Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

Pada saat stase di Poliklinik Mata RSUD DR. Moewardi, dokter muda Cyntia mendapatkan
2 pasien dengan keluhan yang sama yaitu penurunan visus.
Pasien pertama, seorang perempuan usia 45 tahun dengan keluhan penglihatan kabur
sejak 1 bulan yang lalu meskipun sudah memakai kacamata. Pasien tidak mengeluhkan
mata merah. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan kondisi : VOD 4/6, VOS 6/15
mata tenan, dilakukan uji pinhole visus membaik. Setelah dilakukan koreksi OD dengan S
-4.25D visus mencapai 6/6, koreksi OS dengan S -0,75 D C -0.50 D axis 90 derajat visus
mencapai 6/6. Untuk membaca dekat dikoreksi dengan S +1.50 D. Dengan koreksi
tersebut pasien merasa nyaman. Kemudian Cyntia menuliskan resep kacamata. Setelah
disetujui oleh staf resep diberikan kepada pasien dan pasien diperbolehkan pulang.
Pasien kedua, seorang laik-laki usia 40 tahun dengan kondisi mata kanan : visus 6/6 E,
mata tenang. Adapun kondisi mata kiri : visus 1/300, mata tenang, tetapi sering merasa
nyeri pada bola mata. Mata kiri setelah dilakukan koreksi tidak mengalami kemajuan.
Kemudian staf meminta untuk dilakukan pemeriksaan ; persepsi warna, proyekasi sinar,
tonometri Schiotz, konfrontasi dan refleks fundus.

BAB II
DISKUSI DAN PEMBAHASAN
A. Jump 1 : Klarifikasi istilah dan konsep
Berikut adalah istilah penting yang dibahas
1. Visus
Ketajaman penglihatan, kemampuan seseorang untuk dapat menerjemahkan objek
kecil. (Momik)
2. Tonometri Schiotz
Pengukuran tegangan

atau

tekanan

terutama

tekanan

intraokular

denngan

menggunakan alat yang mencatat tekanan intraokular dengan penempelan langsung


pada kornea, pembacaan skalanya diterjemahkan ke dalam milimeter air raksa dengan
3.
4.
5.
6.

menggunakan tabel konversi. (Dorland)


VOD
: Visus Oculi Dextra
VOS
: Visus Oculi Sinistra
Koreksi OD dan OS : Koreksi Oculi dextra et sinistra
Pemeriksaan persepsi warna
Pemeriksaan yang bertujuan menilai fungsi retina sentral, interpretasi baik jika pasien

dapat menyebutkan warna merah dan hijau secara benar. (Hanu)


7. Uji Pinhole
Pemeriksaan dengan cara uji lubang kecil yang bertujuan memeriksa berkurangnya
visus karena kerusakan organik atau gangguan refraksi. (Risnu)
8. Pemeriksaan Reflex Fundus
Pemeriksaan dengan menggunakan oftalmoskop langsung yang bertujuan menilai dan
melihat pembuluh darah pada retina. (Ivo)
9. Proyeksi sinar
Pemeriksaan untuk melihat keadaan retina perifer dengan menggunakan uji cahaya
(Putri)
10. Mata Tenang
Mata tanpa infeksi atau gangguan. (Rinda)
11. Uji Konfrontasi
Pemeriksaan yang bertujuan memeriksa lapang pandang pasien dengan cara
membandingkan dengan lapang pandang pemeriksa yang normal. (Rinda)
12. Mata merah
Pelebaran pembuluh darah konjungtiva atau episklera, yang dapat terjadi karena
perdarahan antara konjungtiva dan sklera. Hal ini dapat terjadi pada konjungtivitis
atau peradangan mata lainnya. (Iga)
B. Jump 2 : Menetapkan dan mendefinisikan masalah

Berikut adalah masalah yang ditetapkan dari skenario


1. Adakah hubungan usia dan jenis kelamin dengan penurunan visus ?
2. Mengapa pasien mengeluhkan penglihatan kabur tetapi mata tidak merah sejak
sebulan lalu walau sudah memakai kacamata ?
3. Bagaimana cara pemeriksaan visus? dan Apa interpretasi pemeriksaan : VOD 4/60
dan VOS 6/15 mata tenang dan apakah hubungannya dengan keluhan pasien pertama?
4. Bagaimana cara melakukan uji pinhole dan mengapa setelah dilakukan uji pinhole
visus pasien pertama membaik ?
5. Apa interpretasi koreksi yang dilakukan oleh dr. Cintya ? Apa dasar koreksinya ?
Bagaimana cara menuliskan resep kacamata ?
6. Apakah interpretasi dari visus 6/6 mata tenang dan visus 1/300 pada mata kiri pasien
kedua ?
7. Mengapa pasien kedua sering mengeluhkan nyeri pada bola mata ?
8. Apakah ada hubungan antara visus 6/6 (Normal) dengan nyeri bola mata yang
dirasakan pasien kedua ?
9. Mengapa visus kedua pasien menurun padahal kondisinya mata tenang ?
10. Apakah tatalaksana kedua pasien sama ? Jika tidak bagaimana penatalaksanaan
masing-masing pasien ?
11. Mengapa pasien pertama diperbolehkan pulang sedangkan pasien kedua diharuskan
menetap dan menjalani serangkaian pemeriksaan penunjang ?
12. Apa indikasi dikoreksinya mata kiri pasien ? bagaimana cara mengoreksinya ? dan
mengapa tidak mengalami kemajuan setelah dikoreksi ?
13. Apa indikasi, kontraindikasi, serta tujuan dan fungsi dari beberapa pemerikasaan ini ?
bagaimana cara pemeriksaannya ? bagaimana interpretasi hasilnya ?
a. Persepsi warna
b. Proyeksi sinar
c. Tonometri schiotz
d. Konfrontasi dan refleks fundus.
C. Jump 3 : Analisis masalah
1. Bagaimanakah anatomi dari organ penglihatan ?
2. Bagaimanakah fisiologi normal penglihatan yang mencangkup berbagai proses
berikut :
a. Mekanisme penjalaran cahaya
b. Mekanisme refraksi
c. Mekanisme akomodasi
d. Mekanisme fotoreseptor
e. Mekanisme penglihatan warna
3. Bagaimanakah proses regenerasi mata ?
4. Adakah hubungan usia dan jenis kelamin dengan penurunan visus yang dialami kedua
pasien ?
5. Apakah penyebab penglihatan mata kabur dan mata merah ?
6. Apakah penyebab bola mata nyeri ?
7. Apakah penyebab visus turun ?

8. Apakah faktor risiko dari kasus pada skenario tersebut ?


9. Bagaimanakah mekanisme pemeriksaan dan interpretasi dari beberapa pemeriksaan
yang dianjurkan Dr. Cyntia berikut :
a. Pemeriksaan visus (uji snellen)
b. Pemeriksaan Uji pinhole
c. Pemeriksaan Persepsi warna
d. Pemeriksaan Proyeksi sinar
e. Pemeriksaan Tonometri Schiotz
f. Pemeriksaan Uji konfrontasi
g. Pemeriksaan refleks fundus
10. Bagaimanakah pengklasifikasian kelainan pada mata sebagai diagnosis banding dari
kasus pada skenario ?
11. Bagaimanakah mekanisme tatalaksana kedua pasien ?
D. Jump 4 : Menginventarisasi secara sistematik berbagai penjelasan yang didapatkan
pada langkah 3
1. Bagaimana anatomi organ penglihatan?

Anda mungkin juga menyukai