TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Catu Daya
Secara umum istilah catu daya biasanya berarti suatu sistem penyearah filter
(Vnl Vfl )
2
Agar tegangan keluaran catu daya lebih stabil, dapat digunakan suatu
komponen IC yang disebut dengan IC regulator, misalnya LM 78XX. Hal ini
memungkinkan keluaran DC catu daya dapat dibentuk sesuai kebutuhan. Gambar
2.2 menunjukan rangkaian catu daya menggunakan Regulator IC LM 7812 dan IC
LM 7805.
Ns
.Vp
Np
Keterangan :
Vs
: Tegangan Sekuder
Vp
: Tegangan Primer
Ns
Np
Jika filter kapasitor bekerja pada penyearah gelombang penuh, maka bentuk
gelombang V0 dapat didekati sebagai berikut :
VS
0.707
Vrip =
Ket :
I = Arus beban DC
f = Frekuensi
Vrip
2
Idc =
10
11
2.2
Keypad
12
mikrokontroller
dapat
melakukan
scan
keypad,
maka
port
mengeluarkan salah satu bit dari 4 bit yang terhubung pada kolom dengan logika
low 0 dan selanjutnya membaca 4 bit pada baris untuk menguji jika ada tombol
yang ditekan pada kolom tersebut. Sebagai konsekuensi, selama tidak ada tombol
yang ditekan, maka mikrokontroller akan melihat sebagai logika high 1 pada
setiap pin yang terhubung ke baris.
Seperti terlihat dalam gambar di atas, apabila saklar 1 ditekan, maka baris 1
dan kolom 1 akan terhubung ke common. Apabila saklar 2 ditekan, maka baris 1
dan kolom 2 akan terhubung ke common dan seterusnya.
13
Ketika keypad dalam keadaan tidak ditekan maka baris (row) R1, R2, R3,
R4, dan kolom (collum) C1,C2,C3,C4 yang terkombinasi denganmikrokontroller
ber logika satu 1. Dan apabila salah satu tombol ditekan akan terjadi hubungan
singkat yang menyebabkan saturasi. Seperti contoh, ketika tombol satu ditekan,
maka hubungan baris (row) 1 akan terhubung singkat dengan kolum 1 dan 4.
Sedangkan saat tombol ditekan, maka baris dan kolom akan terhubung ke
ground sehingga kondisi pada baris dan kolom tersebut akan menjadi low.
Apabila tombol 1 ditekan, maka baris 1 dan kolom 1 akan terhubung ke ground
sehingga kondisi baris dan kolom tersebut akan berubah menjadi low, Karena
14
C1
C2
C3
R1
R2
R3
R4
P1.6
P1.5
P1.4
P1.3
P1.2
P1.1
P1.0
HEX
Tombol
P1.7
B7
D7
E7
BB
DB
EB
BD
DD
ED
DE
BE
EE
KETERANGAN :
P1.7 : Pin Mikrokontroler yang tidak terhubung ke Keypad Matriks sehingga
pada Mikrokontroller tetap Berlogika 1.
15
TOMBOL 1 ditekan :
P1.7
C1
P1.6
C2
P1.5
C3
P1.4
R1
P1.3
R2
P1.2
R3
P1.1
R4
P1.0
TOMBOL 2 ditekan :
P1.7
C1
P1.6
C2
P1.5
C3
P1.4
R1
P1.3
R2
P1.2
R3
P1.1
R4
P1.0
TOMBOL 3 ditekan :
P1.7
C1
P1.6
C2
P1.5
C3
P1.4
R1
P1.3
R2
P1.2
R3
P1.1
R4
P1.0
16
TOMBOL 4 ditekan :
P1.7
C1
P1.6
C2
P1.5
C3
P1.4
R1
P1.3
R2
P1.2
R3
P1.1
R4
P1.0
TOMBOL 5 ditekan :
P1.7
C1
P1.6
C2
P1.5
C3
P1.4
R1
P1.3
R2
P1.2
R3
P1.1
R4
P1.0
TOMBOL 6 ditekan :
P1.7
C1
P1.6
C2
P1.5
C3
P1.4
R1
P1.3
R2
P1.2
R3
P1.1
R4
P1.0
17
TOMBOL 7 ditekan :
P1.7
C1
P1.6
C2
P1.5
C3
P1.4
R1
P1.3
R2
P1.2
R3
P1.1
R4
P1.0
TOMBOL 8 ditekan :
P1.7
C1
P1.6
C2
P1.5
C3
P1.4
R1
P1.3
R2
P1.2
R3
P1.1
R4
P1.0
TOMBOL 9 ditekan :
P1.7
C1
P1.6
C2
P1.5
C3
P1.4
R1
P1.3
R2
P1.2
R3
P1.1
R4
P1.0
18
TOMBOL 0 ditekan :
P1.7
C1
P1.6
C2
P1.5
C3
P1.4
R1
P1.3
R2
P1.2
R3
P1.1
R4
P1.0
C1
P1.6
C2
P1.5
C3
P1.4
R1
P1.3
R2
P1.2
R3
P1.1
R4
P1.0
C1
P1.6
C2
P1.5
C3
P1.4
R1
P1.3
R2
P1.2
R3
P1.1
R4
P1.0
19
semua pin keypad kecuali common yang terhubung ke ground atau FFh pada port
mikrokontroler. Untuk itu program akan mendeteksi dengan tidak adanya kondisi
FFh pada port sebagai detector adanya penekanan tombol. Setelah ditemukan
adanya penekanan tombol, maka dilakukan pencarian tombol apa yang ditekan
berdasarkan angkaangka yang tercantum pada tabel 2.1. Jika tidak ditemukan
salah satu kombinasi maka berarti ada lebih dari satu tombol yang ditekan, atau
ada gangguan lain yang menyebabkan data tidak valid. Untuk itu ulangi lagi
menunggu tombol ditekan.
2.3
Mikrokontroler
Semua jenis perangkat elekronik, mulai dari telepon genggam, oven
microwave, mesin cuci piring otomatis hingga kamera digital memiliki sebuah
mikrokontroler
yang
berperan
sebagai
jantung
dari
kesistemannya.
20
Pada gambar2.9 terlihat bahwa terdapat 4 port untuk input/output data serta
tersedia pula Akumulator, Register, RAM, Stack Pointer, Arithmetic Logic Unit
(ALU), Latch dan rangkaian osilasi yang membuat AT89S52 dapat beroperasi
hanya dalam satu keping IC.(Budiharto, 200520-23)
21
22
merupakan port input output dua arah yang dilengkapi dengan pull-up internal
yang mampu untuk memberikan/menyerap arus dari empat input TTL sebesar 1,6
mA. (ISP). (Budiharto, 200523)
Pin 9
Merupakan input reset yang berfungsi untuk membuat mikrokontroler
memulai pembacaan program dari alamat awal. Fungsi reset akan aktif bila
mikrokontroler menerima input dengan logika 1 pada pin 9. (Budiharto, 200523)
port input-output dua arah dengan internal pull-up yang memiliki fungsi
pengganti. Ketika logika 1 diberikan kepada port 3, maka pull-up internal akan
23
membuat port pada kondisi high dan port 3 dapat digunakan sebagai saluran input.
(Budiharto, 200523)
diperlukan pada chip, kecuali rangkaian kristal yang mengendalikan frekuensi dari
ocsillator. Untuk mengunakannya, maka resonator kristal atau keramik
dihubungkan diantara kaki-kaki XTAL1 (Pin18) dan XTAL2 (Pin 19) dari
mikrokontroler AT89S52 seperti yang diperlihatkan pada gambar 2.11.
Pin 20
Merupakan pin ground yang dihubungkan dengan ground dari sumber
Pin 21 sampai 28
Pin 21 sampai dengan pin 28 merupakan port 2 yang merupakan port input
output dua arah yang telah dilengkapi dengan internal pull-up. (Budiharto,
2005:25).
24
Pin 30
Pin 30 adalah pin Address Latch Enable (ALE/EMBED Equation.DSMT4)
yang berfungsi sebagai penahan alamat memori eksternal. Selain itu pin ini juga
dapat berfungsi sebagai sinyal input program selama proses pemrograman. Pin
ALE dapat di non-aktifkan dengan menset bit dari SFR pada lokasi alamat 8EH.
(Budiharto, 2005:26).
Pin 31
Pin 31 adalah pin EMBED Equation.DSMT4/Vpp yang merupakan External
Pin 32 Sampai 39
Pin 32 sampai dengan pin 3adalah port yang merupakan port input output
dengan tipe open drain bidirectional. Sebagai port output, masing-masing kaki
dapat menyerap arus (sink) hingga delapan input TTL (arus sekitar 3,8 mA).
Sedangkan pada saat port diberi logika 1, maka pin-pin pada port dapat digunakan
sebagai input berimpedansi tinggi. (Budiharto, 200526)
Pin 40
Merupakan pin Vcc untuk menerima tegangan sumber (+) yang dibutuhkan
25
2.4
26
27
(http://www.datasheetarchive.com/pdf/getfile.php?dir=Datasheets-6&file=DSA-112719.pdf)
Pin
1
2
3
Simbol
Vss
Vdd / Vcc
Vee / V0
Kemungkinan
-
RS
0/1
R/W
0/1
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
E
DB0
DB1
DB2
DB3
DB4
DB5
DB6
DB7
VB+
VB-
0/1
0/1
0/1
0/1
0/1
0/1
0/1
0/1
-
Fungsi
Power Supply (GND)
Power Supply (+5V)
Contrast Input
0 = Instruction Input
1 = Data Input
0 = Write to LCD module
1 = Read from LCD module
Enable Signal
Data Pin 0
Data Pin 1
Data Pin 2
Data Pin 3
Data Pin 4
Data Pin 5
Data Pin 6
Data Pin 7
Back Light (+5V)
Back Light (GND)
28
29
Mode 4-bit
Seluruh pengiriman data ke LCD melalui saluran data DB4 DB7. Kombinasi
sinyal RS, RW dan E sangat menentukan dalam proses pengiriman data ke LCD.
Kombinasi sinyal tersebut adalah
1.
Kondisi Tegangan
ViH
ViL
VoH
VoL
Pada
LCD
Parameter
Tegangan Input
Tinggi
Tegangan Input
Rendah
Tegangan Output
Tinggi
Tegangan Output
Rendah
terdapat
CGROM
V Min
V Max
Logika
2.2 V
5V
0.3 V
0.6 V
2.4 V
5V
0V
0.4 V
yang
merupakan
memori
untuk
30
2.5
31
32
hampir mendekati nol. Garis yang ditarik dari titik A ke titik B ini yang
dinamakan garis beban.
Berikut perumusan dari transistor
hfe = Ic / Ib
2.6
Buzzer
Buzzer merupakan speaker atau device yang digunakan untuk mengeluarkan
suara atau bunyi. Bunyi yang dihasilkan ini hanya satu nada. Buzzer kebanyakan
digunakan sebagai indikator terhadap sesuatu, yang biasanya banyak digunakan
pada sensor keamanan, ataupun pada jam alarm.
Buzzer terdapat banyak jenis, dari yang kecil hingga yang besar, semakin
besar buzzer yang dipergunakan, maka tentunya penggunaan tegangan dan
arusnya juga lebih besar.Berikut ini adalah gambar dari buzzer, dimana buzzer
hanya memiliki dua kaki yaitu kaki positif dan kaki negatif.