KEPERAWATAN ANAK
ANAK HIPERAKTIF
DI SUSUN
OLEH:
KELOMPOK VII
FAIDIN (12-071-014-010)
SITI NURBAYA BACO (12-071-014-034)
FAJRI (12-071-014- 014 )
GUFRAN (12-071-014-024)
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN AGRIBISNIS
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
MAKASSAR
2014
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah-Nya dan kesempatan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ASKEP ANAK HIPERAKTIF dalam waktu yang telah
disediakan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Dengan segala kerendahan hati kami menerima kritik dan saran
yang membangun untuk kesempurnaan makalah yang akan datang.
Akhirnya kami mengharapkan agar tulisan ini dapat memberikan manfaat
bagi kami khususnya dan para pembaca umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang..
B.
Perumusan Masalah
C.
Tujuan .,.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengerian anak hiperaktif...
B. Klasivikasi .. ....................
C. Etiologi .....................
D. Patofisiologi .........................
E. Manifestasi Klinis ...
F. Komplikai ...
G. Diagnosa Keperawatan.
H. Intervesi Keperawatan
I. Evaluasi
BAN III
PENUTUP
A. Kesimpulan...
B. Saran.................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini, banyak para pendidik yang merasakan kesulitan
dalam memberi pembelajaran pada peserta didiknya. Hal itu dirasakan
bukan karena pendidik tersebut kurang dalam memahami materi pelajaran
yang diajarkannya, melainkan pendidik tersebut tidak mampu atau kurang
mampu dalam membangun kelas dalam suasana kondusif. Sehingga proses
pembelajaran berlangsung tidak seperti yang diharapkan oleh seorang
pendidik.
Adapun
penyebab
tersebut,
salah
satunya
adalah
dalam
B. Rumusan Masalah
1. Seperti apa anak yang hiperaktif
2. Factor penyebab anak hiperaktif
3. Diaknosa dari anak hiperaktif
4. Manfaat dari intervensi anak hiperaktif
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui seperti apa anak yang hiperaktif
2. Bagaimana factor penyebab anak hiperaktif
3. Untuk mengetahui diaknosa seperti apa dari anak hiperaktif
4. Apa saja Manfaat dari intervensi anak hiperaktif
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan
perhatian dengan hiperaktivitas (GPPH) atau attention deficitand
hyperactivity disorder (ADHD). Kondisi ini juga disebut sebagai
gangguan hiperkinetik. Dahulu kondisi ini sering disebut minimal
braindysfunctionsyndrome. Gangguan hiperkinetik adalah gangguan pada
anak yang timbul pada masa perkembangan dini (sebelum berusia 7 tahun)
dengan ciri utama tidak mampu memusatkan perhatian, hiperaktif dan
impulsif. Ciri perilaku ini mewarnai berbagai situasi dan dapat berlanjut
hingga dewasa. Pengertian istilah anak hiperaktif adalah : Hiperaktif
menunjukkan adanya suatu pola perilaku yang menetap pada seorang
anak. Perilaku ini ditandai dengan sikap tidak mau diam, tidak bisa
berkonsentrasi dan bertindak sekehendak hatinya atau impulsif. ADHD
adalah sebuah kondisi yang amat kompleks; gejalanya berbeda-beda.
B. KLASIFIKASI
Ada tiga tipe anak hiperaktif yaitu :
1. Tipe anak yang tidak bisa memusatkan perhatian (in-atensi)
Mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, tetapi tidak
hiperaktif atau Impulsif. Mereka tidak menunjukkan gejala hiperaktif.
Tipe ini kebanyakan ada pada anak perempuan. Anak dalam tipe ini
memiliki cirri-ciri : tidak mampu memusatkan perhatian secara utuh,
tidak mampu mempertahankan konsentrasi, mudah beralih perhatian
dari satu hal ke lain hal, sering melamun dan dapat digambarkan
sedang berada diawang-awang, tidak bisa diajak bicara atau
menerima instruksi karena perhatiannya terus berpindah-pindah,
pelupa dan kacau.
2.
dan
mengikuti
permainan
atau
menjalankan
tugas,
tidak
menaruh
perhatian
dan
impulsif
(bertindak
C. ETIOLOGI
Berikut ini adalah factor-faktor penyebab hiperaktif pada anak :
1. Faktor neurologik
Insiden hiperaktif yang lebih tinggi didapatkan pada bayi yang
lahir dengan masalah-masalah prenatal seperti lamanya proses
persalinan, distresfetal, persalinan dengan cara ekstraksi forcep,
toksimiagravidarum atau eklamsia dibandingkan dengan kehamilan
dan persalinan normal. Di samping itu faktor-faktor seperti bayi yang
lahir dengan berat badan rendah, ibu yang terlalu muda, ibu yang
merokok dan minum alkohol juga meninggikan insiden hiperaktif.
Terjadinya perkembangan otak yang lambat. Faktor etiologi dalam
bidang neuoralogi yang sampai kini banyak dianut adalah terjadinya
disfungsi pada salah satu neurotransmiter di otak yang bernama
dopamin. Dopamin merupakan zat aktif yang berguna untuk
memelihara proses konsentrasi
2. Faktor toksik
Beberapa zat makanan seperti salisilat dan bahan-bahan pengawet
memiliki potensi untuk membentuk perilaku hiperaktif pada anak. Di
samping itu, kadar timah (lead) dalam serum darah anak yang
meningkat, ibu yang merokok dan mengkonsumsi alkohol, terkena
sinar X pada saat hamil juga dapat melahirkan calon anak hiperaktif.
3. Faktor genetik
Didapatkan korelasi yang tinggi dari hiperaktif yang terjadi pada
keluarga dengan anak hiperaktif. Kurang lebih sekitar 25-35% dari
orang tua dan saudara yang masa kecilnya hiperaktif akan menurun
pada anak. Hal ini juga terlihat pada anak kembar.
4. Faktor psikososial dan lingkungan
Pada anak hiperaktif sering ditemukan hubungan yang dianggap
keliru antara orang tua dengan anaknya.
D. PATOFISIOLOGI
Kurang konsentrasi atau gangguan hiperaktivitas ditandai dengan
gangguan konsentrasi, sifat impulsif, dan hiperaktivitas. Tidak terdapat
bukti yang meyakinkan tentang sesuatu mekanisme patofisiologi ataupun
gangguan biokimiawi. Anak pria yang hiperaktif, yang berusia antara 6 9
tahun serta yang mempunyai IQ yang sedang, yang telah memberikan
tanggapan
yang
baik
terhadap
pengobatanpengobatan
stimulan,
E. MANIFESTASI KLINIS
Ukuran objektif tidak memperlihatkan bahwa anak yang terkena
gangguan ini memperlihatkan aktifitas fisik yang lebih banyak, jika
dibandingkan dengan anakanak kontrol yang normal, tetapi gerakan
gerakan yang mereka lakukan kelihatan lebih kurang bertujuan serta
mereka selalu gelisah dan resah. Mereka mempunyai rentang perhatian
yang pendek, mudah dialihkan serta bersifat impulsif dan mereka
cenderung untuk bertindak tanpa mempertimbangkan atau merenungkan
akibat tindakan tersebut. Mereka mempunyai toleransi yang rendah
terhadap perasaan frustasi dan secara emosional mereka adalah orang
orang yang labil serta mudah terangsang. Suasana perasaan hati mereka
cenderung untuk bersifat netral atau pertenangan, mereka kerap kali
berkelompok, tetapi secara sosial mereka bersikap kaku.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang akan menegakkan
diagnosis gangguan kekurangan perhatian. Anak yang mengalami
hiperaktivitas dilaporkan memperlihatkan jumlah gelombang-gelombang
lambat yang bertambah banyak pada elektorensefalogram mereka, tanpa
disertai dengan adanya bukti tentang penyakit neurologik atau epilepsi
yang progresif, tetapi penemuan ini mempunyai makna yang tidak pasti.
Suatu EEG yang dianalisis oleh komputer akan dapat membantu di dalam
melakukan penilaian tentang ketidakmampuan belajar pada anak itu.
G. KOMPLIKASI
1. Diagnosis sekunder : gangguan konduksi, depresi dan penyakit
ansietas.
2. Pencapaian akademik kurang, gagal di sekolah, sulit membaca dan
mengerjakan aritmatika (sering kali akibat abnormalitas konsentrasi).
3. Hubungan dengan teman sebaya buruk (sering kali akibat perilaku
agresif dan kata-kata yang diungkapkan).
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan disabilitas
perkembangan (hiperaktivitas).
2. Perubahan proses pikir berhubungan dengan gangguan kepribadian.
3. Resiko perubahan peran menjadi orang tua berhubungan dengan anak
dengan gangguan pemusatan perhatian hiperaktivitas.
4. Resiko cedera berhubungan dengan psikologis (orientasi tidak efektif)
5. Resiko keterlambatan perkembangan berhubungan dengan. penyakit
mental (hiperaktivitas), kurang konsentrasi.
I. INTERVENSI KEPERAWATAN
Ataralain intervensi keperawatan adalah
DX 1
NOC : Ketrampilan interaksi social
Tujuan : Pasien mampu menunjukan interaksi social yang baik.
Kriteria Hasil :
Indicator skala :
1. Tidak ada
4. Banyak
2. Terbatas
5. Luas
3. Sedang
NIC : Peningkatan sosialisasi, aktivitas Keperawatan :
Kaji pola interaksi antara pasien dan orang lain
DX II
NOC : Konsentrasi
Tujuan : Pasien dapat berkonsentrasi secara penuh terhadap obyek atau
benda- benda disekitarnya
Kriteria Hasil :
Indikator skala :
1. Tidak pernah
4. Sering
2. Jarang
5. Konsisten
3. Kadang-kadang
NIC : Pengelolaan Konsentrasi, aktivitas keperawatan :
DX III
NOC : Menjadi orang tua
Tujuan : Orang tua mampu menghadapi kemungkinan resiko yang
terjadi terhadap anak dengan hiperaktivitas.
Kriteria Hasil :
Indikator skala :
1. Tidak sama sekali
2. sedikit
4. Kuat
5. Adekuat total
3. Sedang
NIC : Peningkatan Perkembangan, aktivitas keperawatan :
J.
EVALUASI
1. Kemampuan interaksi sosial
2. Proses pikir
3. Fokus terhadap sesuatu
4. Respon terhadap stimulus
5. Harapan peran orang tua
6. Mengungkapkan dengan kata sifat positif
7. Gaya hidup untuk mengurangi resiko
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat di simpulkan Anak hiperaktif adalah : Hiperaktif
menunjukkan adanya suatu pola perilaku yang menetap pada seorang
anak. Perilaku ini ditandai dengan sikap tidak mau diam, tidak bisa
berkonsentrasi dan bertindak sekehendak hatinya atau impulsif. ADHD
adalah sebuah kondisi yang amat kompleks; gejalanya berbeda-beda.
B. Saran
Kami dari kelompok VII membutuhkan kritik dan sarannya dari
makalh yang telah kami susun bersam ini mungkin belum sampe pada titik
sempurnanya agar dapat mencapai yang di inginkan bersama.
DAFTAR PUSTAKA