Anda di halaman 1dari 11

Lembaran Pengesahan

PERHITUNGAN KONSTANTA FARADAY SECARA


ELEKTROLISIS

Oleh

Kelompok VI

Asisten

Darussalam, 9 April 2013


Praktikan

( Ratna Sari, S.Si)

( Kelompok VI )

ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan dengan judul Perhitungan Konstanta Faraday Secara


Elektrolisis. Bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi elektrolit, volta
dan waktu terhadap jumlah pembentukan. Prinsip percobaan ini yaitu melihat
jumlah pembentukan H2 dan O2 terhadap besarnya arus dan tegangan serta
lamanya waktu yang diberikan. Hasil yang diperoleh dari percobaan ini yaitu pada
arus 0,20 A dan tegangan 17,5 V, dengan lamanya waktu 2,5 menit, 15 menit dan
7,5 menit, dapat membentuk jumlah H2 berturut-turut sebanyak 0,2 ml, 0,6 ml,
dan 1,4 ml, sedangkan O2 tetap. Pada arus 0,18 A dan tegangan17 V dengan
lamanya waktu yang sama, maka dapat membentuk jumlah H2 berurut-turut
sebanyak 0,6 ml, 1,2 ml, dan 1,2 ml O2 juga tetap. Elektrolisis di pengaruhi oleh
lamanya waktu, serta besarnya arus dan tegangan yang diberikan, maka semakin
banyak H2 terbentuk. Pada elektroda yang terjadi pengurangan volume larutan
sebagai indikasi terjadinya peristiwa oksidasi di sebut dengan anoda dan sel
elektolisis tempat bertambahnya volume larutan sebagai katoda.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Elektrolisis merupakan proses kimia yang mengubah energi listrik menjadi
energi kimia. Komponen yang terpenting dari elektrolisis ini adalah elektroda dan
elektrolit. Elektroda yang digunakan dalam proses elektrolisis dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu : elektroda inert, seperti elektroda aktif, seperti seng (2n),
tembaga (cu) dan perak (ng). Elektrolit yang digunakan dapat berupa larutan
asam, basa, atau garam, dapat pula leburan garam halida atau leburan oksida.
Kombinasi antara elektrolit dan elektroda menghasilkan tiga kategori
penting elektrolisis, yaitu elektrolisis larutan dengan elektroda inert, elektrolisis
larutan dengan elektroda aktif, dan elektrolisis leburan dengan elektroda inert.
Pada elektrolisis, katoda merupakan kutub negatif dan anoda merupakan kutub
positif. Pada katoda akan terjadi reaksi reduksi dan pada anoda terjadi reaksi
oksidasi.
1.2. Tujuan
Tujuan dari pecobaan ini yaitu untuk mengetahui pengaruh konsentrasi
elektrolit volta dan waktu terhadap jumlah pembentukan.

BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Reaksi kimia dapat ditimbulkan oleh arus listrik, sebaliknya reaksi kimia
dapat dipakai untuk menghasilkan arus listrik. Elektrolisis merupakan proses
dimana reaksi redoks tidak berlangsung secara spontan. Pada proses pengisian aki
tersebut dapat disimpulkan bahwa apabila ke dalam suatu larutan elktrolit dialiri
arus listrik searah maka akan terjadi reaksi kimia, yakni penguraian atas elektrolit
tadi. Peristiwa penguraian (reaksi kimia) oleh arus searah itulah yang disebut
elektrolisis. Sel elektrolisis terdiri dari larutan yang dapat mengahantarkan listrik
yang disebut elektrolit, dan dua buah elektroda yang berfungsi sebagai katoda dan
anoda (Keenan, 1984).
Sel elektrolisis tidak memerlukan jembatan garam. Komponen utamanya
adalah sebuah wadah, elektrode, elektrolit, dan sumber arus searah. Elektron
(listrik) memasuki larutan melalui kutub negatif (katode). Spesi tertentu dalam
larutan menyerap elektron dari katoda dan mengalami reduksi, spesi ion melepas
elektron di anoda dan mengalami oksidasi, sama halnya seperti pada sel volta,
reaksi di katoda adalah reduksi, sedangkan reaksi di anoda adalah oksidasi. Akan
tetapi, muatan elektrodanya berbeda. Pada sel volta, katoda bermuatan positif,
sedangkan anoda bermuatan negatif. Pada sel elektrolisis katoda bermuatan
negatif sedangkan anoda bermuatan positif. Elektroda negatif (katoda) tidak
mungkin ikut bereaksi selama elektrolisis karena logam tidak ada kecenderungan
menyerap elektron membentuk ion negatif. Pada elektroda positif (anoda)
mungkin saja ikut bereaksi, melepas elektron dan mengalami oksidasi ( Petruci,
1990).
Elektrokimia adalah penguraian reaksi kimia dengan menggunakan arus
listrik bolak balik, menurut konsep elektrokimia, anoda merupakan tempat
terjadinya

reaksi

oksidasi,

sedangkan

katoda

adalah

elektroda

tempat

berlangsungnya reaksi reduksi. Berdasarkan dua pengertian tersebut, maka dapat


disimpulkan bahwa didalam elktrokimia kutub positif merupakan katoda dan
kutub negatif merupakan anoda, yang menentukan suatu elektrode sebagai anoda
atau katoda adalah reaksi yang terjadi pada elektroda tersebut.

Aplikasi elektrokimia dalam kehidupan sehari-hari adalah pada sel baterai


dan air aki. Elektrokimia yang memanfaatkan reaksi redoks secara spontan untuk
menghasilkan energi listrik, elektrolisis memanfaatkan energi listrik untuk
menjalankan reaksi redoks yan tidak spontan. Sel elektrolisis adalah perangkat
yang digunakan dalam proses elektrolisis yang terdiri darin sumber arus searah.
Pada elektrolisis katoda benilai negatif dan anoda bernilai positif. Aplikasi
elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari adalah pada penyepuhan besi (Chang,
2004).

BAB III
METODELOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah seperangkat alat
elektrolisis, beker gelas 600 ml, gelas ukur 100 ml, stop watch, power supply dan
sumber arus.
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan NaOH, larutan
HCl dan aquades.
3.2. Konstanta Fisik

No.

Bahan

BM (gr(Mr))

TD (0C)

TL (0C)

Hazard

32

64,7

-98

Flamable

Metanol

Dietil eter

74,12

34,6

-116,3

Korosif

Aquades

18

100

Aman

3.3. Skema Kerja


Disiapkan larutan yang akan dielektrolisis, dibuka tutup peralatan
elektrolisis (di dua ujung peralatan elektrolisis), dimasukkan 200 ml larutan
melalui leveling vessel (labu) dan dikurangi gelembung udara dengan menekan
pipa pelan-pelan. Setelah penuh, ditutup peralatan elektrolisis (di dua ujung
peralatan elektrolisis), dihidupkan power supply pada 400 mA dan ditunggu
beberapa menit sampai terjadinya elektrolisis, kemudian dimatikan power supply
dan dicatat hasil pengurangan larutan di kedua sisi elektrolisis, dibuka tutup
peralatan elektrolisis dan diisi kembali sampai penuh dan ditutup. Pada percobaan
pertama dilakukan dengan variasi waktu dan diatur arus pada 200 sampai 300 mA
selama 10 menit, dihidupkan stowatch dan setiap menit dihitung volume yang
berkurang di kedua sisi elektrolisis, dimatikan power supply setelah 10 menit,
dibuka tutup peralatan elektrolisis dan diisi kembali sampai penuh dan ditutup.
Pada percobaan kedua dilakukan dengan variasi arus dan diatur power supply
pada tiga arus yang berbeda (70, 140, 210 mA). Ditunggu masing-masing selama
5-10 menit lalu dihitung volume gas yang dihasilkan dan diisi ulang larutan pada
setiap pengukuran.

BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

2.1. Data Hasil Pengamatan


Tabel 2.1.1. Data Hasil Pengamatan
t = 2,5 Menit

0,20 A

t2 = 5 Menit

t3 = 7,5 Menit

O2

H2

O2

H2

O2

H2

0,2

0,6

1,4

0,6

1,2

1,2

17,5 V
0,18 A
17 V

2.2.Pembahasan
Elektrolisis adalah suatu proses dimana reaksi kimia terjadi pada elektroda
yang tercelup pada larutan elektrolit ketika tegangan diberikan pada elektroda
tersebut. Sel elektrolisis adalah sel yang menggunakan listrik untuk menghasilkan
reaksi redoks atau sel dimana berlangsungnya proses elektrolisis. Baterai aki yang
dapat diisi ulang merupakan salah satu contoh aplikasi sel elektrolisis dalam
kehidupan sehari-hari. Baterai aki yang sedang diisi kembali mengubah energi
listrik yang diberikan menjadi produk berupa bahan kimia yang diinginkan. Air
(H2O) dapat diuraikan dengan menggunakan listrik dalam sel elektolisis. Proses
ini akan mengurai air menjadi unsur-unsur pembentuknya. Reaksi yang terjadi
adalah :
2H2O(2)

2H2(g)

O2(g)

Dalam sel reaksi oksidasi dan reduksi berlangsung dengan spontan, dan
energi kimia yang menyertai reaksi kimia diubah menjadi energi listrik. Bila
potensial diberikan pada sel dalam arah kebalikan dengan negatif potensial sel
akan diinduksi. Dengan kata lain, reaksi yang tidak berlangsung spontan kini
diinduksi dengan energi listrik. Proses ini disebut elektrolisis. Dalam elektroda
terdapat katoda tempat terjadinya reduksi dengan elektron positif dan anoda
tempat terjadinya oksidasi dengan elektron negatif.

Hukum Faraday I berbunyi massa zat yang terbentuk pada masing-masing


elektroda dengan kuat arus atau arus listrik yang mengalir pada elektrolisis
tersebut, sedangkan hukum Faraday II berbunyi massa dari macam-macam zat
yang diendapkan pada masing-masing elektroda oleh sejumlah arus listrik yang
sama banyaknya akan sebanding dengan berat equivalen zat-zat tersebut.
Elektroda yang biasa digunakan umumnya merupakan elektroda inert,
seperti gralit (c), platina (pt), dan emas. Elektroda berperan sebagai tempat
berlangsungnya reaksi. Reaksi reduksi berlangsung dikatoda, sedangkan oksidasi
berlangsung dianoda. Kutub negatif sumber arus mengarah pada katoda (sebab
memerlukan elektron) dan kutub positif sumber arus dengan tentunya mengarah
pada anoda. Akibatnya, katoda bermuatan negatif dan menarik kation-kation yang
akan tereduksi menjadi endapan logam. Sebaliknya, anoda bermuatan positif dan
menarik anion-anion yang akan teroksidasi menjadi gas.
Ada tiga kategori penting dalam elektrolisis, yaitu elektrolisis larutan
dengan elektroda inert, elektrolisis larutan dengan elektroda aktif dan elektrolisis
leburan dengan elektroda inert. Elektrolit yang digunakan dapat berupa asam,
basa, atau garam, dapat pula leburan garam halida atau leburan oksida.
Pada percobaan ini digunakan elektrolisis larutan dengan elektroda inert,
dengan elektroda inertnya yaitu platina (Pt), zat elektrolit yang digunakan adalah
berupa basa, yaitu NaOH. Saat dilakukan percobaan, larutan NaOH dimasukkan
terlebih dahulu kedalam tabung berbentuk U, yang dikedua dasar bawah
tabungnya telah dipasang elektroda yaitu platina (Pt). Digunakan tabung
berbentuk U agar mudah melihat atau menganalisis larutan, saat terjadi oksidasi
dan reduksi yang ditandai dengan berkurang dan bertambahnya larutan.
Kedua elektroda platina (Pt) pada dasar tabung telah dipasang kabel kearus
DC sehingga saat diberi tegangan pada platina (Pt), maka akan menghasilkan
gelembung udara pada larutan NaOH yang telah dimasukkan kedalam tabung U
tersebut.
Percobaan ini dilakukan dalam variasi arus dan tegangan yang diberikan
yaitu percobaan pertama arusnya 20 A dan tegangannya 17,2 V, dan percobaan
kedua arusnya 0,18 A dan tegangannya 17 V, dengan lamanya waktu yang
berbeda. Pada percobaan ini akan dilihat pengaruh perbedaan arus dan tegangan

yang diberikan terhadap lamanya waktu dalam proses elektrolisis yang terjadi
pada O2 dan H2. Hasil yang diperoleh dari percobaan ini yaitu pada waktu t = 2,9
menit dengan kuat arus 0,20 A dan tegangan 17,5 V, jumlah O2 pada tabung tetap
sedangkan pada H2 terbentuk sebanyak 0,2 ml. Pada waktu t = 5 menit dan t = 7,5
menit. Jumlah O2 pada tabung tetap, sedangkan H2 berkurang yaitu pada t = 5
menit sebanyak 0,6 ml, dan pada t = 7,5 menit sebanyak 1,4 ml.
Pada kuat arus 0,18 A dan tegangan 17 V terhadap lamanya waktu yaitu
pada t = 2,5 menit. Jumlah O2 pada tabung tetap, sedangkan jumlah H2 terbentuk
sebanyak 0,6 ml. Pada t = 5 menit jumlah O2 juga tetap, dan jumlah H2 juga
berkurang sebanyak 1,2 ml. Begitu juga pada t = 7,5 menit jumlah O2 tetap, dan
jumlah H2 terbentuk sebanyak 1, 2 ml.
Reaksi yang terjadi pada O2 adalah anoda sedangkan pada H2 katoda
sehingga pada O2 terjadi reaksi oksidasi dan H2 reduksi. Dalam larutan NaOH
terdapat ion-ion Na+, H+ (dari air), dan OH- (dari ionisasi NaOH) dan molekulmolekul H2O, yang akan tereduksi dikatoda adalah H2O (atau ion H+) sedangkan
yang teroksidasi dianoda adalah OH- (atau molekul H2O). Reaksi yang terjadi :
Ionisasi

: NaOH(ag)

Katoda

: 2H2O(l) + 2 e

Anoda

: 4OH(ag)

Na+(ag) + OH-(ag) + 2
H2(g) + 2OH-(ag)
O2 + 2H2O + 4 e

Pada elektrolit larutan NaOH air akan terurai dengan menghasilkan gas H2
(dikatoda) dan gas O2 (dianoda).

BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yangtelah di lakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Besarnya kuat arus dan tegangan yang diberikan dapat mempengaruhi
proses elektrolisis yang terjadi pada zat elektrolit oleh elektroda.
2. Arus listrik, waktu juga dapat mempengaruhi proses lajunya elektrolisis
pada zat elektrolit oleh elektroda.
3. Arus sebesar 0,20 A dan tegangan 17,5 V, dengan lamanya waktu 7,5
menit, 5 menit, dan 2,5 menit, dapat mengurangi jumlah H2 berturut-turut
sebanyak 0,2 ml, 0,6 ml dan 1,4 ml, sedangkan jumlah O2 tetap.
4. Arus sebesar 0,18 A dan tegangan 17 V dengan lamanya waktu 7,5 menit,
5 menit, dan 2,5 menit, dapat mengurangi jumlah H2 berturut-turut
sebanyak 0,6 ml, 1,2 ml, dan 1,2 ml, sedangkan jumlah O2 juga tetap.

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Chang, Raymond., 2004, Kimia Dasar, Erlangga, Jakarta.
Keenan, dkk., 1984, Kimia Untuk Universitas, Erlangga, Jakarta.
Petrucci, Ralph.H., 1990, Kimia Dasar, Erlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai