Anda di halaman 1dari 3

Kristalisasi adalah proses pembentukan kristal padat dari suatu larutan induk

yang homogen. Proses ini adalah salah satu teknik pemisahan padat-cair yang
sangat penting dalam industri, karena dapat menghasilkan kemurnian produk
hingga 100%. Contoh proses kristalisasi : pembuatan gula pasir dari jus
tebu/beet, pembuatan kristal pupuk dari larutan induknya, dll.
Kristal itu sendiri merupakan susunan atom yang beraturan dan berulang, yang
bentuknya dapat berupa kubik, tetragonal, orthorombik, heksagonal, monoklin,
triklin dan trigonal. Bentuk itu nantinya, tergantung dari proses downstream
(pemurnian) yang dilakukan dan juga spesifikasi produk yang diharapkan pasar.
Syarat utama terbentuknya kristal dari suatu larutan adalah larutan induk harus
dibuat dalam kondisi lewat jenuh (supersaturated). Yang dimaksud dengan
kondisi lewat jenuh adalah kondisi dimana pelarut (solven) mengandung zat
terlarut (solute) melebihi kemampuan pelarut tersebut untuk melarutkan solute
pada suhu tetap. Atau kalau diilustrasikan dengan sebuah kelas, jika kapasitas
suatu kelas adalah 80 mahasiswa, karena hanya ada 80 kursi. Maka mahasiswa
ke-81 yang masuk ke kelas adalah mahasiswa yang membuat kondisi kelas lewat
jenuh.
Selanjutnya, bagaimana cara untuk mencapai kondisi supersaturasi yang
diinginkan ? Berdasarkan teori, solubilitas padatan dalam cairan akan menurun
seiring dengan penurunan suhu (pendinginan). Seiring dengan penurunan suhu,
saturasi akan meningkat sedemikian hingga, sampai tercapai kondisi
supersaturasi.
Pendinginan adalah salah satu dari 4 cara yang dapat digunakan untuk mencapai
kondisi supersaturasi. Akan tetapi cara ini hanya dapat dilakukan jika, solubilitas
padatan dalam larutan sangat dipengaruhi oleh suhu. Dan untuk senyawa
Ce2(SO4)3 cara ini tidak berlaku, karena kelarutan senyawa ini dalam air akan
berkurang dengan kenaikan suhu.
Tiga metode lain yang dapat digunakan untuk mencapai kondisi supersaturasi
adalah penguapan solven sehingga konsentrasi larutan menjadi makin pekat,
penambahan senyawa lain, non solven, ke dalam larutan yang akan menurunkan
solubilitas padatan dan reaksi kimia.
Setelah kondisi supersaturasi dicapai, bagaimana kita menumbuhkan kristal ?
Langkah pertama adalah membentuk inti kristal primer, yang akan merangsang
pembentukan kristal. Untuk membentuk inti kristal primer, jika dibuat dari
larutan induk, maka beda konsentrasi larutan lewat jenuh dengan konsentrasi

jenuh (C-C*) sebagai driving force proses kristalisasi harus dibuat besar. Dan ini
membutuhkan energi yang sangat besar. Sehingga untuk skala industri, tidak
efisien. Lebih disukai cara penambahan kristal yang sudah jadi, untuk
menginisiasi pembentukan inti kristal primer.
Pemodelan matematis yang mewakili proses nukleasi primer, sulit untuk dibuat.
Oleh karena itu, perhitungan waktu tinggal semata-mata didasarkan dari hasil
eksperimen.
Mekanisme kristalisasi selanjutnya adalah nukleasi sekunder. Pada fase ini,
kristal tumbuh dikarenakan kontak antara kristal dan larutan. Terjadi pada
kondisi supersaturasi yang lebih rendah yang memungkinkan kristal tumbuh
dengan optimal. Nukleasi sekunder membutuhkan bibit atau kristal yang sudah
jadi untuk merangsang pertumbuhan kristal yang baru. Fase inipun juga sulit
dibuat pemodelannya, sehingga sama dengan nukleasi primer, penentuan waktunya
dilakukan dengan eksperimen.
Jenis-jenis Kristaliser:
1. Kristaliser Tangki
Kristaliser yang paling kuno. Larutan jenuh, panas dibiarkan berkontak
dengan udara terbuka dalam tangki terbuka.
2. Scraped Surface Crystallizers
Contoh kristaliser jenis ini adalah Swenson-Walker crystallizer. Berupa
saluran dengan lebar 2 ft, dengan penampang berbentuk setengah lingkaran.
Bagian luar dinding dilengkapi dengan jaket pendingin dan sebuah pisau pengeruk
yang akan mengambil produk kristal yang menempel pada dinding.
3. Forced Circulating Liquid Evaporator-Crystallizer
Kristaliser jenis ini mengkombinasikan antara pendinginan dan evaporasi untuk
mencapai kondisi supersaturasi. Larutan terlebih dulu dilewatkan pemanas HE,
kemudian menuju badan kristaliser. Di sini terjadi flash evaporation, mengurangi
jumlah pelarut dan meningkatkan konsentrasi solute, membawa ke kondisi
supersaturasi. Selanjutnya larutan ini mengalir melalui area fluidisasi dimana
kristal terbentuk melalui nukleasi sekunder. Produk kristal diambil sebagai hasil
bawah, sedangkan larutan pekat direcycle, dicampur dengan umpan segar.
4. Circulating Magma Vacuum Crystallizer

Pada tipe kristaliser ini, baik kristal ataupun larutan disirkulasi diluar badan
kristal. Setelah dipanaskan larutan akan dialirkan ke badan kristaliser. Kondisi
vakum menjadi penyebab menguapnya pelarut, sehingga menjadi lewat jenuh.

Larutan jenuh

Larutan yang telah mengandung zat terlarut dalam jumlah maksimal, sehingga tidak dapat
ditambahkan lagi zat terlarut
Pada keadaan jenuh telah terjadi kesetimbangan antara solut yang larut dan tak larut atau
kecepatan pelarutan sama dengan kecepatan pengendapan

Anda mungkin juga menyukai