Anda di halaman 1dari 4

1.

Sampel tanah
Jika mikroorganisme yang diinginkan kemungkinan berada di dalam tanah, maka cara pengambilannya
disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan. Misal jika yang diinginkan mikroorganisma rhizosfer maka sampel
diambil dari sekitar perakaran dekat permukaan hingga ujung perakaran.
2. Sampel udara
Jika mikroba yang diinginkan adalah berada di udara sekitar, misalnya di kamar mandi, ruangan dan lain-lain,
maka caranya hanya dengan membuka tutup cawan petri yang berisi media steril selama 5 menit.
3. Sampel air
Pengambilan sampel air bergantung kepada keadaan air itu sendiri. Jika beerasal dari air sungai yang mengalir
maka botol dicelupkan miring dengan bibir botol melawan arus air. Bila pengambilan sampel dilakukan pada air
yang tenang, botol dapat dicelupkan dengan tali, jika ingin mengambil sampel dari air keran maka sebelumya
keran dialirkan dulu beberapa saat dan mulut kran dibakar.
2.2 Isolasi Dengan Cara Pengenceran (Dilution)
2.2.1 Teknik Preparasi Suspensi
Sampel yang telah diambil kemudian disuspensikan dalam akuades steril. Tujuan dari teknik ini pada prinsipnya
adalah melarutkan atau melepaskan mikroba dari substratnya ke dalam air sehingga lebih mudah
penanganannya. Macam-macam preparasi bergantung kepada bentuk sampel.
a. Swab (ulas), dilakukan menggunakan cotton bud steril pada sampel yang memiliki permukaan luas dan pada
umumnya sulit dipindahkan atau sesuatu pada benda tersebut. Contohnya adalah meja, batu, batang kayu dll.
Caranya dengan mengusapkan
cotton bud memutar sehingga seluruh permukaan kapas dari cotton bud kontak dengan
permukaan sampel. Swab akan lebih baik jika cotton bud dicelupkan terlebih dahulu ke
dalam larutan atraktan semisal pepton water.
b. Rin se (bilas) ditujukan untuk melarutkan sel-sel mikroba yang menempel pada permukaan substrat yang
luas tapi relatif berukuran kecil, misalnya daun bunga dll. Rinse merupakan prosedur kerja dengan mencelupkan
sampel ke dalam akuades dengan perbandingan 1 : 9 (w/v). Contohnya sampel daun diambil dan ditimbang 5 g
kemudian dibilas dengan akuades 45 ml yang terdapat dalam beaker glass.
c. Maseration (pengancuran), sampel yang berbentuk padat dapat ditumbuk dengan mortar dan pestle
sehingga mikroba yang ada dipermukaan atau di dalam dapat terlepas kemudian dilarutkan ke dalam air. Contoh

sampelnya antara lain bakso, biji, buah dll. Perbandingan antar berat sampel dengan pengenceran pertama
adalah 1 : 9 (w/v). Untuk sampel dari tanah tak perlu dimaserasi.

Tujuan dari pengenceran bertingkat yaitu memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang
tersuspensi dalam cairan. Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung
kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Digunakan perbandingan 1 : 9 untuk sampel dan
pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga pengenceran berikutnya mengandung 1/10 sel
mikroorganisma dari pengenceran sebelumnya.

Teknik dalam menginokulasi bakteri memiliki beberapa variasi metode


misalnya metode goresan (streak plate), metode taburan (pour plate), dan metode
apusan (surface plate). Pemilihan teknik ini didasarkan pada tujuan
penelitian/percobaan (Pelczar,1986).
Apabila ingin mendapatkan kultur murni suatu mikrobia yang digunakan adalah
metode streak plate, karena hasil akhir metode ini adalah berupa kumpulan sel-sel yang
semakin jarang pada ujung streak sehingga dapat diambil bakteri pada jumlah seluler (satu
sel). Selain itu bakteri yang didapat seharusnya merupakan bakteri yang memang ingin
dibiakkan di kultur tersebut dengan kata lain bukan bakteri kontaminan, sebab yang
diambil/dicuplik adalah koloni bakteri yang berada di atass tr eak yang dibuat dan bukan di
luars tr eak. Kelebihan metode ini adalah dapat segera diketahui adanya kontaminasi.
Sedangkan kekurangannya metode ini sulit dilakukan dan hanya dapat digunakan untuk
menumbuhkan bakteri aerob saja.(Burrrow,1959).
Metode kedua adalah pour plate. Metode ini dilakukan denganmenginokulasikan
sejumlah bakteri ke dasar cawan baru kemudian medium agar cair dimasukkan dan dibiarkan
memadat. Metode ini cocok digunakan apabila kita ingin menguji apakah suatu koloni bakteri
merupakan bakteri yang aerobik, anaerob fakultatif, ataukah anaerob obligat. Pengujian ini
dapat terjadi karena hasil akhir metode pour plate adalah berupa pertumbuhan bakteri pada
dasar medium, tengah medium, dan pada permukaan medium. Bakteri yang terdapat pada
dasar medium mungkin adalah bakteri anaerob obligat, sedangkan bakteri yang tumbuh pada
bagian tengah medium adalah bakteri anaerob fakultatif, dan bakteri yang
tumbuh pada permukaan adalah bakteri aerob walaupun perlu pengkajian lebih lanjut
mengenai hal ini (Black,1999). Kekurangan metode ini adalah sulit menentukan kontaminan
dan kerapatan mikrobia karena jarak antar koloni terlalu rapat.

Metode yang ketiga adalah surface plate. Metode ini dilakukan


dengan menginokulasikan sejumlah bakteri pada medium dan diratakan pada
bagian permukaan medium dengan menggunakandr ygals ki. Metode ini cocok
digunakan apabila ingin mengetahui bentuk koloni alami dari suatu bakteri. Kelebihan teknik
ini adalah mudah dilakukan dan mudah menghitung kerapatan mikrobia.
Kekurangannya sulit mengetahui kontaminasi, untuk mengetahuinya perlu perlakuan
Burrow, W.1959. Textbook of Microbiology. W.B. Saunders Company.Philadelphia,
pp.150.
Pelczar, M.J dan E.C.S Chan, 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Terjemahan R.S.
Hadioetomo dkk. UI Press. Jakarta, hal. 68.
Sarles W.B, W.C Frazier, J.B. Wilson, and S.G. Knight, 1956.Microbiology.
Harper&Brother. New York, pp.65,128-137.
Soetarto, E.S., T.T. Suharni, S.Y. Nastiti, dan L.Sembiring, 2010.Petunjuk
Praktikum Mikrobiologi. Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Biologi
Universitas Gadjah Mada. Jogjakarta, hal. 4-11.
Suharni, T.T, S.J. Nastiti, dan A.E.S. Soetarto, 1999. Mikrobiologi Umum a Lecture
Notes. Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada. Jogjakarta, hal. 92.
Talaro K.P. and A. Talaro, 1999.Foundation in Microbiology Third Edition.
McGraw Hill Company. Boston, p.61.

(Harley dan Presscot, 2002).


Metode gores atau streak plate menggunakan loop ose dan menggoreskannya ke permukaan
medium agar dengan pola tertentu dengan harapan pada ujung goresan, hanya sel-sel bakteri
tunggal yang terlepas dari ose dan menempel ke medium. Sel-sel bakteri tunggal ini akan
membentuk koloni tunggal yang kemudian dapat dipindahkan ke medium selanjutnya agar
didapatkan biakan murni.
Metode tuang atau pour plate dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan mencampur suspensi
bakteri dengan medium agar pada suhu 50C kemudian menuangkannya pada petridisk atau
dengan menyemprotkan suspensi pada dasar petridisk, kemudian menuang medium agar
keatasnya dan diaduk. Setelah agar mengeras, bakteri akan berada pada tempatnya masingmasing dan diharapkan bakteri tidak mengelompok sehingga terbentuk koloni tunggal.
Metode sebar atau spread plate dilakukan dengan menyemprotkan suspensi ke atas medium
agar kemudian menyebarkannya secara merata dengan trigalski. Dengan ini diharapkan bakteri
terpisah secara individual, kemudian dapat tumbuh menjadi koloni tunggal.
Harley dan Presscot. 2002. Laboratory Exercise in Microbiology. McGraw-Hill Publisher. USA.
Kloramfenikol adalah bakteriostatik obat yang menghentikan pertumbuhan bakteri
dengan menghambat sintesis protein . Kloramfenikol mencegah perpanjangan rantai
protein dengan menghambat transferase peptidil aktivitas bakteri ribosom . Ini khusus mengikat
A2451 dan A2452 residu dalam rRNA 23S dari subunit 50S ribosomal, mencegah pembentukan
ikatan peptida. Sementara kloramfenikol dan macrolide kelas antibiotik baik berinteraksi dengan
ribosom, kloramfenikol tidak macrolide a. Langsung mengganggu mengikat substrat, sedangkan
macrolides sterik memblokir perkembangan peptida berkembang.

Anda mungkin juga menyukai

  • 13 21 1 PB
    13 21 1 PB
    Dokumen7 halaman
    13 21 1 PB
    Dini Auliya Zayyana
    Belum ada peringkat
  • Miktek Embedd
    Miktek Embedd
    Dokumen3 halaman
    Miktek Embedd
    Dini Auliya Zayyana
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Agar Indonesia
    Jurnal Agar Indonesia
    Dokumen5 halaman
    Jurnal Agar Indonesia
    Dini Auliya Zayyana
    Belum ada peringkat
  • Data Praktikum Fotoperiode Mencit
    Data Praktikum Fotoperiode Mencit
    Dokumen1 halaman
    Data Praktikum Fotoperiode Mencit
    Dini Auliya Zayyana
    Belum ada peringkat
  • Prosedur DnaSP Dan Arlequin
    Prosedur DnaSP Dan Arlequin
    Dokumen1 halaman
    Prosedur DnaSP Dan Arlequin
    Dini Auliya Zayyana
    Belum ada peringkat
  • Virologi
    Virologi
    Dokumen8 halaman
    Virologi
    Seruni Tyas Khairunissa
    Belum ada peringkat
  • DnaSP Arlequin
    DnaSP Arlequin
    Dokumen1 halaman
    DnaSP Arlequin
    Dini Auliya Zayyana
    Belum ada peringkat
  • Daftar Referensi
    Daftar Referensi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Referensi
    Dini Auliya Zayyana
    Belum ada peringkat
  • Akar
    Akar
    Dokumen3 halaman
    Akar
    Irsalina Hidayati Apriliani
    Belum ada peringkat
  • Daref
    Daref
    Dokumen1 halaman
    Daref
    Dini Auliya Zayyana
    Belum ada peringkat
  • Kontraksi Otot Gastroknemus Dan Otot Jantung Katak
    Kontraksi Otot Gastroknemus Dan Otot Jantung Katak
    Dokumen11 halaman
    Kontraksi Otot Gastroknemus Dan Otot Jantung Katak
    Dini Auliya Zayyana
    Belum ada peringkat
  • I
    I
    Dokumen8 halaman
    I
    Dini Auliya Zayyana
    Belum ada peringkat
  • Pab 212 Slide Deskripsi
    Pab 212 Slide Deskripsi
    Dokumen16 halaman
    Pab 212 Slide Deskripsi
    Taufik Rizal
    Belum ada peringkat
  • Dapus Ovul
    Dapus Ovul
    Dokumen2 halaman
    Dapus Ovul
    Dini Auliya Zayyana
    Belum ada peringkat
  • Daphnia
    Daphnia
    Dokumen7 halaman
    Daphnia
    Dini Auliya Zayyana
    Belum ada peringkat
  • Cheat The Sims 3
    Cheat The Sims 3
    Dokumen9 halaman
    Cheat The Sims 3
    Dini Auliya Zayyana
    Belum ada peringkat
  • Anti Bodi
    Anti Bodi
    Dokumen2 halaman
    Anti Bodi
    Dini Auliya Zayyana
    Belum ada peringkat