Anda di halaman 1dari 18

Minerals adalah bahan atau senyawa anorganik yang terbentuk secara alamiah, padat,

mempunyai komposisi, dan mempunyai sturuktur dalam/kristal tertentu. Sedangkan


bedanya dengan mineraloid ialah tidak mempunyai struktur dalam/kristal tertentu (amorf).
http://geologimania.blogspot.com/2010/10/mineral-pembentuk-batuan-rock-forming.html
Mineraloid, yaitu senyawa anorganik terbentuk secara alamiah, padat serta mempunyai komposisi kimia
tetapi tidak mempunyai struktur dalam tertentu atau amorf (obsidian, opal).

http://lasonearth.wordpress.com/makalah/geologi-dasar/
Jurnal Geologi Dasar

Semua mineral mempunyai susunan kimiawi tertentu dan penyusun atom-atom yang beraturan,
maka setiap jenis mineral mempunyai sifat-sifat fisik/kimia tersendiri. Dengan mengenal sifat-sifat
tersebut maka setiap jenis mineral dapat dikenal, sekaligus kita mengetahui susunan kimiawinya
dalam batas-batas tertentu (Graha,1987)
Sifat-sifat fisik yang dimaksudkan adalah:
1.
Kilap (luster)
2.

Warna (colour)

3.

Kekerasan (hardness)

4.

Cerat (streak)

5.

Belahan (cleavage)

6.

Pecahan (fracture)

7.

Bentuk (form)

8.

Berat Jenis (specific gravity)

9.

Sifat Dalam

10.

Kemagnetan

11.

Kelistrikan

12.

Daya Lebur Mineral

Kilap
Merupakan kenampakan atau cahaya yang dipantulkan oleh permukaan mineral saat terkena cahaya
(Sapiie,
2006)
Kilap
ini
secara
garis
besar
dapat
dibedakan
menjadi
jenis:
a. Kilap Logam (metallic luster): bila mineral tersebut mempunyai kilap atau kilapan seperti logam.
Contoh mineral yang mempunyai kilap logam:

Gelena

Pirit

Magnetit

Kalkopirit

Grafit

Hematit

b.

Kilap Bukan Logam (non metallic luster), terbagi atas:


Kilap Intan (adamantin luster), cemerlang seperti intan.
Kilap kaca (viteorus luster), misalnya pada kuarsa dan kalsit.


Kilap Sutera (silky luster), kilat yang menyeruai sutera pada umumnya terdapat pada mineral
yang mempunyai struktur serat, misalnya pada asbes, alkanolit, dan gips.

Kilap Damar (resinous luster), memberi kesan seperti damar misalnya pada spharelit.

Kilap mutiara (pearly luster), kilat seperti lemak atau sabun, misalnya pada serpentin,opal dan
nepelin.

Kilap tanah, kilat suram seperti tanah lempung misalnya pada kaolin, bouxit dan limonit.

Kilap mineral sangat penting untuk diketahui, karena sifat fisiknya ini dapat dipakai dalam
menentukan mineral secara megaskopis. Untuk itu perlu dibiasakan membedakan kilap mineral satu
dengan yang lainnya, walaupun kadang-kadang akan dijumpai kesulitan karena batas kilap yang satu
dengan
yang
lainnya
tidak
begitu
tegas
(Danisworo
1994).

Warna
Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan tetapi tidak dapat
diandalkan dalam pemerian mineral karena suatu mineral dapat berwarna lebih dari satu warna,
tergantung keanekaragaman komposisi kimia dan pengotoran padanya. Sebagai contoh, kuarsa
dapat berwarna putih susu, ungu, coklat kehitaman atau tidak berwarna. Walau demikian ada
beberapa mineral yang mempunyai warna khas, seperti:

Putih
: Kaolin (Al2O3.2SiO2.2H2O), Gypsum (CaSO4.H2O), Milky Kwartz (Kuarsa
Susu) (SiO2)

Kuning

: Belerang (S)

Emas

: Pirit (FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), Ema (Au)

Hijau

: Klorit ((Mg.Fe)5 Al(AlSiO3O10) (OH)), Malasit (Cu CO3Cu(OH)2)

Biru

: Azurit (2CuCO3Cu(OH)2), Beril (Be3Al2 (Si6O18))

Merah

: Jasper, Hematit (Fe2O3)

Coklat

: Garnet, Limonite (Fe2O3)

Abu-abu

: Galena (PbS)

Hitam

: Biotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)), Grafit (C), Augit

Kekerasan
Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu mineral dapat
membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai sebagai kekerasan yang standard. Mineral yang
mempunyai kekerasan yang lebih kecil akan mempunyai bekas dan badan mineral tersebut. Standar
kekerasan yang biasa dipakai adalah skala kekerasan yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jeman
dan dikenal sebagai skala Mohs. Skala Mohs mempunyai 10 skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral
terlunak
sampai
skala
10
untuk
mineral
terkeras
.
Skala Kekerasan Mohs

Skala Kekerasan
1
2
3
4
5
6
7
8

Mineral
Talc
Gypsum
Calcite
Fluorite
Apatite
Orthoklase
Quartz
Topaz

Rumus Kimia
H2Mg3 (SiO3)4
CaSO4. 2H2O
CaCO3
CaF2
CaF2Ca3 (PO4)2
K Al Si3 O8
SiO2
Al2SiO3O8

9
10

Corundum
Diamond

Al2O3
C

Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas maka di bawah ini diberikan kekerasan dari alat
penguji standar :

Alat Penguji
Kuku manusia
Kawat Tembaga
Paku
Pecahan Kaca
Pisau Baja
Kikir Baja
Kuarsa

Derajat Kekerasan
Mohs
2,5
3
5,5
5,5 6
5,5 6
6,5 7
7

Cerat
Cerat adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat dapat diperoleh apabila
mineral digoreskan pada bagian kasar suatu keping porselin atau membubuk suatu mineral kemudian
dilihat warna dari bubukan tersebut. Cerat dapat sama dengan warna asli mineral, dapat pula
berbeda. Warna cerat untuk mineral tertentu umumnya tetap walaupun warna mineralnya berubahubah. Contohnya :

Pirit : Berwarna keemasan namun jika digoreskan pada plat porselin akan meninggalkan
jejak berwarna hitam.

Hematit : Berwarna merah namun bila digoreskan pada plat porselin akan meninggalkan
jejak berwarna merah kecoklatan.

Augite : Ceratnya abu-abu kehijauan

Biotite : Ceratnya tidak berwarna

Orthoklase : Ceratnya putih

Warna serbuk, lebih khas dibandingkan dengan warna mineral secara keseluruhan, sehingga dapat
dipergunakan
untuk
mengidentifikasi
mineral
(Sapiie,
2006).
Belahan
Balahan merupakan kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu atau lebih arah tertentu.
Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang mampu membelah yang oleh sini adalah bila
mineral kita pukul dan tidak hancur, tetapi terbelah-belah menjadi bidang belahan yang licin. Tidak
semua mineral mempunyai sifa ini, sehingga dapat dipakai istilah seperti mudah terbakar dan sukar
dibelah atau tidak dapa dibelah. Tenaga pengikat atom di dalam di dalam sruktur kritsal tidak seragam
ke segala arah, oleh sebab itu bila terdapat ikatan yang lemah melalui suatu bidang, maka mineral
akan cenderung membelah melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung membelah melalui
bidang-bidang tersebut. Karena keteraturan sifat dalam mineral, maka belahan akan nampak berjajar
dan
teratur
(Danisworo,
1994).
Contoh mineral yang mudah membelah adalah kalsit yang mempunyai tiga arah belahan sedang
kuarsa
tidak
mempunyai
belahan.
Berikut
contoh
mineralnya:
a.
Belahan
satu
arah,
contoh
:
muscovite.
b.
Belahan
dua
arah,
contoh
:
feldspar.
c.
Belahan
tiga
arah,
contoh
:
halit
dan
kalsit.

Pecahan
Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah yang tidak teratur apabila
mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan dengan belahan dapat dilihat dari sifat permukaan mineral
apabila memantulkan sinar. Permukaan bidang belah akan nampak halus dan dapat memantulkan
sinar seperti cermin datar, sedang bidang pecahan memantulkan sinar ke segala arah dengan tidak
teratur
(Danisworo,
1994).
Pecahan mineral ada beberapa macam, yaitu:

Concoidal: bila memperhatikan gelombang yang melengkung di permukaan pecahan, seperti


kenampakan kulit kerang atau pecahan botol. Contoh Kuarsa.

Splintery/fibrous: Bila menunjukkan gejala seperti serat, misalnya asbestos, augit, hipersten

Even: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan halus, contoh pada
kelompok mineral lempung. Contoh Limonit.

Uneven: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan yang kasar, contoh:
magnetit, hematite, kalkopirite, garnet.

Hackly: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan kasar tidak teratur dan runcingruncing. Contoh pada native elemen emas dan perak.
Bentuk
Mineral ada yang berbentuk kristal, mempunyai bentuk teratur yang dikendalikan oleh system
kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral yang membentuk kristal disebut mineral kristalin. Mineral
kristalin sering mempunyai bangun yang khas disebut amorf (Danisworo, 1994).
Mineral
kristalin
sering
mempunyai
bangun
yang
khas,
misalnya:
a.
Bangun
kubus
:
galena,
pirit.
b.
Bangun
pimatik
:
piroksen,
ampibole.
c.
Bangun
doecahedon
:
garnet
Mineral
amorf
misalnya
:
chert,
flint.
Kristal dengan bentuk panjang dijumpai. Karena pertumbuhan kristal sering mengalami gangguan.
Kebiasaan mengkristal suatu mineral yang disesuaikan dengan kondisi sekelilingnya mengakibatkan
terjadinya bentuk-bentuk kristal yang khas, baik yang berdiri sendiri maupun di dalam kelompokkelompok. Kelompok tersebut disebut agregasi mineral dan dapat dibedakan dalam struktur sebagai
berikut:

Struktur granular atau struktur butiran yang terdiri dari butiran-butiran mineral yang
mempunyai dimensi sama, isometrik. Dalam hal ini berdasarkan ukuran butirnya dapat dibedakan
menjadi kriptokristalin/penerokristalin (mineral dapat dilihat dengan mata biasa). Bila kelompok kristal
berukuran butir sebesar gula pasir, disebut mempunyai sakaroidal.

Struktur kolom: terdiri dari prisma panjang-panjang dan ramping. Bila prisma tersebut begitu
memanjang, dan halus dikatakan mempunyai struktur fibrous atau struktur berserat. Selanjutnya
struktur kolom dapat dibedakan lagi menjadi: struktur jarring-jaring (retikuler), struktur bintang
(stelated) dan radier.

Struktur Lembaran atau lameler, terdiri dari lembaran-lembaran. Bila individu-individu mineral
pipih disebut struktur tabuler,contoh mika. Struktur lembaran dibedakan menjadi struktur konsentris,
foliasi.

Sturktur imitasi : kelompok mineral mempunyai kemiripan bentuk dengan benda lain. Mineralmineral ini dapat berdiri sendiri atau berkelompok.
Bentuk kristal mencerminkan struktur dalam sehingga dapat dipergunakan untuk pemerian atau
pengidentifikasian
mineral
(Sapiie,
2006).
Berat
Jenis
Adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara yang umum untuk
menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral tersebut terlebih dahulu, misalnya beratnya
x gram. Kemudian mineral ditimbang lagi dalam keadaan di dalam air, misalnya beratnya y gram.
Berat terhitung dalam keadaan di dalam air adalah berat miberal dikurangi dengan berat air yang

volumenya
sama
dengan
volume
butir
mineral
tersebut.
Sifat
Dalam
Adalah sifat mineral apabila kita berusaha untuk mematahkan, memotong, menghancurkan,
membengkokkan atau mengiris. Yang termasuk sifat ini adalah

Rapuh (brittle): mudah hancur tapi bias dipotong-potong, contoh kwarsa, orthoklas, kalsit,
pirit.

Mudah ditempa (malleable): dapat ditempa menjadi lapisan tipis, seperti emas, tembaga.

Dapat diiris (secitile): dapat diiris dengan pisau, hasil irisan rapuh, contoh gypsum.

Fleksible: mineral berupa lapisan tipis, dapat dibengkokkan tanpa patah dan sesudah
bengkok tidak dapat kembali seperti semula. Contoh mineral talk, selenit.
Blastik: mineral berupa lapisan tipis dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah dan dapat kembali
seperti semula bila kita henikan tekanannya, contoh: muskovit.
Kemagnitan
Adalah sifat mineral terhadap gaya magnet. Diatakan sebagai feromagnetic bila mineral dengan
mudah tertarik gaya magnet seperti magnetik, phirhotit. Mineral-mineral yang menolak gaya magnet
disebut diamagnetic, dan yang tertarik lemah yaitu paramagnetic. Untuk melihat apakah mineral
mempunyai sifat magnetik atau tidak kita gantungkan pada seutas tali/benang sebuah magnet,
dengan sedikit demi sedikit mineral kita dekatkan pada magnet tersebut. Bila benang bergerak
mendekati berarti mineral tersebut magnetik. Kuat tidaknya bias kita lihat dari besar kecilnya sudut
yang dibuat dengan benang tersebut dengan garis vertikal.
Kelistrikan
Adalah sifat listrik mineral dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu pengantar arus atau londuktor dan
idak menghantarkan arus disebut non konduktor. Dan ada lagi istilahsemikonduktor yaitu mineral
yang bersifat sebagai konduktor dalam batas-batas tertentu.
Daya
lebur
mineral
Yaitu meleburnya mineral apabila dipanaskan, penyelidikannya dilakukan dengan membakar bubuk
mineral
dalam
api.
Daya
leburnya
dinyatakan
dalam
derajat
keleburan.
sumber : http://ptbudie.wordpress.com/2010/12/23/sifat-sifat-fisikmineral/#more-259
Diposkan oleh Geografi

http://geografi-geografi.blogspot.com/2013/05/sifat-sifat-fisik-mineral.html

Mineral Mineral Pembentuk Batuan


( Reaksi Bowen )
POSTED BY AZHARY RAHIM ON 00:52

Mineral pembentuk batuan adalah mineral-mineral yang menyusun suatu batuan dengan kata lain
batuan yang terdiri dari berbagai macam mineral. Ada juga terdapat batuan yang hanya terdiri dari
satu mineral saja, seperti Dunit yang hanya terdiri dari satu mineral yaitu Olivine.
Dalam proses pendinginan magma dimana magma itu tidak langsung semuanya membeku, tetapi
mengalami penurunan temperatur secara perlahan bahkan mungkin cepat. Penurunan temperature
ini disertai mulainya pembentukan dan pengendapan mineral-mineral tertentu yang sesuai dengan
temperaturnya. Pembentukan mineral dalam magma karena penurunan temperatur telah disusun
oleh Bowen (seri reaksi Bowen).

Sebelah kiri mewakili mineral-mineral mafik, yang pertama kali terbentuk dalam temperatur sangat
tinggi adalah Olivin. Akan tetapi jika magma tersebut jenuh oleh SiO2 maka Piroksenlah yang
terbentuk pertama kali. Olivin dan Piroksen merupakan pasangan Ingcongruent melting dimana
setelah pembentukan Olivin akan bereaksi dengan larutan sisa membentuk Piroksen. Temperatur
menurun terus dan pembentukan mineral berjalan sesuai dengan temperaturnya. Mineral yang
terakhir terbentuk adalah Biotit.

Mineral sebelah kanan diwakili oleh mineral kelompok Plagioklas (mineral felsik). Anorthit adalah
mineral yang pertama kali terbentuk pada suhu yang tinggi dan banyak terdapat pada batuan beku
basa seperti Gabro atau Basalt. Andesin terbentuk pada suhu menengah dan terdapat pada batuan
beku Diorit atau Andesit. Sedangkan mineral yang terbentuk pada suhu rendah adalah Albit, mineral
ini tersebar pada batuan asam seperti Granit dan Riolit. Reaksi berubahnya komposisi Plagioklas ini
merupakan deret Solid Solution yang merupakan reaksi kontinyu, artinya kristalisasi Plagioklas Ca
(Anortit) sampai Plagioklas Na (Albit) akan berjalan terus jika reaksi setimbang.

Mineral sebelah kanan dan sebelah kiri bertemu pada mineral Potasium Feldspar (Orthoklas), ke
Muscovit dan terakhir Kwarsa, maka mineral kwarsa merupakan mineral yang paling stabil diantara
seluruh mineral mafik atau mineral felsik.

Sehingga dengan memperhatikan reaksi Bowen, kita memperoleh berbagai kemungkinan himpunan
mineral utama didalam batuan beku diantaranya:

1. Kelompok batuan Ultrabasa dan Basa, mineralnya antara lain:

Olivin
Olivin Plagioklas
Piroksen
Olivine Piroksen
Olivin Plagioklas - Piroksen
Piroksen - Plagioklas

2. Kelompok batuan Intermediet, mineralnya antara lain:

Piroksen Horblende - Plagioklas


Hornblende Plagioklas
Hornblende Plagioklas Biotit Kwarsa

3. Kelompok batuan Asam, mineralnya antara lain:

Hornblende Plagioklas Biotit Orthoklas


Hornblende Plagioklas Biotit Muscovit
Muscovit Biotit Orthoklas

Mineral utama sebagai penyusun utama pembentuk batuan antara lain:

a. Kwarsa (Quartz)
Mineral ini mempunyai susunan kimia dengan rumus SiO2 dan terhitung mineral yang banyak sekali
tersebar, warna asli tidak berwarna putih, tetapi karena adanya pengotoran dari unsur lain sehingga
berwarna lain, bentuk kristal prismatic hexagonal, tidak mempunyai belahan, pecahannya:
conchoidal, kekerasan: 7 (skala mohs). Ciri yang khas dari mineral ini, terdapat garis-garis
mendatar pada sisi bidang kristalnya. Mempunyai warna tersendiri, sering berwarna jernih atau
putih suram. Pengisian dari berbagai zat didalamnya, memberikan warna yang berbeda-beda, ada
yang berwarna kekuning-kuningan, ungu (amnetis), coklat dan lain-lain. Biasanya tidak mempunyai
bentuk yang baik, karena merupakan mineral yang menghablur terakhir dari magma, sehingga
terpaksa harus mengisi celah-celah dan rongga-rongga sisi yang terdapat diantara kristal-kristal dari
mineral yang telah terbentuk lebih dahulu.

b. Feldspar
Merupakan golongan mineral yang paling umum dijumpai di dalam kulit bumi sebagai Silikat dari
Alumina dengan Kalium, Natrium, dan Kapur. Sistim Monoklin/Triklin terlihat belahan dalam 2 arah.
Kekerasan 6 Felspar dibagi atas 2 golongan, yaitu:

1. Potash Felspar (K Al Si3O8)

Terdiri dari mineral ortoklas, mikrolin dan sanidin adularis. Warnanya putih, pucat atau merah
daging, abu-abu. Kilat seperti kaca (petreous). Bidang belahan baik, tidak ada striasi (garis-garis
paralel yang lembut). Ortoklas (KALSiO2), sebagai sumber utama unsur K (Kalium) dalam tanah,
umumnya berwarna abu-abu, kemerahan, belahan dua arah, kekerasan 6, bersifat asam.

2. Plagioklas Feldspar (Na, Ca)Al Si3O8

Warna putih atau abu-abu berwarna lain, kilap pitreus. Bidang belahan baik kedua arah ada sitriasi.
Mudah dibedakan dari Ortoklas karena adanya kembaran yang dapat dilihat dibawah loupe, lebihlebih di bawah mikroskop. Sering berbentuk zona dan berubah menjadi Serisit, Kaolinit atau
Epidot.

Plagioklas felspar terdiri atas 6 macam mineral, yaitu:

a. Albit
b. Oligoklas
c. Andesin
d. Bitownit
e. Labradorit
f. Anorthit

Makin ke bawah makin berkurang mengandung Na dan makin bertambah akan mengandung Ca.
Albit, Andesin disebut Plagioklas asam atau Na Plagioklas. Anortit, Bitonit disebut Plagioklas basa
atau Calcic Plagioklas. Plagioklas (Na, Ca) AlSi3O8 kenampakannya menyerupai Ortoklas, hanya
warnya biasa putih abu-abu dan secara optic Plagioklas mempunyai kembaran. Plagioklas terdiri
dari mineral-mineral Albit, Oligoklas, Andesine, Bitonit, Labradorit dan Anortit.

c. Feldspatoid
Merupakan mineral pengganti Feldspar, karena terbentuk bila dalam suatu batuan tidak cukup
terdapat SiO2. Dalam batuan yang mengandung SiO2 bebas, mineral ini tidak terbentuk, karena
yang terbentuk adalah Felspar. Feldspatoid ini terdiri atas beberapa mineral, antara lain: Leucit (K
Al Si2O) sebagai pengganti orthoklas. Warnanya putih agak jernih dan bentuknya aquant/bulat.
Nephelin (Na Al Si2O6) sebagai pengganti Plagioklas (Albit). Warna abu-abu. Bentuk berisi 6 atau
bulat. Sodalit warnanya putih, abu-abu atau kebiruan.

d. Mika (Glimmer)
Ada tiga macam, yaitu muscovit, biotit, dan phlogopit.

1). Muscovit, disebut juga mika putih. Rumus kimianya K Al (OH)2 (Al Si3 O10). Mudah dikenal,
karena sifatnya yang mudah dibelah-belah dalam helaian-helaian yang sangat tipis, transparan dan
fleksibel, tidak berwarna, abu-abu, kehijauan atau coklat muda, kilap vitreum, kekerasan 2-3.

2). Biotit disebut juga Mika hitam, dengan rumus kimia K2 (Mg, Fe)2 (OH)2 AlSi3 O8. Mudah terbelah
dalam satu arah dan biasanya berbentuk segi enam, tidak transparan, fleksibel. Warna: hitam
hingga coklat tua, kilap vitrous, kekerasan 2,5 - 3.

3). Phlogopit disebut juga mika coklat. Tidak banyak dijumpai.

e. Amfibol
Terutama terdiri dari mineral Hornblende. Susunan Kimianya Ca2(MgFeA1)3(OH)2(SiA14O11)2.
Berbentuk prismatik, biasanya berisi kelipatan tiga, agak panjang dengan belahan dua arah
menyudut kira-kira 900. Merupakan kumpulan mineral-mineral yang berbentuk prisma pendek berisi
delapan. Warna : coklat tua hingga hitam. Kekerasan 5 - 6. yang terpenting dari golongan ini adalah
Hornblende.

f. Piroksen
Terutama terdiri dari mineral Augit. Berbentuk prismatik pendek berisi kelipatan 4 dengan belahan
2 arah menyudut. Merupakan kumpulan dari mineral-mineral yang berbentuk prisma pendek bersisi
delapan. Striasi bersudut kira-kira 900. Pyroxen adalah senyawa yang kompleks dari Calsium,
Magnesium, Ferum, dan Silikat. Warna coklat tua hingga hitam. Kekerasan 5 - 8. Mineral golongan
ini antara lain : Enstatit, Hypersten, Diopsid, dan yang paling banyak terdapat ialah Augit dengan
rumus kimia Ca (MgFe) (SiO3)2 (AlFe)2 O3.

g. Olivin
Biasanya berwarna hijau terdiri dari (FeMg)2SiO4. Pada umumnya terdapat dalam batu Basalt dan
Gabro. Olivin membentuk kristal yang ideal, karena terbentuk pertama-tama dari magma. Warna

hijau atau kuning kecoklatan. Biasanya berbutir halus dan granular. Pecahan concoidal (seperti
kerang). Kekerasan 6,5 - 7.

h. Kalsit
Mineral ini berwarna putih, sering ada pengotoran, mempunyai belahan 3 arah berbentuk
Rombuder, susunan kimianya CaCO3.

i. Grafit
Mineral ini unsurnya Karbon (C) berwarna hitam, lunak, umumnya pada batuan ubahan.
http://tambangunp.blogspot.com/2013/03/mineral-mineral-pembentuk-batuan-reaksi.html

Mineral Pembentuk Batuan


Po s t e d b y : S a r a n g Ku n t i M a re t 0 5 , 2 0 1 3

1. Mineral pada Batuan Beku


A. Mineral Utama
Pada dasarnya mineral pembentuk batuan beku sebagian besar (90%) mengandung
oksigen, silikon, aluminium, besi, kalsium, sodium, potasium dan magnesium. Atau bisa
juga dikelompokkan berdasarkan warna mineralnya. Mineral utama dapat dilihat di
Deret Bowen.

1.

Kelompok mineral gelap (Mafic) mengandung banyak unsur magnesium (Mg)


dan besi (Fe)
2.
Kelompok mineral terang (Felsic) banyak mengandung unsur aluminium (Al),
kalsium (Ca), Natrium (Na), kalium (K) dan silium (Si)
Sebelah kiri mewakili mineral gelap dan sebelah kanan mewakili mineral terang.
Mineral-mineral ini terbentuk langsung dari kristalisasi magma yang menjadi penentu
dalam penamaan batuan.

Deret Bowen secara umum menggambarkan urutan kristalisasi mineral sesuai dengan
penurunan suhu (bagian kiri) dan perbedaan kandungan magma (bagian kanan),
dengan asumsi bahwa semua magma berasal dari magma induk yang bersifat basa.
Bagian ini dibagi menjadi 2 cabang, kontinyu dan diskontinyu

Deret Kontinyu

Deret ini dibangun dari feldspar plagioklas. Dalam deret kontinyu, mineral awal akan
ikut serta dalam pembentukan mineral selanjutnya. Dari bagan, plagioklas yang kaya
kalsium akan terbentuk terlebih dahulu, seiring dengan penurunan suhu, plagioklas itu
akan bereaksi dengan sisa larutan magma yang pada akhirnya akan membentuk
plagioklas yang kaya dengan sodium. Demikian seterusnya hingga plagioklas yang kaya
kalsium dan sodium habis dipergunakan. Karena mineral awal akan terus bereaksi,
maka sulit ditemukan plagioklas yang kaya kalsium di alam bebas.

Deret Diskontinyu

Deret ini dibangun dari mineral ferro-magnesian sillicates . Dalam deret ini, satu
mineral ini akan bereaksi menjadi mineral lain pada suhu tertentu dengan melakukan
reaksi dengan larutan sisa magma. Bowen menemukan bahwa pada suhu tertentu akan
membentuk olivin yang jika diteruskan akan bereaksi dengan sisa larutan magma
membentuk pyroxene. Jika pendinginan dilanjutkan, akan terbentuk biotite (sesuai
skema). Deret ini berakhir ketika biotite mengkristal, yang berarti semua besi dan
magnesium dalam larutan magma telah habis untuk membentuk mineral.

B. Mineral Ikutan/Tambahan
Mineral tambahan adalah mineral-mineral yang terbentuk akibat kristalisasi magma,
terdapat dalam jumlah yang sedikit. Mineral ini tidak menjadi pedoman dalam
menentukan nama batuan. Contoh: Zirkon, magnesit, hematit, pirit, rutil apatit, garnet,
sphen.

C. Mineral Sekunder
Mineral sekunder merupakan mineral hasil ubahan mineral utama, dari hasil pelapukan,
dari reaksi hidrotermal maupun hasil metamorfosisme terhadap mineral utama.
Contohnya adalah serpentit, kalsit, serisit, kalkopirit, kaolin, klorit, pirit.
http://kyubhil.blogspot.com/2013/03/mineral-pembentuk-batuan.html

Mineral Pembentuk Batuan


Mineral pembentuk batuan dapat dibagi menjadi 3 :

Mineral utama (essential minerals)

Mineral ikutan / tambahan (accessory minerals)

Mineral sekunder (secondary mineral)


Mineral Utama (Essential minerals)
Pada dasarnya sebagian besar (99%) batuan beku hanya terdiri dari unsur utama yaitu
oksigen, silikon, alumunium, besi, kalsium, sodium, potasium, dan magnesium, unsur ini
membentuk mineral yang tergolong mineral utama yaitu:
Kuarsa

Plagioklas
Ortoklas
Olivin
Piroksin
Amfibol
Mikafelpatora

Mineral Ikutan / Tambahan (Accessory minerals)


Adalah mineral-mineral yang terbentuk oleh kristalisasi magma, terdapat dalam jumlah yang
sedikit (kurang dari 5%). kehadirannya tidak menentukan nama batuan. Contoh dari mineral
tambahan ini antara laian : Zirkon, Magnesit, Hematit, Pyrit, Rutil Apatit, Ganit, Sphen.
Mineral Sekunder (Secondary mineral)
Merupakan mineral-mineral ubahan dari mineral utama, dapat dari hasil pelapukan, reaksi
hidrotermal maupun hasil metamorfosisme terhadap mineral utama. contoh dari mineral
sekunder antara lain : Serpentit, kalsit, serisit, kalkopirit, kaolin, klorit, pirit.
Diposkan oleh Muhammad Khair

http://khairdblackbeard.blogspot.com/2012/03/mineral-penyusun-batuan.html

Deret Reaksi Bowen (Bowen Reaction


Series)
POSTED BY ARRIQO ARFAQ ON 05.20

Magma yang sampai ke permukaan bumi dan mengalami kontak dengan udara
dan suhu akan membeku membentuk kristal mineral yang nantinya menjadi
penyusun batuan. Proses pembentukan batuan dari pendinginan magma inilah
yang dibahas di Deret Reaksi Bowen.
Deret Reaksi Bowen (Bowen Reaction Series) adalah suatu skema yang
menjelaskan proses pembentukan mineral pada saat pendinginan magma
dimana ketika magma mendingin, magma tersebut mengalami reaksi yang
spesifik. Dan faktor utama dalam Deret Reaksi Bowen adalah suhu (T).

Tahun 1929-1930, dalam penelitiannya Norman L. Bowen menemukan bahwa


mineral-mineral terbentuk dan terpisah dari batuan lelehnya (magma) dan
mengkristal sebagai magma mendingin (kristalisasi fraksional). Bowen kemudian
membaginya menjadi dua cabang; kontinyu dan diskontinyu.
Deret Continuous, deret ini mewakili pembentukan feldspar plagioclase. Dimulai
dengan feldspar yang kaya akan kalsium (Ca-feldspar, CaAlSiO) dan berlanjut
reaksi dengan peningkatan bertahap dalam pembentukan natrium yang
mengandung feldspar (CaNa-feldspar, CaNaAlSiO) sampai titik kesetimbangan
tercapai pada suhu sekitar 9000C. Saat magma mendingin dan kalsium
kehabisan ion, feldspar didominasi oleh pembentukan natrium feldspar (NaFeldspar, NaAlSiO) hingga suhu sekitar 6000C feldspar dengan hamper 100%
natrium terbentuk.
Deret Discontinuous Pada deret ini mewakili formasi mineral ferro-magnesium
silicate dimana satu mineral berubah menjadi mineral lainnya pada rentang
temperatur tertentu dengan melakukan reaksi dengan sisa larutan magma.
Diawali dengan pembentukan mineral Olivine yang merupakan satu-satunya
mineral yang stabil pada atau di bawah 18000C. Ketika temperatur berkurang
dan Pyroxene menjadi stabil (terbentuk). Sekitar 11000C, mineral yang
mengandung kalsium (CaFeMgSiO) terbentuk dan pada kisaran suhu 9000C
Amphibole terbentuk. Sampai pada suhu magma mendingin di 6000C Biotit
mulai terbentuk.

Sumber :
1. Husain, Salahuddin. Batuan Beku dan Volkanisme. 2012. Jurusan Teknik
Geologi Fakultas Teknik UGM.
2. Tim Asisten Geologi Dasar. Panduan Praktikum Geologi Dasar. 2014. FMIPA
UGM
3.
http://geohazard009.wordpress.com/2009/10/13/bowen-reaction-series/
(Diakses tanggal 7 Maret 2014)
http://arriqofauqi.blogspot.com/2014/07/deret-reaksi-bowen-bowen-reactionseries.html

Bowen Reaction Series

Bowen menentukan bahwa mineral spesifik dari temperature tertentu hasil pendinginan magma.
Pada tempertatur tinggi akan berasosiasi dengan magma mafik dan intermediet, secara umum
kemajuan ini dibagi menjadi dua cabang. Cabang pertama Continuous menjelaskan mengenai
evolusi plagioklas feldspar mulai dari yang kaya calsium (Ca) dan kaya sodium (Na). Cabang
berikutnya discontinuous mendeskripsikan formasi atau bentuk mineral mafik seperti olivine,
pyroxene, amphibole dan bitotit mika. Hal aneh yang ditemukan pada Bowen adalah mengenai
bagian discontinuous. Bowen disusun suatu seri yang dikenal dengan Bowens Reaction Series.

Bowens Reaction Series merupakan urut-urutan pendinginan batuan beku. Sedangkan batuan
beku atau igneous rock itu sendiri adalah batuan yang terbentuk dari proses pembekuan magma
di bawah permukaan bumi atau hasil pembekuan lava di permukaan bumi. Menurut para ahli
seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun (1947), Takeda (1970), magma didefinisikan
sebagai cairan silikat kental yang pijar terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi antara

1.500 2.500C dan bersifat mobile (dapat bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagian
bawah.
Dalam magma tersebut terdapat beberapa bahan yang larut, bersifat volatile (air, CO2, chlorine,
fluorine, iron, sulphur, dan lain-lain) yang merupakan penyebab mobilitas magma, dan non-volatile
(non-gas) yang merupakan pembentuk mineral yang lazim dijumpai dalam batuan beku.Pada saat
magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke permukaan bumi, maka mineral-mineral
akan terbentuk. Peristiwa tersebut dikenal dengan peristiwa penghabluran. Berdasarkan
penghabluran mineral-mineral silikat (magma), oleh NL.
Temperatur tertentu magma dapat menghasilkan olivine, tetapi jika magma yang sama mengalami
pendinginan lebih lanjut, olivine akan bereaksi dengan magma yang terbentuk terakhir, dan
mengubah mineral selanjutnya pada seri tersebut dalam hal ini (pyroxene). Pendinginan lebih
lanjut dan pyroxene berubah ke amphibole dan kemudian ke biotit.
Dari diagram di atas, sebelah kiri mewakili mineral-mineral mafik, dan yang pertama kali
terbentuk adalah olivin pada temperatur yang sangat tinggi (1200C) dengan proporsi besimagnesium dan silikon adalah 2:1 dan membentuk komposisi (Fe2Mg).2SiO4. Tetapi jika magma
jenuh oleh SiO2, maka piroksen yang terbentuk pertama kali, dengan perbandingan antara besimagnesium dengan silikon adalah 1:1 membentuk komposisi (MgFe)SiO3 pada temperatur yang
lebih
rendah.
Olivin dan piroksen merupakan pasangan Incongruent Melting, dimana setelah pembentukan,
olivin akan bereaksi dengan larutan sisa membentuk piroksen. Temperatur menurun terus dan
pembentukan mineral berjalan sesuai dengan temperaturnya. Mineral yang terakhir terbentuk
adalah biotit. Karena terjadi demikian maka reaksi ini disebut dengan reaksi diskontinyu atau
reaksi
tidak
menerus.
Seri berikutnya yang ada disebelah kanan mewakili kelompok plagioklas karena didominasi atau
hanya terdapat mineral plagioklas. Pada temperatur yang sangat tinggi (1200C) yang mengkristal
adalah plagioklas-Ca, dimana komposisinya didominasi oleh kalsium dan sebagian kecil silikon dan
aluminium. Pengkristalan selanjutnya yang berlangsung secara menerus, komposisi Ca akan
semakin berkurang dan kandungan Na (sodium) akan semakin meningkat, sehingga pengkristalan
terakhir adalah plagioklas-Na. Reaksi pada seri ini disebut seri kontinyu karena berlangsung secara
terus menerus. Mineral mafik dan plagioklas bertemu pada mineral potasium feldspar dan menerus
ke mineral yang stabil, yang tidak mudah terubah menjadi mineral lain pada temperatur sekitar
600C.

http://mandeleyev-rapuan.blogspot.com/2012/09/bowen-reaction-series.html
Mandeleyev rapuan biantong

Sifat-sifat fisik mineral yang terdapan pada reaksi bowen's.


1. Olivine (Mg,Fe)2SiO4
Sistem kristal : Orthorombik
Warna
: Hijau kekuningan sampai hijau keabu-abuan, coklat kekuningan , bening.
Belahan
: Tidak ada
Kilap
: Kaca
Bentuk dan perawakan kristal : Tidak teratur, membutir seperti gula pasir.
Kekerasan : 6.5-7 skala mohs
2. Piroksen (Ca,Mg,Fe)SiO4
Sistem kristal : Monoklin
Warna
: Hijau tua sampai hitam.
Belahan
: 2 arah saling tegak lurus

Kilap
: Kaca
Bentuk dan perawakan kristal : prismatik, pendek, saling tegak lurus.
Kekerasan : 5-6 skala mohs
3. Amfibole (Horblende) NaCa2(Mg,Fe)4Al(Al2Si6O22)
Sistem kristal : Monoklin
Warna
: Hitam, coklat
Belahan
: 2 arah membentuk sudut
Kilap
: Arang,kaca
Bentuk dan perawakan kristal : prismatik, panjang.
Kekerasan : 5-6 skala mohs
4. Biotit K(Mg,Fe)3(AlSiO3O10.Oh)2
Sistem kristal : Monoklin
Warna
: Hitam, coklat, hijau tua
Belahan
: 1 arah.
Kilap
: arang, kaca
Bentuk dan perawakan kristal : melembar (memika) , tabular.
Kekerasan : 2.5-3 skala mohs
5. Plagioklas Na(AlSi2O8)-Ca(Al2Si2O30
Sistem kristal :Triklin
Warna
: Putih susu, abu-abu.
Belahan
: 1 arah.
Kilap
: Kaca, lemak
Bentuk dan perawakan kristal : prismatik, tabular panjang, masif
Kekerasan : 6 skala mohs
6. Muskovite KAl2(AlSi3O10)(OH)
Sistem kristal : Monoklin
Warna
: tidak berwarna, bening , putih
Belahan
: 1 arah.
Kilap
: Kaca, mutiara
Bentuk dan perawakan kristal : Melembar (memika)
Kekerasan : 2-2.5 skala mohs.
7. Kuarsa SiO2
Sistem kristal : Heksagonal
Warna
: Tidak berwarna, bening, putih.
Belahan
: 2 arah rombohedral
Kilap
: Kaca, lemak
Bentuk dan perawakan kristal : membutir, masif, tidak teratur.
Kekerasan : 7 skala mohs
8. Alkali Feldspar (Ortoklas)
Sistem kristal : Monoklin
Warna
: Merah jambu, merah daging, putih.
Belahan
: 2 arah .
Kilap
: Kaca, lemak
Bentuk dan perawakan kristal : membutir, prismatik, tabular.
Kekerasan : 6 skala mohs
http://bandisetiadijagoan27.blogspot.com/2012/10/mineral-pembentuk-batuanbeku.html

Anda mungkin juga menyukai