Responsi Intranatal Melia
Responsi Intranatal Melia
Oleh:
MELIA RAHMAYANTI
220112140091
2014
: Ny. A
Umur
: 18 tahun
Agama
: Islam
Status Pernikahan
: Menikah
Pekerjaan
Suku Bangsa
: Sunda
Pendidikan
: SMA
Alamat
Medrek
: 0001399792
Diagnosa
Tanggal Pengkajian
: 1/10/2014
: Tn. H
Umur
: 19 tahun
Agama
: Islam
Status Marital
: Menikah
Pekerjaan
: Sopir
Suku Bangsa
: Sunda
Pendidikan
: SMA
Alamat
Hubungan
: Suami
: 158 cm
: 50 kg
: 62 kg
Klien tidak memiliki alergi udara dingin, biasanya klien langsung sesak nafas terapi
yang biasa dilakukan adalah dengan menghirup uap hangat (nebu).
7. Diet khusus
Klien makan makanan seperti biasa dan tidak ada diet khusus yang dijalani.
8. BAB
Klien mengaku tidak mengalami kesulitan dalam BAB, karena klien rutin
mengkonsumsi buah dan sayur selama masa kehamilan. Frekuensi BAB klien 1x/ hari
setiap hari.
9. BAK
Klien tidak memiliki kebiasaan khusus. Selama hamil, klien lebih suka tidur dengan
posisi miring dari pada telentang. Klien tidur 7-8 jam/ hari. Klien mengatakan tidak
ada keluhan waktu tidur selama kehamilan.
C. DATA KEHAMILAN
1.
G1P0A0
2.
Kehamilan yang sekarang adalah direncanakan, karena klien hamil 1 bulan setelah
menikah.
3.
HPHT : 25/12/2013
Siklus haid 28 hari, 1 bulan sekali secara teratur klien mendapat haid selama 7 hari
Taksiran partus 02/10/2014
4.
Kondisi kehamilan ibu yang sekarang adalah normal (aterm, janin dengan persentase
kepala dan occiput pada bagian anterior pelvis, ibu mengalami tekanan darah tinggi
160/100)
5.
6.
Riwayat ANC
Ibu tidak mengikuti kelas persalinan
Ibu pertama kali memeriksakan kehamilan saat usia kehamilan 1 bulan
Ibu melakukan kontrol ke bidan 9x selama kehamilan
7.
Setelah melahirkan, klien belum merencanakan punya anak lagi. Setelah persalinan
klien berencana untuk menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim yaitu IUD.
8.
Kondisi kehamilan klien sebelum melahirkan adalah normal tidak memiliki riwayat
tekanan darah tinggi.
9.
Klien berharap bisa pulang ke rumah secepatnya setelah bersalin masa pemulihan
klien bersedia untuk tinggal di Rumah Sakit selama 24 jam setelah melahirkan
10.
Pada masa pemulihan klien bersedia untuk tinggal di Rumah Sakit selama 24 jam
setelah melahirkan
11.
2.
3.
Tanda-tanda vital
Jam 16.30 : TD 150/90 mmHg, N: 84x/menit, RR: 22x/min
Jam 17.30 : TD 150/100 mmHg, N: 80x/menit, RR: 20x/min
Jam 18.30 : TD 150/90 mmHg, N: 84x/menit, RR: 20x/min
4.
Pemeriksaan Fisik
Payudara
Bengkak (-), kemerahan (-), nyeri (-), benjolan (-), simetris, sudah keluar cairan
kolostrum saat dilakukan pemijatan di areola, 3 jam setelah persalinan ASI belum
keluar
Abdomen
Presentasi : kepala
Posisi
DJJ :
Jam 16.30 : DJJ (+) 136x/ menit
Jam 17.30 : DJJ (+) 140x/ menit
Jam 18.30 : DJJ (+) 144x/ menit
Jam 19.30 : DJJ (+) 140x/ menit
Jam 21.00 : DJJ (+) 136x/menit
Jam 22.10 : DJJ (+) 140x/menit
Jam 23.10 : DJJ (+) 138x/menit
Jam 00.40 : DJJ (+) 136x/menit
Ekstremitas bawah :
Edema -/-, varises -/-, Homan sign -/-, refleks patella +/+
Pembukaan
Jam 13.30 : 1-2 cm
Jam 19.10 : 5-6 cm
Jam 00.40 : 10 cm (Lengkap)
Pendataran
Jam 13.30 : portio tebal lunak
Jam 19.10 : portio tipis lunak
Jam 21.10 : portio tipis lunak
Selaput ketuban: Ketuban jernih dan tidak berbau
E. DATA PSIKOSOSIAL
1.
2. Ibu merasa senang terhadap kehamilan ini, kehamilan ini adalah sangat dinantikan
karena merupakan anak pertama.
3. Tanggapan suami dan keluarga klien sangat senang menanti kehadiran bayi.
4. Ibu tidak pernah mengalami kejadian menyenangkan atau pengalaman buruk selama
kehamilan.
F. LAPORAN PERSALINAN
Pengkajian Awal
1. Tanggal/ jam
Frekuensi
Lamanya
4. Pembukaan
: 3-4 cm
5. Pendataran
6. Hodge
: station +0
7. Presentasi
: Kepala
8. Pengeluaran pervaginam
: lendir
9. Perdarahan pervaginam
: tidak ada
10. DJJ
Pengkajian Kala I - IV
1. KALA I
Klien mengeluh nyeri perut bertambah hebat disertai tekanan darah tinggi 160/100
menurut pemeriksaan bidan tanggal 01/10/2014 jam 06.00 WIB dan mulai
merasakan his jam 13.00 WIB saat telah dibawa ke ruang VK dari IGD RSHS
tetapi intensitasnya masih jarang.
Pukul 00.40 his dirasakan semakin sering, stasion +3 , portio tidak teraba. Ibu
mulai merasa ingin mengeran.
Keadaan psikososial klien
a) Klien tampak gelisah karena merasa mules-mules
b) Ekspresi wajah klien meringis menahan mules dan klien mencoba untuk tetap
bisa berdoa
Kebutuhan khusus klien
a) Klien memerlukan teknik distraksi dan relaksasi untuk mengurangi nyeri pada
saat kontraksi dan untuk meningkatkan kenyamanan
b) Klien memerlukan informasi tentang kemajuan persalinan
c) Klien memerlukan persiapan persalinan dengan latihan napas dalam dan cara
meneran dengan benar
d) Klien memerlukan kenyamanan lingkungan
e) Klien memerlukan cairan (minuman manis lebih diutamakan) dan dorongan
untuk menghadapi persalinan.
Kontraksi Uterus
2 x/10/30
DJJ
136 x/menit
Ket
Drip
oksitosin
iu
3 x/10/40
3 x/10/40
3 x/10/40
4 x/10/40
140 x/menit
144 x/menit
140 x/menit
136 x/menit
Drip
oksitosin
iu
0,5%, 40 gtt/min
22.10
23.10
00.40
00.50
4 x/10/40
4 x/10/40
4 x/10/40
140 x/menit
138 x/menit
136 x/menit
Pembukaan lengkap
Bayi perempuan lahir
spontan
dengan
berat
sebanyak
1amp
2. KALA II
a) Kala II dimulai pada pukul 00.40 WIB (01/10/2014)
b) Tanda dan gejala yang terlihat pada klien :
His makin sering dan kuat 4x/10/40
Klien mengatakan sudah tidak tahan lagi untuk meneran
Adanya keringat diatas bibir dan di area hidung
Perineum menonjol, anus dan vulva membuka
Adanya lendir
Hasil pemeriksaan dalam: portio tidak teraba, pembukaan lengkap, ketuban (-),
kepala station +3, presentasi kepala.
Pukul 00.40 ibu mulai dipimpin mengeran, kemajuan persalinan berjalan lancar
dan cepat. Saat persalinan dilakukan episotomi pada area perineum untuk
membuka jalan lahir.
c) Upaya meneran
Klien meneran dengan cara semifowler. Pada saat terjadi kontraksi, tarik napas
kemudian tahan, kepala dan bahu diangkat 450, kedua mata membuka dan melihat
ke arah abdomen, paha ditarik kearah abdomen, tangan merangkul belakang paha
di bawah lutut, kemudian ibu meneran beberapa kali sampai kepala bayi lahir.
Selanjutnya ibu tidak meneran lagi. Sesakali ibu berhenti ditengah meneran namun
kembali berupaya untuk meneran setelah dilakukan penarikan nafas panjang dan
dipimpin mengeran kembali.
d) Keadaan psikososial
Klien tampak meringis, memegang tangan ibu dan perawat yang mendampingi
untuk menahan nyeri saat terjadi kontraksi.
e) Kebutuhan khusus klien
Dipimpin meneran
Kenyamanan dan privacy
Tindakan septik dan antiseptik untuk setiap tindakan
Posisi dorsal rekumben pada saat melahirkan dan cara meneran yang baik dan
benar
f) Catatan kelahiran
Pada pukul 00.50 WIB, bayi lahir dengan spontan dan bayi langsung menangis
kemudian dilakukan suction, dengan jenis kelamin perempuan. BBL 2800 gr
dan PB 48 cm.
Sesaat setelah bayi lahir dan dilakukan pemotongan tali pusar dan pemberian
salep mata profilaksis dan vit. K.
3. KALA III
a) Klien mendapatkan oxytocin 1amp IM pada 1/3 paha kiri.
b) Plasenta lahir pada pukul 01.00 WIB, uterus tampak dan teraba membundar dan
keras, perdarahan selama melahirkan + 200 cc
Dilakukan tekanan dorso kranial dalam upaya melonggarkan plasenta sehingga
memudahkan pengeluaran plasenta
Plasenta dikeluarkan dengan teknik PTT (penarikan tali pusat terkendali) sambil
menahan uterus/ fundus.
Perdarahan keluar dan plasenta lahir
Karakteristik dan kelengkapan plasenta
-
: sentralis
: 50 cm
Pembuluh darah
Observasi jalan lahir, terjadi perdarahan pada ibu dan setelah dilakukan
pemeriksaan jalan lahir terdapat robekan pada bagian portio akibat episotomi.
8
c) Keadaan klien
Ekspresi wajah lebih tenang dari sebelumnya, dan terlihat kelelahan dan
mengantuk, dan klien tampak sedikit meringis menahan nyeri
d) Kebutuhan khusus klien
Pemeriksaan keadaan umum klien
Pemeriksaan jalan lahir
Personal hygiene ibu post partum
Pencegahan perdarahan post partum
4. KALA IV
Pemantauan kala IV :
Pukul 02.15 WIB
Tekanan darah
: 130/90 mmHg
Respirasi
: 24x/ menit
Nadi
: 88x/ menit
Suhu
: 37,10
Kontraksi
: (+)
Perdarahan
: 200 cc
5. Lama persalinan
Kala I
: 8 jam
Kala II
: 10 menit
Kala III
: 10 menit
G. ANALISA DATA
NO
KALA I
1 DS:
DATA
ETIOLOGI
Kontraksi
Peregangan uterus
Diskontinuitas jaringan
Perangsangan zat vasoaktif
(histamine, bradikinin, serotonin,
prostaglandin)
terjadi kontraksi
Merangsang ujung saraf bebas
9
MASALAH
Nyeri
keinginan meneran
DO: Perinium menonjol,
kontraksi 3-4x/10/40
Diskontinuitas jaringan
Perangsangan zat vasoaktif
(histamine, bradikinin, serotonin,
prostaglandin)
Merangsang ujung saraf bebas
Dihantarkan ke medulla spinalis
Thalamus
Cortex cerebri
Persepsi nyeri
KALA III
2 DS: -
Plasenta terlahir
DO:
Keluar perdarahan
Terjadi perdarahan +
Klien mengeluarkan
keringat
KALA IV
3. DS: -
DO:
Terjadi proses
persalinan
200 cc
Resiko defisit
Proses persalinan
Energi keluar
Peningkatan metabolisme
Asupan energi kurang
Kelelahan
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
10
Intoleransi
Kala I
1. Nnyeri akut b.d adanya kontraksi uterus dan dengan adanya tekanan mekanik pada
bagian presentasi dilatasi/regangan
Kala II
2.
Nyeri akut b.d. usaha mengedan dan distensi perineum.
Kala III
3. Resiko defisit volume cairan tubuh b.d robekan pada portio
Kala IV
4. Intoleransi aktifitas b.d penurunan cadangan energi akibat peningkatan metabolisme
11
No
Diagnosa
Tujuan
Keperawatan
KALA I
1 Gangguan rasa nyaman
Perencanaan
Intervensi
Tupan :
Nyeri berkurang
kontraksi uterus
Tupen :
Setelah dilakukan tindakan
Rasional
1. Lingkungan yang nyaman dapat
mengurangi stressor nyeri
2. Informasi yang jelas dapat mengurangi
kecemasan yang dapat meningkatkan
nyeri
dari sebelumnya
o Klien dapat mengatasi nyeri
KALA II
2. Nyeri
b.d.
kebutuhan;
2.
3.
4.
5.
6.
7.
sumbernya.
Berikan tindakan kenyamanan, seperti
perawatan mulut; perawatan masase
perineal; linen dan pembalut yang bersih
dan kering; lingkungan sejuk (68 sampai
72 F), kain sejuk lembab untuk wajah
dan leher; atau kompres panas pada
perineum, abdomen, atau punggung
sesuai kebutuhan
Berikan informasi pada klien/pasangan
tentang tipe anesthesia yang tersedia pada
tahap ini khususnya untuk situasi
melahirkan (misal: anestesi lokal,
subaraknoid, atau blok pudendal;
penguatan epidural atau kaudal) atau
stimulasi saraf elektrikal transkutan
(TENS).
Tinjau
ulang
keuntungan/kerugian dengan tepat.
Pantau dan catat aktivitas uterus pada
setiap kontraksi.
Berikan informasi dan dukungan yang
berhubungan
dengan
kemajuan
persalinan.
Anjurkan klien/pasangan untuk mengatur
upaya untuk mengejan dengan spontan,
daripada
dilakukan
terus-menerus,
mendorong selama kontraksi. Tekankan
pentingnya menggunakan otot abdomen
dan merelakskan dasar pelviks.
4. Memberikan informasi/dokumentasi
legal tentang kemajuan kontinu.
5. Pertahankan supaya pasangan tetap
mendapatkan
informasi
tentang
perkiraan kelahiran.
6. Anestetik
dapat
mengganggu
kemampuan klien untuk merasakan
sensasi berkenaan dengan kontraksi,
mengakibatkan
mengejan
tidak
efektif. Upaya mengejan spontan
yang
bukan
terus-menerus
menghindari efek negative dari
Valsava manuver berkenaan dengan
penurunan kadar oksigen ibu dan
janin.
Pantau penonjolan perineal dan rektal, 7. Pemutaran anal kearah luar dan
13
Tupan :
Tidak terjadi defisit volume
1. Instruksikan klien untuk mendorong pada 1. Perhatikan klien secara alami pada
kontraksi;
bantu
mengarahkan
bayi baru lahir; selain itu keletihan
perhatiannya
dapat mempengaruhi upaya-upaya
14
terjadinya perdarahan
cairan tubuh
Tupen :
Setelah dilakukan tindakan
selama 7 jam , tanda-tanda vital
klien dalam batas normal
Kelelahan berkurang
energi akibat
Tupen :
peningkatan
metabolisme
keperawatan, kelelahan
berkurang dengan kriteria:
Klien tampak lebih tenang
CATATAN KEPERAWATAN
Tanggal
KALA I
01/10/2014
Implementasi
Klien diterima
Evaluasi
16
Paraf
Klien mengerti
KALA II
02/10/2014
Klien kooperatif
klien
abdomen
pelvis
produksi mukus.
Suhu afebris
sesuai indikasi
KALA III
02/10/2014
Memberikan oksitosin 10 UI IM
darah
KALA IV
02/10/2014
relaksasi
persalinan
Klien diberikan makan dan minum oleh keluarga
makan
20
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal
KALA I
CATATAN
PARAF
terjadi
kontraksi
01/10/2014
A:
KALA II
Dx: Nyeri b.d. usaha mengedan dan distensi perineum.
S: klien mengeluh nyeri yang semakin meningkat
O:
02/10/2014
KALA III
02/10/2014
perdarahan
S:O:
-
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan keberhasilan intervensi serta teruskan observasi
KALA IV
Dx: Intoleransi aktivitas b.d penurunan cadangan energi
akibat peningkatan metabolisme
S:
Klien mengatakan sudah sedikit berenergi setelah makan dan
minum
O:
02/10/2014
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan keberhasilan intervensi
-
22