Anda di halaman 1dari 15

TUGAS TAKE HOME UTS KEWIRAUSAHAAN

NAMA

: ROHMANUS SHANDY YUDHA

NIM

: 125090507111035

PROGRAM STUDI STATISTIKA


JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2014

BAB I
PENTINGNYA WIRAUSAHA
Kewirausahaan merupakan kegiatan yang sudah tidak asing lagi di Indonesia. Saat
ini mulai bermunculan wirausahawan di Indonesia yang pada umumnya berada di daerah
perkotaan, salah satu permasalahan pokok kewiarusahaan di Indonesia yaitu belum
meratanya pemahaman tentang pentingnya berwirausaha bagi masyarakat yang tinggal di
daerah pedalaman. Akhirnya, terjadi ketimpangan ekonomi antara daerah perkotaan dan
pedesaan. Pemahaman tentang kewirausahaan perlu didongkrak agar mampu
meningkatkan taraf ekonomi masyarakat kearah perekonomian yang lebih baik.
Infrastruktur yang kurang memadai dan SDM yang masih minim juga menjadi hal yang
mendukung tidak meratanya pemahaman tentang kewirausahaan di Indonesia. Tentu peran
pemerintah untuk mengatasi masalah ini sangat diperlukan. Pada awalnya kewirausahaan
sering dijumpai dalam dunia bisnis, namun akhir-akhir ini berkembang dari berbagai
aspek kehidupan. Pelaku kewirausahaan tidak hanya dimiliki oleh para wiraswasta atau
usahawan kaya, namun kepada setiap orang yang mempunyai kemauan keras dan memiiki
optimis serta kreatifitas misalnya, petani, karayawan, guru, dan lain sebagainya.
Kewirausahaan itu sendiri berarti usaha dimana seseorang memiliki kemampuan
berfikir yang kreatif dan inovatif untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Banyak orang baik pengusaha maupun bukan pengusaha yang meraih kesuksesan berkat
adanya kemampuan berfikir yang inovatif dan kreatif. Biasanya kemampun berfikir yang
inovatif dan kreatif itu akan memunculkan ide-ide yang baru dan berbeda. Ide-ide yang
baru dan berbeda itulah yang sebenarnya memilki peluang untuk dijadikan sebagai awal
dalam berwirausaha. Seorang wirausahawan merupakan seseorang yang mampu
menciptakan bisnis baru dengan mengambil resiko dan kondisi ketidakpastian demi
mencapai keuntungan yang diharapkan. Mereka memaksimalkan peluang yang berada di
sekitar mereka untuk dijadikan sebagai sumber daya yang diperlukan dalam proses
kewirausahaan yang sedang dijalankan.
Pentingnya wirausaha :
Dengan mengembangkan kreativitas seorang wirausaha akan mampu:
a.
b.
c.
d.
e.

Meningkatkan ketrampilan
Meningkatkan mutu produk dan pelayanan
Meningkatkan efisiensi kerja
Meningkatkan inisiatif
Meningkatkan keuntiungan

Pemecahan masalah dan cara penyelesaiannya dalam usaha atau bisnis, sebenarnya
tidak begitu sukar jika seorang wirausahawan sudah banyak pengalaman di dalam
lingkungan usaha atau bisnisnya. Jika persoalan-persoalan sudah ditentukan dan semua
informasi serta data-data masalah sudah dikumpulkan, seorang wirausahawan harus
mengidentifikasi semua cara pemecahan masalah yang dapat dilaksanakan. Seorang
wirausahawan harus memandang sebuah permasalahan dari pelbagai sudut dan mencari
cara baru untuk memecahkan masalahnya. Jika kelompok karyawan perusahaan
mengurangi jumlah pilihan masalahnya, di sini wirausahawan harus mempertimbangkan
masalahnya, agar menjadi luas dan mendalam. Jika seorang wirausahawan di dalam usaha
atau bisnisnya meninjau lagi semua pemecahan masalah yang mungkin terdapat di dalam

daftar, maka beberapa pemecahan itu dapat digabungkan, sedangkan pemecahan masalah
yang lainnya dapat dikesampingkan.

BAB II
KREATIFITAS
Nasib buruk jangan kita biarkan mengganggu pikiran kita. Arahkanlah pandangan
kita pada masa depan yang gemilang. Kegelapan yang suram harus kita ubah menjadi
cerah, produktif dan penuh kreatif. Cara berpikir positif mengarahkan pada hal-hal yang
baik dan sesuatu yang buruk itu harus dipandang sebagai pengalaman dan guru yang
terbaik. Cara berpikir demikian kita katakana cara berpikir kreatif dan produktif
Dengan demikian apa yang dimaksud dengan kreativitas atau kreatif itu? Conny semiawan
(1984) menjelaskan kreativitas sebagai berikut:
a.
b.

Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu produk baru


Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik
berupa gagasan maupun karya nyata yang relative berbeda dengan apa yang telah
ada sebelumnya

Menurut A. Kao (Kao,1989:15-16) manusia kreatif mempunyai ciri-ciri:


a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Keterbukaan pada pengalaman


Melihat sesuatu dengan cara tidak biasa
Keingintahuan
Menerima dan menyesuaikan yang kelihatannya berlawanan
Dapat menerima perbedaan
Percaya pada diri sendiri
Tekun
Berani mengambil risiko
Tidak hanya tunduk pada standard an pengawasan kelompok

Seorang wirausaha perlu mengembangkan kreativitas karena:


a.
b.
c.
d.

Keberhasilan dalam persaingan bisa diperoleh dengan mengembangkan daya


kreatif
Kreativitas merupakan sumber yang berharga dan harus dipelihara serta jangan
disia-siakan
Tantangan-tantangan baru selalu muncul dan harus dihadapi dengan kreativitas
baru
Kreativitas adalah gagasan yang tidak diramalkan datang dan perginya serta
mempunyai keunikan yang tinggi

BAB III
MOTIVASI WIRAUSAHA
Motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu
perbuatan atau kegiatan tertentu, sehingga motivasi dapat diartikan sebagai pendorong
perilaku seseorang. Motivasi orang melakukan bisnis, wirausaha sering berbeda.
Keanekaragaman ini menyebabkan perbedaan dalam perilaku yang berkaitan dengan
kebutuhan dan tujuan.
Adanya risiko yang cukup besar, banyaknya waktu dan energi yang dibutuhkan tidak
menurunkan semangat munculnya wirausaha-wirausaha baru. Seorang wirausaha
termotivasi untuk melakukan kegiatan usaha dengan berbagai alasan:
1.

Independensi

2.

Pengembangan diri

3.

Pekerjaan yang tidak memuaskan

4.

Penghasilan

5.

Keamanan

Berbagai macam teori motivasi juga mampu menjelaskan motivasi orang melakukan
kegiatan usaha sebagai seorang wirausaha:
1.

Motif berprestasi kewirausahaan (Teori David McClelland, 1961):


seorang wirausaha melakukan kegiatan usaha didorong oleh kebutuhan untuk
berprestasi, berhubungan dengan orang lain dan untuk mendapatkan kekuasaan
baik secara finansial maupun secara sosial.Wirausaha melakukan kegiatan usaha
dimotivasi oleh:

a.

Motif berprestasi (need for achievement)


Orang melakukan kegiatan kewirausahaan didorong oleh keingginan mendapatkan
prestasi dan pengakuan dari keluarga maupun masyarakat.

b.

Motif berafiliasi (need for affiliation)


Orang melakukan kegiatan kewirausahaan didorong oleh keinginan untuk
berhubungan dengan orang lain secara sosial kemasyarakatan.

c.

Motif kekuasaan (need for power)


Orang melakukan kegiatan kewirausahaan didorong oleh keingginan mendapatkan
kekuasaan atas sumberdaya yang ada. Peningkatan kekayaan, pengusahaan pasar
sering menjadi pendorong utama wirausaha melakukan kegiatan usaha.

2.

Motif Kebutuhan Maslow (Teori Hirarki Kebutuhan Maslow, 1970):

Teori hirarki kebutuhan Maslow mampu menjelaskan motivasi orang melakukan


kegiatan usaha. Maslow membagi tingkatan motivasi ke dalam hirarki kebutuhan
dari kebutuhan yang rendah sampai yang berprioritas tinggi, di mana kebutuhan
tersebut akan mendorong orang untuk melakukan kegiatan usaha.
3.

Physiological Need
Motivasi seorang melakukan kegiatan kewirausahaan didorong untuk mampu
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, fisiologi seperti; makan, minum,
kebutuhan hidup layak secara fisik dan mental.

4.

Security need
Motivasi melakukan kegiatan usaha, bisnis untuk memenuhi rasa aman atas
sumberdaya yang dimiliki, seperti: investasi, perumahan, asuransi, dan lain-lain.

5.

Social need
Motivasi seseorang melakukan kegiatan usaha, bisnis untuk memenuhi kebutuhan
sosial, berhubungan dengan orang lain dalam suatu komunitas.

6.

Esteem need
Motivasi melakukan kegiatan usaha, bisnis untuk memenuhi rasa kebanggaan,
diakuinya potensi yang dimiliki dalam melakukan kegiatan bisnis.

7.

Self actualization need


Motivasi melakukan kegiatan usaha untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri.
Keingginan wirausaha untuk menghasilkan sesuatu yang diakui secara umum
bahwa hasil kerjanya dapat diterima dan bermanfaat bagi masyarakat.

BAB IV
ETIKA WIRUSAHA
Etika wirausaha adalah suatu kegiatan yang dilakukan dan belaku di masyarakat
bisnis. Etika atau norma digunakan para pengusaha untuk tidaj melanggar aturan yang
telah ditetapkan dan usaha yang di jalankan memperoleh simpati dari pihak lain. Etika
dalam arti luas disebut sebagai tindakan mengatur tingkah laku atau perilaku manusia dan
masyarakat. Tingkah laku ini perlu diatur agar tidak melanggar norma norma atau
kebiasaan kebiasaan yang berlaku di masyarakat.
ETIKA WIRAUSAHA SECARA UMUM
1. Sikan dan perilaku seorang pengusaha harus mengikuti norma yang berlaku dalam
suatu Negara atau masyarakat.
2. Penampilan yang ditunjukkan seorang pengusaha harus selalu apik, sopan,
terutama menghadapi situasi atau acara acara tertentu.
3. Cara berpakaian seorang pengusaha juga harus sopan dan sesuai dengan tempat dan
waktu yang berlaku.
4. Cara berbicara seorang pengusaha juga mencerminkan usahanya, sopan, penuh tata
karma, tidak menyinggung atau mencela orang lain.
5. Gerak gerik seorang pengusaha juga dapat menyenangkan orang lain, hindarkan
gerak gerik mencurigakan.
ETIKA YANG DIMILIKI SETIAP PENGUSAHA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

KEJUJURAN
BERTANGGUNG JAWAB
MENEPATI JANJI
DISIPLIN
TAAT HUKUM
SUKA MEMBANTU
KOMITMEN dan MENGHORMATI
MENGEJAR PRESTASI

Etika wirausaha terbagi menjadi beberapa bagian:


1.

Dua wilayah besar yang disoroti etika terapan


Dua wilayah besar yang disoroti atau mendapat perhatian khusus dan serius di
dalamnya, yakni wilayah profesi dan wilayah masalah.Etika kedokteran, etika
politik, etika bisnis, dan sebagainya, merupakan wilayah profesi.Penggunaan
tenaga nuklir, pembuatan, pemilikan, penggunaan senjata nuklir, pencemaran
lingkungan hidup, diskriminasi ras merupakan wilayah masalah. Cabang etika
terapan yang paling banyak mendapat perhatian dalam zaman kita sekarang ini
dapat disebut dari sudut/wilayah profesi, yakni: etika kedokteran dan etika bisnis.
Dari wilayah masalah masalah dapat disebut: etika tentang perang dan damai dan
etika lingkungan hidup.

2.

Pembagian ke dalam makroetika dan mikroetika


Cara lain untuk membagikan etika terapan adalah dengan membedakan antara
makroetika dan mikroetika. Makroetika membahas masalah-masalah moral pada
skala besar.Suatu masalah disebut makroetika apabila masalah itu menyangkut
suatu bangsa seluruhnya abahn seluruh umat manusia.Ekonomi dan keadilan;
lingkungan hidup, dan alokasi sarana-sarana pelayanan kesehatan dapat
digolongkan sebagai contoh-contoh dari makroetika.Mikroetika membicarakan
pertanyaan-pertanyaan etis dimana individu terlibat, seperti kewajiban dokter
terhadap pasiennya atau kewajiban pengacara terhadap kliennya. Kadang diantara
makroetika dan mikroetika disisipkan lagi jenis etika terapan yang ketiga, yang
disebut mesoetika (meso=madya), yang menyoroti masalah-masalah etis yang
berkaitan dengan suatu kelompok atau profesi, seperti kelompok ilmuwan, profesi
wartawan, pengacara dan sebagainya.

3.

Pembagian ke dalam etika individual dan etika sosial


Pembagian lain etika terapan adalah pembedaan antara etika individual dan etika
social. Etka individual membahas kewajiban manusia terhadap dirinya sendiri,
sedangkan etika social membahas kewajiban manusia sebagai anggota masyarakat.
Namun pembagian ini banyak diragukan relevansinya, karena manusia
peroranganpun selalu adalah mahluk social, sehingga tidak bias dibedakan antara
etika semata-mata individual dan etika yang semata-mata sosial.

BAB V
KONSEP KEPEMIMPINAN DAN SUMBERDAYA MANUSIA
Kepemimpinan adalah proses mengarahkan perilaku orang lain kearah pencapaian
suatu tujuan tertentu. Pengarahan dalam hal ini berarti menyebabkan orang lain bertindak
dengan cara tertentu atau mengikuti arah tertentu. Wirausahawan yang berhasil merupakan
pemimpin memimpin para karyawannya dengan baik. Seorang pemimpin dikatakan
berhasil jika percaya pada pertumbuhan yang berkesinambungan, efisiensi yang meningkat
dan keberhasilan yang berkesinambungan dari perusahaan.
Para wirausaha memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda, mereka mengembangkan
gaya kepemimpinan mereka sendiri sesuai dengan karakter pribadi mereka dalam
memajukan perusahaannya.
Perilaku pemimpin menyangkut dua bidang utama:
1.
2.

Berorientasi pada tugas yang menetapkan sasaran. Merencanakan dana


mencapai sasaran.
Berorientasi pada orang yang memotivasi dan membina hubungan
manusiawi.
Orientasi Tugas Pemimpin

Seorang pemimpin cenderung menunjukkan pola-pola perilaku berikut:


1.
2.
3.
4.
5.

Merumuskan secara jelas peranan sendiri maupun stafnya.


Menetapkan tujuan yang sukar dapat dicapai, dan memberitahukan orangorang apa yang diharapkan dari merekan.
Menentukan prosedur-prosedur untuk mengukur kemajuan menuju tujuan
dan untuk mengukur pencapaian tujuan itu, yakin tujuan yang dirumuskan
secara jelas dan khas.
Melaksanakan peranan kepemimpinan secara aktif dalam merencanakan,
mengarahkan membimbing dan mengendalikan kegiatan-kegiatan yang
berorientasi pada tujuan.
Berminat mencapai peningkatan produktifitas.
Pemimpin yang orientasi orangnya rendah cenderung bersikap dingin dalam
berhubungan dengan karyawan mereka, memusatkan perhatian pada
prestasi individu dan persaingan daripada kerjasama, serta tidak pernah
mendelegasikan tugas dan tanggung jawab.

Istilah Manajemen Sumber Daya Manusia, di sisi lain, merujuk kepada departemen
yang menaungi kerja sistem hubungan antar pekerja di sebuah perusahaan, atau organisasi.
Secara definitif bisa dikatakan bahwa MSDM adalah sebuah singkatan yang berkaitan
secara langsung dengan fungsi organisasi yang mengatur berbagai topik seperti
manajemen kinerja, kesehatan karyawan, kompensasi, gaji, pengembangan organisasi,
keamanan, pelatihan pekerja, administrasi karyawan, dan komunikasi karyawan.
Berikut beberapa tanggung jawab kerja yang melekat pada bidang seperti MSDM:
Pengorganisasian tugas. Ini terkait langsung dengan desain dan struktur organisasi
dalam sebuah departemen atau kelompok. Fungsi yang melekat pada
pengorganisasian tugas meliputi identifikasi fungsi pekerjaan, kompetensi, dan

ketrampilan individu; tinjauan atas masalah organisasi dan memberikan


rekomendasi perbaikan; dan terakhir, memimpin perubahan dan reorganisasi bila
dibutuhkan.
Pengorganisasian sumber daya. Pada poin kedua ini ada beberapa tanggung jawab
yang diemban oleh MSDM, diantaranya menganalisa kebutuhan staf,
menyewa/merekrut karyawan, pengembangan karyawan, pengembangan karyawan.

Selain itu, pengorganisasian sumber daya juga terkait dengan penyebaran iklan rekrutmen
dan wawancara, sampai kepada pengelolaan kontrak kerja. MSDM juga bertanggung
jawab mengelola pemberhentian karyawan, orientasi karyawan, pensiun, dan pengunduran
diri. Manajemen kinerja. Ini berkaitan langsung dengan kriteria yang dipakai untuk
menentukan penilaian terhadap kinerja karyawan.
Contoh permasalahan
Perbedaan peran antara pemimpin dan manager dapat dilihat pada diri Jan Crlzon
yang menilis buku Moment of Truth pada tahun 1987. Pada tahun 1984, perusahaan SAS
Airlines tempat Jan bekerja, mengalami kerugian besar, dengan kondisi yang terjadi pada
saat itu, hampir semua direksi yang ada sepakat untuk menjual perusahaan tersebut untuk
mengatasi kerugian yang dialami perusahaan. Akhirnya direksi mengambil keputusan
untuk mencoba bertahan selama satu tahun, dan jika memang keadaan tidak membaik,
maka perusahaan akan dijual. Jan Carlzon yang pada saat itu hanya menjabat sebagai
seorang manajer senior, ditunjuk oleh Direksi untuk memimpin perusahaan dan mengatasi
permasalahan yang ada dalam sisa waktu satu tahun tersebut. Dengan kepercayaan yang
diberikan kepada Carlzon, sebagai seorang pemimpin, Carlzon merubah budaya kerja,
strategis perusahaan, dan prinsip perusahan, yang sebelumnya jajaran direksi merupakan
puncak posisi yang paling utama, sebagai penentu strategi perusahan, menjadi dibalik,
dengan prinsip hierarki piramida terbalik yang dibahas pada buku Moment of Truth
tersebut. Pada prinsip hierarki piramida terbalik tersebut, jajaran direksi dan top
management berada pada level paling bawah, hanya sebagai fasilitator atas dana, dan
fasilitas lainnya. Sedangkan jajaran yang paling atas, merupakan pegawai-pegawai pada
level garda depan yang langsung berhubungan dengan pelanggan. Sehingga strategi
perusahaan, kebijakan, dan tujuan perusahaan dirumuskan dari masukan-masukan
pegawai-pegawai garda depan tersebut. Dengan prinsip piramida terbalik tersebut, dalam
waktu satu tahun SAS Airlines berhasil bangkit dari keterpurukannya dan memperoleh
keuntungan. Dari kasus diatas, dapat dilihat peran berbeda yang dilakukan oleh Jan
Carlzon. Sebagai seorang manajer senior, Jan Carlzon terbentur oleh hierarki dan birokrasi
perusahaan, sehingga Carlzon haya dapat menerapkan strategi-strategi manajemen yang
memang sudah dirumuskan sebelumnya oleh perusahaan. Tetapi ketika Carlzon ditunjuk
dan dipercaya untuk memimpin perusahaan, Carlzon benar-benar dapat melakukan
perannya sebagai seorang pemimpin. Carlzon menerapkan strategi baru, mengembangkan,
memotivasi, dan keluar dari jalur manajemen yang selama ini sudah ada, dan terbukti
dapat membawa keberhasilan bagi perusahaan

BAB VI
KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN
Kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dalam
usaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan di
dalam kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif
yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.
Sedangkan menurut Menurut Peggy A. Lambing & Charles R. Kuehl, kewirausahaan
adalah suatu usaha yang kreatif yang membangun suatu value dari yang belum ada
menjadi ada dan bisa dinikmati oleh orang banyak.
Dari beberapa konsep yang ada di atas, ada enam hakekat penting kewirausahaan
sebagai berikut:
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan
dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha dan
perkembangan usaha
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan
sesuatu yang berbeda yang bermanfaat member nilai lebih
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara
mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara
baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien,
memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk
memberikan kepuasan baru kepada konsumen.

BAB VII
INTRAPRENEUR VS ENTREPRENEUR
Entrepreneur adalah orang yang melakukan aktivitas wirausaha dicirikan dengan
pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun
operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan
operasinya.
Ketika mendengar kata Entrepreneur, umumnya orang akan berpikir tentang pengusaha,
bisnis, uang, dsb. Tapi apa sih arti Entrepreneur yang sesungguhnya? Kenapa sekarang
kata-kata ini menjadi Booming di segala bidang, seperti Technopreneur, Blogspreneur,
Creativepreneur, Moslem Preneur, dll.
Pada dasarnya, Entrepreneurship tidak selalu berhubungan dengan uang. Entrepreneurship
adalah sebuah mindset atau pola pikir yang seharusnya dimiliki oleh setiap
orang. Seseorang yang memiliki jiwa Entrepreneurship inilah yang disebut sebagai
Entrepreneur.
1. Seorang entrepreneur selalu dianjurkan untuk memiliki pola pikir yang diluar
kebiasaan orang pada umumnya. Entrepreneur akan lebih sering menggunakan otak
kanan untuk menghasilkan kreativitas-kreativitas baru.
2. Seorang entrepreneur akan selalu memacu semangatnya setiap hari, selalu
memotivasi diri, dan tersenyum dalam segala situasi. Entrepreneur akan melihat
masalah sebagai suatu tantangan. Tidak ada kata gagal bagi entrepreneur, yang ada
hanyalah Sukses atau Belajar.
3. Seorang entrepreneur akan selalu berusaha untuk menjalin silaturahmi dengan
semua orang, memperkaya ilmu dengan lebih banyak mengamati dan
mendengarkan, serta peka terhadap peluang. Entrepreneur akan melihat segala
sesuatu dari segi positif, mengubah kata tidak bisa menjadi bisa, sulit menjadi
mudah, mustahil menjadi mungkin.
4. Seorang entrepreneur berpikir tentang masa depan orang banyak, kehidupan orang
banyak, kesejahteraan masyarakat, dan bagaimana cara membantu mereka yang
membutuhkan. Sehingga, Entrepreneur tidak akan menyia-nyiakan waktunya untuk
hal-hal yang tidak produktif.
Itulah mindset atau pola pikir-pola pikir yang dimiliki oleh seorang Entrepreneur, atau
yang lebih kita kenal sebagai Entrepreneurship
Berani menciptakan sesuatu dari tiada menjadi ada dan memposisikan diri sebagai
pelopor akan menjadikan seseorang mampu membuat perbedaan dalam hidupnya dan
mampu merubah dunia. Menjadi entrepreneur dan berani menciptakan sesuatu dengan
keluar dari zona nyaman seseorang menjadi lebih penting ketimbang hanya berusaha untuk
menjadi milyuner. Aksi nyata seseorang tidak sebatas menjadi milyuner tetapi bagaimana
bisa memberikan sumbangsih dan berbagi untuk sesama umat.
Intrapreneur adalah orang yang memiliki entrepreneurship, namun tidak keluar
dari perusahaan di mana ia bekerja. Menurut Tunggul Tranggono seorang pemerhati

koperasi menyatakan bahwa intrapreneur adalah self determined goal setter orang yang
mengambil inisiatif melakukan suatu tugas tertentu yang dituntut oleh dirinya sendiri.
Ciri-ciri intrapreneur yaitu

Intrapreneur seolah menjadi general manager dari sebuah bisnis baru yang belum
ada di perusahaan
Biasanya memiliki backgroud teknis atau perusahaan, tetapi tidak memusuhi
disiplin kerja yang lain, pandai beradaptasi dan melakukan penyesuaian
melakukan hal-hal sesuai kehendak hatinya
pemikir/konseptor sekaligus pelaksana
punya dedikasi penuh dan bersedia mencurahkan waktu habis-habisan agar
mimpinya kenyataan.
menunjukkan kualitas yang baik
segala sepak terjanggnya hanya berdasar kepentingan usahanya
orang yang meraih target yang ditetapkannya sendiri
selalu menetapkan standar kerja yang tinggi
kegagalannya merupakan proses belajar

Intrapreneurship adalah kewirausahaan (entrepreneurship) dalam perusahaan


(enterprenership inside of the organization) atau dapat dikatakan bahwa intrapreneurship
adalah entrepreneuship yang ada di dalam perusahaan. Konsep intrapreneurship pertama
muncul pada tahun 1973 oleh Susbauer dalam tulisannya yang berjudul Intracoporate
Enterpreneurship : Programs in American Industry, dan kemudian dipopulerkan oleh
Pinchott (1985) dan Burgelman (2007) dalam disertasinya.
Meskipun kewirausahaan dan intrapreneurship memiliki perbedaan penting, mereka
juga memiliki beberapa koneksi karena intrapreneurship secara konsisten diposisikan
sebagai kewirausahaan dalam organisasi (Antoncic, 2001; Davis, 1999, dalam Asef
Karimi, dkk, 2011).
Faktor Pendorong Intrapreneurship
Antonic (2007) yang dikutip Budiharjo (2011) menyebutkan antesenden intrapreneurship
dibagi menjadi dua yaitu lingkungan (environment) dan organisasi (organization).
1.

2.

Faktor lingkungan yang positif meliputi dinamisme peluang teknologi,


pertumbuhan industry, dan permintaan untuk produk baru, sedangkan antesenden
untuk lingkungan yang tidak dikehendaki meliputi perubahan yang tidak
dikehendaki dan persaingan yang tinggi.
Dari sisi organisasi, karakteristik organisasi yang dapat mendorong
intrapreneurship adalah system terbuka, kendali formal pada aktivitas
intrapreneurship, pemindahan intensif pada lingkungan, dukungan organisasional,
dan nilai-nilai perusahaan. Dalam penelitiannya, Antonic (2007) membuktikan
bahwa intrapreneurship berkorelasi secara positif dengan pertumbuhan (company
growth), dan dibuktikan pula bahwa dimensi lingkungan dan karakteristik

organanisasi (organization
intrapreneurship

characteristics)

berkorelasi

positif

dengan

Kunci sukses menjadi seorang entrepreneurship/wirausahawan bukan terletak pada


banyaknya uang yang dimiliki atau besarnya pasar, tapi terletak pada kemampuan
melewati tahap-tahap berikut :
Pertama, mampu menghilangkan mental blocking/halangan mental. Ini artinya mampu
mengalahkan diri sendiri, karena hambatan terbesar berasal dari diri kita sendiri. Ada
beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghilangkan mental blocking ini, yaitu :
Hitung resiko terbesar dan kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi
Hitung kemampuan untuk menanggung hal terburuk itu
Bisnis tentulah mengandung resiko. Oleh karena itu, seorang pemula diharapkan memilih
bisnis yang beresiko kecil seperti dagang.
Kedua, mampu menguasai pasar.
Ini berarti :
Tahu ke mana membeli barang dengan lebih murah
Tahu ke mana menjual barang dengan lebih mahal
Bila pasar telah dikuasai dan volume penjualan mulai meningkat, hal yang harus dilakukan
adalah melihat kemungkinan memproduksi sendiri barang tersebut.
Ketiga, mampu memproduksi sebagian barang sesuai tuntutan pasar yang tidak dapat
dipenuhi pemasok, sehingga perlu diproduksi sendiri.
Secara perlahan harus mulai pula diperhitungkan untung ruginya memproduksi barang
walaupun barang tersebut dapat diproduksi oleh pemasok. Dengan semakin besarnya
volume penjualan dan produksi, jumlah karyawan pun akan semakin banyak. Pada tahap
ini dperlukan pembenahan manajemen organisasi.
Keempat, mampu mengatur organisasi dengan efektif dan efesien. Dengan semakin
banyaknya jumlah karyawan, maka masalah antar karyawan bertambah pula. Oleh karena
itu, perlu dibuat peraturan yang jelas yang mengatur hak dan keawajiban, atau pun
mengatur pembagian pekerjaan di antara pekerja. Di sini perusahaan memerlukan dana
tambahan untuk mengembangkan usahanya.
Kelima, mampu menarik dan menyakinkan pemilik modal untuk ikut serta dalam bisnis
yang kita laksanakan ini.

DAFTAR PUSTAKA
Zimmerer, Thomas W ,dkk. 2008. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Jakarta:
Salemba Empat.
http://top-studies.blogspot.com/2013/11/pengertian-kreativitas
http://www.academia.edu/3651924/etika_wirausaha
Ria Agustina, 2009, Hubungan antara Gaya kepemimpinan dengan Kreativitas Karyawan:
Analisis pengaruh Mediasi Pemikiran Kreatif dan Motivasi Intrinsik pada Karyawan di
Industri Media.
http://bamzofimagination.blogspot.com/2013/05/kepemimpinan-dalamkewirausahaan.html
Adair, John ; 2007, Cara Menumbuhkan Pemimpin Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai