Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan, sementara ditegakkan
diagnosis kerja suspect karsinoma nasofaring. Hasil anamnesis yang mendukung adalah adanya gejala tumor berupa benjolan adalah adanya gejala tumor berupa benjolan di leher kanan sejak 3 bulan yang lalu. Gejala hidung berupa bersin-bersin, hidung tersumbat , keluar ingus kental dan keluar darah dari hidung dan gejala telinga berupa telinga kanan sakit, berdenging, kurang pendengaran. Hasil pemeriksaan fisik di dapatkan tidak ada gangguan anatomis pada telinga yang dapat di lihat dari luar, pada pemeriksaan hidung di dapatkan edema konka inferior adanya sekret bening kental di meatus media. Pada pemeriksaan leher didapatkan adanya massa padat terfiksir immobile yang tidak nyeri tekan pada sisi leher kanan dan kiri. Massa ini kemungkinan adalah pembesaran kelenjar getah bening leher yang menunjukkan telah terdapatnya metastasis secara limfogen pada karsinoma nasofaring. L e h e r . Pembesaran kelenjar getah bening juga dapat terjadi pada limfoma. Pada pasien ini terdapat pembesaran kelenjar getah bening bilateral yang meningkatkan kemungkinan terjadinya limfoma. Perlu di cari adanya pembesaran kelenjar getah bening di bagian tubuh lain untuk meningkatkan kecurigaan limfoma. CT-Scan dan biopsi dilakukan untuk menegakkan diagnosis. H a s i l C T - S c a n menunjukkan adanya massa nasofaring . Terdapat pula pembesaran kelenjar getah bening di leher kanan dengan ukuran 10 x10 cm dan leher kiri 3X3. Berdasarkan hasil tersebut, stadium karsinoma nasofaring pada pasien ini adalah
T1/N3/MX
yang
diklasifikasikan
sebagai
stadium
IV.
Biopsi
nasofaring dilakukan untuk menegakkan diagnosis pasti karsinoma nasofaring.Terapi
definitif terhadap karsinoma nasofaring baru dapat dimulai bila diagnosis pasti sudah ditegakkan. Untuk sementara terapi yang diberikan adalah terapi simtomatik berupa analgetik untuk mengurangi nyeri dan dekongestan untuk mengurangi gejala rhinitis akut yang diderita agar hidung tidak tersumbat.