PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengetahuan merupakan pengalaman yang bermakna dalam diri tiap orang yang
tumbuh sejak di lahirkan. Oleh karena itu manusia yang normal, sekolah atau tidak
sekolah, sudah pasti di anggap memiliki pengetahuan. Pengetahuan dapat di
kembangkan manusia karena dua hal, Pertama, manusia mempunyai bahasa yang
dapat mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatar belakangi
informasi tersebut. Kedua, manusia mempunyai berpikir menurut suatu alur pikir
tertentu yang merupakan kemampuan menalar. Manusia telah diberi anugrah oleh
Allah SWT berupa akal dan nafsu, akal dan nafsu inilah yang mendorong manusia
untuk menciptakan sesuatu yang dapat mewujudkan cita-cita atau penghargaannya.
Dalam mewujudkan cita-cita tersebut manusia telah menciptakan sains, teknologi dan
seni sebagai salah satu sarana sehingga sejak saat itu kehidupan manusia mulai
berubah. Selain itu sains, teknologi, dan seni juga telah mempengaruhi peradapan
manusia dalam kehidupannya terutama dalam bidang budaya
Permasalahan yang dihadapi di Indonesia salah satunya adalah masih tingginya
angka kejadian BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) yang menjadi penyumbang utama
angka kematian pada neonates. Seiring dengan berkembangnya Iptek dalam negeri
ini, maka berkembang pula teori-teori mengenai BBLR. Didapatkannya untuk
mengurangi angka kematian pada neonates menggunakan alat inkubator atau
merupakan salah satu alat medis yang berfungsi untuk menjaga suhu sebuah ruangan
supaya suhu tetap konstan /stabil. Setidaknya dengan diterapkan nya incubator dalam
dunia medis, angka kematian mengalami perubahan akan tetapi bukanlah sebuah
perubahan yang signifikan. Setelah di teliti kembali ternyata masalah perekonomian
yang terlibat, dengan kecanggihan incubator maka membuat harga incubator menjadi
mahal. Dan hanya masyarakat kalangan atas yang dapat merasakan incubator bagi
bayi nya.
Berkembangnya Iptek tidak cukup sampai disitu, telah di dapatkan kembali suatu
penerapan baru untuk mengurangi angka kematian pada neonates dengan lebih murah,
dan mudah yaitu dengan perawatan Metode Kangguru. Walaupun dalam
penerapannya tidak begitu nampak keterlibatan bidang teknologi akan tetapi teori dan
1
pengetahuan yang telah di dapat yang paling dibutuhkan. Karena untuk memperbaiki
kualitas Kesehatan Ibu dan Anak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis merumuskan suatu
maslaah yaitu, Pemanfaatan perkembangan Iptek di bidang Kesehatan terutama pada
bidang Kebidanan
C. Tujuan
Mampu memahami dan menerapkan mengenai salah satu contoh manfaat
perkembangan Iptek di bidang Kesehatan terutama pada bidang Kebidanan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dengan Metode Kanguru
1. Pengertian
Metode Kanguru adalah metode perawatan dini dan terus menerus
dengan sentuhan kulit ke kulit (Skin to skin contact) antara ibu dan bayi
prematur dan BAYI BARU LAHIR dalam posisi seperti kanguru.
Bayi berat lahir rendah adalah bayi dengan berat lahir di bawah 2500
gram. Bayi berat lahir rendah memerlukan perawatan khusus, tidak dapat
dirawat seperti bayi biasa karena ada yang harus di perhatikan seperti suhu
tubuh, minum, pernapasan, dan lain-lain.
Bayi berat lahir rendah belum dapat mempertahankan suhu tubuhnya
karena kulitnya tipis dan lemaknya sedikit sehingga ia mudah kehilangan
panas, dan karenanya sangat memerlukan kehangatan agar dapat bertahan
hidup. Perlekatan antara kulit ibu yang menggendongnya dengan kulit bayi
akan menjaga bayi tetap hangat karena tubuh ibu memberikan panas ke
bayinya.
Cara menghangatkan dapat dilakukan sendiri oleh ibu atau bergantian
dengan ayah atau orang dewasa lainnnya. Selain kehangatan, bayi berat lahir
rendah sangat memerlukan Air Susu Ibu (ASI). Bayi berat lahir rendah juga
perlu diperhatikan pernapasannya, warna kulit (pucat, kebiruan) yaitu
perubahan yang mungkin merupakan tanda bahaya yang dapat menyebabkan
bayi sakit atau meninggal. (Departemen Kesehatan RI, 2009)
2. Sejarah Asuhan Metode Kanguru
Meski namanya kanguru, metode ini bukan berasal dari Australia, akan
tetapi metode ini meniru perilaku binatang asal Australia yang menyimpan
anaknya di kantung perutnya, sehingga diperoleh suhu optimal bagi kehidupan
bayi. Metode ini dikembangkan di Kolombia.
Metode kanguru atau perawatan bayi lekat ini ditemukan sejak tahun
1983, kemudian metode Kangguru mulai dikembangkan sejak 1978 oleh Neos
Edgar Rey dan Hector Martinez, peneliti pada Instituto Materno Infantil in
Santa Fe de Bogota Kolombia
Metode yang pertama kali dilakukan oleh Doctors Rey dan Martinez di
Bogota, Colombia pada tahun 1979 ini awalnya dicetuskan karena begitu
banyaknya bayi berat lahir rendah, keterbatasan tenaga dan fasilitas kesehatan,
serta tingginya angka mortalitas di rumah sakit karena infeksi. Menurut
Ludington Hoe, J.Obset Gynecol Neonatal Nurs KMC merupakan Lingkungan
yang baik untuk bayi premature segera setelah lahir.
Di Indonesia, Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial
(Depkes dan Kesos) telah mengembangkan kebijakan Pelayanan Kesehatan
Neonatal Esensial. Metode kanguru digunakan sebagai salah satu cara
pencegahan hipotermia dalam Perawatan Neonatal Dasar. Saat ini juga telah
tersedia video dan peraga lembar balik metode kanguru untuk keperluan
sosialisasi kepada tenaga kesehatan, terutama bidan di desa serta masyarakat.
Di Indonesia lebih banyak dikenal dengan nama Perawatan Metode
Kanguru (PMK) atau cukup menyebut Perawatan Bayi Lekat (PBL). Menurut
Prof Dr.dr.Hadi Pratomo, Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat, UI ada
beberapa istilah Lokal KMC di Indonesia misalnya Bedako di (OKU, Sumsel),
Kadu dan Makaleppe di Maros, Sulsel, Perawatan Bayi Tegak, Perawatan
Bayi Tempel, Kekepan di Garut, Perawatan Bayi Lekat di Yogya, Metoda
Kussu di Kuskus, Maluku
Mengapa metode kanguru perlu diadopsi Indonesia? Menurut Hadi,
berdasarkan perkiraan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 1995
hampir semua (98 persen) dari lima juta kematian neonatal terjadi di negara
berkembang. Lebih dari dua pertiga kematian itu terjadi pada periode neonatal
dini. Umumnya karena berat badan lahir kurang dari 2.500 gram. Menurut
WHO, 17 persen dari 25 juta persalinan per tahun adalah BAYI BARU
LAHIR dan hampir semua terjadi di negara berkembang.
Kepala bayi sedikit tengadah supaya bayi dapat bernapas dengan baik
Tangan bebas bergerak agar tetap dapat melakukan aktivitas ringan, seperti
menyapu
Atur posisi penggendong agar nyaman saat tidur, sebaiknya posisi kepala
lebih tinggi
Pakai Popok
Malam
-
Pakai popok
Pakai baju tana lengan, terbuat dari katun, jangan dikancingkan agar
tetap terjadi penyaluran panas dari tubuh ibu ke tubuh bayi
9
Bayi pakai baju biasa kalau tidak sedang dalam gendngan kanguru
Baju kimono
b. Kain Segitiga
11
Tunggu sampai bayi siap, membuka mulut dan matanya (bayi yang
sangat kecil mungkin perlu rangsangan ringan agar tetap terbangun dan
siap)
Ulangi cara ini sampai bayi menutup mulutnya dan tidak lagi minm
meskipun telah dirangsang
12
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bagi masyarakat sekarang, pengembangan iptek dianggap sebagai solusi dari
permasalahan yang ada. Teknologi informasi juga diaplikasikan pada bidang medis.
Hasil dari berkembangnya Iptek bukan hanya alat alat yang
berkaitan dengan
Teknologi akan tetapi sebuah pemikiran pun dapat dikatakan sebagai hasil dari
berkembangnya Iptek salah satu contohnya Perawatan Metode Kanguru yang
bertujuan untuk mengurangi Bayi Berat ahir Rendah (BBLR) yang kini di Indonesia
merupakan salah satu penyebab angka kematian pada Bayi. Pemikiran itu pun dapat
selaras dengan adanya kecanggihan dari Teknologi informasi.
Sebelum ditemukannya teori mengenai Perawatan Metode Kanguru, untuk
mengatasi permasalahan tinggi nya angka kematian neonates menggunakan sebuah
alat canggih yang merupakan dari perkembangan Iptek biasa Tenaga Medis sebut
dengan Inkubator. Sayangnya, setelah di teliti kembali ternyata masih saja tinggi nya
angka kematian neonates bukan lain disebabkan oleh masalah perekonomian
walaupun ada perawatan Inkubator yang harga nya relative murah, akan tetapi
kualitas nya memang tidak begitu bagus.
Dan para ahli tidak mau tinggal diam akhirnya ditemukanlah sebuah
pemikiran yang diadopsi dari hewan Kanguru sesuai dengan namanya yaitu
Perawatan Metode Kanguru (PMK). Banyak sekali manfaat byang dirasakan dari
penerapannya PMK ini bukan hanya bagi Bayi akan tetapi juga bagi keluarga nya
terutama Ibu, dan mampu menghasilkan Bayi yang memiliki kualitas yang baik.
Dalam hal ini Teknologi Informasi di Bidang Kesehatan sangat memiliki
peran yang sangat signifikan untuk menolong jiwa manusia serta riset-riset di bidang
Kesehatan. Teknologi Informasi digunakan untuk menganalisis organ tubuh manusia
bagian dalam yang sulit dilihat, untuk mendiagnosa penyakit, menemukan obat yang
tepat untuk mengobati penyakit, dan masih banyak lagi.
14
B. Saran
Dengan adanya perkembangan Iptek yang sangat baik, diharapkan khususnya
Tenaga Medis tidak lalai dalam pelaksanaan penjagaan para pasien walaupun sudah
banyak alat yang sangat mendukung dalam pengobatan.
Walaupun penulisan makalah ini banyak kekurangan, penulis harap semoga
sedikit Informasi yang ada di dalam penulisan makalah ini dapat diterapkan oleh
Tenaga Medis kepada kasus Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Mari bersama sama
mengurangi angka kematian Neonates
15
Daftar Pustaka
Departemen Kesehatan RI. 2009. Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dengan
Metode Kanguru, Jakarta : Perinasia
Sudarti dan Endang. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, bayi, dan anak balita,
Yogyakarta : Nuha Medika
Syafrudin. 2009. Sosial Budaya Dasar untuk Mahasiswa Kebidanan, Jakarta : Trans
Info Medika
16