Oleh
FANI FARIDA
NIM 111 09 136
JURUSAN TARBIYAH
PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2013
MOTTO
PERSEMBAHAN
Untuk Bapak dan Ibu yang menjadi motivasiku
Untuk mas Tri dan dek Yaya yang selalu menyemangatiku
Untuk mas Mirza Kamal yang menginspirasiku
Untuk teman-teman PAI 2009 yang luar biasa
Untuk Keluarga besar Pondok Pesantren ANNIDA
Untuk Keluarga besar LDK Darul Amal STAIN Salatiga
Untuk Keluarga besar Kelurahan Mangunsari
Untuk Keluarga besar TPQ ANNIDA Salatiga
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan
yang Maha Rahman dan Rahim yang dengan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya
skripsi dengan judul Strategi Orang Tua Beda Agama dalam Mendidik Anak
(Studi Kasus Tiga Keluarga di Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Sidomukti,
Kota Salatiga Tahun 2013) bisa diselesaikan.
Sholawat dan salam penulis haturkan kepada Sang Teladan Utama, Nabi
Muhammad shalallahualaihi wassalam, juga kepada para shahabat, keluarga dan
orang yang istiqomah mengikuti petunjuk Beliau.
Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak terkait. Sungguh menjadi kebahagiaan yang tiada tara
penulis rasakan setelah skripsi ini selesai. Oleh karena itu penulis ucapkan terima
kasih setulusnya kepada:
1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag., selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Siti Asdiqoh, M. Si., selaku Ketua Prodi PAI.
3. Mufiq, M. Phil., selaku Pembimbing yang telah mengarahkan, membimbing,
memberikan petunjuk dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.
4. Winarno, M. Pd., selaku dosen pembimbing akademik penulis yang
membantu penulis selama menuntut ilmu di STAIN Salatiga.
5. Bapak dan Ibu dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian
akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan
kepada penulis.
6. Bapak Rohmad, Ibu Purwanti, mas Tri, dan dek Kamalia yang telah
memberikan dukungan, moril, materiil, dan spiritual kepada penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
7. Mas Mirza Kamal pelipur laraku.
8. Bapak Nardi sekeluarga, terimaksih nasihat-nasihatnya.
9. Teman-teman PPL SMKN2 Salatiga.
10. Teman-teman KKN WIGRAMA.
11. Keluarga besar Wiyono Magelang yang memberiku banyak ilmu dan
pengalaman. Semoga ukhuwah kita selalu terjaga.
12. Bapak Sony sekeluarga, Bapak Iknasius sekeluarga, dan Bapak Budi
sekeluarga selaku keluarga beda agama di kelurahan Mangunsari yang
meluangkan waktu serta memberikan bantuan kepada penulis untuk penelitian.
13. Keluarga besar Pondok Pesantren AN-NIDA Jazakumullah ahsanul jaza atas
dukungan, motivasi serta inspirasinya.
14. Keluarga Besar Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN
Salatiga. Teruslah berkarya dan berjuang di jalan cinta para pejuang.
vi
Fani Farida
ABSTRAK
Farida, Fani. 2013. Strategi Orang Tua Beda Agama dalam Mendidik Anak (Studi
Kasus Tiga Keluarga di Keluraha Mangunsari, Kecamatan Sidomukti,
Kota Salatiga Tahun 2013). Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi
Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: Mufiq, M. Phil.
Kata Kunci: Strategi Mendidik dan Beda Agama.
Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama bagi anak-anak. Di dalam
keluarga mereka pertama kali berkenalan dengan nilai dan norma. Pendidikan
keluarga memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar, agama, nilai-nilai
moral, norma sosial, dan pandangan hidup yang diperlukan peserta didik untuk
dapat berperan dalam keluarga dan dalam masyarakat. Strategi yang digunakan
untuk mencapai tujuan pendidikan dalam satiap keluarga tentulah berbeda.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti ingin mengetahui lebih dalam
mengenai 1) variasi keberagamaan pada keluarga beda agama,2) bagaimana
strategi mendidik anak dalam keluarga beda agama, dan 3) apa saja faktor
pendukung dan penghambat keluarga beda agama dalam mendidik anak.
Metode yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif. Penelitian ini
dilakukan dengan metode observasi dengan mengamati secara langsung pada
sumber-sumber tertentu. Wawancara dengan bertanya secara langsung kepada
objek penelitian secara mendalam dan jujur untuk mendapatkan informasi yang
berkaitan dengan skripsi ini. Dan dokumentasi dengan mengambil data pada
sumber arsip, catatan, foto, dan sebagainya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi orang tua beda agama dalam
mendidik anak memiliki kesamaan dengan keluarga yang lainnya, yang
membedakan hanya dalam menentukan keyakinan agama anak. Namun para
orang tua beda agama tidak menjadikan perbedaan agama sebagai masalah yang
besar. Dengan adanya sikap dewasa, toleransi, dan kebebasan melakukan rutinitas
keagamaan masing-masing maka keutuhan dan keharmonisan keluarga dapat
terjalin dengan baik. Dari penelitian ini pendidikan anak dibebankan kepada ibu.
Sebab ibu sebagai figur dan pendidik dalam keluarga karena ayah banyak waktu
di luar untuk bekerja.
DAFTAR ISI
SAMPUL......................................................................................................
ii
iii
iv
ABSTRAK ...................................................................................................
viii
ix
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .........................................................
10
14
15
15
18
22
24
25
26
26
b. Mandiri ..........................................................................
28
c. Toleransi ........................................................................
29
30
33
34
34
ii.
35
iii.
35
38
39
42
i.
43
ii.
44
iii.
Status Anak....................................................................
44
47
B.
51
51
51
57
58
58
59
61
61
2. Data Khusus......................................................................
64
64
66
71
74
77
79
81
85
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................
86
B. Saran .......................................................................................
89
91
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Pedoman Wawancara
Lampiran
Transkip Wawancara
Lampiran
Foto
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan bentuk yang sempurna bila
dibandingkan dengan makhluk yang lain. Manusia juga dibekali akal agar
dapat menjalani kehidupan dan mengelola bumi dengan baik. Bekal
terakhir inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya.
Bila ditinjau dari ajaran Islam, setidaknya ada dua tujuan dari
diciptakannya manusia di dunia ini, yakni sebagai abdi dan sebagai
khalifah di muka bumi ini. Sebagai abdi, manusia berkewajiban untuk
patuh dan taat kepada Tuhan yang menciptakannya, sedangkan sebagai
khalifah, manusia berperan sebagai wakil Tuhan untuk bisa mengelola
kehidupan di bumi ini dengan baik (Jalaluddin, 2001:32).
Termasuk salah satu peran manusia sebagai khalifah di bumi
adalah mengembangkan potensi kecerdasan yang telah diberikan oleh
Tuhan agar dapat dikembangkan dengan baik. Mengembangkan potensi
tersebut bisa dimulai dari awal membimbing dan mendidik anak-anak.
Anak-anak adalah anugerah yang Tuhan berikan kepada setiap orang tua
dan telah dibekali dengan potensi-potensi yang sangat penting untuk
dikembangkan demi kesuksesan kehidupannya pada masa mendatang.
Potensi yang diberikan Tuhan itu tidak bisa dibiarkan begitu saja agar anak
berkembang dengan sendirinya. Atau, dibiarkan saja potensi yang dahsyat
memahami
potensi
anak
dan
bagaimana
cara
....
Hal ini bisa dilihat dari adanya masyarakat yang melakukan pernikahan
beda agama. Berangkat dari kenyataan ini, peneliti bermaksud mengangkat
fenomena pernikahan beda agama ini dalam konteks transformasi strategi
orang tua beda agama dalam mendidik anak.
Strategi orang tua dalam mendidik anak tentulah berbeda-beda
antara orang tua yang satunya dengan yang lain. Cara yang digunakanpun
unik dan memiliki ciri yang khas meskipun dalam keluarga memiliki
keyakinan yang sama dan tentunya akan lebih unik dan menarik lagi
apabila dalam keluarga yang memiliki keyakinan yang berbeda.
Melihat fenomena keluarga yang memiliki keyakinan berbeda
dalam satu keluarga tentulah mereka dituntut untuk bersama-sama
menyatukan visi, terutama dalam masalah mendidik anak-anaknya.
Persoalan anak bukanlah hal yang sepele apalagi dalam lingkup keluarga
berbeda agama, sehingga penulis bermaksud menggali informasi
khususnya bagi mereka yang berbeda agama mengenai stretegi mereka
dalam mendidik anak. Maka dari itu penulis akan melakukan penelitian
secara deskriptif dan analitis melalui judul Strategi Orang Tua Beda
Agama dalam Mendidik Anak (Studi Kasus Tiga Keluarga Beda Agama di
Kelurahan Mangunsari, Kec. Sidomukti, Kota Salatiga Tahun 2012/2013) .
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian menyatakan pokok persoalan yang menjadi pusat
perhatian dalam penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus
penelitian adalah:
lebih
kewajiban dan tanggungjawab atas pemeliharaan dan pendidikan putraputrinya (Sahlan, 2006:15).
Beda agama, berasal dari dua kata yaitu beda dan agama.
Pengertian beda secara bahasa yaitu yang menjadikan berlainan (tidak
sama) antara benda yang satu dengan benda yang lain (ketidaksamaan)
menurut WJS Poerwadarminta.
Sedangkan pengertian agama yaitu segenap kepercayaan (kepada
Tuhan, dewa, dan sebagainya) serta dengan ajaran kebaktian dan
kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu (WJS
Poerwadarminta ).
E. Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik
secara teoritis maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
Dapat memeperkaya kepustakaan, dan menambah khasanah ilmu
pengetahuan khususnya tentang strategi orang tua beda agama dalam
mendidik anak.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan
menambah wawasan kepada para pemabaca, dan pengetahuan bagi
dan
bahan-bahan
lain
yang
dikumpulkan
untuk
Bab III, membahas tentang gambaran umum lokasi penelitian dan paparan
hasil penelitian.
Bab IV, analisis tentang strategi orang tua beda agama dalam mendidik
anak.
Bab V, penutup yang berisi kesimpulan dan saran
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Strategi Mendidik
1. Pengertian Strategi Mendidik
Strategi merupakan rencana besar yang bersifat meningkat, efisien,
dan produktif guna mengefektifkan tercapainya tujuan. Maksudnya
strategi merupakan rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk
mencapai sasaran khusus (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007:1092).
Pada sisi lain, setiap orang tua berkeinginan untuk mendidik
anaknya secara baik dan berhasil. Mereka berharap mampu membentuk
anak yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, berbakti terhadap orang tua, berguna bagi dirinya,
dengan
sengaja
pertumbuhan
anak
dalam
mencapai
lain dari peranan yang perlu dibawakan oleh seorang ibu dalam
menjalankan fungsi dan tugas selaku pendidik dalam keluarga
(Sahlan, 2002:85-88).
di
lingkungan
keluarga
pertama
mendapatkan
Mengatur
keluarga
agar
selalu
tenteram
sehingga
tidak
dengan anak, dan hubungan antara anak dengan anak yang lain.
Sebagai sebuah sistem sosial keluarga berhubungan dan punya
saling ketergantungan tertentu dengan keluarga dan sistem
sosial lain. Segala macam hubungan sosial itu mempunyai nilai
dan arti edukatif bagi anak-anak (Sudardji, 1988: 68-69)
Dalam hubungan sosial tersebut anak akan memahami
tentang bagaimana menghargai orang lain, mengetahui cara
berkomunikasi dengan orang lain, dan memahami bahwa
kebebasannya dibatasi oleh kebebasan orang lain. Dalam
berbagai kesempatan kegiatan keagamaan yang bercorak sosial.
Sebaiknya anak dilibatkan. Hal demikian akan menumbuhkan
sikap sosial sekaligus menumbuhkan sikap sosial yang
dimotivasi agama.
Prinsip keseimbangan harus ditumbuhkan di lingkungan
keluarga. Hal-hal yang memperkecil prinsip ini dihindarkan,
seperti orang tua yang bersikap pilih kasih, tidak adil,
memanjakan yang berlebihan, terlalu banyak menolong dalam
masalah yang tidak sewajarnya dan sebagainya.
Sejalan dengan kehidupan sosial, maka peran manusia
dititikberatkan pada upaya untuk menciptakan keharmonisan
hidup bermasyarakat. Masyarakat dalam ruang lungkup yang
paling sederhana yaitu keluarga, hingga ke ruang lingkup yang
lebih luas yaitu sebagai warga antar bangsa. Keluarga sebagai
unit sosial yang paling kecil, terdiri atas ayah, ibu, dan anakanaknya. Sedangkan dalam konteks bangsa dan umat, terdiri
atas kelompok komunitas, etnis, ras, maupun keluarga
(Jalaluddin, 2001: 23).
b. Bimbingan awal kepribadian
Keluarga sebagai tempat berlangsungnya sosialisasi yang
berfungsi dalam pembentukan kepribadian sebagai makhluk
individu, makhluk sosial, makhluk susila, dan makhluk
beragama.
Pergaulan hidup bersama di dalam keluarga akan memberi
andil yang besar bagi pembentukan kepribadian anak. Apakah
anak akan mempunyai kepribadian yang kuat dan menghargai
diri pribadinya atau menjadi anak yang berkepribadian lemah.
Hal ini tergantung dari latar belakang pengalaman di
lingkungan keluarga.
Pengaruh keluarga terhadap kepribadian anak itu besar,
meskipun dalam ukuran yang relatif tidak sama. Di dalam
masyarakat anak dengan sifat orang tuanya, baik dalam arti
positif atau negatif. Porsi keluarga dalam pembentukan
kepribadian lebih banyak dari segi pengalaman. Justru itu
keluarga harus memberikan pengalaman yang positif, baik
aspek pengembangan anak sebagai makhluk individu, social,
susila, maupun sebagai makhluk yang beragama. Dari segi
di
rumah,
maka
memungkinkan
sekali
akan
hanya
memperhatikan
perkembangan
pikiran
empirisme,
berpendapat
bahwa
perkembangan
dan
etik
dan
agama
anak
merupakan
proses
perasaan
etik
melalui
tahapan
menuju
4) Sebelum
anak
mengerti
kesusilaan,
orang
tua
perlu
Langgulung
menambahkan
dinantara
kewajiban
dapat
mendidik
akhlak
anak-anaknya
(Hasan
Langgulung,1979:78).
b. Memberikan ilmu yang wajib kepada anak
Keluarga berkewajiban mengajarkan ilmu fardhuain
kepada anak-anaknya yaitu yang menyangkut Al-Quran dan
ilmu ibadah dasar, seperti ihwal beribadah kepada Tuhan yaitu
shalat, puasa, zakat, haji, dan sebagainya, yakni ilmu-ilmu yang
berkaitan dengan kewajiban sehari-hari seorang muslim.
Al-Toumy
al-Syaibani
dalam
bukunya
Nur
Ahid
punya kitab suci dan juga kitab yang serupa kitab suci. Termasuk
pula di sini penganut Animisme, Ateisme, Politeisme, dan
sebagainya (Zuhdi, 1996:6).
Adapun dalil yang menjadi dasar hukum untuk larangan kawin
antara wanita muslimah dengan pria non-muslim, ialah:
1. Firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 221:
....
Artinya: Dan janganlah kamu menikahkan orangorang musyrik dengan wanita-wanita yang mukmin sebelum
mereka beriman. Sesungguhnya budak yang beriman lebih baik
daripada orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu.
2. Ijma para ulama tentang larangan perkawinan antara wanita
muslimah dengan pria non-muslim
Hikmah dilarangnya perkawinan antara seorang wanita
Islam dengan pria Kristen atau Yahudi karena dikhawatirkan
wanita Islam itu kehilangan kebebasan beragama dalam
menjalankan
ajaran-ajaran
agamanya,
kemudian
terseret
....
....
dengan
perempuan
musyrik.
Alasannya
karena
AL-Maidah/5:5
Baqarah/2:221.
dianulir
(naskh)
dengan
Q.S
Al-
(http://raja1978.blogspot.com/2008/08/kajian-
perkawinan-beda-agama-menurut.html).
3. Poblem-Problem Perkawinan Beda Agama
Pasangan beda agama yang dimaksud adalah perkawinan
antara seorang pria dan wanita yang berbeda agama, yang
kemudian membentuk sebuah keluarga. Sebagaimana diketahui
bahwa pernikahan beda agama di Indonesia belum diakui. Merujuk
Undang-Undang Perkawinan No. 1 tahun 1974, Pasal 2 ayat (1)
dengan
ajaran
agama
masing-masing.
Namun,
permasalahannya apakah agama yang dianut oleh masingmasing pihak tersebut membolehkan untuk dilakukannya
perkawinan beda agama. Misalnya, dalam ajaran Islam wanita
tidak boleh menikah dengan laki-laki yang tidak beragama
Islam (Al-Baqara/2:221). Selain itu juga dalam ajaran Kristen
perkawinan beda agama dilarang. (Suhadi, 2006:23).
b. Pencatatan perkawinan
Apabila perkawinan beda agama tersebut dilakukan oleh
orang yang beragama Islam dan Kristen, maka terjadi
permasalahan mengenai pencatatan perkawinan. Apakah di
Kantor Urusan Agama atau di Kantor Catatan Sipil oleh karena
ketentuan pencatatan perkawinan untuk Agama Islam dan dan
di luar Agama Islam berbeda. Apabila ternyata pencatatan
perkawinan beda agama akan dilakukan di Kantor Catatan
Sipil, maka akan dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu apakah
perkawinan
beda
agama
yang
dilangsungkan
tersebut
20
Juni
2011).
Selain problem-problem di atas, penulis juga menemukan dari
sumber lain, yaitu:
1) Perkawinan beda agama lebih mengundang persoalanpersoalan
yang
dapat
mengguncangkan
kestabilan
sendi-sendi
kehidupan
perkawinan
atau
pemutusan
perkawinan.
2) Kemungkina terjadi erosi iman
Pasangan kawin beda agama biasanya bukannya
semakin bertambah keimanan mereka terhadap agamanya,
tetapi sebaliknya semakin melemahkan iman mereka. Dan
demi toleransi dan kerukunan masing-masing mereka
melepaskan prinsip-prinsip aqidah agamanya sendiri dan
tanpa disadari telah terjadi erosi iman.
3) Terjadinya pola hidup sekuler
Dengan terjadinya erosi iman yang dialami oleh
pasangan suami istri tersebut akan berlanjut dengan
mengakibatkan pasangan tersebut melakukan perilaku
sekuler, yang berakibat pasangan tidak mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya, karena menganggap bahwa agama
adalah urusan dengan Tuhan, tidak ada hubungannya
dengan
manusia,
sehingga
ajaran
agama
tidak
mempertahankan
keutuhan
keluarga,
sehingga
terjadi
demi
agar
perkawinan
dapat
(yang
bagus
bagi
anak.
(http://www.bantu-
nikah.com/2010/10/nikah-beda-agama.html#axzz1PbGBL5jl,20
Juni 2011).
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Deskripsi Objektif Penelitian
1. Letak geografis kelurahan Mangunsari, Kecamatan Sidomukti,
Kota Salatiga
Kelurahan Mangunsari merupakan salah satu kelurahan
yang ada di wilayah kecamatan Sidomukti Kodya Salatiga Propinsi
Jawa Tengah, dan luas wilayah 290.770 KM2 yang dibagi menjadi
14 RW dan 87 RT, dengan bentuk permukaan tanah daratan.
Adapun batas wilayah kelurahan Mangunsari adalah sebagai
berikut :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Sidorejo Lor
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Kumpul Rejo
c. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Kalicacing
d. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Dukuh
2. Struktur
pemerintahan
kelurahan
Mangunsari,
Kecamatan
Kecamatan
Sidomukti
Kota
Salatiga.
Dalam
Kepala Kelurahan
Sekretaris
Ka-Sie Pemerintahan
Ka-Sie Trantib
: Sutrisno, S.E
Lurah
Siti Sulami,
S.E
Sekretaris
Anik Umi.W
Ka-Sie
Trantib
Sutrisno,S.E
Ka-Sie
EkBang
Proklamirta,
S.H
Ka-Sie Pemr.
Sri Mulyana,
S.H
Ka-Sie SosKes
Kristi H, S.E
NAMA
JABATAN
1.
RW II
BAMBANG SOEDOWO
KETUA RW II
2.
RT 01
SUDARTO
KETUA RT 01
3.
RW IV
SLAMET GIARJO
KETUA RW IV
4.
RT 01
KETUA RT 01
5.
RW V
AGUS HARDJONO
KETUA RW V
6.
RT 01
AGUS KARYANTO
KETUA RT 01
: 17.060
: 17.074 orang
: 17 orang
: 15 orang
: 25 orang
: 41 orang
6) Total WNA
: 36 orang
: 17.060 orang
: 8.422 orang
: 8.638 orang
: 4.392 orang
: 5.170 orang
: 4.297 orang
: 886 orang
: 12.625 orang
2) Kristen protestan
: 3.647 orang
3) Katolik
: 787 orang
4) Hindu
: 8 orang
5) Budha
: 33 orang
6) Kong hu cu
: 0 orang
7) Kepercayaan
: 0 orang
b. Sarana peribadatan
1) Masjid
: 17
2) Mushola
: 19
3) Gereja
:6
4) Vihara
:0
5) Pura
:0
: 2.272 orang
: 1.934 orang
3) Tamat SD
: 2.840 orang
4) Tamat SLTP
: 2.694 orang
5) Tamat SLTA
: 5.131 orang
6) Diploma I/II
: 172 orang
7) Diploma III
: 1.559 orang
8) Strata I/ Diploma IV
: 1.345 orang
9) Strata II
: 139 orang
: 14 orang
:5
2) SD
:7
3) SLTP
:2
4) SLTA
:4
5) Pondo Pesantren
:0
6) Madrasah
:1
7) Slb
:1
: 2.941 orang
: 2.1939 orang
c. Pelajar/mahasiswa
: 3.607 orang
d. Pensiunan
: 509 orang
e. PNS
: 628 orang
f. TNI
: 57 orang
g. POLRI
: 44 orang
h. Perdagangan
: 96 orang
i. Petani/pekebun
: 15 orang
j. Peternak
: 3 orang
k. Industri
: 8 orang
l. Konstruksi
: 4 orang
m. Transportasi
: 16 orang
n. Karyawan swasta
:3.358 orang
o. Karyawan BUMN
: 63 orang
p. Karyawan BUMD
: 20 orang
q. Karyawan honorer
: 85 orang
: 1.678 orang
s. Buruh
: 40 orang
t. Kesehatan
: 37 orang
u. Pastor/pendeta
: 22 orang
v.
: 1 orang
Anggota DPRD
w. Dosen
: 55 orang
x. Guru
: 169 orang
SUAMI
ISTRI
AGAMA
USIA
SP
YT
K.J/I
36/35
tahun
IC
SY
K.K/I
39/36
tahun
BP
KT
K.P/I
47/43
tahun
Sumber: hasil wawancara dengan orang tua kawin beda agama pada
tanggal 28 Juni- 4 Juli 2013
Keterangan :
Responden I; Keluarga pasangan suami SP beragama Kristen Jawa
(KJ) dan istri YT beragama Islam (I).
Responden II; Keluarga pasangan suami IC beragama Kristen Katolik
(KK) dan istri SY beragama Islam (I).
Responden III; keluarga pasangan suami BP beragama Kristen
Protestan (KP) dan istri KR beragama Islam (I).
Table II
Daftar Nama, Usia, dan Keberagamaan Anak
No KELUARGA NAMA ANAK
USIA
AGAMA
YK
13 tahun
YH
10 tahun
JL
11 bulan
II
NI
6 tahun
III
BD
20 tahun
KP
KR
15 tahun
KP
Keberagamaan anak
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Deskripsi Variasi Keberagamaan pada Keluarga Beda Agama
Berdasarkan hasil wawancara dengan tiga keluarga beda agama,
peneliti menyimpulkan bahwa variasi keberagamaan pada setiap keluarga
berbeda-beda.
4. Kemandirian yang tertanam pada diri anak melalui strategi orang tua
dalam mendidik anak-anaknya. (Kode wawancara (SP,YT, 28062013), (IC,SY, 01-07-2013), (BP,KT, 04-07-2013)).
5. Sikap disiplin yang diajarkan kepada anak dalam kehidupan seharihari. (Kode wawancara (SP,YT, 28-062013), (IC,SY, 01-07-2013),
(BP,KT, 04-07-2013)).
Keluarga sebagai pendidikan pertama bagi anak, dalam hal ini
menggambarkan betapa pentingnya memberikan pendidikan yang baik
bagi anak-anaknya, sebab mereka butuh pendidikan yang baik,
bimbingan yang baik, dan figur teladan yang baik, karena mereka
hidup dalam keluarga yang berkeyakinan berbeda. Dengan pendidikan
yang baik diharapkan dapat menjadikan anak berperilaku yang baik
sesuai norma-norma yang diajarkan di Sekolah maupun di rumah.
Ibu sebagai panutan yang dapat diteladani secara ikhlas; sebagai
motivator terhadap pertumbuhan dan perkembangan rasa, cita, dan
karsa anak; sebagai pengawal hati nurani anak, pengayom jiwa anakanaknya. Hal tersebut merupakan bentuk lain dari peranan yang perlu
dibawakan oleh seorang ibu dalam menjalankan fungsi dan tugas
pendidik dalam keluarga.
Keluarga sebagai lingkungan pertama bagi proses pertumbuhan
sikap sosial dan kemampuan berhubungan sosial anak. Disini orang tua
sebagai teladan dalam kehidupan sehari-hari yang sudah tentu harus
mengajarkan kemandirian, kedisiplinan, dan kedewasaan.
Faktor Pendukung
a. Adanya sikap kedewasaan
Dengan adanya sikap kedewasaan dalam keluarga beda
agama akan menjadikan kehidupan keluarga menjadi harmonis,
terutama dalam keluarga beda agama. Akan sangat menjadi faktor
pendukung jika sikap dewasa dijalankan dengan baik dan benar,
sebab, dalam keluarga yang berbeda keyakinan akan mungkin
sekali terjadi percekcokan dalam menentukan agama anak, jika dari
pihak orang tua tidak ada rasa untuk mengalah dan memahami
kemauan anak maka akan memicu ketidak harmonisan dalam
keluarga, belum lagi jika orang tua (misal ayah) yang beragama
Nasrani berkeinginan mengajak pasangannya untuk masuk ke
agamanya,
sedangkan
pasangannya
tetap
mempertahankan
dan
sudah
dapat
melakukan
pertimbangan-
pertimbangan.
Peranan sikap dewasa dalam keluarga beda agama menjadi
hal terpenting dalam mewujudkan keutuhan keluarga, sebab jika
tidak maka keluarga tidak akan berjalan dengan baik. Dengan
adanya saling dewasa orang tua dapat mengendalikan emosi
masing-masing demi kepentingan keluarga dan anak-anak, dapat
mempertimbangkan dengan baik mengenai pendidikan yang
dibutuhkan anak dan status keberagamaan anak. (Kode wawancara
(SP,YT, 28-062013), (IC,SY, 01-07-2013), (BP,KT, 04-07-2013)).
b. Menanamkan sikap toleransi
Toleransi yang diterapkan dalam keluarga beda agama tentu
menjadi hal terpenting, sebab dengan adanya toleransi akan
terwujud kehidupan keluarga yang harmonis, damai, dan sejahtera.
Tidak saling mengolok-olok keyakinan anggota keluarga lain.
Keharmonisan dan keutuhan keluarga beda agama jika di
dalamnya tertanam rasa toleransi yang tinggi, dengan toleransi
masing-masing
individu
dapat
menjalankan
agama
sesuai
masing-masing
agama
sesuai
anggota
keluarga
saling
ajarannya.
Bahkan,
saling
mengingatkan satu sama lain, hal tersebut tentu tidak luput dari
adanya sikap dewasa dan toleransi. (Kode wawancara (SP,YT, 28062013), (IC,SY, 01-07-2013), (BP,KT, 04-07-2013)).
2. Faktor Penghambat
a. Tidak toleransi
Mengarungi kehidupan rumah tangga tidaklah mudah, tidak
menutup kemungkinan akan senantiasa berjalan sesuai yang
diharapkan meskipun memiliki keyakinan yang sama sudah tentu
pasti terdapat masalah-masalah. Begitu pula dalam keluarga yang
berkeyakinan berbeda. Konflik tersebut dipicu oleh keinginan salah
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang Strategi Orang Tua Beda Agama
dalam Mendidik Anak (Studi Kasus Tiga Keluarga di Kelurahan
Mangunsari, Kec. Sidomukti, Kota Salatiga Tahun 2013), maka dapat
penulis simpulkan sebagai berikut:
1. Deskripsi Variasi Keberagamaan pada Keluarga Beda Agama
Berdasarkan hasil wawancara dengan tiga keluarga beda
agama, peneliti menyimpulkan bahwa variasi keberagamaan
pada setiap keluarga berbeda-beda.
a. Kristen Jawa dengan Islam
b. Kristen Katolik dengan Islam
c. Kristen Protestan dengan Islam
2. Strategi Orang Tua Beda Agama dalam Mendidik Anak
a. Menyekolahkan anaknya di sekolah formal yaitu sekolah
yang sesuai kebutuhan anaknya. Diberi tambahan sekolah
nonformal yaitu sekolah untuk menambah pengetahuan
keagamaan anaknya (untuk yang Muslim) dan bimbingan
belajar mata pelajaran tertentu bagi yang muslim maupun
non-muslim. Sekali waktu diberikan pendidikan tambahan
B. Saran-Saran
Berdasarkan kesimpulan yang penulis paparkan di atas, di mana
sedemikian kompleksnya strategi yang diberikan orang tua dalam
mendidik anak dari keluarga beda agama, berkaitan dengan strategi
mendidik oleh orang tua dan interaksi dalam memberikan pendidikan
agama anak, maka saran-saran yang dapat penulis sampaikan adalah:
1. Penulis sarankan agar memberikan pendidikan yang baik dan
bimbingan sesuai kebutuhan dan kondisi anak, maka sebagai
orang tua yang bijak dan juga sebagai pendidik utama bagi anakanaknya sangatlah memiliki pengaruh
DAFTAR PUSTAKA
Adi wikarta, Sudardji. 1988. Sosiologi Pendidikan: Isu dan Hipotesis
tentang Hubungan Pendidikan dengan Masyarakat. Jakarta:
Depdikbud.
Ahid, Nur. 2010. Pendidikan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ahmad Azhar, Basyir. 2003. Falsafah Ibadah dalam Islam. Yogyakarta:
UII Press.
Ahmad Ibnu Nizar, Imam. 2009. Membentuk dan Meningkatkan Disiplin
Anak Sejak Dini. Yogyakarta: DIVA Press
Arief, Salman. 2003. Pembaharuan Pemikiran Hukum Islam: Antara
Fakta dan Realita. Jakarta: LESFI.
Arifin, HM. 1978. Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di
Lingkungan Sekolah dan Keluarga. Jakarta: PT Bulan Bintang.
Arikunto, Suharsini. 2005. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Ash Shidieqi, Hasbi. 1994. Kuliah Ibadah: Ibadah Ditunjau dari Segi
Hukum dan Hikmah. Jakarta: PT Bulan Bintang.
Bahreisj, Husein. 1992. Himpunan Fatwa. Surabaya: Al-Ikhlas.
Biddulph, Steve. 2006. Mendidik Anak dengan Cinta. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Bungin, Burhan. 2010. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta:
Rajawali Pers.
Daradjat, Zakiah. 1989. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: PT Bulan Bintang.