dalam bit
yang dapat dibaca oleh komputer kita. Mungkin yang paling penting dari
semua subsistem yang umum tersedia, mereka biasanya perangkat
multichannel menawarkan 12 atau 16 bit resolusi.14.4.1 Nyquist Kriteria
Sinyalanalog yang kontinyu dalam waktu dan amplitudo (dalam batasbatas yang telah ditetapkan).

Sampling mengambil "snapshot" dari sinyal di kali diskrit, sedangkan

kuantisasi membagi tegangan (atau arus) nilai ke amplitudo diskrit.
Frekuensi Sampling memiliki menjadi setidaknya dua kali frekuensi
acara yang mengharuskan capture.
aturan ini disebut Kriteria Nyquist. Jika salah satu gagal untuk mengikuti
aturan ini maka fenomena yang disebut aliasing terjadi. Aliasing adalah
ketika frekuensi yang lebih tinggi dari setengah dari frekuensi sampling
kami akan "dilipat" kembali ke frekuensi yang kurang dari setengah dari
frekuensi sampling kami. Hal ini menciptakan sinyal hantu yang benarbenar dapat mengacaukan hasil kami. 14.4.2 A / D konversi
A proses mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital terdiri mengukur
amplitudo sinyal analog pada interval waktu yang konsisten dan
memproduksi satu set sinyal mewakili nilai digital yang diukur. Informasi
dalam sinyal digital dan interval waktu yang dikenal memungkinkan
seseorang untuk mengubah sinyal digital kembali ke sinyal analog.
Konversi analog ke digital dari sinyal input terus menerus biasanya terjadi
dalam dua langkah: sampling dan kuantisasi. Sampler mengambil sinyal
input analog waktu bervariasi dan mengkonversi ke tegangan tetap, saat
ini, muatan listrik, atau tingkat output lainnya. Quantiser mengambil tingkat
sampel konstan dan membandingkannya dengan tingkat terdekat dari
berbagai nilai diskrit disebut tingkat kuantisasi. Kinerja analog dan digital
converter biasanya diukur dengan dua parameter utama, kecepatan (dalam
sampel per detik) dan resolusi (dalam bit). Lebih tinggi resolusi A / D
converter biasanya membutuhkan rasio signal-to-noise besar dan linearitas
yang baik. A / D converter dengan tingkat sampling tinggi sering diinginkan,
tetapi umumnya memiliki resolusi yang lebih rendah. Ada dua teknik dasar
untuk melakukan analog-ke-digital konversi: teknik loop terbuka dan teknik
umpan balik. 14.4.3 Berbagai Jenis A / D Converter
Sementara semua konverter analog-ke-digital diklasifikasikan berdasarkan
resolusi atau jumlah bit, bagaimana A / D sirkuit mencapai resolusi ini
bervariasi dari perangkat ke perangkat. Ada empat jenis utama dari
konverter A / D digunakan untuk aplikasi industri dan laboratorium:
Berturut-turut pendekatan Flash / Paralel Mengintegrasikan Ramp /

Menghitung tugas Industri dan lab akuisisi data biasanya memerlukan 12

sampai 16 bit-12 adalah yang paling umum. Sebagai aturan, meningkatkan
hasil resolusi dalam biaya yang lebih tinggi dan kecepatan konversi yang
lebih lambat.
Tabel 14.3 Perbandingan berbeda A / D converter

1. Berturut-turut Approximation A pendekatan berturut ADC adalah jenis

analog-ke-digital converter yang mengubah gelombang analog kontinyu
menjadi representasi digital diskrit melalui pencarian biner melalui semua
tingkat kuantisasi mungkin sebelum akhirnya konvergen pada output digital
untuk setiap konversi. Ini adalah A / D converter desain yang paling umum
digunakan untuk umum aplikasi industri dan laboratorium (Gambar 14.13).
Desain ini memberikan kompromi yang efektif antara resolusi, kecepatan,
dan biaya. Internal digital-to-analog (D / A) converter dan satu pembandingdasarnya sirkuit menentukan dari dua tegangan yang lebih tinggi-yang
digunakan untuk mempersempit dalam pada tegangan yang tidak diketahui
dengan memutar bit D / A converter pada sampai tegangan cocok untuk
dalam bit paling signifikan.
Gambar 14.13 A / D konversi dengan berturut-turut pendekatan 2.
flash / Paralel sebuah flash A / D converter termasuk generator tegangan
referensi untuk menghasilkan pluralitas tegangan referensi, kelompok
pertama dari amplifier memiliki pluralitas amplifier. Masing-masing
menguatkan tegangan perbedaan antara masing-masing tegangan
referensi (dihasilkan oleh generator tegangan referensi dan tegangan dari
sinyal input) dan kelompok kedua amplifier yang memiliki sejumlah
amplifier. Hal ini digunakan ketika operasi kecepatan yang lebih tinggi
diperlukan. Desain ini menggunakan beberapa pembanding secara paralel
untuk memproses sampel pada lebih dari 100 MHz dengan resolusi 8
sampai 12-bit. . Konversi ini dilakukan dengan serangkaian pembanding
dengan referensi yang sesuai beroperasi secara paralel (Gambar 14.14)
Kelemahan dari desain ini adalah sejumlah besar pembanding relatif
mahal yang diperlukan-misalnya; 12-bit converter membutuhkan 4.095
pembanding.

Gambar 14.14 A / D konversi oleh Flash / Teknik Paralel 3.

Mengintegrasikan Mengintegrasikan analog-ke-digital converter (ADC)
memberikan resolusi tinggi dan dapat memberikan frekuensi garis yang
baik dan kebisingan penolakan. Jenis A / D converter mengintegrasikan
tegangan input yang tidak diketahui untuk jangka waktu tertentu dan
kemudian mengintegrasikan kembali ke nol. Kali ini dibandingkan dengan
jumlah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan integrasi serupa di
tegangan referensi dikenal. Waktu relatif diperlukan dan tegangan referensi
yang dikenal kemudian menghasilkan tegangan input yang tidak diketahui.
Mengintegrasikan konverter dengan 12 sampai 18-bit resolusi yang
tersedia, di tingkat sampling baku 10-500 kHz. Jenis konverter sering
termasuk built-in driver untuk LCD atau LED display dan ditemukan dalam
banyak aplikasi instrumen portabel, termasuk meter panel digital dan
multimeter digital.
Hal ini juga menghaluskan sinyal noise karena jenis desain efektif ratarata tegangan input dari waktu ke waktu . Dan, jika periode integrasi dipilih
yang merupakan kelipatan dari frekuensi garis ac, baik umum-mode suara
penolakan dicapai. Lebih akurat dan lebih linear dari konverter pendekatan
berturut-turut, mengintegrasikan konverter adalah pilihan yang baik untuk
sinyal tegangan tingkat rendah.
4. Ramp / Kontra flash (simultan) A / D converter menggunakan beberapa
pembanding tegangan yang membandingkan tegangan referensi dengan
tegangan input analog. Konverter ini menggunakan satu rangkaian
komparator dan D / A converter (Gambar 14.15). Desain ini semakin
increment counter digital dan dengan setiap hitungan baru menghasilkan
tegangan analog yang sesuai dan membandingkannya dengan tegangan
input yang tidak diketahui. When agreement is indicated, the counter
contains the digital equivalent of the unknown signal. The advantage of this
circuit is that it provides a faster method of analog-to-digital conversion.
A variation on the counter method is the ramp method, which substitutes
an operational amplifier or other analog ramping circuit for the D/A
converter. This technique is somewhat faster.
Figure 14.15 A/D Conversion by counting/ramp technique 14.4.3 Performance

Performance of a ADC is judged by obtaining following parameters:

1. Resolution Central to the performance of an A/D converter is its

resolution, often expressed in bits. An A/D converter essentially divides the
analog input range into 2N bits, where N is the number of bits. In other
words, resolution is a measure of the number of levels used to

represent the analog input range and determines the converter's sensitivity
to a change in analog input. Amplification of the signal, or input gain, can
be used to increase the apparent sensitivity if the signal's expected
maximum range is less than the input range of the A/D converter. As higher
resolution A/D converters cost more, it is especially important to not buy
more resolution than one needsif one has 1% accurate (1 in 100)
temperature transducers, a 16-bit (1 in 65,536) A/D converter has probably
more resolution than one needs. 2. Voltage Stability Absolute accuracy of
the A/D conversion is a function of the reference voltage stability (the
known voltage to which the unknown voltage is compared) as well as the
comparator performance. Overall, it is of limited use to know the accuracy
of the A/D converter itself. Accuracy of the system, together with the
associated multiplexer, amplifier, and other circuitry is typically more
meaningful.
3. Speed The other primary A/D converter performance parameter that
must be considered is speed- throughput for a multi-channel device.
Overall, system speed depends on the conversion time, acquisition time,
transfer time, and the number of channels being served by the system.
4. Acquisition Acquisition is the time needed by the front-end analog
circuitry to acquire a signal. Also called aperture time, it is the time for
which the converter must see the analog voltage in order to complete a
conversion. Conversion is the time needed to produce a digital value
corresponding to the analog value. Transfer is the time needed to send the
digital value to the host computer's memory. Throughput, then, equals the
number of channels being served divided by the time required to do all
three functions.

Example 14.1
An analog to digital converter (ADC) measures voltages in the range of 0 to
25 V and has 12-bit accuracy. What is the smallest voltage step that the
ADC can resolve?
Solution

12 bits = 212 = 4096 Therefore, the ADC can measure 4096 different
values of voltage (from 0 to 4095 inclusive), the number of voltage steps is

thus 4095 (one fewer than the number of different values available).
Assuming that we set digital 0 to be equivalent to 0 V and digital 4095 to be
equivalent to 25 V, each voltage step is simply given by
25 V/4095 = 0.006105 V = 6.105 mV

Example 14.2
Determine the number of output bits required for an ADC so that quantising
error less than 1 %.
Solution

For 1 % quantising error, count 100.

For n = 6, N = 26 1 = 63

A ramp-type ADC system uses a 10 MHz clock generator and a ramp

voltage that increases from 0 V to 1.25 V in a time of 125 ms. Determine
the number of clock pulses counted into the register when V = 0.9 V, and
when it is 0.75 V.
Solution

For V
r

= 1.25 V, t
r

= 125 ms
= 3.4375 Now, 3.4375 < 3.45 and set d
0

= 1.
Thus, the output of the A/D converter is 1011.

14.5
ANALOG OUTPUT SUBSYSTEM
Analog outputs commonly are used to operate final control elements in
industrial environments like valves and motors. An analog output
subsystem mainly consist of a Digital-to-Analog (D/A) converter, which is
functionally opposite to an A/D converter. Similar to analog input
configurations, a common D/A converter often is shared among multiplexed
output signals. Standard analog output ranges are often same as analog
input standards: 5 V dc, 10 V dc, 010 V dc, and 420 mA dc, etc.
For n = 7, N = 27 1 = 127

Example 14.3
If Example 14.4
3.45 V is applied to a 4-bit successive-approximation-type A/D converter
which has a reference voltage of 5 V, what will be the digital output of the
ADC?
Set d

= 1, Output 5/21 = 2.5 V. Now, 3.45 > 2.5 and set d

3

= 1 Set d
2

= 1, Output = 2.5 +
=3.75 Now, 3.45 < 3.75 and set d
2

= 0 Set d
1

= 1, Output = 2.5 +
=3.125 Now, 3.125 < 3.45 and set d
1

= 1 Set d
0

= 1, Output = 3.125 +

1. Key Specifications of an Analog Output Subsystem

(a) Settling Time

Period required for a D/A converter to respond to a fullscale set point change.
(b) Linearity

This refers to the device's ability to accurately divide the

reference voltage into evenly sized increments.
(c) Range

The reference voltage sets the limit on the output voltage achievable.
2. D/A Conversion A digital-to-analog converter, or simply DAC, is a
semiconductor device that is used to convert a digital code into an analog
signal. Digital-to-analog conversion is the primary means by which digital
equipment such as computer-based systems are able to translate digital
data into real-world signals that are more understandable to or useable by
humans, such as music, speech, pictures, video, and the like. It also allows
digital control of machines, equipment, household appliances, and the like.
Essentially, the logic circuitry for an analog voltage output uses a digital
word or series of bits, to drop in (or drop out, depending on whether the bit
is 1 or 0) a series of resistors from a circuit driven by a reference voltage.
This ladder of resistors can be made of either weighted-value resistors or
an R-2R network using only two resistor valuesone if placed in series
(Figure 14.16). While operation of the weighted-value network is more
intuitively obvious, the R-2R scheme is more practical. Because only one
resistor value need be used, it is easier to match the temperature
coefficients of an R-2R ladder than a weighted network, resulting in more
accurate outputs. Plus, for high resolution outputs, very high resistor values
are needed in the weighted-resistor approach.
Figure 14.16 Weighted value and single-value resistor networks for D/A
conversion By the NyquistShannon sampling theorem, sampled data can
be reconstructed perfectly provided that its bandwidth meets certain
requirements (eg, a base-band signal with bandwidth less than the Nyquist
frequency). However, even with an ideal reconstruction filter, digital
sampling introduces quantisation error that makes perfect reconstruction

practically impossible. Increasing the digital resolution (ie, increasing the

number of bits used in each sample) or introducing sampling dither can
reduce this error. 14.5.1 Different Types of DACs
The most common types of electronic DACs are the following:
1. Pulse Width Modulator It is the simplest DAC type. A stable current or
voltage is switched into a low-pass analog filter with a duration determined
by the digital input code. This technique is often used for

electric motor speed control, and is now becoming common in high-fidelity

audio.
2. Oversampling DACs or Interpolating DACs They use a pulse density
conversion technique. The oversampling technique allows for the use of a
lower resolution DAC internally. A simple 1-bit DAC is often chosen
because the oversampled result is inherently linear. The DAC is driven with
a pulse density modulated signal, created with the use of a low-pass filter,
step nonlinearity (the actual 1-bit DAC), and negative feedback loop, in a
technique called delta-sigma modulation. This results in an effective highpass filter acting on the quantisation (signal processing) noise, thus
steering this noise out of the low frequencies of interest into the high
frequencies of little interest, which is called noise shaping (very high
frequencies because of the over sampling). The quantisation noise at these
high frequencies are removed or greatly attenuated by use of an analog
low-pass filter at the output (sometimes a simple RC low- pass circuit is
sufficient). Most very-high-resolution DACs (greater than 16 bits) are of this
type due to high linearity and low cost. Higher oversampling rates can relax
the specifications of the output low-pass filter and enable further
suppression of quantisation noise. Speeds of greater than 100 thousand
samples per second (for example, 192 kHz) and resolutions of 24 bits are
attainable with Delta-Sigma DACs.
3. Binary Weighted DAC It contains one resistor or current source for each
bit of the DAC connected to a summing point. These precise voltages or
currents sum to the correct output value. This is one of the fastest
conversion methods but suffers from poor accuracy because of the high
precision required for each individual voltage or current. Such highprecision resistors and current sources are expensive, so this type of
converter is usually limited to 8-bit resolution or less.
4. R-2R Ladder DAC
It is a binary weighted DAC that uses a repeating cascaded structure of
resistor values R and 2R as shown in Figure 14.17. This improves the
precision due to the relative ease of producing equal-valued matched
resistors (or current sources). However, wide converters perform slowly
due to increasingly large RC-constants for each added R-2R link.

Figure 14.17 R-2R ladder DAC 5. Thermometer Coded DAC It contains

an equal resistor or current source segment for each possible value of DAC
output. An 8-bit thermometer DAC would have 255 segments, and a 16-bit
thermometer DAC would have 65,535 segments. This is perhaps the
fastest and highest precision DAC architecture but at the expense of high
cost. Conversion speeds of >1 billion samples per second have been
reached with this type of DAC.
6. Hybrid DAC It uses a combination of the above techniques in a single
converter. Most DAC integrated circuits are of this type due to the difficulty
of getting low cost, high speed and high precision in one device. 14.5.2
DAC Performance
DACs are at the beginning of the analog signal chain, which makes them
very important to system performance. The most important characteristics
of these devices are the following:
1. Resolution This is the number of possible output levels the DAC is
designed to reproduce. This is usually stated as the number of bits it uses,
which is the base two logarithm of the number of levels. For instance, a 1
bit DAC is designed to reproduce 2 (21) levels while an 8 bit DAC is
designed for 256 (28) levels. Resolution is related to the Effective Number
of Bits (ENOB) which is a measurement of the actual resolution attained by
the DAC.
2. Maximum Sampling Frequency This is a measurement of the maximum
speed at which the DACs circuitry can operate and still produce the correct
output. As stated in the NyquistShannon sampling theorem, a signal must
be sampled at over twice the frequency of the desired signal. For instance,
to reproduce signals in all the audible spectrum, which includes frequencies
of up to 20 kHz,

it is necessary to use DACs that operate at over 40 kHz. The CD standard

samples audio at 44.1 kHz, thus, DACs of this frequency are often used. A
common frequency in cheap computer sound cards is 48 kHz many
work at only this frequency, offering the use of other sample rates only
through (often poor) internal resampling. 3. Monotonicity This refers to the
ability of DAC's analog output to increase with an increase in digital code or
the converse. This characteristic is very important for DACs used as a lowfrequency signal source or as a digitally programmable trim element.
4. THD+N This is a measurement of the distortion and noise introduced to
the signal by the DAC. It is expressed as a percentage of the total power of
unwanted harmonic distortion and noise that accompany the desired signal.
This is a very important DAC characteristic for dynamic and small-signal
DAC applications.
5. Dynamic Range This is a measurement of the difference between the
largest and smallest signals the DAC can reproduce expressed in decibels.
This is usually related to DAC resolution and noise floor.

Example 14.5
Given a 3-bit DAC with a 1 V full-scale voltage and accuracy 0.2%, find its
resolution and accuracy in terms of voltage.
= 0 V (Reference
voltages). What is the output voltage when B
in

= 10110100? Find
also V
LSB

.
Solution

A 6-bit D/A converter has a reference voltage of 10 V. Calculate the

minimum value of R such that the maximum value of output current does
not exceed 10 mA. Find also the smallest quantised value of output
current.
Solution

Example 14.6
Example 14.7
An 8-bit D/A converter has +V
ref

= 5 V and V
ref

A 6-bit D/A converter having 320 kW resistances is in LSB position. The

converter is designed with weighted resistive network. The reference
voltage is 10 V. The output of the resistive network is connected to an OPAMP with a feedback resistance of 5 kW. What is the output voltage for a
binary input of 111.010?
Solution

DIGITAL 14.6
INPUT AND OUTPUT SUBSYSTEM
We saw that analog transducers sense continuous variables such as
pressure and temperature and send the output in a continuous form to the
ADC (analog to digital converter) via a signal conditioning device. In
contrast to that, many transducers provide an output that is one of two
states: high or low, open or closed, on or off, etc. For example, pressure
might be too high or a temperature too low, triggering closure of a switch.
This kind of input which is provided to the computer by the transducer is
known as the digital input.
Outputs, too, are not always strictly analog. For example, solenoid valves
typically are opened or closed; many pumps and heaters are simply turned
on or off. The output of a printer is also purely digital in nature.
Digital I/O interfaces are commonly used in PC based DAQ systems to
provide monitoring and control for industrial processes, generate patterns
for testing in the laboratory and communicate with peripheral equipment
such as data loggers and printers which have parallel digital I/O
capabilities.
It is clear that these types of digital, or discrete, inputs and outputs (I/O)
are much easier for microprocessor-based data acquisition systems to deal
with than analog signals as the computer has a fully binary environment.
Similar to analog-to-digital converters used for

Example 14.8

analog I/O, digital I/O is designed to deal directly with Transistor-toTransistor Logic (TTL) level voltage changes. TTL typically sets the lowvoltage level between 0 and 0.8 V and the high-voltage level between 2.0
and 5.0 V. Voltage levels between 0.8 and 2.0 V are not allowed. A voltage
change, then, from the high range to the low range (or vice versa)
represents a digital change of state from high to low, on to off, etc. and
because acquiring an analog signal is more complex than acquiring a
digital one, analog I/O channels also are more expensive. A clear
comparison of the complexity in acquiring a signal in analog and digital
forms is shown in Figure 18.
Figure 14.18 Comparison of digital and analog input 14.6.1 Digital Inputs

Many types of digital input signals from switch closures, relay contacts, or
TTL compatible interfaces can be read directly by digital I/O cards (Figure
14.18). Other types of inputs may require some signal-conditioning, most
likely to reduce higher level voltage changes to TTL levels. A variety of
signal-conditioning modules are available to provide isolation and other
digital-conditioning functions. The most common type of digital input is the
contact closure (Figure 14.19). Essentially, a sensor or switch of some type
closes or opens a set of contacts in accordance with some process
change. An applied electrical signal then determines whether the circuit is
open or closed. Current flows if the circuit is closed, registering a 1 in a
transistor at the computer interface. Conversely, an open circuit retains a
high voltage (and no current), registering a 0 at the transistor.
Figure 14.19 Contact type digital input 14.6.2 Digital Outputs

At its simplest, a digital output provides a means of turning something on or

off. Applications range from driving a relay to turning on an indicator lamp
to transmitting data to another computer. For latching outputs, a 1
typically causes the associated switch or relay to latch, while a 0 causes
the switch to unlatch. Devices can be turned on or off,

depending on whether the external contacts are normally open or normally

closed. Standard TTL level signals can be used to drive 5 V relay coils; a
protective diode is used to protect the digital output circuitry (Figure 14.20).
Because data acquisition boards can typically supply only 24 mA of driving
current, they are intended primarily to drive other logic circuits, not final
control elements. Scaling may be needed so that logical voltage levels are
sufficient to cause switching in larger relays. Outputs intended to drive
larger solenoids, contactors, motors, or alarms also may require a boost.

Figure 14.20 Contact type digital input 14.6.3

Counter/Timer and Pulse I/O
A somewhat separate class of digital I/O is pulse inputs and outputs, which
typically is associated with frequency, counting or totalisation applications.
Pulse inputs might be used to count the rotations of a turbine flowmeter;
pulse outputs might be used to drive a stepping motor.
Pulse inputs are handled in much the same way as digital logic inputs,
but the output of the sensing circuit is normally connected to a counter
rather than a specific bit position in the input register. Successive pulses
increment or decrement the counter. Add an elapsed time measure and a
frequency or pulse rate can readily be determined. Similar to an analog-todigital converter, a counter is characterised by its number of bitsan N-bit
counter can accumulate up to 2N discrete events. Thus, a 16-bit counter
can count to 216 = 65,536.

14.7
IEEE 488 INTERFACE
In 1965, Hewlett-Packard designed the Hewlett-Packard Interface Bus
( HPIB ) to connect programmable instruments with computers. A high
transfer rate around 1 Mbytes/second was possible to realise and due to
this high transfer rate, this interface bus quickly gained popularity. It was
later accepted as IEEE Standard 488-1975, and has evolved to ANSI/IEEE
Standard 488.1-1987. Today, the name General Purpose Interface Bus
(GPIB) is more widely used than HP-IB. ANSI/IEEE 488.2-1987
strengthened the original standard by defining precisely how controllers

and instruments communicate.

Up to 15 devices can be connected in a single IEEE 488 bus by daisychaining. The speed is determined by the slowest device participating in
the control and data-transfer handshakes. The GPIB bus is an 8-bit wide
parallel interface system. The bus consists of 5

control lines, 3 handshake lines, 8 bi-directional data lines. It has a total of

24 lines, with the remaining lines occupied by ground wires. Additional
features include TTL logic levels (negative true logic). It has the ability to
communicate in a number of different language formats, and no minimum
operational transfer limit. The maximum data-transfer rate is determined by
a number of factors, often it is realised in 1 Mb/s.
Devices connected in the bus can be classified in the following category:
1. Controller 2. Talker 3. Listener
Figure 14.21 shows the connection of these three types of devices.
Figure 14.21 Connection diagram of different devices with IEEE GPIB bus
A single device connected can have all the three or any two or at least any
one of these features, but only one option will be active at a time. The first
function of the bus controller (which is only one at a time) is to determin
which device is active on the bus. There may be many numbers of active
listeners existing on the bus with an active talker as long as no more then
15 devices are connected to the bus. The controller sends interface
messages over the bus to a particular active instrument. Each individual
device is associated with a unique 5-bit BCD code (ID number). By using
this code, the controller can coordinate the activities on the bus and the
individual devices can be made to talk, listen (un-talk, unlisten) as
determined by the controller.
1. Data Lines The eight data lines, DIO1 through DIO8, carry both data and
command messages. The state of the Attention (ATN) line determines
whether the information is data or commands. All commands and most data
use the 7-bit ASCII or ISO code set, in which case the eighth bit, DIO8, is
either unused or used for parity.
2. Handshake Lines Three lines asynchronously control the transfer of
message bytes between devices. The process is called a 3-wire interlocked
handshake. It guarantees that message bytes on the data lines are sent
and received without transmission error.
(a) NRFD (Not Ready For Data)

This indicates when a device is ready or not

ready to receive a message byte. The line is driven by all devices when

receiving commands, by Listeners when receiving data messages, and by

the Talker when enabling the HS488 protocol.
(b) NDAC (Not Data Accepted)

This indicates when a device has or has not

accepted a message byte. The line is driven by all devices when receiving
commands, and by listeners when receiving data messages.

This (c) DAV (Data Valid)

tells when the signals on the data lines are stable

(valid) and can be accepted safely by devices. The Controller drives DAV
when sending commands, and the Talker drives DAV when sending data
messages.
3. Interface Management Lines Five lines manage the flow of information
across the interface:
(a) ATN (Attention)

The Controller drives ATN true when it uses the data

lines to send commands, and drives ATN false when a Talker can send
data messages.
(b) IFC (Interface Clear)

The System Controller drives the IFC line to initialise

the bus and become CIC.
(c) REN (Remote Enable)

The System Controller drives the REN line, which is

used to place devices in remote or local program mode.
(d) SRQ (Service Request)

Any device can drive the SRQ line to

asynchronously request service from the Controller.
(e) EOI (End or Identify)

The EOI line has two purposesthe Talker uses the

EOI line to mark the end of a message string, and the Controller uses the
EOI line to tell devices to identify their response in a parallel poll.
Figure 14.22 Pin-out description of GPIB bus
Figure 14.22 pin-out description of GPIB bus 4. GPIB Data Transfer
Operation The three lines (DAV, NRFD and NDAC) are used to form three
handshake lines which control the passage of data. The active talker
controls the 'DAV' line (Data Valid) and the listener(s) control the 'NRFD'
(Not Ready For Data), and the 'NDAC' (Not Data Accepted) line. In the
steady state mode, the Talker hold 'DAV' high (no data available) while the
listener hold 'NRFD' high (ready for data) and 'NDAC' low (no data

accepted. After the talker placed data on the bus it then takes 'DAV' low
(data valid). The Listener(s) then send 'NRFD' low and send 'NDAC' high
(data accepted). Before the Talker lifts the data off the bus, 'DAV' is taken
high signifying that data is no longer valid. If the 'ATN' line (attention) is
high while this process occurs, the information is considered data but with
the ATN' line low, the information is regarded as an interface

message. The other five lines on the bus ('ATN' included) are the busmanagement lines. These lines enable the Controller and other devices on
the bus to enable, interrupt, flag, and halt the operation of the bus.
All lines in the GPIB are tri-state except for 'SQR', 'NRFD', and 'NDAC'
which are open-collector. The standard bus termination is a 3K resistor
connected to 5 volts in series with a 6.2K resistor to ground all values
having a 5% tolerance.
The standard also allows for identification of the devices on the bus.
Each device should have a string of 1 or 2 letters placed somewhere on the
body of the device (near or on the GPIB connector). These letters signify
the capabilities of the device on the GPIB bus.
Table 14.4 Device capabilities on the GPIB bus
C Controller
T Talker
L Listener
AH Acceptor Handshake
SH Source Handshake
DC Device Clear
DT Device Trigger
RL Remote Local
PP Parallel Poll
TE Talker Extended
LE Listener Extended

Devices are connected together on the bus in a daisy-chained fashion.

Normally, the GPIB connector (after being connected to the device with the
male side) has a female interface so that another connector may be
attached to it. This allows the devices to be daisy chained. Devices are
connected together in either a linear or star fashion.

EXERCISE
Objective-type Questions
1. The function of data acquisition system is
(a) acquiring physical phenomena from the real world

(b) sending signal to real world

(c) processing and analysing of signal
(d) all of the above
2. Identify the element which is not part of a data acquisition system:
(a) Digital to analog converter
(b) Filter
(c) Display
(d) Timer
3. Which A/D converter has highest conversion time?
(a) Flash type

(b) Dual slope integrating

(c) Successive approximation
(d) Ramp/Counting
4. How many devices can be connected in a single IEEE 488 bus?
(a) 15
(b) 16
(c) 32
(d) Infinite
5. A signal has minimum and maximum values of 5 V and +5 V respectively. To record a 0.01 V
change of the
signal value, what bit length of A/D converter is required?
(a) 4 bit
(b) 8 bit
(c) 10 bit
(d) None of these
6. The function of notch filter is
(a) pass high frequency signal
(b) pass a particular band of signal
(c) pass low frequency signal
(d) none of these
7. If a signal has a bandwidth of 20 Hz to 20 kHz, what will be the minimum sampling frequency
to acquire the
signal so that the signal can be reproduced properly?
(a) 20 Hz
(b) > 20 Hz but < 20 kHz
(c) < 20 kHz
(d) > 20 kHz
8. The correct TTL logic levels are
(a) 00.8 V and 2.05.0 V
(b) 00.4 V and 2.45.0 V
(c) 0 V and 5 V
(d) 00.1 V and 4.95.0 V
9. An IEEE 488 bus contains
(a) 8 data lines and 1a Address lines

(b) 5 control lines, 3 handshake lines and 8 data lines

(c) 3 control lines, 5 handshake lines and 8 data lines
(d) 5 control lines, 3 hand shake lines, 8 data lines and 4 address lines
10. Which may not be the feature of a data acquisition application software?
(a) Manage the data stored in computer memory
(b) Plot acquired data
(c) Report relevant information such as the number of samples acquired
(d) Acquire data from real world

Short-answer Questions
1. Define a data acquisition system and draw the functional block diagram of a typical DAQ.
2. What are the different components of a DAQ? Briefly discuss those.
3. What are the different signal-conditioning units a data acquisition system contains? Briefly
discuss those.
4. What are the different processes for isolation of field instrument from DAQ hardware?
5. State the different functions of driver software of a typical DAQ system.
6. Compare successive approximation, flash, integrating and ramp ADC.
7. Compare R-2R DAC with a binary weighted DAC.
8. How are the digital input and output system connected with digital I/O pins of DAQ hardware?
9. How do the devices connected with IEEE 488 bus communicate with each other?
10. Write down the different functions of 5 control signals of IEEE 488 bus.

Long-answer Questions
1. An 8-bit ADC is converting a temperature signal which has a measuring range of 0 deg C to
800 deg C. Calculate
the resolution of the temperature-measuring instrument.
2. Suppose a 10-bit ADC has +V
ref

and V
ref

of +5 V and 5 V respectively. If the ADC is being used

to convert a signal having minimum and maximum value of 1 V and +1 V then what amount of
smallest voltage change can the ADC distinguish?
3. A ramp-type ADC system uses a 20 MHz clock generator and a ramp voltage that increases
from 0 V to 5 V in a time of 0.5 sec. Determine the number of clock pulses counted into the
register when V = 1 V, and when it is 2.5 V.
4. A 4-bit D/A converter has 320 kW resistances in LSB position. The converter is designed with
weighted resistive network. The reference voltage is +5 V. The output of the resistive network is
connected to an OP-AMP with a feedback resistance of 5 kW. What is the output voltage for a
binary input of 101.110?
5. An 8-bit D/A converter has V
ref

= 5 V and +V
ref

= +5 V respectively. Then calculate the output

voltage when an input of 140

10

(decimal) is given in the input of DAC. Also, find the V

LSB