Anda di halaman 1dari 11

EKONOMI KOPERASI

UKM/KOPERASI SEBAGAI UJUNG TOMBAK PERKONOMIAN


DI WILAYAH BOGOR

NAMA

: MUH JANUAR ARIFIN

NPM

: 15213682

KELAS

: 2EA33

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN


UNIVERSITAS GUNADARMA
2014
1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

BAB 1 : PENDAHULUAN ................................................................................................1


1. Latar Belakang ........................................................................................................1
2. Pengertian UKM......................................................................................................2
3. Kelebihan dan Kelemahan UKM ...........................................................................3

BAB 2 : PEMBAHASAN...................................................................................................5
1. Kondisi koperasi dan UKM di Bogor ....................................................................5
2. UKM/Koperasi Sebagai Ujung Tombak Perekonomian di Bogor .....................5

BAB 3 : PENUTUP ............................................................................................................7


1. Kesimpulan ..............................................................................................................7
2. Saran .........................................................................................................................7
3. Refrensi.....................................................................................................................8

KATA PENGANTAR
UKM atau Usaha kecil menengah merupakan salah satu ujung tombak perekonomian di
suatu Negara, terutama di Negara maju. Di Indonesia jumlah UKM setiap tahunnya mengalami
peningkatan, masyarakat mulai sadar bahwa lapangan pekerjaan di Indonesia belum maksimal
dan persingan yang sangat ketat sehingga masyarakat harus mandiri.
Bogor merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang mempunyai jumlah UKM cukup
banyak, seperti makanan, kerajinan tangan, tanaman hias, textile dan banyak lainnya. Ini di
karenakan Bogor di jadikan tempat wisata bagi daerah sekitarnya sehingga banyak pengunjung
yang datang setiap harinya dan masyarakat Bogor memanfaatkan peluang bisnis ini dengan
mendirikan berbagai macam UKM sebagai wadah dan manjadikan UKM sebagai salah satu
ujung tombak perekonomian di Bogor.
Melalui makalah ini penulis berharap masyarakat daerah lain yang mempunyai jumlah
UKM yang relatif masih rendah, dapat belajar dan mencontoh dari Bogor. Penulis juga berharap
melalui makalah ini kita dapat tahu kekuarangan dan kelebihan UKM dari daerah masing masing
agar daerah tersebut menjadi daerah yang mandiri dan maju.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata,saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita Amin.

Bekasi, November 2014

Muh Januar Arifin


ii

BAB 1 : PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten terluas di wilayah Provinsi Jawa Barat
dengan luas sekitar 3.440,72 km2 yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Cianjur dan
Kabupaten Karawang di sebelah timur, Propinsi DKI Jakarta, Kabupaten Bekasi, Kotamadya
Depok, dan Provinsi Banten (Kabupaten Tangerang) disebelah utara, sebelah selatan dengan
Kabupaten Sukabumi, serta sebelah barat dengan Provinsi Banten (Kabupaten Lebak).
Sedangkan Kotamadya Bogor berada ditengah-tengah Kabupaten Bogor. Dengan kombinasi luas
wilayah dan jumlah penduduk tadi, maka Kabupaten Bogor mempunyai potensi yang cukup
besar, terutama di bidang Industri dan Perdagangan.
Industri Kecil adalah salah satu potensi strategis yang mampu memanfaatkan sumber
daya alam dan sumber daya manusia sehingga pengembangan sektor ini perlu ditempuh melalui
pengembangan sentra industri. Kabupaten Bogor adalah salah satu bagian dari provinsi Jawa
Barat yang cukup kaya akan potensi sumber daya alam dan sumber daya Manusia terutama pada
sektor Industri Kecil dan kerajinan. Kelompok Industri Kecil mempunyai peranan strategis
dalam peningkatan pendapatan,penyerapan tenaga kerja, kesempatan berusaha serta membantu
mengatasi kemiskinan. Pembangunan industri juga telah mampu mendorong peningkatan laju
pertumbuhan ekonomi serta menjadi penggerak perkembangan pembangunan daerah.
Disamping itu juga menumbuhkembangkan dan memberdayakan ekonomi masyarakat
melalui sector UKM dan Koperasi. Oleh karena itu Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Bogor mempunyai tanggung jawab serta ruang lingkup pekerjaan yang sangat besar
berkaitan dengan sektor industri dan perdagangan ini.
Jumlah Koperasi Aktif pada Tahun 2011 adalah sebanyak 1026 Koperasi yang tersebar di
40 Kecamatan Kabupaten Bogor, dengan jumlah anggota koperasi sebanyak 215.071 orang .
Koperasi-koperasi ini mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 7.967 orang, Volume Usaha yang
dihasilkan dalam 1 tahun adalah sebesar Rp. 664.227.875.465 ,- dengan Sisa Hasil Usaha (SHU)
sebesar Rp. 29.678.819.032 .

2. Pengertian UKM (Usaha Kecil Menengah)

Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke
jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha yang berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden
RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala
kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu
dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

UKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia. Jumlah UKM hingga 2011 mencapai
sekitar 52 juta. UKM di Indonesia sangat penting bagi ekonomi karena menyumbang 60% dari
PDB dan menampung 97% tenaga kerja. Tetapi akses ke lembaga keuangan sangat terbatas baru
25% atau 13 juta pelaku UKM yang mendapat akses ke lembaga keuangan. Pemerintah
Indonesia, membina UKM melalui Dinas Koperasi dan UKM, di masing-masing Provinsi atau
Kabupaten/Kota

Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut :
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu Miliar Rupiah)
3. Milik Warga Negara Indonesia
4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak
dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha
Menengah atau Usaha Besar
5. Berbentuk usaha orang perorangan , badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan
usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

3. Kelebihan dan Kelemahan UKM

Beberapa keunggulan yang dimiliki oleh Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
dibandingkan dengan usaha besar (Partomo dan Rachman, 2002) antara lain:

a. Inovasi dalam teknologi yang dengan mudah terjadi dalam pengembangan produk.
b. Hubungan kemanusiaan yang akrab di dalam perusahaan kecil
c. Fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang berubah dengan
cepat dibandingkan dengan perusahaan berskala besar yang pada umumnya birokratis
d. Terdapat dinamisme manajerial dan peranan kewirausahaan.

Kelemahan yang dimiliki Usaha Kecil dan Menengah (UKM) (Tambunan, 2002) adalah:

a. Kesulitan pemasaran : Hasil dari studi lintas Negara yang dilakukan oleh James dan
Akarasanee (1988) di sejumlah Negara ASEAN menyimpulkan salah satu aspek yang terkait
dengan masalah pemasaran yang umum dihadapi oleh pengusaha UKM adalah tekanantekanan persaingan, baik dipasar domestik dari produk-produk yang serupa buatan
pengusaha-pengusaha besar dan impor, maupun dipasar ekspor.

b. Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) : Keterbatasan sumber daya manusia juga
merupakan salah satu kendala serius bagi UKM di Indonesia, terutama dalam aspek-aspek
kewirausahaan, manajemen, teknik produksi, pengembangan produk, control kualitas,
akuntansi, mesin-mesin, organisasi, pemprosesan data, teknik pemasaran, dan penelitian
pasar. Semua keahlian tersebut sangat diperlukan untuk mempertahankan atau memperbaiki
kualitas produk, meningkatkan efisiensi dan produktifitas dalam produksi, memperluas
pangsa pasar dan menembus pasar baru.

c. Keterbatasan financial : UKM di Indonesia menghadapi dua masalah utama dalam aspek
finansial antara lain: modal (baik modal awal maupun modal kerja) dan finansial jangka
panjang untuk investasi yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan output jangka panjang.

d. Masalah bahan baku : Keterbatasan bahan baku dan input-input lain juga sering menjadi
salah satu masalah serius bagi pertumbuhan output atau kelangsungan produksi bagi UKM di
Indonesia. Terutama selama masa krisis, banyak sentra-sentra Usaha Kecil dan Menengah
seperti sepatu dan produk-produk textile mengalami kesulitan mendapatkan bahan baku atau
input lain karena harganya dalam rupiah menjadi sangat mahal akibat depresiasi nilai tukar
terhadap dolar AS.

e. Keterbatasan teknologi : Berbeda dengan Negara-negara maju, UKM di Indonesia umumnya


masih menggunakan teknologi tradisonal dalam bentuk mesin-mesin tua atau alat-alat
produksi yang sifatnya manual. Keterbelakangan teknologi ini tidak hanya membuat
rendahnya jumlah produksi dan efisiensi di dalam proses produksi, tetapi juga rendahnya
kualitas produk yang dibuat serta kesanggupan bagi UKM di Indonesia untuk dapat bersaing
di pasar global.Keterbatasan teknologi disebabkan oleh banyak faktor seperti keterbatasan
modal investasi untuk membeli mesin-mesin baru, keterbatasan informasi mengenai
perkembangan teknologi, dan keterbatasan sumber daya manusia yang dapat mengoperasikan
mesin-mesin baru.

BAB 2 : PEMBAHASAN

1. Kondisi Koperasi dan UKM di Bogor


Kondisi Sektor Koperasi Jumlah Koperasi Aktif pada Tahun 2013 adalah sebanyak 1026
Koperasi yang tersebar di 40 Kecamatan Kabupaten Bogor, dengan jumlah anggota koperasi
sebanyak 215.071 orang . Koperasi-koperasi ini mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 7.967
orang, Volume Usaha yang dihasilkan dalam 1 tahun adalah sebesar Rp. 664.227.875.465 ,dengan Sisa Hasil Usaha (SHU) sebesar Rp. 29.678.819.032 ,- menurut kualifikasi permodalan
dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu Koperasi Modal Sendiri, dan Koperasi Modal Luar. Di
Kabupaten Bogor Koperasi Modal Sendiri memiliki modal sebesar Rp. 204.657.347.914 .- dan
Koperasi dengan Modal Luar sebesar Rp. 313.402.584.057,-

Kondisi Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Krisis ekonomi telah mengakibatkan
jumlah unit usaha menyusut secara drastis. Sampai dengan tahun 2013 terdapat 10.000 UKM
yang menjadi binaan Dinas Koperasi UKM Perindustreian dan Perdagangan Kabupaten Bogor.
Sedangkan sesuai dengan pendataan tahun 2013 terdapat 1.300 Unit Usaha UMKM, dengan
jumlah Karyawan sebanyak 22.260 Orang, dengan modal sendiri sebesar Rp. 2.213.469.410,dengan modal luar sebesar Rp. 5.337.980.500,- jumlah volume usaha UMKM pertahun sebesar
R p. 44.491.706.300 ,- sedangkan jumlah aset UMKM sebesar Rp. 53.300.644.000,- dan laba
pertahun UMKM di Kabupaten Bogor sebesar Rp. 10.896.182.00 ,-

2. UKM/Koperasi Sebagai Ujung Tombak Perekonomian di Bogor


Pemerintah Kota Bogor Nampak mulai menggeliat fokus dalam perhatianya terhadap
keberadaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) serta Industri Kecil dan Menengah (IKM),
terutama dengan hasil olahan pangan di Kota Bogor, hal ini di buktikan Walikota Bogor, Bima
Arya Sugiarto, dengan menjambangi Rumah Tempe Indonesia (RTI) yang berlokasi di Cilendek
Barat Kota Bogor dalam mendampingi Duta Besar Amerika, Robert Orris Blake Jr, yang
menyukai makanan dengan bahan dasar Kedelai yang beragam, seperti Kebab, Brownies, Pizza,
Burger, Steak, Ice Cream dan Lasagna yang semuanya di buat dengan bahan dasar Tempe.

Walikota Bogor, Bima Arya, menjelaskan bahwa RTI merupakan tempat yang layak
untuk di jadikan percontohan bagi pengusaha dan peneliti serta bagi pelaku Usaha dan Koperasi
di dalam membuat Varian makanan dari Tempe yang berkualitas. Kemudian pada kesempatan
lain di waktu terpisah, Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto, yang bertempat di rafitas Caf,
jalan Pandu Raya, Bogor Utara, telah meresmikan IKMS Corner (ICON) Kota Bogor, yang
merupakan tempat perkumpulan para pelaku usaha dalam Industri Kecil dan Menengah (IKM) di
Kota Bogor, lalu dalam penegasanya Bima Arya, menekankan bahwa Pemkot Bogor akan
mempermudah perizinan bagi para pelaku Usaha Kecil dan Menengah, untuk itu bila kedepanya
ada jajaran Pemkot Bogor atau dinas terkait yang mempersulit perijinanya, maka dirinya akan
menindak tegas, dengan itu dirinya berharap kepada masyarakat Kota Bogor, agar jangan hanya
diam menanti perubahan, melainkan harus Aktif dalam menjadi agen perubahan yang terus
produktif dengan berinovasi sebagai kunci perubahan.Pada bagian lain, Ketua penyelenggara
yakni Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bogor, Bambang
Budianto, mengatakan bahwa Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang masih eksis ada 700 dan
mempunyai peran penting dalam pembangunan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Kota Bogor.
Sementara secara terpisah, Wakil Walikota Bogor, Usmar Hariman, ketika di temui
gesitnews.com di ruang kerjanya mengutarakan, bahwa Pemkot Bogor akan sangat peduli
terhadap keberadaan pelaku UKM di Kota Bogor dengan memberikan bantuan permodalan yang
melalui pengajuan permohonan bantuan bagi kelompok usaha kepada Pemkot Bogor, untuk itu
dirinya akan mencanangkan beberapa program dan rancangan kegiatan bagi para pelaku UKM di
Kota Bogor, dengan pembinaan yang berkelanjutan, agar hal itu dapat lebih mudah bagi para
pelaku UKM dalam mengembangkan usahanya, maka dirinya berharap agar UKM di Kota
Bogor, mampu menjadi ujung tombak bagi perekonomian masyarakat di Kota Bogor.

BAB 3 : PENUTUP

1. Kesimpulan

Bogor merupakan salah satu kota tujuan parawisata untuk di kota kota sekitarnya seperti
Bekasi, Jakarta, Depok, Tanggerang dan lainnya, karena di Bogor memiliki banyak tujuan wisata
seperti untuk wisata kuliner, kerajinan tangan, wisata alam dan banyak lainnya. Dengan
banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Bogor, UKM menjadi salah satu wadah utnuk
masyarakat mendapatkan penghasilan. Dan dukungan dari pemerintah kota Bogor dengan
dengan memberikan bantuan permodalan yang melalui pengajuan permohonan bantuan bagi
kelompok usaha kepada Pemkot Bogor, untuk itu dirinya akan mencanangkan beberapa program
dan rancangan kegiatan bagi para pelaku UKM di Kota Bogor, dengan pembinaan yang
berkelanjutan, agar hal itu dapat lebih mudah bagi para pelaku UKM dalam mengembangkan
usahanya, maka dirinya berharap agar UKM di Kota Bogor, mampu menjadi ujung tombak bagi
perekonomian masyarakat di Kota Bogor.

2. Saran

Di tahun 2015 nanti persaingan usaha kecil menengah akan semakin ketat, dengan
adanya masyarakat ekonomi asean (pasar bebas asean), jika para pelaku industry tidak dapat
menjada produk dan kualitas mereka, bukan tidak mungkin pasar usaha mereka akan di rebut
oleh pengusaha asing baik secara langsung ataupun tidak langsung. Peranan pemerintah juga
sangan penting dengan memberikan modal usaha, dan pelatihan agar usaha kecil menengah yang
sudah ada dapat bertahan dan berkembang di persaingan globalisasi mendatang.

3. Refrensi

http://ppid.bogorkab.go.id/?site=10

http://id.wikipedia.org/wiki/Usaha_Kecil_dan_Menengah

http://tariles41.blogspot.com/2010/04/keunggulan-dan-kelemahan-usaha-kecil.html

http://www.gesitnews.com/halkomentar-516-jadikan-ukm-sebagai-ujung-tombak14.html

http://kadinkotabogor.or.id/index.php/listumkm/10/4

Anda mungkin juga menyukai