Oleh:
Nama
: Muhammad Rifqi Elnanza
A.
NIM
: B1J012188
Kelompok : 5
Rombongan
:I
Asisten
: Nurul Lutfiani
I.
A.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kata virus berasal dari bahasa latin yang berarti racun. Virus
merupakan
parasit
intraselular
obligat
yang
sangat
kecil
dan
dapat
kesehatan.
Tidak
hanya
menginfeksi
manusia,
virus
juga
menyebabkan penyakit pada hewan dan tumbuhan. Infeksi virus terhadap sel
inang yang dimasukinya dapat berefek ringan atau bahkan tidak berefek sama
sekali namun mungkin juga bisa membuat sel inang rusak atau bahkan mati
(Rahma, 2007). Masalah kesehatan yang berkaitan dengan virus tidak hanya
dikaitkan dengan penyakit infeksi viral yang konvensional tetapi juga dengan
berbagai penyakit lain seperti kanker, penyakit autoimun maupun penyakit
degenerativ. Masalah tersebut tidak hanya terjadi di negara berkembang,
tetapi juga di negara maju. Apabila ditelaah lebih dalam, hampir semua
organism
mengandung
virus
atau
komponen
virus
di
dalam
dirinya
(Sjahrurachman, 2001).
Salah satu prosedur yang paling penting dalam virologi adalah
mengukur
titer
konsentrasi
virus
dalam
sampel.
Plaque
pertama
kali
yang berarti sel bakteri lisis karena bakteriofag (Dulbecco dan Vogt, 1953).
B.
Tujuan
terbentuk di dalam media NA, yang telah di inokulasikan sampel dan bakteri E.
coli.
1. Sampel dari limbah cair ternak yang diduga mengandung virus dimasukkan
ke dalam botol sampel steril.
2. Bakteri E. Coli cair dilawn pada media NA dengan menggunakan cotton bud
steril.
3. Media NA yang telah diinokulasi bakteri E.coli dan media NA tanpa bakteri
E.coli disiapkan.
4. Sampel air diambil sebanyak 0,1 ml dengan menggunakan pipet ukur steril
dan diinokulasikan secara aseptis masing-masing ke dalam media NA yang
telah disiapkan.
5. Air limbah yang diduga terdapat virus di inokulasikan secara steril juga
6.
7.
8.
9.
pertumbuhan
bakteri
maka
diasumsikan
terdaat
virus
yang
III.
Jenis limbah
Keteranga
Perlakuan
Perlakua
n campur
k
1
2
n kontrol
-
+
-
+
-
3
4
5
6
kambing
Limbah cair kotoran ayam
Limbah cair kotoran kelinci
Limbah cair kotoran bebek
Limbah cair kloset
Gamba
r 1. Media NA dengan E.coli
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum didapatkan hanya pada kelompok satu
yang memakai limbah cair kotoan sapi yang mendapat hasil positif. Hal ini
sesuai pernyataan Pratiwi dan Budiarti (2010) bahwa pada media sampel yang
telah diinokulasi limbah kotoran hewan dan E. Coli akan terbentuk plaque,
begitu juga pada media kontrol dengan limbah yang diperkirakan terdapat
virus dan bakteri E. Coli, maka akan terbentuk plaque yang merupakan satu
parameter penting dari adanya faga pada siklus litik. Plaque tersebut terlihat
bening yang menandakan adanya zona kerusakan sel. Setiap plaque berasal
dari satu partikel faga sama seperti setiap koloni berasal darisatu sel bakteri.
Satu plaque berasal dari satu partikel virus sehingga seluruh partikel virus
yang terdapat pada plaque tersebut seharusnya juga memiliki sifat genetik
yang sama. Faga melekat ke sel yang peka rangsangan pada lokasi spesifik di
dinding sel bakteri. E. Coli merupakan bakteri gram negatif dan terdapat
bagian yang peka terhadap rangsangan, yaitu komponen protein dan
lipopolisakarida
yang
melapisi
lapisan
selaput
sebelah
luar
termasuk
kematian
substansial
bakteri,
sehingga
mempengaruhi
proses
biogeokimia global dan fluks energi. Pengaruh faga pada proses ekologi dan
biogeokimia dipengaruhi oleh siklus hidup mereka. Virus pada siklus litik,
replikasi dimulai segera setelah infeksi, menyebabkan fagaa diproduksi dan sel
inang lisis. Biomassa bakteri hilang setiap hari karena infeksi virus litik, yaitu
sebesar 20-25% pada lingkungan laut. Siklus lisogenik, materi genetik fagaa
terintegrasi
ke
dalam
genom
inang
sebagai
profagaa
dan
kemudian
terbentuklah
molekul
DNA baru
virus yang
lengkap
dengan
selubungnya.
3. Fase pembebasan virus (faga-faga baru)/ fase lisis.
Sesudah faga dewasa, sel hospes akan pecah (lisis), sehingga keluarlah
virus atau faga yang baru. Jumlah virus baru ini dapat mencapai sekitar
200.
b. Infeksi secara lisogenik
1. Fase adsorpsi dan infeksi
Faga menempel pada tempat yang spesifik. Virus melakukan penetrasi
pada hospes kemudian mengeluarkan DNA ke dalam tubuh hospes.
2. Fase penggabungan
DNA virus bersatu dengan DNA hospes membentuk profaga yang
memiliki sebagian besar gen yang berada dalam fase tidak aktif, tetapi
sedikitnya ada satu gen yang selalu aktif. Gen aktif berfungsi untuk
mengkode protein reseptor yang berfungsi menjaga agar sebagian gen
profaga tidak aktif.
3. Fase pembelahan
Bila sel hospes membelah diri, profaga ikut membelah sehingga dua sel
anakan hospes juga mengandung profaga di dalam selnya. Hal ini akan
berlangsung
terus-menerus
selama
sel
bakteri yang
mengandung
profaga membelah.
Menurut Armon and Kott (1993), Escherichia coli dan bakteri coliform
lainnya banyak di temukan dalam limbah. Penggunaan limbah karena pada
limbah kotoran hewan diperkirakan terdapat virus dan bakteri E. Coli. Metode
plaque menggunakan bakteri E.coli karena termasuk ke dalam golongan
bakteri gram negatif yang lebih dominan dalam menyebabkan suatu penyakit.
Selain itu, mudah juga dalam mendapatkan isolat E.coli. Habitat alami
Coliphage
juga
dianggap
sebagai
indikator
virus
yang
IV.
DAFTAR REFERENSI
Alexopoulus. 1964. Introductary of microbiology. John Willey and son, New York.
Armon., R dan Kott., Y. 1993. A simple, rapid and sensitive presence/absence
detection test for bacteriophage in drinking water. Journal of applied
bacteriology, 74(4):490-496.
Atlas, R.M. 1997. Principles of microbiology. WMC Brown, London.
Campbell, N. A. 2004. Biologi. Erlangga, Jakarta.
Dulbecco., R dan Vogt,. M. 1953. Some problems of animal virology as studied
by the plaque technique. Journal of biology, 18:273-279.
Kusnadi, S.N dan Ahmad, M. 2003. Mikrobiology (common textbook). UPI Press,
Bandung.
Rahma.
2007.
Virologi
(Struktur
dan
Taksonomi
Virus).
http://rahma02.wordpress.com/2007/10/31/virologi. Diakses tanggal 11
april 2014
Siminoff, Paul. 1960. A plaque suppression method for the study of antiviral
compounds. The upjohn company, Michigan.
Payet, J. P dan Suttle, C.A. 2013. To kill or not to kill: The balance between lytic
and lysogenic viral infection is driven by trophic status. Journal of limnol.
Oceanogr, 58(2):465474.
Pelczar, M. J and Chan, E. C. S. 2008. Dasar-dasar mikrobiologi. UI Press,
Jakarta.
Pratiwi, H. P dan Budiarti, S. 2010. Karakterisasi fagae litik dari limbah cair
rumah tangga terhadap enteropathogenic Escheichia coli resisten
antibiotik, 726-736.
Wibowo, M.H., W. Asmara dan C. R.Tabbu. 2006. Isolasi dan Identifikasi
Serologis Virus Avian Influenza dari Sampel Unggas. J.Sain.Vet 24 (1) :
77-83.