Oleh
Kelompok VI
Asisten
( Kelompok VI )
ABSTRAK
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Reaksi kimia dapat ditimbulkan oleh arus listrik, sebaliknya reaksi kimia
dapat dipakai untuk menghasilkan arus listrik. Elektrolisis merupakan proses
dimana reaksi redoks tidak berlangsung secara spontan. Pada proses pengisian aki
tersebut dapat disimpulkan bahwa apabila ke dalam suatu larutan elktrolit dialiri
arus listrik searah maka akan terjadi reaksi kimia, yakni penguraian atas elektrolit
tadi. Peristiwa penguraian (reaksi kimia) oleh arus searah itulah yang disebut
elektrolisis. Sel elektrolisis terdiri dari larutan yang dapat mengahantarkan listrik
yang disebut elektrolit, dan dua buah elektroda yang berfungsi sebagai katoda dan
anoda (Keenan, 1984).
Sel elektrolisis tidak memerlukan jembatan garam. Komponen utamanya
adalah sebuah wadah, elektrode, elektrolit, dan sumber arus searah. Elektron
(listrik) memasuki larutan melalui kutub negatif (katode). Spesi tertentu dalam
larutan menyerap elektron dari katoda dan mengalami reduksi, spesi ion melepas
elektron di anoda dan mengalami oksidasi, sama halnya seperti pada sel volta,
reaksi di katoda adalah reduksi, sedangkan reaksi di anoda adalah oksidasi. Akan
tetapi, muatan elektrodanya berbeda. Pada sel volta, katoda bermuatan positif,
sedangkan anoda bermuatan negatif. Pada sel elektrolisis katoda bermuatan
negatif sedangkan anoda bermuatan positif. Elektroda negatif (katoda) tidak
mungkin ikut bereaksi selama elektrolisis karena logam tidak ada kecenderungan
menyerap elektron membentuk ion negatif. Pada elektroda positif (anoda)
mungkin saja ikut bereaksi, melepas elektron dan mengalami oksidasi ( Petruci,
1990).
Elektrokimia adalah penguraian reaksi kimia dengan menggunakan arus
listrik bolak balik, menurut konsep elektrokimia, anoda merupakan tempat
terjadinya
reaksi
oksidasi,
sedangkan
katoda
adalah
elektroda
tempat
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
No.
Bahan
BM (gr(Mr))
TD (0C)
TL (0C)
Hazard
32
64,7
-98
Flamable
Metanol
Dietil eter
74,12
34,6
-116,3
Korosif
Aquades
18
100
Aman
BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
0,20 A
t2 = 5 Menit
t3 = 7,5 Menit
O2
H2
O2
H2
O2
H2
0,2
0,6
1,4
0,6
1,2
1,2
17,5 V
0,18 A
17 V
2.2.Pembahasan
Elektrolisis adalah suatu proses dimana reaksi kimia terjadi pada elektroda
yang tercelup pada larutan elektrolit ketika tegangan diberikan pada elektroda
tersebut. Sel elektrolisis adalah sel yang menggunakan listrik untuk menghasilkan
reaksi redoks atau sel dimana berlangsungnya proses elektrolisis. Baterai aki yang
dapat diisi ulang merupakan salah satu contoh aplikasi sel elektrolisis dalam
kehidupan sehari-hari. Baterai aki yang sedang diisi kembali mengubah energi
listrik yang diberikan menjadi produk berupa bahan kimia yang diinginkan. Air
(H2O) dapat diuraikan dengan menggunakan listrik dalam sel elektolisis. Proses
ini akan mengurai air menjadi unsur-unsur pembentuknya. Reaksi yang terjadi
adalah :
2H2O(2)
2H2(g)
O2(g)
Dalam sel reaksi oksidasi dan reduksi berlangsung dengan spontan, dan
energi kimia yang menyertai reaksi kimia diubah menjadi energi listrik. Bila
potensial diberikan pada sel dalam arah kebalikan dengan negatif potensial sel
akan diinduksi. Dengan kata lain, reaksi yang tidak berlangsung spontan kini
diinduksi dengan energi listrik. Proses ini disebut elektrolisis. Dalam elektroda
terdapat katoda tempat terjadinya reduksi dengan elektron positif dan anoda
tempat terjadinya oksidasi dengan elektron negatif.
yang diberikan terhadap lamanya waktu dalam proses elektrolisis yang terjadi
pada O2 dan H2. Hasil yang diperoleh dari percobaan ini yaitu pada waktu t = 2,9
menit dengan kuat arus 0,20 A dan tegangan 17,5 V, jumlah O2 pada tabung tetap
sedangkan pada H2 terbentuk sebanyak 0,2 ml. Pada waktu t = 5 menit dan t = 7,5
menit. Jumlah O2 pada tabung tetap, sedangkan H2 berkurang yaitu pada t = 5
menit sebanyak 0,6 ml, dan pada t = 7,5 menit sebanyak 1,4 ml.
Pada kuat arus 0,18 A dan tegangan 17 V terhadap lamanya waktu yaitu
pada t = 2,5 menit. Jumlah O2 pada tabung tetap, sedangkan jumlah H2 terbentuk
sebanyak 0,6 ml. Pada t = 5 menit jumlah O2 juga tetap, dan jumlah H2 juga
berkurang sebanyak 1,2 ml. Begitu juga pada t = 7,5 menit jumlah O2 tetap, dan
jumlah H2 terbentuk sebanyak 1, 2 ml.
Reaksi yang terjadi pada O2 adalah anoda sedangkan pada H2 katoda
sehingga pada O2 terjadi reaksi oksidasi dan H2 reduksi. Dalam larutan NaOH
terdapat ion-ion Na+, H+ (dari air), dan OH- (dari ionisasi NaOH) dan molekulmolekul H2O, yang akan tereduksi dikatoda adalah H2O (atau ion H+) sedangkan
yang teroksidasi dianoda adalah OH- (atau molekul H2O). Reaksi yang terjadi :
Ionisasi
: NaOH(ag)
Katoda
: 2H2O(l) + 2 e
Anoda
: 4OH(ag)
Na+(ag) + OH-(ag) + 2
H2(g) + 2OH-(ag)
O2 + 2H2O + 4 e
Pada elektrolit larutan NaOH air akan terurai dengan menghasilkan gas H2
(dikatoda) dan gas O2 (dianoda).
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yangtelah di lakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Besarnya kuat arus dan tegangan yang diberikan dapat mempengaruhi
proses elektrolisis yang terjadi pada zat elektrolit oleh elektroda.
2. Arus listrik, waktu juga dapat mempengaruhi proses lajunya elektrolisis
pada zat elektrolit oleh elektroda.
3. Arus sebesar 0,20 A dan tegangan 17,5 V, dengan lamanya waktu 7,5
menit, 5 menit, dan 2,5 menit, dapat mengurangi jumlah H2 berturut-turut
sebanyak 0,2 ml, 0,6 ml dan 1,4 ml, sedangkan jumlah O2 tetap.
4. Arus sebesar 0,18 A dan tegangan 17 V dengan lamanya waktu 7,5 menit,
5 menit, dan 2,5 menit, dapat mengurangi jumlah H2 berturut-turut
sebanyak 0,6 ml, 1,2 ml, dan 1,2 ml, sedangkan jumlah O2 juga tetap.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Chang, Raymond., 2004, Kimia Dasar, Erlangga, Jakarta.
Keenan, dkk., 1984, Kimia Untuk Universitas, Erlangga, Jakarta.
Petrucci, Ralph.H., 1990, Kimia Dasar, Erlangga, Jakarta.