e Baru pada Manusia dan Kemungkinan Terjadinya Pandemi Subtip I Made Setiawan Rumah Sabit Penyalcit Infeksi P*f. D" Salianti Saroso Abstrsk: Virus influenza A adalah virus yang mempunyai genom RNA bersegmen sangat mudah mengalami mutasi drift" dan sbrft" sehingga terbentuk subtipe virus influenza A yang baru. Seluruh virus ircfluenzaA berasal dari ,ttxggas, kemudian secara pelan-pelan rnengatami matasi sehingga dapal menginfeksi manusia. Ada 3 subtipe virus influenza secarq turun-temurun sudah beredar pada marcusia yaitu HlNl, H3N2 dan H2N2. Ketiga subtipe virus irci pernah mengakibatkan pandemi di seluruh dunia. Akhir-alhir ini muncul lagi subtipe virus baru seperti HgN2, H7N7, H2Nl , d6ft HSNI yang rnenginfekri rnanasia secara sporadis, yang semaanya ditakutkate menjadi penyebab pandemi di kemudian hari, karena virus ini belum pernah menginfelcsi populasi manusia secqra masal. Selain itu, virus tersebut (IISNL, H9N2, dan H7N7) lebih patogenik dibandirgkan denganvirus inJluenza subtipe yanglain. Akan tetapi, sampai saat ini belum ada bukti adanya penularan dari orang ke orang. Walaupun demikian, kita harus tetap waspada dengan mengadakan surveilans yang ketat agar virus tidak dapat mengakibatkarc terjadinya pandemi di seluruh dunia. Kqta kunci: virus influenzaA, subtpe virus influenza baru pada manusia, mutasi. Maj Kedold Indon, Volum: 59, Nomor: 3, 1:0ltret 2O09 113 Munculnya Wrus Influenza A Subtipe Baru pada Manusia The Emergence of The New A Influenza Virus Subtype on Humans The Possibility of Pandemic Event I Made Setiawan and Prof, Dn Sulianti Saroso Infectious Diseases Hospital. Abstract: The A inJluenza virus is a viras with segmented KNA genome which eaily undergoes drift and shift mutations, ihusfo4qnirg new A infiuenza virus sabtypes. All A infiuenza virus comes fromfowls, thmslowlyundergoesmutation, enablingitto infecthumans HINI, H3N2 andH2N2 are sub\,ytes of influenza virus on hurnans from generation to generation- Those three subtypes have had the chance of causing pandemics all aver the world. Lately new virus subtypes emerged such as: H9N2, H7N7, H2N1, and H5N1 that sporadically infect humans, all of whichfeared as pandemic causes in thefuture because thelt have never mass infected lhe human population, aside from they(II5N1, HgN2, andHTNT) aremore pathogenic than the others. Untilpresenttime there is no euidence of human to human infection, Nevertheless, we must stay alert by perfonning tight surveillance to prevent the virus frtmr causing pandemics all over the world. KEtwords: A influenzavirus, new influmzavirus sabtype on humans, mutation Pendahuhran Virus influenza beredar di seluruh dunia dan dapat menyebabkan epidemi penyakit saluran penupasan setiap tahun. Sekitar 20Vo anak-anak dan 5Yo orangdewasa pernah menderita penyakit yang disebabkan oleh virus influenza A dan B setiap tahun.lz Virus ini dapat meny*abkanpenyakit dengan gejala klinis lang sangat hlas, mulai dari gejala infeksi yang sangat ringan sampai dengan berbagai gejala penyakit saluran napas berat, yang mengakibatkan kerusakan paru, jaffing $njal, ot*, hepar, dart otot.t'3 Perjalanan penyakitvirus influenza sangat dipengaruhi oleh umur, nn$at imunitas yang dimiliki oleh seseorang kebiasaan meroko! adanya penyakit lain, penggunaan obal immunozupres{ kehamilarL dan sifat-sifat virus itu sendiri. Sebagian besar infeftsi virus irfluenza merrular dadorang ke orang melalui droplet pernapasan yang mempunyai ukuran diameter yang sangat kecil (beberapa mikron), yang disembrxkan melalui batuk dan bersin Kadang-kadang dapt melalui muntah. Virus dapat juga ditularkan dari babi atau unggas ke manusia, tetapi kasus ini sangat jarang.45 Virus influenza A selalu menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh duniadan sulit diberarfias, walaupun Lda carapencegahan dengan imunisasi6 atau dengan obat antivirus, misalnya amanladin dan oseltamivir.T Hal ini disebabkan virus influenza mempunyai genom RNA bersegmenyang sangat mudali mengaltimi mutasi genetik drirtnanpngu6ikshiJtalaureassortrnent,sehinggatimhl virus genotipe baru yang resisten terhadap antibodi yang 114 dirangsang oleh vaksin dan infeksi alami, atau resisten terhadap obat antivirus.6,8 Timbulnya virus varian baru mengakibatkan terjadi epidemi setiap tahun. Bila te4adi re assortment arrtarairus galurbtnatffigdan manusia yang kemudian beradaptasi pada manusia dan dapat menyehr dari orang ke orang, rtaka, dayat timhil malapetaka pandemi di seluruh dirnia.6 Dalamtulisan ini akan dibahas tentang munculnyavi- rus influenza subtipe baru pada manusia di dunia dan terjadinya pandemi. \fims influenz ayang s)11 dibahas hanya virus influenza A, karena virus ini paling sering mengalami mutasi dan menimbulkanvirus genotipe baru, sedangkan virus influenza B dan C sangatiarang. Virotogi Virus Influenza A Virus influenza A termasuk Orthom.yxoviridae, merupakan virus yang berselubung dengan genom RNA untai tunggal negatifyangbersegmen. Genomterdiri dari 8 segmen. Segmen 1 mengkode protein PB2yangberfungsi untuk transkripsi; segmen 2 mengkode protein PBI yang berfungsi untuk transkripsi dan replikasi; segmen 3 mengkode protein PA yang ikrt membentuk komplek transftdptase dan replikase, tetapi fungsinya belum diketahui; segmen 4 menyandi protein hemagglutinin (HA) yang merupakan glikoprotein permukaan yang sangat penting rmtuk mengadakaii ikaan denglm re e, toi yang ada pa&i permukum sel yang diinfeksi, selanjutnya mengadakan fusi dengan permukaan sel yang diinfeksl segmen 5 menyandi Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 3, Maret 2009 Munculnya Wrus Influenza A Subtipe Baru pada Manusia nukleoprotein [NP) yang berikatan dengan RNA yang iklt terlibat dalam sintesis nNA: segmen 6 menyandi protein neuraminidase (NA) yang merupakan glikoprotein permukaan yang berfungsi untuk memotong protein HA; segmen 7 menyandi protein Ml (matriks) fang melapisi bagian dalam lipid bi layer yang fungsinya belum diketahui secara pasti, segmen 7 juga menyandi protein M2 yang merupakan protein yang terintegrasi dalam membran, yang berfirngsi sebagai saluran ion unnrk mengatur keseimbangan pH di dalam virion; segrnen 8 menyandi protein nonsbukhral (NSl da$ NS2) yang masing-ruxing b,imyak diternikan di dalam mrkleus dan sitoplasma sel yang terinfetsi. Yang pal- ing penting dari seluruhprotein tersebut dalam proses infeksi dan virulensi virus adalah protein IIA dan protein NA e Di dunia, saat ini dikenal 16 subtipe hernagglutinin (IIl- H16) dan 9 subtipe neuraminidase (N1-N9) virus influenza A.1q'1 Seluruh subtipe ini ditemukan pada burung air, dan hanya 3 sfttipe hemagglutinin 61I,H2,danH3) dan 2 subtipe neuraminidase (N I dan N2) telah membentuk garis keturunan yang stabil pada populasi manusia sejak tahun 1918. Jadi, populasi virus yang beredar pada manusia di dunia saat ini adalahHlNl, II2N2,danI{3N2, sedangkanyang lainberedar pada populasi kuda, unggas dan babi.l3 Proses Munculnya Virus Influenza Baru Virus influenza adalah virus mempunyai genom RNA untuk bereplikasi menggunakan enzim polimerase RNA. Semua polimerase asam nukleat pemah melakukan kesalahan pada saat mensintesis RNA ataupun DNd sehingga terjadi kcalahaii illscrsi nirkleotida. Tetapi tidak sepeti polimefase DNA, polimerase RNA tidak memiliki kernanrywuxfr,kproof- reading dalam bentuk aktivitas eksonuklease untuk memperbaikikesalahanymgte4adr.Dengudenilqanmaka (Lamb and Krug, 2001 dimodifikasi) te) Indon, Volum: 59, Nomor: 3, Maret 20O9 tingkat kesalahan yang dilakukan olehpolimerase RNA lebih tinggi dibandingkan dengan polimerase DNA.[2 Adanya kesalahanyangmenumpuk mengakibatlCIn terjadi pergantian asam amino sehingga sebagian virus yang baru dirakit berubah menjadi infeksius, Sementara yang lain menjadi kurang infeksius. Iful ini terjadi pada saat replikasi virus. Dengan demikiantefiadi quasi-species ppulasi virus RNA. Proses ini sering disebut dengan genettk driJt.s Karena genom virus influenza terdiri dari segmen- segmen gen yang terpisah, maka sangat mudah terjadi pettukaran molekul segmenRNA gen secara genetik dengan segmen genom virus yang lain. Hal ini terutama terjadi bila satu sel diinfeksi oleh dua virus influenza yang berbeda. Proses ini disebut genetic reassortment, yang seringjuga disehat genetic shift . Pada sel yang diinfeksi oleh dua virus yang berbeda, masing-masing delapan segmen genom direplikasi. Pada saat progeni virusbaru dirakit, makayang dikemas adalah 8 segmen RNA yang berbeda berasal dari salah satu induk virus. Karena peristiwa reassortment merupakan pertukaran segmen RNA yang sangat sederhana, makafrekuensinya sangat tinggi. Adarya reassortrnent antara galurvirus influenza manusia dan binatang mengakibatkan adanya pe$edaan antigenik arftaravirus influenza Ayang baru terbennrk dengan virus inlluenza A sebelumnya.',',t3 ContohtedadiryareassortmentdapatdrlihatpadaGambar 3, yaitu virrs liar dan virus yang diadaptasi pada telor yang berembrio dicampue kemudian diinfeksikanke dalam telor yang berembriyo secara bersama-sam4 sehingga meng- hasilkan reassortant yang akan digunakan untuk memproduksi vaksin dengan sifat antigenik yang spesifik.13 Gambar 2. Pejamu alami virus influenza A (Nicholson et a1,20031- | Lipit Bileter HA .- Hemaglutinin NA - l{erromida* .- llt2 Ksnplek Trilscrlptase PROTEIN SEL TERII'{FEKSI NSt E F gg + s =e iltru Gamhar 1. Struktur virus Influenza A Maj Kedold Munculnya Wrus InfluenzaA Subtipe Baru pada Manusia Galur Untuk Produksl Vaksln REiASSORT/CNT VIFtUS T:pe Adaptal Pada Telur z, Tlpe Llar 3 I EE rd3 E#tr -Hfr I H< IE? - dFi -E }{O*INFEKSI SELE1<SI IIVIUN + -f (t) Fi >,2 -(9 xz CD 'E HS I Gambar 3. Contoh Gambaran Ilustrasi Reassofiment Gen HA Virus Liar dan Yirus yang Diadapfasi pada Telor Berembriyo Menghasilkan Galur Vinrs untuk Memprodrksi Yaksia (Hillemrn, 2002).13 Selain itu, sering juga terjadi pertukaran sepotong sekuens nukleotida molekul genom RNA yang berbeda. Perisfiwa ini disebut rekombinasi. Mekanisme ini sangat penting untuk terjadinya genom baru yang mempunyai perhrmbuhan selektif, yang masih mempunyai bentuk virus RNA yang umum melalui mekanisme penyusunan ulang genoln" ata[ dengan membu4qg bagian molelnrl RNA genom fungsional dari virus yang befteda. Peristiwa ini sering menghasilkan virus yang patogen.&rz Antibodi yang te$entuk terhadap virus sebelum te{adi mutasi genetik tersebut dt atas(drtfi, shifi, dan iekombinasi) tidak sesuai lagi denganvirus sesudah te{adi mutasi genetik. IIal itu mengakibatkan kejadian luar biasa (KLB) penyakit setiap tahun, atau malahan dapat mengakibatkan pandmi di seluruhdunia. Evofusi Mrus InfluenzaAManusia dari Tahun 1E69 Sampai 1977 Data serologis tahun 1889 memberi kesan bahwa serotipe virus influenza Ayang paling dominan menginfeksi manusia adalah virus influenza AH2N2. Pada tahun 1900 yang paling dominan adalah vinrs influenzaAserotipe H3N8. Tidak ada data genvints infllaenza. ldl:n yang ada padz saat itu. Munculnya virus influerza baru tahun 19 1 8 berdasarkan analisis filogenetik adalahvirus influerza A serotipe HlNl. Virys ini juga dircmukan padababi dan dibawa oleh tentara Amerika Serikat dari Amerika Utara ke Eropa. Virus inilah yang rnenyebabkan terjadinya peristiwa malapetaka pandemi influenza di Spanyol yang menelan korban berjuta-jutajiwa di seluruhduniapadatahun 1918. Padatahun 1951 teqadt pandemi influenza di Asiayang disebabkan oleh virus influ- enza Ayang memperoleh gen (PB 1, H2, dan N2) dari virus unggas yang menginfeksi bebek, dan mempertahankan 5 gen yang lain yang berasal dari virus yang beredar pada manusia (H2N2). Dengan munculnya galur Asia ini, galur HlNl mengfuIang dari populasi manusia. Pada tahun I968, terjadi 116 peristiwa pandemi Hongkong akibat virus inflfuenzayang sebelumnya beredar pada manusia yang memperoleh dua gen baru (PBl dan H3) yang berasal dari sumbernya yaitu bebek liardan tetapmempertahankan 6 gen vimsyangberedar pada manusia. Vims pandemi mempunyai karakter serotipe H3N2. Setelah munculnya virus ini, galur virus Asia H2N2 tidak pernah lagi dapat dideteksi pada ura$usia. Pada tahun 1977, gahtr HlNl Rusia yang beredar pada manusia pada tahun 1950-an, muncul kembali dan menginfeksi orang dewasa muda dan anak-anak. Satu teori mengatakanbahwa munculnya virus ini berasal dari virus yang lepas dari laboratorium. \4rus ini sekarang terus beredarbersama-sama dengan virus H3N2.8,t3 Setelah peristiwa tersebut, muncul genotipevirus influenza A lain seperti yang akan dijelaskan berikutini. MrusInfluenzaAETNT Pada tahun 1980, empat orang terserang penyakit konjungtivitis punrlenta dalam rangkaian pemer;ksaan post- mortem dua anjing laut yang mati pada saat terjadinya KLB infl uenza A/SeaVMass/I/80 (H7N7), A/FowlPlagu elDutcV 27 virus yang menyenrpai (H?N7) di Cape Cod, MA USA.'4 Berikutny4 NSeal/Mass//I/80 (H7N7) ditemukan dari konjungtiva seorang peneliti yang menderita penyakit konjungivitis ketika binatang yang terinfeksi bersin mengarahke wajahnya.ta Padatahun 1996,virus unggas}ITNT diisolasi di Inggris dari seorang wanita yang menderita konjungtivitis yang memelihara bebek. f Walau tidak satupun dari enam penderita menunjukkan gejala kelainan pernapasan, tetapi diternukan kejadian luar biasa (KLB) influenza unggas H7N7 yang sangat patogcn pada peternakan ayam di Belanda KLB terjadi mulai akhir bulan Februari 2003 disertai dengan penyakit pernapasan yangfatal pada satu orang dari 82 kasus manusia sampai tanggal 2l April 2003. Penderita yang meninggal adalah or- angyang sebelumnya sehat berumur 57 tahun bekerja sebagai Maj KedoH Indon, Yolum: 59, Nomor: 3, Maret 2009 Munculnya tr4rus Influenza A Subtipe Baru pada Manusia dokter bedah hewan. Dia terserang penyakit influenza dengan gejala sakit kepala yang bera! kemsakan gr4ial, pneu- monia interstesial dan gangguan saluran napas akut setelah mengunjungi peternakan ryan yang terserang wabah.r6 Sebagian besar penderita memperlihatkan gejala konjungtivitis (n=79), dan hanya 7 (<L}W yang memper- lihatkan gejala kelainan saluran napas. Penularan virus in- fluenza H7N7 dari petugas peternakan ke anggota keluarganya ditemukan pada tiga kasus. t6 Koopmans et al, 17 juga menemukan gejala kelainan mata yang dominan dib,andingkan dengan gejalakelairurri saftran fiapas. Dalam peristiwa KLB di Belanda juga ditemukan kemungkinan adanya pemrlaran dari orang ke orang. 18 Setelah dilaklkan pemeriksaan titer antibodi terhadap virus H7, dari 508 orang yang terpajan di peternakan yang terinfeksi ternyata s*anyak 4f/omenunjukkan titer antibodi yang positif terhadap atrtigen}JT . Pada penderita yang positif menderita infeksi virus H7 berdasarkan hasil laboratorium, ternyata hanya 64Yo yang mempunyai antibodi positif terhadap antigen H7.te Sebagian besar isolat virus yang diperoleh dari manusiatidak mengalami mutasi genetikyang bermakna, termasukvirus dari kasusyang menular dari or- ang ke orang. Virus yang diisolasi dari seseorang yang meninggal mempunyai 14 substitusi asam amino yang sangat berperan dalam patogenisitas virus. r0 virasInfluedaAH5N1 Pada bulan Mei dan November-Desember 1997 ditemukan 18 kazus infeksi influenza AlHongKonglgT (llsNl) di Hortglong. Kejadiirn liiirrbirim (KLB) yamg disenai dengan KLB influenza unggas II5NI pada petemakan ayafir, merupakanpertandakemungkinan mulai terjadinyapandemi. Isolat influen?a manusia tefiryata berasal dai unggas dan tidak merupakan hasil reassortmerct 20'2t Peristiwa itu mengakibatkan angka kematian yang sangat tinggi (enam dari 18 penderita meninggal ftarena mengalami sindrom gagal napas atau kerusakan organ multipel, padahal sebelumnya penderita dalam keadaan sehat) dan memberi kesan perjalanan klinis yang sangat agresif, yang sangatjarang terjadi. Kerusakan terjadi sangat cepat hanya beberapa hari, sehingga penderita dengan komplikasi pneumoni harus dibanhr dengan alat napasmekanik. Bentuk gambaranpasti pada kasus yang berat adalah pada stadium dini ditemukan limfopeni dan konsentrasi serum trarsaminase yang ttnggi.zut Untungny4 dari seliiruh kasus hariya sedikit terjAdi infeksi sekunder danKLB I{5Nl menghilang setelah seluruh ternak ayam yang ada di Hongkong dimusnahkan (kira-kira sebanyak 1,5 juta ekor). Seluruh ayam ternak kembali dimusnahkan ketika virus A/I{ongkong/97 (H5N1) yang sangat patogenik muncul kembali padabulanMei 2001, serta Februari danApril 2003. Dari KLB ini ditemukan 3 kazus yang semwtnya berasal dari daratan Cina dan galur virus yang diperoleh berasal dari unggas, tetapi berbeda dengan Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 3, Maret 2009 galur H5Nl yang menginfeksi mamrsiayang ditemukan tahun 1997. Sejak itu tidak ditemukan lagi kasus virus H5Nl pada m antrsb diH cngkcng.r2a Pada bulan Januari 2004 di Vietnam, virus influenza A H5Nl menginfeksi 10 penderita dengan gejala panas, gejala kelainan saluran napas, dan limfopenia, dengan jumlah kematian yang sangat tinggi. Dari 10 penderita hanya 2 or- axgyang hidup. Walaupun sumber infeksi virus dari semua penderita adalah langsung dari petemakan yang terinfeksi, diperkirakan terdapat Ftensi genetik re assortment dengan viios influeiqza nilillusia dan terjadi evolusi penularan dari manusiake manxia.3 Pada bulan Januari 2004, dt Thailand juga ditemukan KI",B infeksi virus influenza A H5Nl yang menyerang peternakan dan manusia hingga mengakibatkan kerugian sekitar 250 juta dolarAmerika. Sebaryak 12 orang terserang virus influenzaAl{5Nl dan 8 orang di antanmya meninggal. Semua kasus pada manusia dilaporkan berasal infeksi langsung dari peternakan. Berdasarkan analisis sekuens gen, H5N1 yang diisolasi ternyata berasal dari garis keturunan virus Hongkong dan Cina yang muncul tahun 2000 -200 1 dan profil epideminyaadalah sama denganyangte{adi di Viet- nafit, tetapi tidak sama dengan virus H5N1 yang menyebabkan KLB di Hongkong tahun 1997.5 Di Indonesia kasus infeksi virus influenzaAH5Nl pada manusiapertamalli ditemukanpadabulan Juli 2005 di daexah Bantec4 Kemudian muncd secara sporadis di beberapa wilayah lain sepefi Jakarta Jarm Barat, Jawa Tinnr, Lampung Surnatra Barat, Sumatra Utar4 dan Sulawesi Selatan. Sekitar 587o sumber penularannya adalah Crnak yang trinfeksi vi- rus influenza, sedangkan yanglain sumber penularannya tidak jelas. Saat ini di seluruh wilayah Indonesia terdapat peternakan yang terinfeksi oleh virus influenza A H5Nf . Sampai saat ini jumlah kasus infeksi virus influenza H5Nl berdasarkan pemeriksaan serologis dan PCR adalahT4 or- ang. Jumlah kasus yang meninggal 57 orang.26 Sebagian kasus yang meninggal menunjukkan gejala klinis yang sangatberat dengan perjalanm penyakit yarLg sarLgat progresif, dan sebagian lagi sangat ringarl Penyebab perbedaan perjalanan penyakit ini masih belum diketahui denganjelas.s Selain negara-negara yang disebutkan di atas, infeksi virus influenza A H5Nl pada manusia jrrga ditermrkan di Karriboja, Cina ilarr Turki. VimsInfluenzaAH9N2 Setelalr adanya KLB virus inflnenz-a AIJSNI di Hong Kong, maka sistem surveilans di propinsi Guandong (Cina) diperketat sehingga ditemukan 9 isolat virus influenza A./ Hongkong/99 (I{9N2) pada manusia antara bulan Juli sampai September 1998.27 \firus influenzaA subtipeH9N2 sekarang sudah menyebar dengan sangat luas di peternakan di Asia, sehingga kemungkinan akan dapat menyebar ke manusia.a Berdasarkan analisis genetik dan antigenik akhir-akhir ini, virus influerza H9N2 mengalami perubahan secara terus- 117 Munculnya Wrus Influenza A Subtipe Baru pada Manusia menerus dan mengalami reassortment denganvirus influ- erLza vnggas yang lain sehingga membentuk banyak genotipe.2e'3r Pada bulan Maret 1999, vims influenza H9N2 dapat diisolasi dari dua anak di Hongkong. Keadaan penyakit dad kedua anak tersebut ringan dan sembuh dengan sendirinya-x Tidak adabukti serologis infeksi H9N2 yang ditemukan di dalan anggata keluarga ataryUn pefogas kesehatan yang mengadakankontak erat dengan keduaperderita. Padabulan November 2003 virus influenza H9N2 juga dapat diisolasi dari anak yang berumur 5 tahunyang dirawat dengan gejala penyakit yang menyerupai influenza. Penderita tidak mempunyai riwayat kontak dengan peternakan atau ternak sakit sebelum timbul gejalapenvakit. Setelah dua hari dirawat penderitadipulangkan karena semua gejala penyakit sudah sembuh.ze Tarnpaknya sama denganvirus influenza H5N1, virus influenza H9N2 juga tidak mudah dr'tulartan dari orang ke-orang.32 Telah diketahui tiga garis ketunrnanvirus H9N2 dengan prototipevirus Gl, G9 danY439.3 Virus Gl H9N2 unggas yang diisotasi dari manusia mempunyai beberapa sifat reseptor yang sama dengan virus manusia yang lat! misakrya mengadakanikatandenganpengikat u2,6 asam sialat padahal iimu'rnnya viius ilrflueilza unggas lebih siika nienga(fukarl ikatan dengan pengikat a2,3. Di Hong Kong, antibodi terhadap virus H9 ditemukan pada sekitar 47o darah donor.E Hal ini berarti, infeksi virus H9N2 dapat terjadi pada manusia di wilayah ini. Surveilans terhadap babi di Cina Selatan mempedihatkan virus H9N2 beredar dengan virus manusia NSydney /97 yang menyerupai H3N2 danvirus porcine lun seperti HlNl dan H3N2. Berdasarkan hasil pengamatan ini, maka secara bersama-sama semua virus ini dapat menjadi sumber pandemi H9 bila terjadi reassortment antara vinrs influenza manusia dan unggas. r,r,3t \/imsIdluerzaAHlN2 Selamabulan Februari 2m2, dtlnggns dan Timur Tengah ditemukanvirus influenza Abaru, yaitu H1N2 yang diisolasi dari pasienyang menderita penyakit dengan gejala yang sarvl dengan penyakit influenza.3a Di Inggris virus inJluenza A HlN2 terutama-menyerang anak-anak yang rnasih kffil.36 \n- rus ini sebenamyaberedar secara sporadis di negara-negara Efopa, Seperti Per:ncis, Jman, Itlandi4 Poifirgal, Swedia, dan hanya sedikit ditemukan di Itali dan Spanyol. \4rus H1N2 ini juga diisolasi di Amerika UUra dan di negara Asia seperti, IndrryMalryst4Aman dan Singapura. Olehkarena rfu, virus ini menyebar secara geografis dan mengakibatkan terjadinya KLB penyakit infl uenza di be rtnrgu negara-1 Virus influenza A H1N2 muncul setelah terjadi reassortment arrtara segmen-segmen virus influenza A subtipe HlNl dan H3N2 yang beredar saat ini.35,37'40 Sifat antigenisitas virus ini dibandingkan dengan virus HlNl sudah mengalami banyakperbedaan dan tidak dapat saling melindungi, sehingga untuk membuat vaksin diperlukan vi- 118 rus subtipe baru.41,42 Walaupun vinrs influenza A (H1N2) telah ditemukan se.belumnya yaitu pada tahun 1988-1989 (saat itu didapatkan 19 isolat virus H1N2 dari enam kota di Cina), tet4i virus selanjutnya tidak flrafiy&ar.a3# 1&rus H1N2 tahun 1988. tahun 2001-2002, dan2m2-2003 tidak menyebabkan penyakityang berat, tetapr dapatmenimbulkan imunitas pada penduduk.l SumberVirus InlluenzaAyang Menyerang Manusia Di wilayah Cina selatan, virus influenza beredar sepaiijang talirm. Teidapatbiikti bahwa, pariyebab pandemi influenza IDN2 tahanI957 ,pandemi influenza H3N2 tahun 1968, dan munculnya kernbali influenza HlNl pada tahun 1977 adalahvtnsyangbensal dari Cina.t Adanya wabah influerza Aunggas H5N1 dan H9N2 di masyarakat di Hong Kong menunjukkan bahwa surveilans virus di daerah ini sangat penting agar dapat mendeteksi kemungkinan terjadinya pandemi di seluruh dunia. Juga ditemukan bukti bahwa terdapat beberupa v ariant drift yangberedar di Cina selann 2 tahun sebelum menyebabkan pandemi di Eropa dan Amerika Utara.a5i6 Daerah ini dipe*irakan dapat memberikan tempat tingkungan yang sangat sesuai untuk munculnya virus influenza baru yang dapat mengakibatkan terjadinya pandemi, karena memiliki kepadatan penduduk/marnrsi4 babi, burung peliharaan dan burung liar yang cukup, sehingga mudah terjadi genetik reassortment virus dari berbagai spesies yang berMa (Gimbar 3), sehingga mimcul betrrapa virus hfluenza A varian bam. Ifu mungftinan Terj adi Pandemi Beberapa kasus munculnya virus baru di atas me- nunjukkan bahwa munculnya variasi virus influenza baru tidak dapat diprediksi dan menrpakan kecendrungan yang kuat untuk terjadinya evolusi virus. Selain itu, adanya virus baru belum cukup dapat menimbulkan peristiwa pandemi in- flaewa di seluruh dunia. Untuk terjadinya pandemi influ- enza perlu persyaratan sebagai berikut: adanya adaptasi replikasi pada tubuh manusia, adanya kemampuan untuk menular dari orang ke orang, dan adanyapenduduk yang rentan terhadap virus yang baru tersebut. Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu panik akan terjadinya pandemi influ- enza dengan munculnya varian virus influenza baru pada BopulaSi man*ia.l Ttapi, kiia harus tetap *aspada dengan mengadakan surveilans yang ketat terhadap kemungkinan adanya virus baru yang memenuhi persyaratan tersebut di atas, yang {Watmenimbulkan peristiwa pandemi. Dari seluruh varian virus baru yang muncul pada manusia yang tenrlam,a menjadi pusat perhatian para peneliti di seluruh dunia adalah virus influenza A H5N1. Hal ini disebabkan penyebaran virus cukup luas di wilayah Asia dan gejala klinis yang ditimbulkan sangat berat. Sebagian besarpenderita yang dirawat akhimya meninggal. Walauprm demikian, sampai saat inibelum adabukti bahwavirus dapat menular dari orang ke orang. Rupanyavirus ini masih perlu Maj Kedokt fndon, Volum: 59, Nomor: 3, Maret 2009 Munculnya Wrus Influenza A Subtipe Baru pada Manusia adaptasi pada mamrsia unfirk mengadakan mutasi agar daqlad menular dari orang ke orang. Peristiwa pandemi tidak dapat dihindari bila t'tta gagal mengadakan surveilansterhadapvinx influenzaAll5Nl yang terdapat pada hewan maupun pada manusia agar virus tidak dapat mengadakan mutasi yang dzpat memberi dampak sangat buruk. Untuk itu, semrn pihak yang terlibat dalam penanggnlangan masalah flu burung (avian influenza) sebaiknya memahami epidemiologi (termasuk epidemiologi molekuler), gejala klinik, pengobatan, penregahan dengan imunisasi (termasuk imunologi) ataupun dengan obat antivirus, sertr karakteristik virus influerza itu sendiri. Secara umurq penanganan masalah virusjangan disamalran dengan balcten, karepa virus dan bakteri masing-lnasing memiliki karakteristik yang berbeda. Contoh yang paling ekstrem adalahbaktendapathidup dan membiak di luar sel hidup, sedangkan virus harus menginfeksi dan berada dqlam sel yang masih hidup agardapathidup da"nbereplikasi. Bila sel rnati, makavirus tidak dapatbereplikasi dan selanjutnya rnati, sedangkanbakteri, walaupun sel sudah mati ia masih dapat hidup dan malahan berkembang biak dengal subur. Penutup Virus influenza A sangat mudah mengalami perubahan sebagai akibat memiliki genomRNA benegmenyang mudah mengalami mutai drifi ll.ro;apnn shift, sehinggaberbagai vi- rus influerza genotipebaruterbennrk dengan sangat mudah. Antibodi yang sebelumnya sudah terbentuk di dalam tubuh sebagai akibat imunisasi maupun infeksi alamivirus influ- eiirza genOtipe yang kirna tittdk dapat menefalisasi infeksi virus genotipe yang baru, sehingga timbul gejala penyakit yang berat pada penderita dan malahan mengakibatkan kemattan. Yangperlu diwaqpa dai adalahbrTageno_tipe virus yangbaru menginfeksi masyarakat secara masal, mungkin dapat mengakibatkan terjadinyapandemi di seluruh dunia. Walaupun demikiaq peristiwa pandemi tidak terjadi deng;an mudah. Selain itra penting untuk waspada dengan melakukan surveilans yang ketat agarvirus-virus ini tidak menyebar ke manusia sertatidak dapatmenulardari manusia ke manusia. DaftarPustaka 1. Nicholson KG Wood JM, and Zambon M. Influenza. Lancet. 20031'362:1733-45. 2. Neuzil KM, Mellen BG Wright PF, Mitchel EF, and Gfiffrn MR. The effect of inlluenza on hospitalizations, outpatient visits, and courses of antibiotics in children. N Eng J Med. 20OO:.342,'225- 31. 3. Hien TT, Nguyen I Nguyen TD. Avian influenza A (H5N1) in 10 patients in Vielnam- N Eng J Med. 2004;350:1179-88. 4. Rimmelzwan GF, van Riel D, Baars M, Bestebroer TM, Amerongen GV, Fouchier RAM, Osterhaus ADME, et al. Infh- enza A virus (H5N1) infection in cats causes systemic disease with potensial novel routes of virus spead within and between hosts. Am J Pathol. 2006;168:176-83. 5. Viseshacul N, Thanawongrruwech R, Amonsin A. The genome sequence analysis of HSNI avian influenza A virus isolated from Maj Kedokt Indon, Yolum: 59, Nomor: 3, Maret 2009 the outbreak among poultry populations in Thailand. Virology. 2004:'328:169 -76. Kilbourne ED, Arden NH. lnactivayed influenza vaccine" Dalam: Plotkin SA, Orenstein Wd Penyunling- Vaccines. Edisi ke-3- Philadelphia, London, Toronto, Montreal, Sydney, Tokyo: W.B. Saunders Company; 1999.h.53 l-5 l. Hurt AC, Barr IG, Hartel G, Hampsom AW Susceptibility of human influenza viruses from Australasia and South Easth East Asia to the neuraminidase inhibnitor zanavir and oseltamivir" Antiviral Res. 2004;62:3'7 -45. Fliflt SJ, Enquist LW, I(rug RM, Racaniello V& Skalka AM. Vrol- ogy. Moleculer biology, pathogenesis, and control- Washington DC: ASM PRESS; 200A.h.163-93. Lamb RA, Ikug RM. Orfhomyxoviridae: the viruses and their replicatiol. Dalam: Knip DM, Howley PM, penyunting. Field virology. Edisi ke-4. Philadelphia: Lippincott, Williams, and Wilkins; 200 1.h. 1487-53 1,. Fouchier RAM, Schneeberger PM, Rozendaal FW, et al. Avian influenza A virus (H7N7) associated with human conjunctivitis and a fatal case of acute respiratory distress syndrome. PNAS. 2044;lAl:.1356-61. CDC. Information about avian influenza (bird flu) and avian influerza A (H5Nl) virus. Departemen Of Health and Human Services Centers for disease Control and Prevention; May 24, 2005. Albeds B, Bray D, Lewis J, Raff M, Roberts K, Watson JD. Moleculer biology of the cell. 3rd ed. New York: Garland Publish- ing Inc; 199 4.h.223-290. Hilleman M. Realities and enigmas of human virzl inflvenza'. Pathogenesis, epidemiology and control. Vaccine. 20A2;20:3A68- 87. Webster RQ Geraci J, Peturson G Skinnission K. Conjungtivitis in human being caused by influenza A virus of seal. N Engl J Med. 1981;304:9 I l-9 Kurtz J, Manvell RI, Banks J. Avian influerna virus isolated from a worrlo with conjungtivitis. Lancet. 1996;348:9Bl-2. Foucher RAM, Munster Y Wallensten d Bestebroer TM, Herfst S, Smith D, et al. Characterization of a novel in{luerza A virus hemagglutinin sutrtype (Hl6)) obtain from black-headed gulls. J Yir oL 2A 0 5 ;7 9 :28 1 4-22. Koopmans M, Wilbrink BConyn M, Natrop G Nat Hv4 Venema H, et al. Transmission of H7N? avian influerza virus to human beings during a large outbreak in commercial poultry farms in the Netherlands. Lancet. 2004;363 :581 -93. Meijer A" Wilbrink B, van Beest Holle MDR, Fouchier RAM, Natrop G, Bosman \ et al. Highly pathogenic avian influenza virus (H7N7) infection of human-to-human transmission during avian inlluenza outbreak in the Netherlands. Int Cong Series. 2004;1263: 65-68. Meijer .{ Bosman \ van de Kamp EEHM, Wilbrink B, Holle MDRVB, Koopmans M, et al. Measurement of antibody to avian influerza virus a (H7N7) in humans by hemagglutination inhibi- tion test. J Virol Methode. 2006;132:113-20. Class EJC, Osterhaus ADME, van Beek R, Jong JCD, Rimmelzwan GE, Reme DA" et al, Human influenza A H5Nl virus related to a highly pathogenic avian rafluerta virus. Lancet. 1998:351:472- 7. Webster RG Influenza: An emerging disease. Emerg Infecl Dis. 1998;4:436-41. Shortridge KF. Poultry and the H5Nl outbreak in Hong Kong 1997. A bridged chronology and virus isolation. Vaccine. 1999;17 (Suppl):S26-9. Subbarao K Klimov \ Katz J, Regnery H, Lim W Hall H, et al. Characterizatron of an avian influenza A (HsNl) virus isolated from a child wilh a fatal respiratory ilne.s. Science. 1998;279:393- 6. Peiris JSM, Yu WC, I-eung CW, Cheung Cl Ng WF, Nicolls JM, 7. l2 13. 14. 9. l0 23. 15. t6. 17. 18. t9. 24. 21. 22. 24. Munculnya Wrus Influenza A Sabtipe Baru pada lvfanusia et al, Ee-emergence of fatal human influenza A subtype H5Nl disease. Lancet. 200 4;363 :617 -9. Kandun IN, Wibisono H, Sedyaningsih ER, Yusharmen, Hadisoedarsuno W, Purba W, et al. Three Indonesian clusters of H5Nl virus infection n 20A5. N Eng J Med. 2006;355:2186-94. PP&PL. Laporan harian posko avian influenza, Departemen Kesehatan, 2 Janvad 2007. Chsr W Ni H, Huang P, Zhpu H, Liu S. Sueveillance of influenza viruses in Guandong province, Cina in 1998: A preliminary re- port. Dalam: Osterhaus ADME, Cox N, Hampson AW, penyunting. Option for the control of influenza IV. Excerpta Medica. lnlr. Congr Series. 2001;1123:,123-9. Peiris M, Yuen KY, l,eung CW, Chan KH, Ip PLS, t"ai RWM, e/ al. Hlu;man infection with influenza H9N2. Lancet. 1999;354: 916-7. Butt KIvt Smith GJD, Chen H, Zhangu, l.euog YHC, Xu km, et al. Human infection with an avian H9N2 inf\lerza A virus in Hong Kong in 2003. J Clin Microbiol. 2005;43:5760-7. Li C, Tian q Li Y, Yu D, Yu K Chen H, Anligenic and genetic analysis of the H9N2 aviloiraffuenza viruses isolated in Cina. lnt Congr Series. 2004;L263:7 62-5. Saito I Lim W Suzuki ! Suzuki Y, Kida H, Nishimura S-I, et al. Chancterization of a human H9N2 influenza virus isolated in Hong Kong. Vaccine. 2002;20 :125-33. Uyeki TM, Chong YH, Katz JM, Lim W, Ho, YY, Wang SS, ef cl. Lack of evidence for human to human transmission of avian inffuerlaa A H9N2 viruses in Hong Kong, Cina. Emerging Infect. Dis. 20A2;8:154-60. Guan I Shorhidge KF, Krauss S, Webster RG Moleculer charac- leriza$on of H9N2 infTrsnza viruses: Were they the donor of the "intsr:l,al" gen of H5N1 viruses in Hong Kong? Proc Natl Acad Sci USA. 1999;96:9363-7. Gregory V, Bennett M, Orkhan MH, Hajjar AI, Varsano N, Mendelson E, et al, Emergence of influenza A HlN2 reassortant viruses in the human population during 20Ol.Virology. 2002;300:l-9. Xu )L SmitL CB, Mungall BA, Linstrom SE, Hall HE, Subbarao I! et al. lnkrconlinental circulation of human inJluenza A (HlN2) reassortment viruses during the 2001-2002 irtfluenza season. J lnfect Dis. 20A2;1 86: 1490-3. Ellis J, Jambon MC. Moleculer diagnosis of influenza. Rev Med Vrol. 2AO2;12:375-89. Karasin AI, LandgrafJ, Swenson S, Erickson Q Goyal S, Woo- druff M, et al. Genetic characterization of HlN2 influenza A viruses isolated from pigs throughout the United States. J Clin Microbiol. 2002;40: I 07 3 -9. Karasin AI, Carman s, and Olsan CW Identification of human HlN2 and human-swine reassortaflt H1N2 and HlNl influenza A viruses among pigs in Ontario, Canada Q0A3-2005). I Clin Microbiol. 2006;44: ll23 -6. Mizuta It Katsushima N, Ito S, Sanjoh Il Murala I Abiko C, et at. Arare apearance of influenza A (H1N2) as a reassortanl in a community such as Yamagata where A(HlNl) and A (H3N2) co- circulate. Microbiol Immunol. 2A03 ;47 :3 59 -61 - Webby RI, Swerson SL, Krauss SL, Krauss Sl Goyal SM, Rossow KD, et al. Evolving H3N2 and emerging HlN2 swine ittflvenza viruses in the United States. Int Congr Series 2001;12L9:l4l- 249. Faress SA, Cartet Q Ferraris O, Norder H, Valette M, Lina B. Divergen genetic evolution of hemagglutinin in influenza A HlNi and A HlN2 subtypes isolated in the south-France since the winter of 2001-2002. J CIin Virol. 2B$5;33:230-6. Reeth KV, Clrcq SD, Pensaert M. Lack of cross-protection be, tween Eropean HlNl and HlN2 swine inf'luenza viruses. Intr Congr Series. 2A0\1219 :3 4l-5. Guo Y, Xu )i Cox NJ. Human influenza A (H1N2) viruses isolaled from Cina. J Gen Vrol. 1992;73:383-8. Li XS, Zhw Cl Gao Hg Zhang YQ, Ishida M, Kanegae Y, et al. Origin and evolutionary characteristic of antigenic reassortant virus isolated from man in Cina. J Gen Virol. 1992;73:7329- t337. Cox NJ, Branrmer TL, Regmery HL. Influenza global surveil- lance for epidemic and pandemLc variants. Eur J Epidemiol. 1994;10:467-70. Cox NJ, Rognery HL. Gobal inflienza survoillance:tracking a moving target in a rapidly changing world. Dalam: Brown LE, Hampson AW, Webster RQ penyunting. Option for the control of influenza III. Amslerdam: Elsevier, Int Congr Series. 1996;1123:59L-8. @", -tt- 38. 25. 26. 27, 39, 40 41. 42. 43. 44. 45. 46. 28. 29. 30. 3l 32. 33 34. 35. 36. 120 Maj Kedolrt Indon, Volum: 59, Nomor: 3, Maret 2009