LANDASAN TEORI
2.1
mengenai marketing mix sama termasuk dalam memberikan produk dan jasa,
pemberian harga, distribusi dan promosinya.
Dalam setiap segmen terdapat pembeli-pembeli yang mempunyai:
b. Split loyals
Konsumen yang loyal terhadap dua atau tiga merek produk.
c. Shifting loyals
Konsumen yang akan pindah dari suatu merek produk ke merek
produk lain yang lebih baik.
d. Switchers
Konsumen yang tidak pernah setia terhadap suatu merek produk
apapun.
Diantara segmen pasar yang ada, terdapat segmen yang menarik (attractive
segment), yaitu segmen pasar yang belum terlayani. Disamping memperhatikan
segmen yang menarik tersebut, terdapat juga lima faktor yang dipertimbangkan untuk
menunjang usaha segmentasi secara efektif. Kelima faktor tersebut adalah:
Measurability
Tingkat informasi yang ada mengenai sifat-sifat pembeli, sejauh mana sifatsifat tersebut dapat diukur.
Accessibility
Tingkat
dimana
perusahaan
itu
secara
efektif
memusatkan
usaha
Substansiality
Suatu tingkat dimana segmen itu adalah luas dan cukup menguntungkan untuk
melakukan kegiatan pemasaran diri.
10
Differentiable
Suatu segmen dimana mempunyai pemahaman yang berbeda mengenai suatu
konsep dan respon yang terdapat pada elemen-eleman kegiatan marketing.
Actionable
Dengan melakukan program pemasaran yang efektif yang dikemas secara
baik sehingga dapat menarik perhatian para segmennya.
Selain itu, apabila suatu perusahaan ingin tetap mempertahankan hubungan
jangka panjang dengan para konsumennya, maka ada 4 (empat) tipe dari
konsumen yang harus diperhatikan terhadap keloyalitasannya terhadap suatu
produk:
1. No Loyalty
Konsumen yang sedikit memiliki rasa kepemilikannya terhadap produk
dan tidak senang untuk membeli kembali suatu produk yang sama.
2. Inertia Loyalty
Konsumen yang sedikit agak dalam rasa kepemilikannya terhadap produk
tetapi dalam pembelian kembali suatu produk biasanya tergantung dari
kebiasaannya saja.
3. Latent Loyalty
Konsumen yang kuat dalam rasa kepemilikannya terhadap suatu produk
tetapi dalam pembelian kembali suatu produk sangat jarang.
11
4. Premium Loyalty
Konsumen yang sangat kuat dalam rasa kepemilikannya terhadap suatu
produk dan akan sering dalam melakukan pembelian kembali produknya.
2.1.2
bahwa barang dan jasa adalah kebutuhan pasar. Lebih mendefinisikan umur, jenis
kelamin, geografi, sosial-ekonomi, dan demografi.
Proses dari Target Pasar, yaitu:
1. Menentukan karakteristik segmen dari target sebuah pasar. Kemudian
membagi pasar berdasarkan karakteristik tersebut.
2. Melihat kembali apakah segmen pasar sudah cukup dalam mendukung produk
dari suatu organisasi.
3. Pilihlah target yang tepat dimana perusahaan dapat mengembangkan strategi
pemasarannya terhadap target yang telah ditentukan tersebut.
Setelah melakukan segmentasi pasar dan memisahkan konsumen dalam
kelompok yang lebih kecil, maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh
produsen adalah mengevaluasi setiap segmen pasar yang telah terbentuk dan memilih
salah satu atau lebih segmen pasar yang hendak dimasuki.
Mengevaluasi segmen pasar:
1. Segment Size and Growth
Apakah pasar sudah menemukan karakteristik dari ukuran dan pertumbuhan
pasar yang baik.
12
13
2.1.3
marketer untuk membentuk image atau identitas untuk suatu produk, barang ataupun
organisasi dibenak target marketnya.
Positioning adalah kegiatan menciptakan image untuk memperoleh tempat
khusus di pikiran target marketnya. Tujuannya adalah untuk memperoleh tempat
yang spesial bagi sebuah merek di pikiran konsumennya guna memperoleh
keuntungan yang maksimal. (Kotler and Keller, 2006, p.288).
Positioning dari sebuah merek harus dijaga dan dipelihara dengan baik.
Contoh : Pada kasus rokok Malboro, pada saat Malboro menurunkan harga jualnya,
penjualan tiba-tiba saja turun , hal itu dipicu oleh kesan yang ditimbulkan bahwa
Marlboro telah menjadi produk yang generik. Jam tangan seperti Rolex,
memposisikan dirinya sebagai jam tangan mewah, demikian sehingga Rolex menjadi
salah satu barang mewah dan menjadi simbol dari kesuksesan hidup. Jika saja Rolex
menurunkan harganya, maka hal tersebut bisa menurunkan citra Rolex dan mungkin
saja membuat Rolex bisa kehilangan konsumennya saat ini.
Masih menurut Kotler dan Keller (2006) ada beberapa stategi diferensiasi
yang bisa dilakukan oleh produsen, yaitu :
1. Product Differentiation
Bisa didapatkan melalui perbedaan yang diberikan pada suatu produk yang
mampu menempatkannya berbeda dengan para pesaingnya, baik dalam segi
bentuk, features, performa, durability, reliability, desain kemasan dan lainlain.
14
2. Personnel Differentiation
Bisa didapatkan melalui karyawan-karyawati perusahaan yang terlatih dengan
baik.
3. Channel Differentiation
Bisa diperoleh melalui jangkauan jalur distribusi yang luas, keahlian dalam
mengendalikan pasokan produk juga performance dari pendistribusian
produknya.
4. Image Differentiation
Bisa diperoleh dengan membangun products character dan value proposition
dari suatu merek, sehingga memperoleh public perceive value yang tinggi.
Dengan melakukan segmentasi dan menentukan target pasar dengan baik,
maka produsen akan mendapat pengertian yang menyeluruh tentang kebutuhan, sikap
dan perilaku sang konsumen. Bila sudah mengerti apa yang diinginkan oleh
konsumen maka produsen dapat menyelaraskannya dengan kemampuannya sendiri
dan menetapkan posisi produknya di pasar.
Menurut Cheverton (2004), Ada 5 kesalahan dalam menentukan posisi di
pasar, yaitu :
1. Positioning yang terlalu rendah
Jika tidak memiliki sesuatu yang khusus, maka akan sulit untuk mengambil
tempat di dalam pikiran konsumen, tidak memberikan alasan untuk membeli,
bahkan peduli.
2. Positioning yang terlalu tinggi
Bersikap terlalu positif
15
2.2
Perceptual Map
Perceptual map menggambarkan posisi dari sebuah produk, line produk,
merek atau perusahaan yang berhubungan dengan para pesaingnya. Dapat juga
menggambarkan beberapa ukuran, tetapi yang paling umum hanya dua ukuran.
Apabila lebih biasanya akan sukar untuk dapat menjelaskan gambar tersebut.
Definisi dari perceptual map yaitu :
A representation of how consumers perceive comparative products along
certain dimensions or attributes derived from the technique of non-metric
MULTIDIMENSIONAL SCALING .(Westburn Publishers Ltd)
Perceptual map adalah sebuah teknik visualisasi yang mengindikasikan
bagaimana konsumen merasakan persaingan merek di dalam kondisi dari bermacammacam kriteria. (Tom Duncan, 2005, p.77)
Perpetual Map adalah sebuah teknik grafik dimana digunakan oleh para
marketer yang bertujuan untuk memberikan tampilan gambaran persepsi konsumen
atau potensial konsumen. Biasanya memposisikan dari produk, ragam produk, merek,
16
atau perusahaan yang ditampilkan berhubungan dari pesaing mereka. Perceptual map
dapat tampil dengan banyak dimensi tetapi yang paling umum adalah dua dimensi.
Sebuah perusahaan yang akan memperkenalkan produk baru akan mencari area dari
perpetual map yang kosong/bebas dari pesaing, atau akan mencari area dimana tidak
ada pesaing utamanya. Beberapa perpetual map digunakan pada berbeda ukuran
sirkulasi untuk mengindikasikan volume penjualan atau market share dari bermacammacam produk pesaing.
Perceptual map membantu dalam mengindentifikasi kekuatan dan kelemahan
dari para pesaing dan langkah apa selanjutnya yang diperlukan dalam menentukan
posisi yang harus dikembangkan. Contoh bentuk perceptual map adalah seperti
gambar berikut (Tom Duncan, 2005, p.78)
17
2.
3.