Anda di halaman 1dari 28

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Catu Daya
Secara umum istilah catu daya biasanya berarti suatu sistem penyearah filter

(rectifier), dimana rangkaian ini mengubah tegangan AC yang berasal dari


tegangan sumber PLN menjadi tegangan DC yang murni. Komponen dasar yang
digunakan pada rangkaian catu daya adalah transformator, penyearah, resistor,
dan kapasitor. Transformator (trafo) digunakan untuk mentransformasikan
tegangan AC dari 22volt menjadi lebih kecil sehinga bisa dikelola oleh rangkaian
regulator linear. Penyearah yang terdiri dari dioda-dioda mengubah tegangan
bolak-balik menjadi tegangan searah, tetapi tegangan hasil penyearah kurang
konstan, artinya masih mengalami perubahan periodik yang besar. Sebab itu
diperlukan kapasitor sehingga tegangan tersebut cukup rata untuk diregulasi oleh
rangkaian regulasi yang bisa menghasilkan tegangan DC yang baik dan konstan.
Catu daya merupakan suatu rangkaian yang paling penting bagi sistem
elektronika. Ada dua sumber catu daya yaitu sumber AC dan sumber DC. Sumber
AC yaitu sumber tegangan bolak-balik, sedangkan sumber tegangan DC
merupakan sumber tegangan searah.

Bila dilihat dengan osiloskop seperti gambar 2.1 berikut ini.

Gambar 2.1 (a) Sinyal Tegangan AC dan (b) Sinyal Tegangan DC


Bila diamati, sumber AC tegangan berayun sewaktu-waktu pada kutub
positif dan sewaktu-waktu pada kutub negatif, sedangkan sumber DC selalu pada
satu kutub saja, positif saja atau negatif saja. Dari sumber AC dapat disearahkan
menjadi sumber DC dengan menggunakan rangkaian penyearah yang dibentuk
dari dioda.
Jika suatu catu daya bekerja dengan beban maka akan terdapat keluaran
tertentu dan jika beban tersebut dilepas tegangan keluar akan naik, persentase
kenaikan tegangan dianggap sebagai regulasi dari catu daya tersebut. Regulasi
adalah perbandingan perbedaan tegangan terdapat tegangan beban penuhnya.
Besarnya persentase dari regulasi tegangan dapat dirinci dengan persaman :
% regulasi =

(Vnl Vfl )
2

x100% , dimana : Vnl : tegangan tetap beban


Vfl : tegangan beban penuh

Agar tegangan keluaran catu daya lebih stabil, dapat digunakan suatu
komponen IC yang disebut dengan IC regulator, misalnya LM 78XX. Hal ini
memungkinkan keluaran DC catu daya dapat dibentuk sesuai kebutuhan. Gambar
2.2 menunjukan rangkaian catu daya menggunakan Regulator IC LM 7812 dan IC
LM 7805.

Gambar 2.2 Rangkaian Catu Daya

Untuk menghitung Vsekunder maka :


Vs

Ns
.Vp
Np

Keterangan :
Vs

: Tegangan Sekuder

Vp

: Tegangan Primer

Ns

: Banyak Lilitan Sekunder

Np

: Banyak Lilitan Primer

Jika filter kapasitor bekerja pada penyearah gelombang penuh, maka bentuk
gelombang V0 dapat didekati sebagai berikut :

Gambar 2.3 Bentuk Gelombang dengan Filter Kapasitor


Berdasarkan gambar 2.2 dan 2.3 dapat diturunkan rumus sebagai berikut

Puncak Tegangan Sekunder :


V2(puncak) =

VS
0.707

Mentaksir tegangan beban dc-nya :


Vdc = V2(puncak)

Tegangan riak puncak ke puncaknya :

Vrip =
Ket :

I = Arus beban DC

C = Beban filter Kapasitor

f = Frekuensi

Memperhalus tegangan beban dc yang ditaksir :


Vdc = V2(puncak) -

Vrip
2

Maka arus yang dihasilkan setelah melewati IC regulator adalah


Vdc
RL

Idc =

Dalam rangkaian catu daya ini dipasang 2 IC regulator dimana berfungsi


untuk menghasilkan keluaran tegangan yang diperlukan. IC regulator dipasang
untuk mendapatkan tegangan keluaran catu daya tetap, meskipun diberikan beban.
IC regulator memiliki 3 terminal, yaitu Vin, Vout dan ground (GND). Dalam IC
LM 78XX ini terdapat rangkaian regulasi yang berfungsi mengatur tegangan,
sehingga riak hilang dan tegangan keluaran tidak lagi tergantung pada arus yang
mengalir. Selain rangkaian regulasi tegangan juga sudah terdapat rangkaian
pengaman yang melindungi IC ini dari arus atau daya yang terlalu tinggi, terdapat
pembatas arus yang mengurangi tegangan keluaran kalau batas arus terlampaui.
Besar dari batas arus ini tergantung dari tegangan pada IC sehingga arus maksimal
lebih kecil kalau selisih tegangan antara Vin dan Vout lebih besar. Komponen ini
memiliki arus beban mulai dari 10mA hingga dari 3 A. Tersedia dalam kemasan
plastik atau logam dengan harga yang murah dan mudah digunakan. (Albert Paul
Malvino, ph.D 1986 halaman 54).

10

Gambar 2.4 Susunan kaki IC regulator 78xxM

Rangkaian penyearah sudah cukup bagus jika tegangan ripple-nya kecil,


namun ada masalah stabilitas. Jika tegangan PLN naik/turun, maka tegangan
outputnya juga akan naik/turun. Seperti rangkaian penyearah di atas, jika arus
semakin besar ternyata tegangan dc keluarnya juga ikut turun. Untuk beberapa
aplikasi perubahan tegangan ini cukup mengganggu, sehingga diperlukan
komponen aktif yang dapat meregulasi tegangan keluaran ini menjadi stabil.
Regulator Voltage berfungsi sebagai filter tegangan agar sesuai dengan
keinginan. Oleh karena itu biasanya dalam rangkaian power supply maka IC
Regulator tegangan ini selalu dipakai untuk stabilnya outputan tegangan.

11

2.2

Keypad

Gambar 2.5 Keypad 4x3


Keypad adalah saklar-saklar push button yang disusun secara matriks.
Saklar-saklar push button yang menyusun keypad yang digunakan kali ini
mempunyai 3 kaki dan 2 kondisi. Kondisi pertama yaitu saatsaklar tidak ditekan,
maka antara kaki 1, 2 dan 3 saling lepas, sebagaimana terlihat pada gambar 2.5
(a). Sedangkan kondisi kedua adalah saat saklar ditekan, maka kaki 1, 2 dan 3
akan saling tersambung sebagaimana terlihat pada gambar 2.5 (b).

(a) Keadaan saat saklar tidak ditekan

(b) Keadaan saat saklar ditekan

Gambar 2.6 Saklar Push Button 3 Kaki

12

2.2.1 Rangkaian Keypad Matrik 4 x 3


Ketika saklar-saklar push button itu hendak disusun menjadi matriks
keypad, maka satu kaki akan menjadi indeks kolom, satu kaki menjadi indeks
baris dan satu kaki menjadi common.
Agar

mikrokontroller

dapat

melakukan

scan

keypad,

maka

port

mengeluarkan salah satu bit dari 4 bit yang terhubung pada kolom dengan logika
low 0 dan selanjutnya membaca 4 bit pada baris untuk menguji jika ada tombol
yang ditekan pada kolom tersebut. Sebagai konsekuensi, selama tidak ada tombol
yang ditekan, maka mikrokontroller akan melihat sebagai logika high 1 pada
setiap pin yang terhubung ke baris.

Gambar 2.7 Rangkaian Matrik Keypad 4 x 3

Seperti terlihat dalam gambar di atas, apabila saklar 1 ditekan, maka baris 1
dan kolom 1 akan terhubung ke common. Apabila saklar 2 ditekan, maka baris 1
dan kolom 2 akan terhubung ke common dan seterusnya.

13

2.2.2 Kombinasi Keypad dengan Mikrokontroller

Gambar 2.8 Sistem Input Data Keypad

Ketika keypad dalam keadaan tidak ditekan maka baris (row) R1, R2, R3,
R4, dan kolom (collum) C1,C2,C3,C4 yang terkombinasi denganmikrokontroller
ber logika satu 1. Dan apabila salah satu tombol ditekan akan terjadi hubungan
singkat yang menyebabkan saturasi. Seperti contoh, ketika tombol satu ditekan,
maka hubungan baris (row) 1 akan terhubung singkat dengan kolum 1 dan 4.
Sedangkan saat tombol ditekan, maka baris dan kolom akan terhubung ke
ground sehingga kondisi pada baris dan kolom tersebut akan menjadi low.
Apabila tombol 1 ditekan, maka baris 1 dan kolom 1 akan terhubung ke ground
sehingga kondisi baris dan kolom tersebut akan berubah menjadi low, Karena

14

sesuai dengan pemograman dan perancangan rangkaian interface antara keypad


dan mikrokontroller, demikian pula pada tombol 2dan seterusnya sehingga
menghasilkan tabel sebagai berikut.
Tabel2.1
KombinasiDataKeypad

C1

C2

C3

R1

R2

R3

R4

P1.6

P1.5

P1.4

P1.3

P1.2

P1.1

P1.0

HEX

Tombol

P1.7

B7

D7

E7

BB

DB

EB

BD

DD

ED

DE

BE

EE

KETERANGAN :
P1.7 : Pin Mikrokontroler yang tidak terhubung ke Keypad Matriks sehingga
pada Mikrokontroller tetap Berlogika 1.

15

TOMBOL 1 ditekan :
P1.7

C1
P1.6

C2
P1.5

C3
P1.4

R1
P1.3

R2
P1.2

R3
P1.1

R4
P1.0

Sehingga didapat Kode Hexa dari Tombol 1 yaitu B7.

TOMBOL 2 ditekan :
P1.7

C1
P1.6

C2
P1.5

C3
P1.4

R1
P1.3

R2
P1.2

R3
P1.1

R4
P1.0

Sehingga didapat Kode Hexa dari Tombol 2 yaitu D7.

TOMBOL 3 ditekan :
P1.7

C1
P1.6

C2
P1.5

C3
P1.4

R1
P1.3

R2
P1.2

R3
P1.1

R4
P1.0

Sehingga didapat Kode Hexa dari Tombol 3 yaitu E7.

16

TOMBOL 4 ditekan :
P1.7

C1
P1.6

C2
P1.5

C3
P1.4

R1
P1.3

R2
P1.2

R3
P1.1

R4
P1.0

Sehingga didapat Kode Hexa dari Tombol 4 yaitu BB.

TOMBOL 5 ditekan :
P1.7

C1
P1.6

C2
P1.5

C3
P1.4

R1
P1.3

R2
P1.2

R3
P1.1

R4
P1.0

Sehingga didapat Kode Hexa dari Tombol 5 yaitu DB.

TOMBOL 6 ditekan :
P1.7

C1
P1.6

C2
P1.5

C3
P1.4

R1
P1.3

R2
P1.2

R3
P1.1

R4
P1.0

Sehingga didapat Kode Hexa dari Tombol 6 yaitu EB.

17

TOMBOL 7 ditekan :
P1.7

C1
P1.6

C2
P1.5

C3
P1.4

R1
P1.3

R2
P1.2

R3
P1.1

R4
P1.0

Sehingga didapat Kode Hexa dari Tombol 7 yaitu BD.

TOMBOL 8 ditekan :
P1.7

C1
P1.6

C2
P1.5

C3
P1.4

R1
P1.3

R2
P1.2

R3
P1.1

R4
P1.0

Sehingga didapat Kode Hexa dari Tombol 8 yaitu DD.

TOMBOL 9 ditekan :
P1.7

C1
P1.6

C2
P1.5

C3
P1.4

R1
P1.3

R2
P1.2

R3
P1.1

R4
P1.0

Sehingga didapat Kode Hexa dari Tombol 9 yaitu ED.

18

TOMBOL 0 ditekan :
P1.7

C1
P1.6

C2
P1.5

C3
P1.4

R1
P1.3

R2
P1.2

R3
P1.1

R4
P1.0

Sehingga didapat Kode Hexa dari Tombol 0 yaitu DE.

TOMBOL (*) ditekan :


P1.7

C1
P1.6

C2
P1.5

C3
P1.4

R1
P1.3

R2
P1.2

R3
P1.1

R4
P1.0

Sehingga didapat Kode Hexa dari Tombol (*) yaitu BE.

TOMBOL (#) ditekan :


P1.7

C1
P1.6

C2
P1.5

C3
P1.4

R1
P1.3

R2
P1.2

R3
P1.1

R4
P1.0

Sehingga didapat Kode Hexa dari Tombol (#) yaitu EE.

Pengambilan data dari keypad dilakukan dengan menunggu adanya


penekanan tombol keypad. Kondisi tidak ada penekanan tombol adalah high untuk

19

semua pin keypad kecuali common yang terhubung ke ground atau FFh pada port
mikrokontroler. Untuk itu program akan mendeteksi dengan tidak adanya kondisi
FFh pada port sebagai detector adanya penekanan tombol. Setelah ditemukan
adanya penekanan tombol, maka dilakukan pencarian tombol apa yang ditekan
berdasarkan angkaangka yang tercantum pada tabel 2.1. Jika tidak ditemukan
salah satu kombinasi maka berarti ada lebih dari satu tombol yang ditekan, atau
ada gangguan lain yang menyebabkan data tidak valid. Untuk itu ulangi lagi
menunggu tombol ditekan.

2.3

Mikrokontroler
Semua jenis perangkat elekronik, mulai dari telepon genggam, oven

microwave, mesin cuci piring otomatis hingga kamera digital memiliki sebuah
mikrokontroler

yang

berperan

sebagai

jantung

dari

kesistemannya.

Mikrokontroler mampu melaksanakan semua kerja pemrosesan kompleks yang


diperlukan untuk menghubungkan input ( input- input ) sistem ke output ( outputoutput )-nya.
Mikrokontroler merupakan sebuah sistem komputer yang seluruh atau
sebagian besar elemennya sikemas dalam satu chip IC, sehingga sering disebut
single chip microcomputer. Lebih lanjut, mikrokontroler merupakan sistem
komputer yang mempunyai satu atau beberapa tugas yang sangat spesifik, berbeda
dangan PC (personal computer) yang memiliki beragam fungsi. Perbedaan lainnya
adalah perbandingan RAM dan ROM yang sangat berbeda antara komputer
dengan mikrokontroler.

20

Mikrokontroler adalah sebuah rangkaian terpadu tunggal, di mana semua


blok rangkaian yang sering dijumpai sebagai unit-unit terpisah di dalam sebuah
komputer digabungkan menjadi satu. ( Bishop, 2004148 ).

2.3.1 Diagram Blok AT89S52

Gambar 2.9 Diagram Blok Mikrokontroler AT89S52

Pada gambar2.9 terlihat bahwa terdapat 4 port untuk input/output data serta
tersedia pula Akumulator, Register, RAM, Stack Pointer, Arithmetic Logic Unit
(ALU), Latch dan rangkaian osilasi yang membuat AT89S52 dapat beroperasi
hanya dalam satu keping IC.(Budiharto, 200520-23)

21

Mikrokontroler AT89S52 dipilih karena memiliki memori flash PEROM


yang cukup untuk menyimpan seluruh program dari sistem, serta untuk
memanfaatkan fungsi timer yang digunakan sebagai pengatur kecepatan motor.
Spesifikasi penting dari mikrokontroler AT89S52 adalah:

Kompatibel dengan keluarga mikrokontroler MCS51

8 Kbte In-system Programmable (ISP) flash memori dengan kemampuan


100kali baca/ tulis

Tegangan kerja 4-5 V

Bekerja dengan rentang 0-33 Mhz

256x8 bit RAM internal 32 jalur I/ O yang dapat diprogram

Tiga buah 16 bit Timer/ Counter

Delapan sumber interrupt (Budiharto, 200517-18)

2.3.2 Konfigurasi Pin AT89S52


Mikrokontroler AT89S52 memiliki 4pin dengan 32 pin diantaranya
digunakan sebagai port pararel. Satu port pararel terdiri dari 8 pin, sehingga
jumlah port pada mikrokontroller AT89S52 adalah 4 port, yaitu port 0, port 1, port
2 dan port 3. Diagram pin dari mikrokontroler AT89S52 dapat dilihat pada
Gambar 2.10. (Wahyudin, 20069)

22

Gambar 2.10 Susunan Pin Mikrokontroler AT89S52


Penjelasan dari pin-pin mikrokontroler AT89S52 tersebut adalah sebagai berikut :

Pin 1 sampai pin 8


Pin 1 sampai dengan pin 8 merupakan pin dari port 1. Port 1 sendiri

merupakan port input output dua arah yang dilengkapi dengan pull-up internal
yang mampu untuk memberikan/menyerap arus dari empat input TTL sebesar 1,6
mA. (ISP). (Budiharto, 200523)

Pin 9
Merupakan input reset yang berfungsi untuk membuat mikrokontroler

memulai pembacaan program dari alamat awal. Fungsi reset akan aktif bila
mikrokontroler menerima input dengan logika 1 pada pin 9. (Budiharto, 200523)

Pin 10 sampai pin 17


Pin 10 sampai dengan pin 17 merupakan pin dari port 3. Port 3 merupakan

port input-output dua arah dengan internal pull-up yang memiliki fungsi
pengganti. Ketika logika 1 diberikan kepada port 3, maka pull-up internal akan

23

membuat port pada kondisi high dan port 3 dapat digunakan sebagai saluran input.
(Budiharto, 200523)

Pin 18 dan pin 19


Mikrokontroler AT89S52 telah memiliki seluruh rangkaian oscillator yang

diperlukan pada chip, kecuali rangkaian kristal yang mengendalikan frekuensi dari
ocsillator. Untuk mengunakannya, maka resonator kristal atau keramik
dihubungkan diantara kaki-kaki XTAL1 (Pin18) dan XTAL2 (Pin 19) dari
mikrokontroler AT89S52 seperti yang diperlihatkan pada gambar 2.11.

Gambar 2.11 Rangkaian Oscillator

Pin 20
Merupakan pin ground yang dihubungkan dengan ground dari sumber

tegangan. Pada beberapa gambar rangkaian, simbol ground sering disingkat


dengan GND. (Budiharto, 200525)

Pin 21 sampai 28
Pin 21 sampai dengan pin 28 merupakan port 2 yang merupakan port input

output dua arah yang telah dilengkapi dengan internal pull-up. (Budiharto,
2005:25).

24

Pin 30
Pin 30 adalah pin Address Latch Enable (ALE/EMBED Equation.DSMT4)

yang berfungsi sebagai penahan alamat memori eksternal. Selain itu pin ini juga
dapat berfungsi sebagai sinyal input program selama proses pemrograman. Pin
ALE dapat di non-aktifkan dengan menset bit dari SFR pada lokasi alamat 8EH.
(Budiharto, 2005:26).

Pin 31
Pin 31 adalah pin EMBED Equation.DSMT4/Vpp yang merupakan External

Access Enable. Jika mikrokontroler akan mengeksekusi program dari memori


eksternal, maka pin 31 yaitu pin/Vpp harus dihubungkan dengan ground. Jika
mikrokontroler akan mengeksekusi program dari memori internal AT89S52, maka
pin EMBED Equation.DSMT4/Vpp harus dihubungkan dengan Vcc. (Budiharto,
200526)

Pin 32 Sampai 39
Pin 32 sampai dengan pin 3adalah port yang merupakan port input output

dengan tipe open drain bidirectional. Sebagai port output, masing-masing kaki
dapat menyerap arus (sink) hingga delapan input TTL (arus sekitar 3,8 mA).
Sedangkan pada saat port diberi logika 1, maka pin-pin pada port dapat digunakan
sebagai input berimpedansi tinggi. (Budiharto, 200526)

Pin 40
Merupakan pin Vcc untuk menerima tegangan sumber (+) yang dibutuhkan

oleh mikrokontroler AT89S52. (Budiharto, 200526)

25

2.4

Modul LCD (Liquid Crystal Display)


LCD adalah suatu display dari bahan cairan kristal yang pengoperasiannya

menganut sistem dot matrix. LCD banyak diaplikasikan untuk alat-alat


elektronika seperti kalkulator, laptop, handphone, dsb. Komunikasi data yang
dipakai menggunakan mode teks, artinya semua informasi yang dikomunikasikan
memakai kode American Standard Code for Information Interchange (ASCII).
Huruf dan angka yang akan ditampilkan dalam bentuk kode ASCII, kode ini
diterima dan diolah oleh mikroprosesor LCD menjadi titik-titik pada dot matrix
yang terbaca sebagai huruf dan angka. Dengan demikian tugas mikrokontroler
hanyalah mengirim kode-kode ASCII untuk ditampilkan.
LCD matrik memiliki konfigurasi 16 kareakter dan 2 baris dengan setiap
karakternya dibentuk oleh 8 baris pixel dan 5 kolom pixel. Pada modul LCD telah
terdapat suatu driver yang berfungsi untuk mengendalikan tampilan pada layar
LCD.Modul LCD dilengkapi terminal keluaran yang digunakan sebagai jalur
komunikasidenganmikrokontroller. LCDmengirim data penerima data 4 bit atau 8
bit dari perangkat prossesor kemudian data tersebut diproses dan ditampilkan
berupa titik- titik yang membentuk karakter atau huruf.

Gambar 2.12 Modul LCD karakter


LCD Karakter, adalah LCD yang tampilannya terbatas pada tampilan
karakter, khususnya karakter ASCII (seperti karakter-karakter yang tercetak pada

26

keyboard komputer). Sedangkan LCD Grafik, adalah LCD yang tampilannya


tidak terbatas, bahkan dapat menampilkan foto. LCD Grafik inilah yang terus
berkembang seperti layar LCD yang biasa dilihat di notebook / laptop. Dalam
pembahasan kali ini akan dikonsentrasikan pada LCD jenis LCD karakter yang
beredar di pasaran biasa dituliskan dengan bilangan matriks dari jumlah karakter
yang dapat dituliskan pada LCD tersebut, yaitu jumlah kolom karakter dikali
jumlah baris karakter. Sebagai contoh, LCD16X2, artinya terdapat 16 kolom
dalam 2 baris ruang karakter, yang berarti total karakter yang dapat dituliskan
adalah 32 karakter. (Depok Instruments)

Konfigurasi pin dari LCD ditunjukkan pada Gambar dibawah ini :

Gambar 2.13 Konfigurasi Pin LCD 16 x 2


Modul LCD memiliki karakteristik sebagai berikut:

Terdapat 16 x 2 karakter huruf yang bisa ditampilkan.

Setiap huruf terdiri dari 5x7 dot-matrix cursor.

Terdapat 192 macam karakter.

Terdapat 8x 8 bit display RAM (maksimal 8karakter).

27

Memiliki kemampuan penulisan dengan 8 bit maupun dengan 4 bit.

Dibangun dengan osilator lokal.

Satu sumber tegangan 5 volt.

Otomatis reset saat tegangan dihidupkan.

Bekerja pada suhu 0oC sampai 55oC


Fungsi pin yang terdapat pada LCD ditunjukkan seperti pada Tabel 2.2 :
Tabel 2.2
Fungsi Pin LCD 16 x 2

(http://www.datasheetarchive.com/pdf/getfile.php?dir=Datasheets-6&file=DSA-112719.pdf)

Pin
1
2
3

Simbol
Vss
Vdd / Vcc
Vee / V0

Kemungkinan
-

RS

0/1

R/W

0/1

6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

E
DB0
DB1
DB2
DB3
DB4
DB5
DB6
DB7
VB+
VB-

0/1
0/1
0/1
0/1
0/1
0/1
0/1
0/1
-

Fungsi
Power Supply (GND)
Power Supply (+5V)
Contrast Input
0 = Instruction Input
1 = Data Input
0 = Write to LCD module
1 = Read from LCD module
Enable Signal
Data Pin 0
Data Pin 1
Data Pin 2
Data Pin 3
Data Pin 4
Data Pin 5
Data Pin 6
Data Pin 7
Back Light (+5V)
Back Light (GND)

28

Adapun tabel pola karakter kode ASCII :


Tabel 2.3
Kode ASCII
(http://www.datasheetarchive.com/pdf/getfile.php?dir=Datasheets-6&file=DSA-112719.pdf)

29

Aliran data / perintah ke LCD terbagi dua mode :


Mode 8-bit

menggunakan DBs/d DB7

Mode 4-bit

hanya menggunakan DB4 s/d DB7

Seluruh pengiriman data ke LCD melalui saluran data DB4 DB7. Kombinasi
sinyal RS, RW dan E sangat menentukan dalam proses pengiriman data ke LCD.
Kombinasi sinyal tersebut adalah
1.

Jika RS = 0, RW = dan E berubah dari 1 ke 0, maka data yang dikirim

adalah perintah yang harus dilaksanakan oleh mikroprosesor pada LCD.


2.

Jika RS = 1, RW = dan E berubah dari 1 ke 0, maka data yang dikirim kode

ASCII yang ditampilkan.


Tabel 2.4
Data sheet LCD
(http://www.datasheetarchive.com/pdf/getfile.php?dir=Datasheets-8&file=DSA-150055.pdf)

Kondisi Tegangan
ViH
ViL
VoH
VoL

Pada

LCD

Parameter
Tegangan Input
Tinggi
Tegangan Input
Rendah
Tegangan Output
Tinggi
Tegangan Output
Rendah

terdapat

CGROM

V Min

V Max

Logika

2.2 V

5V

0.3 V

0.6 V

2.4 V

5V

0V

0.4 V

yang

merupakan

memori

untuk

menggambarkan pola sebuah karakter di mana pola tersebut sudah ditentukan


secara permanen dari HD4478sehingga pengguna tidak dapat mengubah lagi.
Karena ROM bersifat permanen, maka pola karakter tersebut tidak akan hilang
walaupun power supply tidak aktif.

30

Untuk menampilkan pola karakter A ke LCD maka HD4478akan mengambil


data di alamat 41H (0100001) yang ada pada CGROM.

2.5

Transisitor Sebagai Pengaktif Buzzer

Gambar 2.14 Transistor Sebagai Pengaktif Buzzer


Saat sebuah transistor digunakan pada suatu rangkaian, fungsi dari transistor
tersebut ditentukan oleh kurva karakteristiknya. Transistor memliki kurva
karakteristik input, output dan transfer, yang paling umum digunakan adalah
kurva karakteristik output. Pada saat Transistor digunakan sebagai saklar, maka
daerah yang digunakan pada kurva karakteristik ialah daerah cut-offdan daerah
saturasi, untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah.

31

Gambar 2.15 Kurva Karakteristik Transistor


Daerah yang diarsir kuning adalah daerah cut-off. Pada saat cut-offkondisi
dari transistor adalah arus basis sama dengan nol (IB = 0), Arus output pada
kolektor sama dengan nol dan Tegangan pada kolektor maksimum atau sama
dengan tegangan supply ( VCE = VCC ).
Daerah yang diarsir merah adalah daerah saturasi. Pada saat saturasikondisi
dari transistor adalah arus basis maksimal (IB=Max) sehingga menghasilkan arus
kolektor maksimal (IC=Max) dan tegangan Kolektor Emitor minimum (VCE=0).
Garis beban dapat dibangun apabila kita mengetahui arus beban pada rangkaian
dan tegangan operasinya. Sekarang coba anda bayangkan mendisain transistor
yang digunakan untuk mensaklar beban sebesar 20mA, tegangan supply-nya 5V
DC. Titik Apada diagram dibawah adalah kondisi saat Saat transistor OFF, IC
(arus kolektor) akan menjadi nol sedangkan VCE (tegangan kolektor-emitor) akan
menjadi hampir sama dengan tegangan supply (5V DC).
Titik B pada diagram diatas adalah kondisi saat transistor ON dimana IC
akan menjadi 20mA (sama dengan arus beban) dan VCE nilainya sangat kecil

32

hampir mendekati nol. Garis yang ditarik dari titik A ke titik B ini yang
dinamakan garis beban.
Berikut perumusan dari transistor
hfe = Ic / Ib

2.6

Buzzer
Buzzer merupakan speaker atau device yang digunakan untuk mengeluarkan

suara atau bunyi. Bunyi yang dihasilkan ini hanya satu nada. Buzzer kebanyakan
digunakan sebagai indikator terhadap sesuatu, yang biasanya banyak digunakan
pada sensor keamanan, ataupun pada jam alarm.
Buzzer terdapat banyak jenis, dari yang kecil hingga yang besar, semakin
besar buzzer yang dipergunakan, maka tentunya penggunaan tegangan dan
arusnya juga lebih besar.Berikut ini adalah gambar dari buzzer, dimana buzzer
hanya memiliki dua kaki yaitu kaki positif dan kaki negatif.

Gambar 2.16 Buzzer

Anda mungkin juga menyukai