Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM BATUBARA

LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB X
PENUTUP

10.1. Kesimpulan
Dalam praktikum Batubara, dapat diambil kesimpulan, yaitu sebagai
berikut :
1. Batubara adalah mineral organik yang dapat terbakar, terbentuk dari sisa
tumbuhan purba yang mengendap, selanjutnya berubah bentuk akibat
proses fisika dan kimia yang berlangsungt selama jutaan tahun.
2. Terdapat dua teori yang menjelaskan tentang tempat dalam proses
pembentukan batubara, yaitu :
a. Teori insitu, proses pembentukan batubara terjadi di tempat asal
tumbuhan tersebut berada. Tumbuhan yang telah mati, akan langsung
tertimbun lapisan sedimen dan kemudian mengalami pembatubaraan
tanpa mengalami proses perpindahan tempat.
b.

Teori drift, batubara terbentuk bukan di tempat asal tumbuhan itu


berada. Tumbuhan yang telah mati akan terangkut oleh air hingga
terkumpul di suatu tempat dan mengalami proses sedimentasi dan
pembatubaraan.

3. Faktor-faktor yang memepengaruhi pembentukan batubara, yaitu :


a. Material dasar, yaitu flora atau tumbuhan yang tumbuh beberapa juta
tahun yang lalu, yang kemudian terakumulasi pada suatu lingkungan
dan zona fisioografi dengan iklim klan topografi tertentu.
b. Proses dekomposisi, yaitu proses transformasi biokimia dari material
dasar pembentuk batubara menjadi batubara.
c. Umur geologi, yakni skala waktu (dalam jutaan tahun), yang
menyatakan beberapa lama material dasar yang diendapkan lalu
mengalami transformasi.
d. Posisi geoteknik yang dapat mempengaruhi proses pembentukan suatu
lapisan batubara.
Kelompok 3

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

4. Ditinjau dari segi pemanfaatannya, batubara dapat dibagi menjadi tiga


golongan, yaitu :
a. Batubara untuk bahan bakar, disebut batubara bahan bakar (steaming
coal, fuel coal atau energy coal). Sebagai bahan bakar, batubara dapat
dimanfaatkan untuk mengubah air menjadi uap di dalam suatu katel
uap.
b. Batubara untuk kokas, kokas ialah residu padat yang tertinggal bila
batubara dipanaskan tanpa udara sampai sebagian zat yang mudah
menguapnya hilang. Batubara bitumen untuk pembuatan kokas disebut
batubara kokas (coking coal).
c. Batubara konversi, ialah batubara yang dimanfaatkan tidak sebagai
bahan bakar padat, tetapi energi yang dikandungnya disimpan dalam
bentuk lain, yaitu gas dan cairan.
5. Preparasi sampel batubara adalah suatu proses baku, yaitu untuk
mempersiapkan sampel batubara dengan cara pengurangan massa dan
ukuran dari gross sample sampai pada massa dan ukuran yang cocok untuk
dianalisa di dalam laboratorium.
6. Tahapan-tahapan preparasi sampel batubara, yaitu :
a. Pengeringan udara (air drying)
b. Pengecilan ukuran butir
c. Pencampuran (mixing)
d. Pembagian (deviding)
7. Briket batubara non karbonisasi biasa yang paling baik adalah briket
batubara non karbonisasi biasa 1, karena briket tersebut kompak, dengan
komposisi batubara 70%, kaolin 15 % dan kanji 15 %.
8. Briket batubara non karbonisasi biomassa yang paling baik adalah briket
batubara non karbonisasi biomassa 1, karena briket tersebut kompak,
dengan komposisi batubara 60%, kaolin 10%, kanji 10%, serbuk kayu 10%
dan kapur 10%.
9. Briket batubara non karbonisasi biasa yang paling tidak baik adalah briket
batubara non karbonisasi biasa 3, karena briket tersebut pada saat dicetak
sangat lembek dan ukurannya relatif lebih kecil dari briket lainnya hal ini
Kelompok 3

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

dikarenakan banyaknya komposisi kanji yang diberikan pada campuran


briket tersebut. Dengan komposisi batubara 60%, kaolin 10% dan kanji
30%.
10. Briket batubara non karbonisasi biomassa yang paling tidak baik adalah
briket batubara non karbonisasi biomassa 5, karena briket tersebut kurang
kompak, dengan komposisi batubara 70%, kaolin 5%, kanji 10%, serbuk
kayu 10% dan kapur 5%.
11. Beberapa parameter yang diperhatikan dalam pembuatan briket batubara
yaitu ukuran butir, tekanan mesin pencetak pada saat pembriketan dan
kadar air yang terkandung di dalam batubara.
12. Briket batubara non-karbonisasi biasa yang memiliki durasi pembakaran
yang paling cepat adalah sampel biasa 3, dengan durasinya yaitu 50 menit
13. Briket

batubara

non-karbonisasi

biomassa

yang

memiliki

durasi

pembakaran yang paling cepat adalah sampel biomassa 1, dengan durasinya


yaitu 28 menit
14. Briket batubara non-karbonisasi biasa yang memiliki durasi pembakaran
yang paling cepat adalah sampel biasa 2, dengan durasinya yaitu 59 menit
15. Briket

batubara

non-karbonisasi

biomassa

yang

memiliki

durasi

pembakaran yang paling cepat adalah sampel biomassa 2, dengan durasinya


yaitu 39 menit
16. Semakin lama perendaman briket batubara dalam minyak tanah maka akan
meminimalisasi penambahan minyak tanah pada saat pembakaran.
17. Proses karbonisasi pada saat pembuatan briket dilakukan dengan tujuan
mengurangi zat terbang yang dihasilkan dari pembakaran briket, secara
tidak langsung juga dapat meningkatkan kalori dan juga dapat
meningkatkan kalori dan juga mengurangi kadar air dari batubara tersebut.
18. Hasil pencetakan briket semuanya terbentuk sempurna karena persentase
dari campuran briket yang baik.
19. Persentase komposisi yang dipakai dalam campuran bahan briket, yaitu:
a. Campuran 1 (briket biasa 1) terdiri dari 60 % batubara, 30 % kaolin dan
10 % kanji.

Kelompok 3

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

b. Campuran 2 (briket biasa 2) terdiri dari 70 % batubara, 20 % kaolin dan


10 % kanji.
c. Campuran 3 (briket biasa 3) terdiri dari 60 % batubara, 25 % kaolin dan
15 % kanji.
d. Campuran 4 (briket biomassa 1) terdiri dari 60 % batubara, 10 %
kaolin, 10 % kanji, 15 % serbuk kayu dan 5 % kapur.
e. Campuran 5 (briket biomassa 2) terdiri dari 65 % batubara, 10 %
kaolin, 10 % kanji, 5 % serbuk kayu dan 10 % kapur.
f. Campuran 6 (briket biomassa 3) terdiri dari 60 % batubara, 10 %
kaolin, 10 % kanji, 10 % serbuk kayu dan 10 % kapur.
20. Briket batubara karbonisasi yang baik adalah briket batubara karbonisasi
biasa 2, karena komposisinya cukup baik dengan batubara 70% membuat
briket tersebut akan dapat terbakar cukup baik. Briket tersebut berwarna
hitam dan kompak serta permukaannya kasar. Untuk briket batubara
karbonisasi biomassa yang baik adalah briket batubara karbonisasi
biomassa 3, karena komposisinya yang sudah baik, membuat briket
tersebut cukup kompak, berwarna hitam kecokelatan dan permukaan yang
kasar.
21. Briket batubara karbonisasi yang kurang baik adalah briket batubara
karbonisasi biasa 1, dikarenakan terlalu banyak kaolin akan mempengaruhi
pada pembakaran nantinya. Briket tersebut memiliki warna hitam, cukup
kompak dan permukaan yang kasar. Sedangkan untuk briket batubara
karbonisasi biomassa yang kurang baik adalah briket batubara karbonisasi
biomassa 1. Hal ini dikarenakan komposisi serbuk kayu yang terlalu besar
akan membuat briket tersebut dengan cepat terbakar dan membuat lama
pembakarannya menjadi berkurang. Briket tersebut memilki warna
kecokelatan, cukup kompak dan permukaan yang kasar.
22. Briket batubara karbonisasi biasa yang memiliki durasi pembakaran paling
cepat adalah sampel biasa 1, hal ini disebabkan karena kandungan
batubara yang lebih rendah yaitu hanya sebesar 60% ditambah dengan
kekompakan briket karena kandungan kanjinya sebesar 10% dan kaolin
sebesar 30% serta penambahan minyak tanah juga berpengaruh terhadap
Kelompok 3

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

durasi pembakaran briket. Durasi pembakaran yang paling lambat adalah


sampel biasa 2 karena kandungan batubaranya yang sebesar 70% serta
kandungan kanjinya hanya sebesar 10% dan kaolin sebesar 20%.
23. Adapun briket batubara karbonisasi biomassa yang memiliki durasi
pembakaran paling cepat adalah sampel biomassa I, hal ini dikarenakan
kandungan batubara hanya sebesar 60%, serbuk kayunya 15%, kaolin
10%, kanji 10% dan kapur 5%. Kemudian, untuk durasi pembakaran yang
paling lambat adalah sampel biomassa 2, hal ini dikarenakan kandungan
batubaranya sebesar 65% serta komposisinya yang proporsional membuat
briket memiliki daya tahan pembakaran yang cukup lama.
24. Mixing didefinisikan sebagai penataan ulang partikel secara acak dengan
bantuan energi mekanik, misalnya alat yang dengan energi putar dalam
volume tetap.
25. Komposisi yang dipakai dalam campuran batubara, yaitu:
a.

Campuran pertama batubara non-karbonisasi kalori 6000 kkal dengan


berat 100 gram dicampur dengan batubara karbonisasi kalori 4000
kkal dengan berat 100 gram.

b.

Campuran kedua batubara karbonisasi kalori 6000 kkal dengan berat


125 gram dicampur dengan batubara karbonisasi kalori 4000 kkal
dengan berat 75 gram.

26. Hasil pencampuran batubara pada campuran yang pertama adalah batubara
non-karbonisasi kalori 5000 kkal, sedangkan untuk campuran kedua
batubara karbonisasi kalori 5250 kkal.
27. Pada briket batubara non karbonisasi biasa dengan komposisi batubara
70% (70 gram), kaolin 15% (15 gram) dan kanji 15% (15 gram)
28. Pada briket batubara non karbonisasi biomassa, briket ini memiliki
komposisi batubara sebanyak 60% (60 gram), kaolin sebanyak 10 % (10
gram), kanji sebanyak 10 %( 10 gram), kapur sebanyak 10% (10 gram)
dan serbuk kayu sebanyak 10% (10 gram).
29. Pada pembuatan briket batubara

karbonisasi biasa dengan komposisi

batubara 60% (60 gram), kaolin 25% (25 gram) dan kanji 15% (15 gram).
30. Pada briket batubara karbonisasi biomassa, briket ini memiliki komposisi
Kelompok 3

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

batubara sebanyak 60% (60 gram), kaolin sebanyak 10 % (10 gram), kanji
sebanyak 10 %( 10 gram), kapur sebanyak 5% (5 gram) dan serbuk kayu
sebanyak 15% (15 gram).
31. Pada uji pembakaran briket batubara non karbonisasi (biasa) durasi waktu
yang diperlukan untuk penyalaan awal adalah 19 menit dan durasi
pembakaran briket adalah 38 menit.
32. Pada uji pembakaran briket batubara non karbonisasi (biomassa) durasi
waktu yang diperlukan penyalaan awal adalan + 14 menit dan durasi
pembakarannya + 29 menit.
33. Pada uji pembakaran briket batubara karbonisasi (biasa)

durasi waktu

yang diperlukan untuk penyalaan awal adalah 13 menit dan durasi


pembakaran briket adalah 35 menit.
34. Pada uji pembakaran briket batubara karbonisasi (biomassa) durasi waktu
yang diperlukan untuk penyalaan awal adalah 4 menit dan durasi
pembakaran briket adalah 15 menit.
35. ASTM D-3302
a. Residual moisture pada sampel ASTM A sebesar 6% dan pada sampel
ASTM B sebesar 5%.
b. Free moisture pada sampel ASTM A sebesar 6,383% dan pada sampel
ASTM B sebesar 5,263%.
c. Residual moisture pada sampel ASTM A sebesar 12,00% dan pada
sampel ASTM B sebesar 10,00%.
36. ISO 11722
a. Residual moisture pada sampel ISO A sebesar 5% dan pada sampel
ISO B sebesar 2%.
b. Free moisture pada sampel ISO A sebesar 5,263% dan pada sampel
ISO B sebesar 2,041%.
c. Total moisture pada sampel ISO A sebesar 10,00% dan pada sampel
ISO B sebesar 4,00%.
37. Kandungan air yang terdapat pada batubara tergantung dari ukuran partikel
dan porositas batubara tersebut.

Kelompok 3

PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

10.2. Saran
Saran yang dapat diberikan untuk pelaksanaan praktikum batubara
adalah sebagai berikut :
1. Kerjasama antar praktikan harus ditingkatkan lagi pada saat praktikum.
2. Diharapkan agar nantinya peralatan lapangan atau perlatan praktikum
dilengkapi dan diperbaharui agar pencampaian pembelajaran, baik pada
saat praktikum maupun di lapangan maksimal tercapai dengan baik.
3. Penggunaan dalam peralatan safety hendaknya lebih ditekankan kembali
agar tidak terjadinya
berlangsung

Kelompok 3

kecelakaan pada praktikum-praktikum

yang

Anda mungkin juga menyukai