Anda di halaman 1dari 4

Palpasi

Palapsi merupakan metode yang dilakukan paling akhir pada pengkajian abdomen. Palpasi dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu palpasi ringan atau palpasi dalam. Penggunaan palpasi tersebut
bergantung pada tujuannya. Perawat yang melakukan palpasi dalam tidak boleh mempunyai kuku
yang panjang karena dapat melukai pasien dan menyulitkan pengkajian. Palpasi dilakukan untuk
mengetahui bentuk, ukuran dan konsistensinorgan serta struktur didalam abdomen (intraabdomen).
Sebelum melakukan palpasi, perawat dapat menghangatkan tangan. Palpasi abdomen pasien
dengan tangan yang dingin dapat membuat pasien secara refleks mengencangkan otot-otot
abdomennya sehingga mempersulit pengkajiannya. Untuk melakukan palpasi ringan, perawat
meletakkan telapak tangan pada abdomen pasien dengan jari-jari paralel terhadap abdomen. Jarijari digerakkan agak melingkar dan ditekankan kebawah kira-kira sedalam 1 cm atau sedalam
jaringan subkutan. Selam melakukan palpasi ringan, perawat tetap memperhatikan ekspresi wajah
pasien yang menganjurkan pasien untuk memberitahu area-area yang mengalami nyeri tekan.
Perawat harus mencatat area-area yang mengalami nyeri tekan, nyeri superfisial dan aanya masa.
Palpasi dalam dilakukan pada empat kuadran abdomen. Area sensitif dipalpasi akhir. Palpasi dalam
dikerjakan dengan cara menekankan seperempat distal permukaan tangan pada tangan yang lain
yang diletakkan di dinding abdomen pasien. Penekanan kebawah dilakukan sedalam 4 sampai 5 cm
atau mendekati jaringan subkutan. Perawat mencatat bila teraba adanya massa yang dijelaskan
menurut ukuran, lokasi, mobilitas, kontur, konsistensi, dan adanya nyeri tekan. Perawat harus teliti
dalam menetukan massa untuk menghindari kekeliruan. Struktur dalam rongga abdomen normal
yang dikira massa adalah batas lateral otot rektus abdominis dan feses yang terdapat dalam kolon
asenden, desenden, dan sigmoid.
Secara lebih khusus, palpasi dalam dapat dikerjakan untuk mengetahuikeadaan hepar, limpa, ginjal
dan kandung kemih. Sejauh mana perawat diperbolehkan melakukan palpasi dalam tergantung
pada peran dan peraturan ditempat perawat bekerja.
Pengkajian tingkat mahir
Perkusi untuk menentukan posisi dan ukuran hepar
1. Lakukan perkusi mulai dari garis midklavikula pada atau dibawah umblikus menuju keatas
melewati area timpani sampai terdengar suara redupyang merupakan batas bawah hepar.
Beri tanda dengan pensil pada tempat mulai ditemukan suara redup.
2. Lakukan perkusi pada garis midklavikula kanan yang mulai dari area resonan paru-paru
menuju kebawah sampai ditemukan suara redup yang menunjukkan batas atas hepar dan
beri tanda pada tempat mulai ditemukan suara redup.
3. Ukur jarak antara dua tanda tadi (batas bawah dan batas atas hepar) dalam satuan
sentimeter yang menyatakan ukuran hepar. Normalnya panjang hepar pada garis
midklavikula adalah 6-12 cm dengan batas bawah terletak pada atau sedikit dibawah batas
tulang rusuk.

Perkusi untuk menentukan posisi dan ukuran limpa


Limpa mudah diperkusi apabilah mengalami pembesaran. Perkusi dilakukan di sepanjang garis
midklavikula kiersebut tri keatas dan ke bawah. Catat tempat suara redup terdengar. Normalnya
suara terdengar di area antara sela tulang rusuk ke-6 sampai sela tulang rusuk ke-10 dengan
panjang sekitar 7 cm pada orang dewasa.

Palpasi hepar
Palpasi hepar dapat dilakukan secara bimanual, terutama untuk mengetahui adanya pembesaran.
Cara palpasi hepar
1. Berdiri disamping kanan pasien.
2. Letakkan tangan kiri anda pada dinding toraks posterior kira-kira pada tulang rusuk ke-11
atau 12.
3. Tekan tangan kiri anda keatas sehingga sedikit mengangkat dinding dada.
4. Letakkan tangan kana pada batas bawah tulang rusuk sisi kanan dengan membentuk sudut
kira-kira 450 dari otot rektus abdominis atau paralel terhadap otot rektus abdominis dengan
jari-jari ke arah tulang rusuk.
5. Sementara pasien ekshalasi, lakukan penekanan sedalam 4 sampai 5 cm ke arah bawah pada
batas bawah tulang rusuk.
6. Jaga posisi tangan anda dan minta pasien inhalasi/menarik nafas dalam.
7. Sementara pasien inhalasi, rasakan batas hepar menentang tangan anda yang secara normal
terasa dengan kontur reguler. Bila hepar tidak terasa/teraba dengan jelas, mintak pasien
menarik nafas dalam, sementara anda tetap mempertahankan posisi tangan atau
memberikan tekanan sedikit lebih dalam. Kesulitan dalam merasakan hepar ini sering
dialami pada pasien obesitas.
8. Bila hepar membesar, lakukan palpasi di batas bawah tulang rusuk kanan. Catat pembesaran
tersebut dan nyatakan dengan beberapa sentimeter pembesaran terjadi di bawah batas
tulang rusuk.

Palpasi limpa
Limpa tidak teraba pada orang dewasa yang norma. Palpasi limpa dikerjakan dengan menggunakan
pola seperti pada palpasi hepar.
Cara palpasi limpa
1. Anjurkan pasien untuk miring ke sisi kanan sehingga limpa lebih dekat dengan dinding
abdomen.
2. Lakukan palpasi pada batas bawah tulang rusuk kiri dengan menggunakan pola seperti pada
palpasi hepar.

Palpasi ginjal
Secara anatomis, lobus atas kedua ginjal menyentuh diafragma dan ginjal turun disaat inhalasi.
Ginjal kanan normalnya lebih mudah dipalpasi dari pada ginjal kiri karena ginjal kananterletak lebih
rendah daripada ginjal kiri. Ginjal kanant terletak sejajar dengan tulang rusuk ke-12 dan ginjal kiri
sejajar dengan tulang rusul ke-11. Ginjal orang dewasa pada umumnya mempunyai ukuran panjang
11 cm, lebar 4 sampai 7 cm, dan tebal 2,5cm.
Dalam melakukan palpasi ginjal. Posisi pasien terlentang dan perawat yang melakukan palpasi
berdiri di sisi kanan pasien.
Cara palpasi ginjal
1. Dalam melakukan palpasi ginjal kanan, letakkan tangan kiri anda dibawah panggul, dan
elevasikan ginjal ke arah anterior.
2. Letakkan tangan kanan anda pada dinding abdomen anterior digaris midklavikula pada tepi
bawah batas kosta.
3. Tekan tangan kanan anda secara langsung keatas sementara pasien menarik nafas panjang.
Ginjal tidak teraba pada orang dewasa yang normal, tetapi pada orang yang sangat kurus,
bagian bawah ginjal dapat dirasakan.
4. Untuk melakukan palpasi pada ginjal kiri, lakukan di sisi kiri tubuh paisen, dan letakkan
tangan kiri anda dibawah panggul kemudian tindakan seperti pada palpasiginjal sebelah
kanan.
Palpasi kandung kemih
Palpasi kandung kemih dapat dilakukan menggunakan satu atau dua tangan. Kantung kemih terabah
terutama bila mengalami distensi akibat penimbunan urine. Bila ditemukan adanya distensi, lakukan
perkusi pada area kandung kemih untuk mengetahui suara/tingkatan redupnya.
Pengkajian anus
Anus merupakan bagian paling distal dari traktus gastrointestinal. Pada orang deawasa panjangnya
saluran anus adalah sekitar 4 cm dan dan panjang rektum sekitar 12cn. Pada daerah persambungan
antara anus dan rektum, kulit yang melingkar pada anus berganti menjadi selpuat lendir yang
melingkar pada rektum. Bagian dalam rektum bersambungan dengan kolon sigmoid, sedangkan
bagian distal atau bagian luarnya merupakan suatu saluran bernama anus dengan ujung-ujung saraf
smatis yang sangat sensitif terhadap rasa tidak enak.
Secara umum tujuan pengkajian di sini adalah mendapatkan data tentang kondisi anus dan rektum.
Pada pasien pria, pengkajian juga bermanfaat untuk mengetahui keadaan prostat. Peralatan yang
perlu dipersiapkan antara lain selimut untuk menutupi bagian-bagian tubuh yang tidak diperiksa,
sarung tangan steril/sekali pakai, pelumas.
Cara pengkajian anus
1. Bantu pasien untuk mengatur posisi dorsal recumben. Paha dirotasikan keluar, lutut refleksi,
dan tutup bagian tubuh yang tidak diperiksa.
2. Pajankan bagian bokong dan anjurkan pasien untuk memusatkan perhatian.

3. Lakukan inspeksi pada anus untuk mengetahui ada/tidaknya hemoroid, lesi, kemerahan.
Normalnya kulit anus tampak utuh tidak ada hemorid, lesi, atau kemerahan.
4. Pakai sarung tangan dan pelumas pada jari telunjuk. Kemudian perlahan-lahan masukkan jari
tersebut kedalam anus dan rektum.
5. Lakukan palpasi pada dinding rektum dan rasakan ada tidaknya nodular, massa serta nyeri
tekan. Bila ditemukan adanya massa catat lokasinya dengan jelas,misalnya teraba benjolan
pada dinding anterior 2 cm proksimal terhadap sfingter ani internus.
6. Pada peria lakukan palpasi pada dinding anterior untuk mengetahui kelenjar prostat.
Normalnya kelenjar prostat yang berdiameter 4 cm dapat terba dan tidak ada nyeri tekan.
7. Pada wanita lakukan palpasi serviks uterus melalui dinding recktum anterior. Normalnya
serviks teraba licin, melingkar, dan dapat digerakkan.
8. Setelah selesai tarik jari anda dari rektumdan anus, amati keadaan feses pada sarung tangan.
Normalnya feses warna coklat dan tidak mengandung darah.
9. Catat hasil pemeriksaan anda.

Anda mungkin juga menyukai