Anda di halaman 1dari 17

EKOLOGI TUMBUHAN

(TANAH DAN TOPOGRAFI)

Nama

Puspa sari (1214140007)


Evi devianti (1214140001)
Muhayyirah (1214140003)
Shasmita irawan (nim)
Karina ahli rosi (nim)
Mardiana (nim)

Prodi/Klmpk : Biologi / IV

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tanah merupakan suatu benda alam yang tersusun dari padatan (bahan mineral dan
bahan organik), cairan dan gas, yang menempati permukaan daratan, menempati ruang,
dan dicirikan oleh salah satu atau kedua berikut: horison-horison, atau lapisan-lapisan,
yang dapat dibedakan dari bahan asalnya sebagai hasil dari suatu proses penambahan,
kehilangan, pemindahan dan transformasi energi dan materi, atau berkemampuan
mendukung tanaman berakar di dalam suatu lingkungan alami (Soil Survey Staff, 1999).
Tanah merupakan tubuh alam yang terbentuk dan berkembang akibat terkena gaya-gaya
alam ( natural forces ) Terhadap proses pembentukan mineral, serta pembentukan dan
pelapukan bahan-bahan koloid ( Hakim,dkk. 1982 ).
Dalam faktor pembentukan tanah dibedakan menjadi dua golongan yaitu, faktor
pembentukan tanah secara pasif dan aktif. Faktor pembentukan tanah secara pasif adalah
bagian-bagian yang menjadi sumber massa dan keadaan yang mempengaruhi massa yang
meliputi bahan induk, tofografi dan waktu atau umur. Sedangkan faktor pembentukan
tanah secara aktif ialah faktor yang menghasilkan energi yang bekerja pada massa tanah,
yaitu iklim, (hidrofer dan atmosfer) dan makhkluk hidup (biosfer).
Dalam kesempatan ini kami berbicara lebih banyak tentang tanah dan topografi
sebagai faktor pasif dalam pembentukan tanah. Yang dimaksud dengan topografi adalah
studi

tentang

bentukpermukaanbumi dan

objek

lain

seperti planet, satelit

alami (bulan dan sebagainya), danasteroid. Dalam pengertian yang lebih luas, topografi
tidak hanya mengenai bentuk permukaan saja, tetapi juga vegetasi dan pengaruh manusia
terhadap lingkungan,

dan

bahkan kebudayaan lokal.

Topografi

umumnya

menyuguhkan relief permukaan, model tiga dimensi, dan identifikasi jenis lahan.
Penggunaan

kata

topografi

dimulai

sejak

zamanYunani

kuno dan

berlanjut

hingga Romawi kuno, sebagai detail dari suatu tempat. Kata itu datang dari kata
Yunani, topos yang berarti tempat, dan graphia yang berarti tulisan. Objek dari topografi
adalah mengenai posisi suatu bagian dan secara umum menunjuk pada koordinat secara
horizontal seperti garis lintang dan garis bujur, dan secara vertikal yaitu ketinggian.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan topografi?

2. Bagaimana pengaruh topografi terhadap pembentukan tanah?


3. Bagaimana karakteristik tanah yang dipengaruhi topografi?
4. Bagaimana letak, topografi, dan geologi indonesia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian topografi
2. Untuk mengetahui pengaruh topografi terhadap pembentukan tanah
3. Untuk mengetahui karakteristik tanah yang dipengaruhi topografi
4. Untuk mengetahui letak, topografi, dan geologi indonesia?

BAB II
ISI

A. Pengertian Topografi
Topografi (relief) adalah bentuk permukaan suatu satuan lahan yang dikelompokkan
atau ditentukan berdasarkan perbedaan ketinggian (amplitudo) dari permukaan bumi
(bidang datar) suatu bentuk bentang lahan (landform). Sedang Topografisecara kualitatif
adalah bentuk bentang lahan (landform) dan secara kuantitatif dinyatakan dalam satuan
kelas lereng (% atau derajat), arah lerang, panjang lereng bentuk lereng.
Menurut kamus Bahasa Indonesia, topografi adalah
1. Kajian atau penguraian yang terperinci tentang keadaan muka bumi pada suatu daerah
2. Pemetaan yang terperinci tentang muka bumi pada daerah tertentu
3. Keadaan muka bumi pada suatu kawasan atau daerah
4. Uraian tentang suatu bagian tubuh sampai ke segala hal ihwal anatominya Bentukbentuk topografi yang
B. Pengaruh Topografi terhadap Pembentukan Tanah
Topografi alam dapat mempercepat atau memperlambat kegiatan iklim. Pada tanah
datar kecepatan pengaliran air lebih kecil daripada tanah yang berombak. Topografi miring
mepergiat berbagai proses erosi air, sehingga membatasi kedalaman solum tanah.
Sebaliknya genangan air didataran, dalam waktu lama atau sepanjang tahun, pengaruh
ilklim nibsi tidak begitu nampak dalam perkembangan tanah.
Didaerah beriklim humid tropika dengan bahan induk tuff vulkanik, pada tanah yang
datar membentuk tanah jenis latosol berwarna coklat, sedangkan di lereng pegunungan
akan terbentuk latosol merah. Didaerah semi arid (agak kering) dengan bahan induk naval
pada topografi datar akan membentuk tanah jenis grumosol, kelabu, sedangkan dilereng
pegunungan terbentuk tanah jenis grumosol berwarna kuning coklat. Di lereng
pegunungan yang curam akan terbentuk tanah dangkal. Adanya pengaliran air
menyebabkan tertimbunnya garam-garam di kaki lereng, sehingga di kaki gunung berapi
di daerah sub humid terbentuk tanah berwarna kecoklat-coklatan yang bersifat seperti
grumosol, baik secara fisik maupun kimianya. Di lereng cekung seringkali bergabung
membentuk cekungan pengendapan yang mampu menampung air dan bahan-bahan
tertentu sehingga terbentuk tanah rawang atau merawang.
Keadaan relief suatu daerah akan mempengaruhi:
a. Tebal atau tipisnya lapisan tanah
Daerah yang memiliki topografi miring dan berbukit lapisan tanahnya lebih tipis karena
tererosi, sedangkan daerah yang datar lapisan tanahnya tebal karena terjadi sedimentasi.
b. Sistem drainase/pengaliran

Daerah yang drainasenya jelek seperti sering tergenang menyebabkan tanahnya menjadi
asam
Topografi mempengaruhi Proses Pembentukan Tanah dengan 4 Cara :
a. Jumlah air hujan yang dapat meresap atau disimpan oleh massa tanah
b. Kedalaman air tanah
c. Besarnya erosi yang dapat terjadi
d. Arah pergerakan air yg membawa bahan-bahan terlarut dari tempat yang tinggi ke
tempat yang rendah
Relief atau topografi adalah merupakan faktor pembentuk dan pengubah sifat dan
jenis tanah yang pengaruhnya dapat dibedakan sebagai berikut :
Pengaruh relief atau topografi secara langsung terhadap pelapukan adalah pada :
a.

Posisi singkapan batuan (out crops) terhadap matahari

b.

Posisi permukaan tanah terhadap penyinaran dan curah hujan.


Sehingga dengan demikian komponen relief dan topografi yang menimbulkan efek

terhadap pembentukan tanah adalah :


a. Beda tinggi permukaan lahan (amplitude)
b. Bentuk permukaan lahan
c. Derajat kelerengan
d. Panjang lereng
e. Arah lereng
f. Bentuk punggung lereng
Semua komponen relief atau topografi tersebut bersama elemen iklim secara tak
langsung berkorelasi terhadap:
a.

Pelapukan fisik dan kimiawi batuan

b.

Transportasi (erosi) bahan terlapuk di permukaan tanah

c.

Translokasi (pemindahaan secara gravitasi) atau eluviasi dan podsolisasi

d.

Deposisi dan sedimentasi atau illuviasi (penimbunan)


Dengan demikian efek langsung relief dan topografi terhadap tanah adalah pada :

a.

Tebal daging ( solum) tanah; solum tanah pada daerah lembah dan dataran akan lebih
tebal dibandingkan solum tanah yang terdapat di puncak bukit atau lereng terjal.

b.

Drainase tanah; tanah di daerah lembah atau cekungan akan lebih jelek atau lambat
dan sebaliknya untuk daerah-daerah berlereng lebih cepat atau baik.

c.

Satuan tanah; jenis tanah yang perbedaannya ditentukan oleh regim kelembaban dan
kelas drainase serta penciri oksida reduksi, sangat dipengaruhi oleh relief atau
topografi

d.

Tingkat erodibilitas tanah; Semakin besar selisih tinggi, derajat kelerengan, dan
panjang lereng maka semakin besar tingkat erodilitas tanah .

C. Karakteristik Tanah Yang Dipengaruhi Topografi


Topogarfi alam dapat mempercepat atau memperlambat kegiatan iklim. Pada tanah
datar kecepatan pengaliran air lebih kecil daripada tanah yang berombak. Topografi miring
mepergiat berbagai proses erosi air, sehingga membatasi kedalaman solum tanah.
Sebaliknya genangan air didataran, dalam waktu lama atau sepanjang tahun, pengaruh
ilklim nibsi tidak begitu nampak dalam perkembangan tanah. Didaerah beriklim humid
tropika dengan bahan induk tuff vulkanik, pada tanah yang datar membentuk tanah jenis
latosol berwarna coklat, sedangkan di lereng pegunungan akan terbentuk latosol merah.
Didaerah semi arid (agak kering) dengan bahan induk naval pada topografi datar akan
membentuk tanah jenis grumosol, kelabu, sedangkan dilereng pegunungan terbentuk tanah
jenis grumosol berwarna kuning coklat. Di lereng pegunungan yang curam akan terbentuk
tanah dangkal. Adanya pengaliran air menyebabkan tertimbunnya garam-garam di kaki
lereng, sehingga di kaki gunung berapi di daerah sub humid terbentuk tanah berwarna
kecoklat-coklatan yang bersifat seperti grumosol, baik secara fisik maupun kimianya. Di
lereng cekung seringkali bergabung membentuk cekungan pengendapan yang mampu
menampung air dan bahan-bahan tertentu sehingga terbentuk tanah rawang atau
merawang.

D. Letak, topografi, dan geologi indonesia


1. Letak Astronomis Indonesia

.
2. Letak Geografis Indonesia

3. Letak sosial budaya Indonesia


a. Berada dinegara-negara dan bangsa-bangsa dan

memiliki kebudayaan yang

berbeda-beda dan aneka ragam, khususnya kebudayaan asia (China dan India) dan
eropa (Australia). Hal ini menyebabkan terjadinya akulturasi budaya.

b. Secara sosiokultural, Indonesia mempunyai banyak persamaan umum dengan


negara-negara tetangga. Misalnya, sama-sama merupakan negara sedang
berkembang dan sama-sama negara beragama.
4. Letak Geologis
Dilihat dari formasi geologinya , kepulauan Indonesia dibagi kedalam tiga zona
geologi (pertemuan tiga lempeng lithosfer), yaitu :
a. Bagian utara berbatasan dengan tameng Asia dan perluasannya ke arah selatan
tenggelam di bawah permukaan air laut, yang dikenal dengan Paparan Sunda
(disebut Lempeng Asia)
b. Bagian barat dan selatan dibatasi oleh Benua Gondwana, yang terdiri dari India,
dasar Samudera hindia, Australia, dan perluasannya kearah utara tenggelam di
bawah permukaan air, yakni pada Paparan Sahul (disebut Lempeng IndoAustralia)
c. Bagian timur dibatasi oleh dasar Samudera Pasifik (disebut Lempeng Dasar
Samudera Pasifik yang meluas kearah barat daya)
5. Hubungan Letak Indonesia dengan Unsur Geografis Indonesia
Terciptanya lingkungan Indonesia yang beriklim musim laut tropis dengan sosial
Budaya Indonesia yang beraneka ragam karena dipengaruhi oleh budaya asing dari
Asia dan Australia.
6. Keadaan Topografi dan Geologi Indonesia
a. Keadaan Topografi Indonesia
1) Secara topografi Indonesia merupakan negara kepulauan dengan lebih 17ribu
pulau. Tiap pulau memiliki karakteristik topografi tersendiri yang berbedabeda, yang umumnya dari dataran rendah, dataran tinggi, perbukitan, dan
pegunungan.
2) Pulau-pulau yang besar di Indonesia seperti : Sumatera, Kalimantan, Sulawesi,
Jawa, dan Papua memiliki dataran rendah, dataran tinggi, dan pegunungan
yang merupakan tulang punggung tersebut.
b. Keadaan Geologi Indonesia
1) Sistem Pegunungan Indonesia dilalui oleh 2 jalur pegunungan dunia, yaitu :
pegunungan Sirkum Pasifik dan Pegunungan Sirkum Mediterania
2) Tektonik lempeng yang mempengaruhi Indonesia adalah tektonik Lempeng
India-Australia dan Pasifik.
3) Pusat gempa terdapat disepanjang jalur tumbukan tektonik lempeng.

7. Keadaan Topografi dan Geologi Indonesia dengan kegiatan Penduduk Indonesia


Mata pencaharian penduduk Indonesia sebagian besar (55%) adalah bidang
pertanian, hal ini tidak lepas dari pengaruh keadaan topografi dan geologi Indonesia
yang memberikan peluang dalam pengembangan aktifitas pertanian, seperti
terdapatnya sawah, wilayah perbukitan, untuk pertanian lahan kering dan sayuran, dan
dataran pantai yang potensial untuk kegiatan tambak dan nelayan.
E. Latitude dan Longitude
Angka latitude dan longitude itu berfungsi untuk memudahkan pencarian titik
koordinat dimana kita berada atau lebih jelasnya alamat seseorang itu berada. Dengan

mencantumkan angka latitude dan longitude orang lain bisa dengan mudah mencari alamat
seseorang dengan menggunakan GPS atau seperti dengan Google map dan sejenisnya.
1.

Latitude
Latitude adalah garis yang melintang di antara kutub utara dan kutub selatan,
yang menghubungkan antara sisi timur dan barat bagian bumi. Garis ini memiliki posisi
membentangi bumi, sama halnya seperti garis equator (khatulistiwa), tetapi dengan
kondisi nilai tertentu. Garis lintang inilah yang dijadikan ukuran dalam mengukur sisi
utara-selatan koordinat suatu titik di belahan bumi.
Latitude di bedakan menjadi 2 wilayah, yaitu utara atau yang biasa kita sebut
lintang utara dan selatan atau yang biasa kita sebut lintang selatan, dimana nilai
koordinat di bagian utara selalu positif dan nilai koordinat di bagian selatan adalah
negatif. Berikut nilai-nilai yang dijadikan patokan ukuran garis lintang ini.
1. Garis paling atas (kutub utara) = 90 derajat
2. Garis paling tengah (equator) = 0 derajat, dan
3. Garis paling bawah (kutub selatan) = -90 derajat. dengan mem-persamakan
derajat ke dalam bentuk satuan kilometer (km) maka ukurannya seperti ini :
1 derajat latitude = 111 km
1 menit latitude = 1.85 km

2.

Longitude
Longitude adalah garis membujur yang menghubungkan antara sisi utara dan sisi
selatan bumi (kutub). Garis bujur ini digunakan untuk mengukur sisi barat-timur
koordinat suatu titik di belahan bumi. Sama seperti equator pada latitude yang berada
ditengah dan memiliki nilai 0 (nol) derajat, pada longitude, garis tengah yang bernilai 0

(nol) derajat disebut garis prime meridian (garis bujur). Sedangkan garis yang berada
paling kiri memiliki nilai -90 derajat, dan yang paling kanan memiliki nilai 90 derajat.
Longitude juga dibedakan menjadi 2 wilayah, yaitu bujur timur dan bujur barat,
dimana koordinat yang berada di timur selalu bernilai negatif, dan sebaliknya yang
berada di barat selalu positif. Nilai satuan ukuran derajat menjadi kilometer pada
longitude juga sama seperti pada latitude.
Jadi, dalam metode pengukuran koordinat, suatu titik terlebih dulu diukur
derajatnya berdasarkan latitude dan longitude-nya, setelah itu barulah di translasikan
kedalam bentuk satuan kilometer, baik itu dalam format degree (DDD) maupun degreeminutes-second (DMS).

F. Bentuk-bentuk topografi
a. Bukit adalah suatu wilayah bentang alam yang memiliki permukaan tanah yang lebih
tinggi dari permukaan tanah di sekelilingnya namun dengan ketinggian relatif rendah
dibandingkan dengan gunung
b. Lembah adalah wilayah bentang alam yang dikelilingi oleh pegunungan atau
perbukitan yang luasnya dari beberapa kilometer persegi sampai mencapai ribuan
kilometer persegi. Lembah dapat terbentuk dari beberapa proses geologis. Lembah
gletser yang umumnya berbentuk-U terbentuk puluhan ribu tahun yang lalu akibat
erosi gletser. Selain berbentuk-U, lembah juga dapat berbentuk-V.
c. Dataran pantai adalah sebuah wilayah yang menjadi batas antara lautandan daratan,
bentuk pantai berbeda-beda sesuai dengan keadaan, proses yang terjadi di wilayah
tersebut, seperti pengangkutan, pengendapan dan pengikisan yang disebabkan oleh

gelombang, arus, angin dan keadaan lingkungan disekitarnya yang berlangsung secara
terus menerus, sehingga membentuk sebuah pantai.
d. Jurang adalah formasi bebatuan yang menjulang secara vertikal. Tebing terbentuk
akibat dari erosi. Tebing umumnya ditemukan di daerah pantai, pegunungan dan
sepanjang sungai. Tebing umumnya dibentuk oleh bebatuan yang tahan terhadap
proses erosi dan cuaca.
e. Gunung api adalah suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair
atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan
bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang
dikeluarkan pada saat meletus.
f. Aliran lava adalah cairan larutan magma pijar yang mengalir keluar dari
dalam bumimelalui kawah gunung berapi atau melalui celah (patahan) yang
kemudian membeku menjadi batuan yang bentuknya bermacam-macam.
g. Garis patahan (Scarf Faulth) adalah patahan adalah retakan kulit bumi yg bergerak
berbeda arah.
Bentuk-bentuk topografi kenampakannya dipengaruhi oleh 4 faktor adalah : Materialmaterial penyusun batuan (litologi)
a. Struktur-struktur geologi
b. Proses Erosi
c. Tingkat perkembangan topografi.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Tanah / di akses 8 November 2014


http://aditya-pandhu.blogspot.com/2010/03/proses-pembentukan-faktor-dan-jenis.html/ di
akses 8 November 2014
http://www.anneahira.com/klasifikasi-tanah.htm / di akses 6 November 2014
http://bwn123.wordpress.com/2008/09/06/struktur-tanah/ di akses 6 november 2014
Soerjani, M dkk. 1987. Lingkungan: Sumberdaya Alam dan Kependudukan dalam
Pembangunan. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai