Laporan Kasus
ABSTRACT
Basosquamous ( metatypical ) carcinoma (BSC) is considered an aggressive type of basal cell
carcinoma (BCC) with an increased risk of recurrence and metastases. It is a rare form of BCC with
incidence about 1,4-5%. This is the 2nd case of BSC in our Department of Dermato-Venereology of dr. M.
Djamil Hospital during last 5 years.
A case of basosquamous carcinoma in 59-year-old man was reported. He complained about shallow
easy bleeding ulcer on the right-side of nose since 10 months ago. It began a small skin colored pimple on
right-side of the nose 2 years ago, sometimes itchy and occurring of shallow ulcer. Since 10 months ago, the
ulcer became larger, darker and easy to bleed. He is a farmer, with 8 hours sun exposure. Clinical feature
showed shallow ulcer on the right-side of nose, size 2,5 x 1,5 x 0.3 cm, the border was irregular, elevated and
pigmented (black), part of ulcer was covered with redish crusts and white scales, border was. The tissue
around the ulcer was normal. Palpation examination revealed hard consistence. Histopathology finding
supported BSC : there were tumor cells that growth to the dermis, the tumor cells were large, pleomorphic,
some of them had multiple nucleoli, and there were also tumor cells that growth as palisade shape. (MDVI
2011: 39/1; 21-4)
Key words : basosquamous carcinoma
Alamat penulis:
Jl. Perintis Kemerdekaan Padang
Telp. 071-32373
Email: ennestaasri@yahoo.com
21
MDVI
PENDAHULUAN
Karsinoma sel basal (KSB) adalah neoplasma ganas
berasal dari sel nonkeratinisasi lapisan basal epidermis.
Karsinoma sel basal adalah sebagian besar jenis kanker
kulit di banyak negara. Tjarta dan Konoko M (Jakarta,
1998) dari Bagian Patologi Universitas Indonesia
melaporkan pemeriksaan histopatologi kasus kanker kulit
dari 13 pusat studi di Indonesia, menunjukkan data bahwa
kanker kulit adalah kanker ketiga setelah kanker leher
rahim dan kanker payudara. Kebanyakan kasus kanker
kulit adalah KSB (39,9%). Lestari dkk. (Padang, 2004)
melakukan penelitian kanker kulit dari Bagian Patologi
Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
(FKUA) di Sumatera Barat tahun 2000-2003, ditemukan
KSB merupakan kanker kulit kedua terbanyak setelah
Karsinoma Sel Skuasmosa (KSS) (34%). Karsinoma sel
basal lebih sering pada pria daripada wanita, dan
cenderung meningkat pada usia 40 tahun. Hidayah dkk.
(Padang, 2011) berdasarkan data kanker kulit dari Bagian
Patologi Anatomi FKUA mendapatkan 54 kasus (42,5%)
KSB selama 2006-2010. Di Bagian Ilmu Kesehatan Kulit
dan Kelamin Rumah Sakit dr M Djamil Padang,
ditemukan 6 kasus KSB di tahun 2008, 10 kasus pada
tahun 2009 dan 6 kasus di tahun 2010. 1-5
Mayoritas kasus KSB dipicu oleh mutasi DNA yang
dihasilkan oleh radiasi UV. Mutasi paling sering terlihat
pada gen (PTCH1) dan gen p-53. Karsinoma sel basal
memiliki banyak subtipe yaitu: nodular / noduloulseratif,
berpigmen, superfisial, morpheaform dan fibroepitelioma
of Pinkus. Karsinoma sel basal akan terus mendestruksi
secara lokal dan mengakibatkan kerusakan jaringan yang
mengganggu fungsi dan kosmetik, metastasis jarang pada
kasus ini.4-7
Karsinoma basoskumosa adalah tipe KSB yang
jarang dan lebih agresif. Istilah karsinoma basoskuamosa
berasal dari hasil pemeriksaan histopatologi, dimana
ditemukan gambaran KSB dan KSS. Prevalensi
metastasis ke kelenjar getah bening dan metastasis jauh ke
organ dalam pada karsinoma basoskuamosa lebih tinggi
(85%) dan memiliki tendensi invasi serta rekuren (20%)
dibandingkan KSB tipe lain. Tipe ini memiliki predileksi
pada wajah, leher, dan telinga. Bentuk klinis karsinoma
basoskuamosa bervariasi, mulai dari papul eritemat, plak
eritem hingga ulserasi yang luas. Gambaran histopatologi
karsinoma basoskuamosa terdiri dari 3 komponen, yaitu
komponen basaloid yang merupakan gambaran KSB,
pertumbuhan adenoid, dan komponen KSS seperti mitosis
yang meningkat dan menyimpang, hiperkromasi inti sel,
hilangnya intercellular bridges dan ditemukan fokal
keratinisasi (horn pearls).2,5,6
Pertimbangan pemilihan terapi pada KSB berdasarkan usia pasien, keadaan umum, ekspektasi kosmetik,
ukuran tumor, lokasi, subtipe histopatologi, morfologi dan
apakah tumor tersebut telah mengalami invasi. Pengo-
22
LAPORAN KASUS
Seorang pria berusia 59 tahun datang ke Poliklinik
Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Rumah Sakit
dr. M. Djamil Padang pada tanggal 6 Juni 2011 dengan
keluhan ulkus dangkal yang mudah berdarah di sisi kanan
hidung sejak 10 bulan lalu. Awalnya, 2 tahun yang lalu
ada bintik kecil berwarna kecoklatan pada sisi kanan
hidung. Bintik terasa gatal, dan semakin membesar.
Pasien sering berusaha mengangkat bintik tersebut
sehingga menjadi ulkus dangkal. Ulkus mudah berdarah
meninggalkan keropeng hitam kecoklatan dan setelah
beberapa hari menyembuh tapi ulkus muncul kembali
setelah beberapa minggu di tempat yang sama. Pasien
seorang petani dan terpapar sinar matahari 8 jam/ hari,
dari pukul 8 pagi sampai 6 sore sejak 30 tahun yang lalu
dan tidak pernah menggunakan alat pelindung seperti topi
atau payung.
Pada pemeriksaan fisik dijumpai keadaan umum baik,
kesadaran kompos mentis, tekanan darah 140/80 mmHg,
nadi 80x/ menit, pernafasan 20x/menit, suhu 36,50C. Pada
pemeriksaan dermatologis tampak ulkus, ukuran 2,5 x 1,5 x
0,3 cm, tepi tidak teratur, meninggi dan pigmented. Sebagian
ulkus ditutupi krusta kemerahan dan skuama putih, pinggir
ulkus. Jaringan di sekitar ulkus normal. Pada palpasi
konsistensi teraba keras. Pemeriksaan kelenjar getah bening
preaurikular, colli, supraklavikula dan aksila tidak ditemukan
adanya pembesaran.
PEMBAHASAN
Kami melaporkan kasus karsinoma basosquamous
pada seorang pria 59 tahun. Karsinoma basoskuamosa
(metatypical) adalah bentuk yang jarang dari KSB. Lestari
dkk. (Padang, 2004) meneliti retrospektif kanker kulit dari
Bagian Patologi Anatomi di Sumatera Barat tahun 20002003 dilaporkan 5,8% kasus BSC dari semua kanker kulit
yang ditemukan. Kayu dkk. (London, 2006) melaporkan
3,2% kasus BSC pada pasien imunokompeten dan 5%
kasus BSC pada pasien yang menerima transplantasi
ginjal dan terapi radiasi dari tahun 1995-1997. Barlow JO
dkk. (Arizona, 2006) menemukan 1,3% kasus dari BSC.
Kasus ini adalah kasus ke-2 BSC di Bagian Ilmu
Kesehatan Kulit dan Kelamin Rumah Sakit dr M. Djamil
selama 5 tahun terakhir.1,2,4,6,7
Karsinoma basoskuamosa adalah neoplasma ganas
kulit, terutama diinduksi oleh radiasi UV dengan predileksi pada daerah yang terkena sinar matahari.2 Pada
kasus ini, lesi yang terletak pada daerah terkena sinar
matahari (hidung) dan terpapar sinar matahari 8 jam
sehari, dari pukul 8 pagi sampai 6 sore sejak 30 tahun
yang lalu dan tidak pernah menggunakan alat pelindung
matahari seperti topi.
Kami mendiagnosis pasien ini dengan KSB karena
memiliki riwayat bintik kehitaman yang terasa gatal,
mudah berdarah, yang kemudian pecah dan meluas sejak
10 bulan terakhir. Predileksi lesi pada daerah paparan
sinar matahari. Subtipe KSB untuk lesi pada pasien ini
adalah KSB berpigmen karena adanya lesi pigmented
pada pinggir lesi, juga dijumpai erosi dan hidung merupakan
predileksi untuk subtipe KSB. Pada pemeriksaan dermatologi terdapat ulkus berukuran 2,5 x 1,5 x 0,3 cm, tepi
tidak teratur, meninggi dan pigmented. Sebagian ulkus
ditutupi dengan krusta kemerahan dan skuama putih.
Karsinoma basoskuamosa (metatypical) adalah
kombinasi dari KSB dan KSS yang juga disebut karsinoma
intermediet. Perbedaan antara KSB dan KSS adalah KSB
bertendensi meluas sementara KSS cenderung invasi lokal
ke organ-organ internal dan metastasis. Karena karsinoma
basoskuamosa memiliki komponen KSS, jadi karsinoma
basoskuamosa cenderung metastasis dan rekurens. Diagnosis
pasti diperoleh setelah hasil pemeriksaan histopatologi, yang
menemukan komponen KSB dan KSS yang merupakan
persyaratan untuk diagnosis BSC. Pada pasien ini kami
menemukan komponen KSB yaitu sel tumor yang
pertumbuhan berbentuk palisade dan komponen KSS yaitu
sel tumor besar, pleomorfik, beberapa dari sel tumor
23
MDVI
24
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
25