SISTEM IMUN
b.
Kulit
Membran mukus
Sekresi dari kulit dan Membran
mukus
Sel
darah
putih
(Fagositik)
Protein anti mikroba
Respon inflammatory
Limfosit
Anti bodi
3. Eosinofil
Berperan dalam menghadapi parasit besar.
Sel ini akan menghancurkan dirinya pada
dinding luar parasit dan melepaskan ensim
penghancur dari granul sitoplasma yang
dimilikinya.
4. Sel pembunuh alami (natural killer cells)
Tidak menyerang mikroorganisme secara
langsung, tetapi menghancurkan sel tubuh yg
terinfeksi oleh virus/mikroba. Tidak melakukan
fagositosis, tetapi menyerang membran sel
dan menyebabkan membran sel lisis.
5. Protein antimikroba:
a). protein dari sistem komplemen
Pengaktifan ini akan menyebabkan:
- Opsonisasi mikroorganisme
- Menarik fagosit ke tempat penularan (kemotaksis)
- Meningkatkan aliran darah ke tempat pengaktifan
- Meningkatkan permiabilitas kapiler terhadap
molekul plasma
- Merusak membran plasma sel, virus atau
organisme yang telah menginduksi pengaktifan,
yang kemudian dapat melisiskan sel.
VIRUS
viral reproduction
2 Interferon
New viruses
genes
turned on
mRNA
5 Interferon
stimulates
cell to turn
on genes
for antiviral
proteins
Interferon
molecules
HOST CELL 1
Makes interferon;
is killed by virus
HOST CELL 2
Protected against virus
by interferon from cell 1
Figure 24.1B
Respon Inflamasi
Skin surface
Swelling
Pin
Phagocytes
Bacteria
Chemical
signals
White
blood cell
Phagocytes and
fluid move
into area
Limfosit
Limfosit berasal dari sel induk pluripoten di
sumsum tulang atau hati janin yang
sedang berkembang.
Semua limfosit awal tampak serupa, tetapi
kemudian akan berkembang menjadi sel T
dan sel B, tergantung dimana mereka
melanjutkan proses pematangannya.
Two kinds of
lymphocytes carry
out the immune
response
Stem cell
THYMUS
Via
blood
Immature
lymphocytes
B cells secrete
antibodies that
attack antigens
Antigen
receptors
B cell
HUMORAL
IMMUNITY
OTHER PARTS
OF THE
LYMPHATIC
SYSTEM
Via
blood
T cell
CELLMEDIATED
IMMUNITY
Lymph nodes,
spleen, and other
lymphatic organs
Final
maturation of
B and T cells
in lymphatic
organ
Antigen molecules
Variety of
B cells in a
lymph node
Antigen receptor
(antibody on
cell surface)
Cell growth
division, and
differentiation
Clone of many
effector cells
secreting
antibodies
Endoplasmic
reticulum
Antibody
molecules
Figure 24.7
Copyright 2003 Pearson Education, Inc. publishing as Benjamin Cummings
PRIMARY RESPONSE
(initial encounter
with antigen)
Antigen
Antigen receptor
on a B cell
Antigen binding
to a B cell
Cell growth,
division, and
differentiation
Clone of
cells
Memory B cell
Plasma cell
Antibody
molecules
Later
exposure
to same
antigen
SECONDARY RESPONSE
(can be years later)
Cell growth,
division, and further
differentiation
Larger clone
of cells
Plasma cell
Memory B cell
Antibody
molecules
Figure 24.9
Prinsip Imunisasi
Imunisasi :memasukkan antigen (Misalnya virus
cacar) dengan sifat patogenesis yang sudah
dilumpuhkan ke dalam tubuh. Hal ini akan
memunculkan respon imun primer. Sel memori
yang terbentuk kemudian akan tetap ada di
dalam tubuh.
Jika kemudian mengalami infeksi antigen yang
sama berikutnya, maka respon imun sekunder
akan terjadi dalam waktu yang singkat. Dengan
begitu, tubuh dapat segera melumpuhkan
antigen tanpa harus mengalai sakit yang lebih
parah.
Figure 24.8A
Copyright 2003 Pearson Education, Inc. publishing as Benjamin Cummings
Gambar
Memori imunologis
Pertahanan Selular.
Jika ada antigen menginfeksi suatu sel atau sel-sel
tumor/kanker sel itu akan mengalami perubahan
konformasi membran luarnya kemudian dikenali oleh sel
T. Jadi sel T merespon hanya antigen yang ada di
permukaan sel.
Jika antigen berhasil masuk ke dalam sel, diperlukan suatu
mekanisme untuk mengeluarkan antigen tersebut.
Di dalam sel ada protein internal yang bisa membawa
antigen permukaan sel yang dikenal dengan istilah Antigen
Presenting Cell (APC). APC tersebut kemudian yang akan
dikenali oleh sel-sel T.
Sel-sel T yang terlibat dalam pertahanan ada dua jenis,
yaitu sel T pembantu dan sel T sitotoksik.
Cell-mediated immunity
An antigenpresenting cell
(APC) first
displays a
foreign antigen
and one of the
bodys own self
proteins to a
helper T cell
Microbe
Macrophage
(will become APC)
Self protein
displaying
antigen
T cell receptor
Helper
T cell
Binding
site for
self
protein
APC
Binding site
for antigen
Figure 24.13A
The helper T cells receptors recognize the selfnonself complexes on the APC
The interaction activates the helper T cells
The helper T cell can then activate cytotoxic T
cells with the same receptors
Self protein
displaying
an antigen
T cell
receptor
APC
Interleukin-2
stimulates
cell division
Helper
T cell
Cytotoxic
T cell
Cell-mediated
immunity
(attack on
infected cells)
Interleukin-2
activates
other T cells
and B cells
B cell
Interleukin-1
activates
helper T cell
Copyright 2003 Pearson Education, Inc. publishing as Benjamin Cummings
Humoral
immunity
(secretion of
antibodies by
plasma cells)
Figure 24.13B
to infected cell
Foreign
antigen
Hole
forming
INFECTED CELL
Perforin
molecule
Cytotoxic
T cell
Figure 24.13C
Copyright 2003 Pearson Education, Inc. publishing as Benjamin Cummings
Light
chain
Heavy
chain
Figure 24.10B
Copyright 2003 Pearson Education, Inc. publishing as Benjamin Cummings
Imunoglobulin (Ig)
Ada 5 kelas:
1.
Ig M berperan sbg reseptor permukaan sel B & disekresi pd
tahap awal respons sel plasma
2.
Ig G Ig terbanyak di darah, diproduksi jika tubuh berespons thd
antigen yg sama
Ig M & IgG berperan jika tjd invasi bakteri & virus serta aktivasi
komplemen
3.
Ig E kadarnya sangat rendah dalam serum, melindungi tubuh
dr infeksi parasit & mrp mediator pd reaksi alergi; melepaskan
histamin dari basofil & sel mast
4.
Ig A ditemukan pd sekresi sistem perncernaan, pernapasan, &
perkemihan (cth: pd airmata & ASI)
5.
Ig D terdapat pada banyak permukaan sel B; mengenali
antigen pd sel B
Neutralization
(blocks viral binding sites;
coats bacterial toxins)
Agglutination
of microbes
Precipitation of
dissolved antigens
Complement
molecule
Bacteria
Virus
Antigen
molecules
Bacterium
Enhances
Phagocytosis
Activation
of complement
Foreign cell
Hole
Leads to
Cell lysis
Macrophage
Figure 24.11
Copyright 2003 Pearson Education, Inc. publishing as Benjamin Cummings
Alergi:
Adalah respon yang berlebihan (hipersensitif)
terhadap antigen yang masuk ke dalam tubuh.
Antigen penyebab alergi disebut alergen. Misal
debu, polen (serbuk sari), gigitan serangga,
cuaca dingin, jenis makanan tertentu.
Reaksi terhadap alergi: Bersin, gatal,muntah,
kesulitan bernafas, kematian
Proses alergi:
Masuknya alergen ke dalam tubuh sel
plasma membentuk antibodi (IgE) .
Masuknya alergen pertama kali tidak
mengakibatkan tanda tanda penolakan oleh
tubuh. Tetapi IgE berikatan dengan permukaan
mast cell (sel mastosit).
Akibatnya, pada saat alergen masuk ke tubuh
untuk kedua kalinya maka alergen akan terikat
pada IgE yang telah berasosiasi dengan sel
mastosit sel mastosit melepaskan histamin
dan agen peradangan lainnya.
Histamin menyebabkan :
pembesaran pemiabilitas pembuluh darah gejala
alergi seperti bersin, hidung, mata berair
kontraksi otot polos yang mengakibatkan
kesulitan bernafas.
Antihistamin akan menurunkan gejala alergi
dengan cara menghambat reseptor untuk
histamin
B cell
(plasma cell)
Histamine
Antigenic
determinant
Allergen
(pollen grain)
Mast
cell
B cells make
antibodies
Antibodies
attach to
mast cell
Allergen binds to
antibodies on
mast cell
Histamine is
released, causing
allergy symptoms