Anda di halaman 1dari 35

MEKANIKA PERPATAHAN II

Bab 4

Ellyawan Arbintarso

Kriteria Perpatahan
Kriteria perpatahan sangat diperlukan untuk
menjelaskan bagaimana suatu retak pada
struktur yang terbebani adalah stabil atau labil
Kriteria tersebut meliputi:
Kinerja perpatahan kritis (Gc = critical work of

fracture)
Faktor intensitas tegangan kritis (Kc = critical
stress intensity factor)
CTOD kritis (c = critical crack tip opening
displacement)
Integral J kritis (Jc = critical J-integral)
Ellyawan Arbintarso

Kriteria yang berbeda sangat diperlukan untuk


menanggulangi peretakan struktur-struktur
yang mungkin terjadi seperti berikut:
Perpatahan sebelum peluluhan (plastisitas

sangat kecil)
Perpatahan sebelum peluluhan (plastisitas ada)
Peluluhan sebelum perpatahan (plastisitas
sangat besar)

Semua kriteria perpatahan adalah dihubungkan dengan ketangguhan intrinsik dari bahan
Ellyawan Arbintarso

Mekanika Perpatahan Elastis Lurus


(Linear Elastic Fracture Mechanics = LEFM)
LEFM mengharuskan deformasi plastis pada
ujung retak harus mempunyai efek yang
dapat diabaikan pada tegangan elastis dalam
struktur
Yaitu volume dari regangan plastis bahan
diabaikan dibandingkan dengan:
Ukuran retak
Ukuran struktur

Penggunaan LEFM adalah lebih aplikatif


untuk struktur yang besar dengan bahan
getas (perpatahan sebelum peluluhan)
Ellyawan Arbintarso

getas

LEFM

Spesimen uji CT

jarak antar lubang

tegangan

Mekanika Perpatahan Elastis Lurus

Jarak antar lubang

getas

sedikit retak, kecil

ulet

Besar retakan, peluluhan plastisitas


Ellyawan Arbintarso

Mekanika Perpatahan Elastis Lurus


Prinsip metode dari LEFM adalah:
Kinerja perpatahan kritis (Gc)
Faktor intensitas tegangan kritis (Kc)

Kedua hal tersebut adalah pengukuran


kuantitatif dari ketangguhan
perpatahan.
Kedua hal tersebut adalah serupa dan
dapat digunakan untuk rancangan
teknik. Penggunaan faktor intensitas
tegangan kritis kiranya lebih tepat.
Ellyawan Arbintarso

Kinerja Perpatahan Kritis


Mempergunakan termodinamika dan
persamaan Griffith, dari kondisi retak ke
penyebaran retak
Harus bertenaga penuh
Terdapat suatu mekanisme penyebaran
retak
Energi diperlukan untuk menciptakan
perpatahan permukaan. Energi ini disediakan
oleh pelepasan energi regangan elastis selama
pertumbuhan retak
Ellyawan Arbintarso

Persamaan Griffith
Energi regangan elastis dilepaskan oleh
penyebaran dari retak pada komponen
terbebani yang besar.

Energi regangan elastis


Energi permukaan
= energi permukaan
per satuan luas
t = ketebalan spesimen
E = Modulus Elastisitas

a t
2

Us 4at s

Ellyawan Arbintarso

Persamaan Griffith
Energi total dari sistem adalah fungsi dari
panjang retak
STABI L

energi
U

LABI L

energi permukaan
panjang retak kritis
dU/da = 0

panjang retak, a

total energi
U = U s - U

energi regangan
Ellyawan Arbintarso

Persamaan Griffith
Pada
Kritis

Total Energi

U U s U

Panjang

Retak

Persamaan Griffith

dU
2 at
4t s
da
E
2

dU
a
0 2 s
da
E
2 E s
f
a

Ellyawan Arbintarso

10

f adalah tegangan kritis untuk menyebarkan


retak dengan panjang 2a
Contoh Penggunaan persamaan Griffith
Anda ditantang untuk bergelantungan
dengan seutas tali selama 1 menit diatas
suatu lubang dengan ular berbisa
didalamnya dan akan dibayar 100 juta rupiah
kalau anda berani melakukan. Tali
ditambatkan pada lembaran kaca (panjang
300 cm, lebar 10 cm dan tebal 0,127 cm)
dimana terdapat retak sepanjang 1,62 cm.
Apakah yang harus anda lakukan? Menerima
tantangan atau mundur ? (E = 60 Gpa, s =
11,5 Jm-2)
Ellyawan Arbintarso

11

Ketangguhan Patahan Gc
Gc adalah energi yang diperlukan untuk penyebaran
retak (energi permukaan s, kinerja plastis p, dsb)
Gc termasuk semua kinerja yang dilakukan pada
zona proses perpatahan, s <<< p
Contoh 1
Sebuah rumah motor roket dibuat dari tabung
berdinding tipis. Tegangan rancang yang diijinkan
untuk berat minimum adalah y/1,5. Hitunglah
ukuran cacat (defect) terkecil yang dapat
mengakibatkan perpatahan getas jika rumah motor
roket dibuat dari baja paduan rendah atau baja
maraging.
Ellyawan Arbintarso

12

Baja paduan rendah: y = 1200 MPa, Gc = 24 kJm-2,


E = 200 GPa
Baja maraging : y = 1800 MPa, Gc = 24 kJm-2,
E = 200 GPa
Contoh 2
Hitunglah ukuran cacat a, dimana diberikan tegangan
patah pada tegangan rancang untuk:
Baja paduan rendah, tegangan tarik maksimum = 800
MPa, Gc = 24 kJm-2
Baja maraging, tegangan tarik maksimum = 1200 MPa,
Gc = 24 kJm-2
Tegangan tarik maksimum = y/1,5
For low alloy max a = 4.8 mm
Ellyawan Arbintarso

For maraging max a = 2.1 mm


13

Faktor Intensitas Tegangan Kc


Faktor intensitas tegangan mempunyai
karakteristik adanya pembesaran tegangan
dan regangan elastis disekitar retak/celah
Konsep keserupaan:
Tegangan pada ujung retak adalah sama jika

faktor intensitas tegangan adalah sama dalam


retakan struktur yang berbeda

Spesimen uji yang kecil dimungkinkan


digunakan untuk memprediksi kerusakan
dari struktur yang besar
Ellyawan Arbintarso

14

Faktor Intensitas Tegangan Kc


y

tegangan

x
cos 1 sin sin

2
2
2
2r

xy
sin
cos
cos

2
2
2
2r

tegangan pada ujung retakan

cos 1 sin sin



2
2
2
2r

distribusi
tegangan
elastis

Untuk struktur yang mempunyai


retakan, nilai K tergantung pada:
- panjang retak

K = faktor instensitas
tegangan = K c

- Geometri (termasuk panjang retak)


- beban

jarak r

Tegangan pd ujung retak

Ellyawan Arbintarso

K
r

15

Faktor Intensitas Tegangan Kc


Contoh (K dapat dihitung untuk
struktur yang berbeda)
K a
Retakan Griffith
Retakan sisi (edge) K 1,12 a
Ketangguhan patahan spesimen CT
(Compact Tension)
K

2a

B W 1 a

1, 5

0,886 4,64 a W

Ellyawan Arbintarso

16

Retakan Griffith

K y a

Retakan Sisi

2a

y=1

y = 1 - 1,2

jarak antar lubang

y = faktor geometri

P adalah gaya dimana


saat panjang retak
selama retak lelah
mencapai ketahanan
patah
B

Ellyawan Arbintarso

17

Penggunaan Faktor Intensitas


Tegangan
Kriteria untuk perpatahan
Perpatahan terjadi ketika K > Kc

K
Kc

nilai kritis dari K yang


menyebabkan perpatahan

Kc = ketangguhan patah
tegangan
Ellyawan Arbintarso

18

Peningkatan dari faktor intensitas


tegangan:
Konsentrasi tegangan dimungkinkan bergeser

(superpose)

Intensitas tegangan
Konsentrasi tegangan
c

A-A

K 1,12 1 2 c
b

2b

K 1,12 a
a
k 1 2
b

2a

Ellyawan Arbintarso

19

Bocor/retak Sebelum Patah


Perpatahan labil dari jalur pipa bertekanan sangat
berbahaya

Faktor intensitas tegangan meningkat sebagai retak agak


melingkar menjalar/tumbuh akibat kelelahan/fatik, tegangan
korosi atau mulur

Untuk keamanan jika terjadi kebocoran sebelum


perpatahan labil maka diambil nilai
Ellyawan Arbintarso

Kc t

20

Kesetaraan dari Gc dan Kc


misal pada retakan Griffith

Ketangguhan patah, Gc f
Ketangguhan patah, Kc

EGc
a

Kc f a

Untuk semua bentuk retakan

K c EGc
Ellyawan Arbintarso

21

Pengaruh Ketebalan
REGANGAN
BIDANG

Ketangguhan
, Kc

Ketangguhan patah
tergantung dari
ketebalan spesimen,
ketebalan ini
berhubungan
dengan pembatasan
dan ukuran zona
plastis pada ujung
retak

TEGANGAN
BIDANG

K1c

1
ketebalan
Ellyawan Arbintarso

22

Pengaruh Ketebalan
Ketika ketebalan memberikan pengaruh penurunan
proporsi dari perpatahan permukaan dimana lidah
geseran (shear lips) akan meningkat.
Ketangguhan
, Kc

REGANGAN
BIDANG

TEGANGAN
BIDANG

Prosentase dari
lidah geseran
pada permukaan
patahan

K1c

lidah geseran

Analogi bentuk
"cup" + "cone"

1
ketebalan

Ellyawan Arbintarso

23

Regangan dan Tegangan Bidang


(perpatahan datar)
Zona plastis bergantung dengan
pembatasan
Tegangan bidang
1
ry
2

Regangan bidang

1 L
ry
6 y

Kunci permasalahan pada penyiapan spesimen:


perpatahan terjadi pada zona plastis sebelum deformasi
dari daerah ujung retak melewati zona plastis
Ellyawan Arbintarso

24

Ketangguhan Patah Regangan


Bidang, K1C
Ketangguhan pada regangan bidang K1C mempunyai
nilai yang terendah
Pengukuran ketangguhan tersebut termasuk tipe
konservatif
Struktur
yang
lebih
tebal
lebih
tangguh
dibandingkan yang lebih tipis
K1C pada umumnya digunakan dalam teknik desain

REGANGAN BIDANG: ketebalan ~ 50 x zona


plastis
TEGANGAN BIDANG: ketebalan ~ zona plastis
Ellyawan Arbintarso

25

Pengujian Ketangguhan Bahan


LEFM tidak selalu valid untuk material
yang tangguh
Untuk
LEFM
yang
valid
menggunakan K1C sebagai berikut:

K1C
a, B, W a 2,5

Hitunglah ukuran spesimen yang


diperlukan
pada
ketel
baja
bertekanan untuk mengukur K1C
yang valid.
K1C ~ 200 MPam, y = 500 MPa
Ellyawan Arbintarso

26

Pengujian Ketangguhan Bahan


Beberapa tipe retakan mempunyai nilai akhir
K pada batas akhir dari keretakan dimana
Kc < ~ 60% K1C yaitu:
- retak lurus
- retak datar
- retak tumbuh beberapa mm didepan takik
- tidak boleh digunakan

Ellyawan Arbintarso

27

Mekanika Perpatahan
Peluluhan Umum
Metode mekanika perpatahan peluluhan
umum sangat diperlukan untuk mengukur
tingkat ketangguhan dari bahan yang
tangguh menggunakan spesimen uji yang
kecil
Spesimen uji yang kecil mungkin akan luluh
sebelum patah
Dengan bahan yang sama dalam struktur
yang besar mungkin akan patah sebelum
luluh terjadi, untuk itu diperlukan CTOD
dan Integral J
Ellyawan Arbintarso

28

Crack Tip Opening Displacement c (CTOD)


Kondisi lokal dari tegangan dan regangan pada
ujung retak yang menyebabkan perpatahan adalah
sama untuk spesimen uji yang kecil dan struktur
yang besar.

Gaya

Hal tersebut dapat diterangkan dengan Jarak Bukaan Ujung


Retak (Crack Tip Opening Displacement, c atau CTOD)

Struktur besar
Zona Plastis

Jarak lubang

Gaya

Struktur kecil
Ellyawan Arbintarso

Jarak lubang

29

Kesetaraan antara c dengan Gc


c diukur selama uji ketangguhan

Kinerja virtual W dalam perpanjangan retak oleh jarak a:

W c y a

zona plastis

W Gc a

Kinerja virtual untuk membuka


retak oleh jarak c terhadap
jarak lubang tegangan :
y

Kc
Gc y c
E

Tegangan
bidang
(tanpa
pembatasan), c dipengaruhi oleh
ketebalan

Ellyawan Arbintarso

30

Penggunaan c
Contoh:
Suatu rumah motor roket dibuat dari Baja CrMo kekuatan tinggi. Tekanan maksimum
pada semburan dirancang sebesar 8 MPa.
Ketangguhan (c) yang diukur pada spesimen
uji kecil sebesar 50 m. Hitunglah ukuran
cacat maksimum yang dapat ditoleransi agar
tidak pecah/meledak (bursting)?
E = 200 GPa, y = 1200 Mpa, diameter 0,5 m,
dan ketebalan dinding 2,5 mm
Ellyawan Arbintarso

31

Integral J
Integral J adalah suatu pengukuran kinerja
yang telah dilakukan (elastis dan plastis) dari
penjalaran retak
W=Jc
panjang retak
a1 < a 2

a1

Gaya

Gaya

W=Gc

a1

Grs a2 = energi
patah elastis tak
lurus

Grs a1 =
energi elastis

Grs a2 =
energi patah

a2

Grs a1 = energi
deformasi elastis
tak lurus

a2

jarak lubang

ELASTIS

jarak lubang

ELASTIS-PLASTIS
Ellyawan Arbintarso

32

Integral J
Integral J dipengaruhi oleh ukuran pada
kondisi Gc dan Kc yang sama
Pengukuran integral J dilakukan pada
spesimen uji kecil (ukuran spesimen lebih
kecil ~20 x dari spesimen LEFM)
Integral J dihitung pada saat peluluhan
retakan struktur menggunakan model finite
element.
Integral J berkarakteristik terhadap regangan
ujung retak yang sesuai dengan penyebaran
retakan
Ellyawan Arbintarso

33

Ringkasan
Ketangguhan patah (Gc, c, Kc, Jc)
menerangkan ketahanan terhadap
penyebaran retakan. Semua parameter
ketangguhan berhubungan dengan deformasi
ujung retakan yang diperlukan untuk
terjadinya patah
Pengukuran ketangguhan tergantung pada
pembatasannya:
Ukuran dan ketebalan spesimen
Tegangan dan regangan bidang
Ellyawan Arbintarso

34

Ringkasan
Ketangguhan terendah ada pada
regangan bidang
G1C, K1C, J1C, 1C
Minimum ukuran spesimen untuk pengukuran

Pengukuran yang valid untuk spesimen kecil

adalah J1C dan 1C

Ketangguhan sebenarnya (aktual) dari


retakan struktur teknik tergantung
pada pembatasan
Ellyawan Arbintarso

Best regard to Dr. Marrow


35

Anda mungkin juga menyukai