Anda di halaman 1dari 28

USULAN PENELITIAN

EFISIENSI PENYISIHAN CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD)


LIMBAH CAIR PABRIK SAGU MENGGUNAKAN BIOREAKTOR
HIBRID ANAEROB DUA FASA DENGAN VARIABEL LAJU
PEMBEBANAN ORGANIK

Oleh
PHIVI ANDRIZA
1007121728

Pembimbing :

Prof. Dr. H. Adrianto Ahmad, MT


Ir. Syarfi, MT

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU
2014

Latar belakang
20.000 L Air

SAGU
MERANTI, RIAU
47.172 HA

94 %

1 Ton

Rumusan Masalah
Banu dkk, 2006

Lestyana, 2012

Ahmad dkk, 2011

Andriza, 2014

Substrat Limbah
cair sagu
Bioreaktor Hibrid
Anaerob bermedia
plastic ring
Variabel tetap suhu
dan volume
bioreaktor 5,9 L
Variabel bebas laju
pembebanan organik
10,4-24,6 kg
COD/m3hari
Efisiensi Penyisihan
COD 91% pada laju
pembebanan organik
10,4 kg COD/m3hari

Substrat Limbah
cair sagu
Bioreaktor Hibrid
Anaerob bermedia
batu
Variabel tetap suhu
dan volume
bioreaktor 10 L
Variabel bebas laju
pembebanan organik
12,5-50 Kg COD / m3
hari
Efisiensi penyisihan
COD 90,2 % pada
laju beban organik
12,5 kg COD/m3hari
dengan waktu 28
hari

Substrat Limbah
cair kelapa sawit
Bioreaktor hibrid
anaerod 2 fasa
bermedia cangkang
sawit dan pelepah
sawit
Variabel tetap suhu
dan volume
bioreaktor 4500 L
Variabel bebas laju
pembebanan organik
Efisiensi penyisihan
COD sebesar 84 %
pada laju
pembebanan organik
100 kg COD/m3hari
dengan waktu 1,5
hari

Substrat limbah
cair sagu
Bioreaktor hibrid
anaerob 2 fasa
bermedia batu
Variabel tetap
suhu, volume
bioreaktor 10 L dan
20 L, laju
pembebanan organik
27,5 kg COD/m3hari
pada bioreaktor I
Variabel bebas laju
pembebanan organik
7,84 18,43 kg
COD/m3hari pada
bioreaktor II
Efisiensi penyisihan
COD .......???

Tujuan Penelitian
Menyisihkan COD limbah cair sagu menggunakan
bioreaktor hibrid anaerob dua fasa.
Menentukan efisiensi penyisihan COD tertinggi pada
pengolahan limbah cair sagu menggunakan
bioreaktor hibrid anaerob dua fasa dengan
memvariasikan laju pembebanan organik

Manfaat Penelitian
IPTEK

Memberikan tambahan ilmu pengetahuan


tentang pengolahan limbah cair sagu melalui
proses anaerob dengan menggunakan
bioreaktor hibrid anaerob dua fasa.

MASYARAKAT

Dapat mengurangi masalah pencemaran


lingkungan disebabkan oleh limbah cair sagu
dengan menggunakan teknologi bioreaktor
hibrid anaerob dua fasa.

TEKNIK
LINGKUNGAN

Menciptakan
mahasiswa
yang
berkemampuan dalam merekayasa sebuah
pengolahan
limbah
cair
dengan
menggunakan teknologi bioreaktor hibrid
anaerob dua fasa.

Batasan Masalah
1. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioproses,
Fakultas Teknik, Universitas Riau.
2. Menggunakan bioreaktor dengan media batu dan substrat
limbah cair sagu
3. Limbah cair sagu berasal dari Pabrik Sagu CV Harmonis Desa
Belitung, Kecamatan Merbau, Kabupaten Kepulauan
Meranti, Provinsi Riau.
4. Tahapan penelitian
(seeding)
aklimatisasi
start up bioreaktor
proses
kontinu bioreaktor
5. Parameter yang dianalisa adalah COD

Tinjauan Pustaka
Sagu
Sagu berasal dari Danau Sentani, Kabupaten
Jayapura, Papua.
Luas perkebunan sagu diperkirakan 1,2 juta ha
dan di Riau berkisar antara 69.916 ha [Djohan,
2008].
Sumber pangan dan sumber industri

Proses Pengolahan Sagu


Batang sagu

Pemotongan dan Pengupasan kulit


Kulit batang
Pemarutan
Ditambah air
Peremasan
Ditambah air
Penyaringan
Ampas sagu serat
Pengendapan
Limbah Cair Sagu
Pengeringan
Tepung Sagu

Karakteristik Limbah Cair


Sagu

Pengolahan Limbah Cair


Pengolahan
Fisika

penyaringan
pengendapan
pengapungan

Penggunaan bahan kimia

Pengolahan

Kimia

Pengolahan
Biologi

Anaerob
mg/L)
Aerob

Bahan organik tinggi (COD > 4.000

Keuntungan Pengolahan
Secara Anaerob
1. Produksi limbah padat
relatif sedikit
2. Kebutuhan nutrien sedikit
3. Kebutuhan energi rendah
4. Tingkat stabilisasi limbah
tinggi dengan laju
pembebanan tinggi
5. Efektif digunakan untuk
limbah cair yang
mengandung COD dan BOD
tinggi
6. Efisiensi penyisihan dapat
dicapai hingga 90%
7. Produk samping berupa gas
metan memiliki nilai
ekonomis tinggi

Kerugian Pengolahan
Secara Anerob

1. Membutuhkan waktu
pembiakan yang lama
2. Membutuhkan penambahan
senyawa alkalinity
3. Tidak mendegradasi senyawa
nitrogen dan phosfor
4. Sangat sensitif terhadap efek
dari perubahan temperatur
5. Menghasilkan senyawa yang
beracun seperti H2S

Lintasan degradasi senyawa kompleks organik


dalam proses anaerob
Senyawa Kompleks Organik
(Karbohidrat, Protein, Lemak)
HIDROLISIS

Senyawa Organik Sederhana


(Glukosa, Asam Amino, Asam lemak)
ASIDOGENESIS

Asam Volatil Rantai Pendek


(Propionat, Butirat, dll)
ASETOGENESIS

H2 , CO2

Asam Asetat
METANOGENESIS

CH4, CO2

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses anaerobik antara lain


[Manurung, 2004] :
1. Temperatur
2. pH (Derajat Keasaman)
3. Konsentrasi Substrat
4. Zat Beracun
5. Pengaruh Waktu Tinggal Hidrolik (WTH)

Laju pembebanan organik adalah besaran yang menyatakan jumlah


material organik dalam air buangan yang diuraikan oleh mikroorganisme
dalam reakto per unit volume per hari
BV
Ci
V
Q

= Laju pembebanan organik


volumetrik (kgCOD/m3-hari)
= konsentrasi COD influen (kg/m3)
= volume reaktor (m3)
= laju alir influen limbah (m3/hari)

COD
1. COD merupakan salah satu parameter penting dalam
menentukan kualitas air buangan.
2. COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat
zat organik.
3. Nilai COD menunjukkan kebutuhan oksigen untuk
mengoksidasi bahan bahan organik dalam contoh air
limbah menjadi CO2 dan H2O [ Ahmad, 1992 ].
4. Pendegradasian senyawa-senyawa organik tersebut akan
mempengaruhi terhadap angka COD efluen yang
didapatkan.
5. Metoda pengukuran yang digunakan yaitu metoda
khromat [APHA, AWWA, WPCF, 1985.]

METODOLOGI PENELITIAN
Bahan
1. Substrat limbah cair sagu

2. Larutan garam jenuh


3. batu kerikil kecil sebagai
media
4. gas nitrogen

5. Larutankalium dikhromat
(K2Cr2O7) 0,05 M

Alat
1. bioreaktor hibrid anaerob
dua fasa
2. tangki umpan
3. Selang
4. pH meter
5. magnetic stirrer,
6. pompa sirkulasi,

6. katalis AgSO4

7. leher angsa,

7. larutan ferroamonium

8. Stopwacth

sulfat (FAS) 0,05 M

9. buret dan statip

8. indikator ferroin

10. Erlenmeyer

9. aquadest

11. heating block

10. sampel

12. tabung reaksi

Metodologi Penelitian
Variabel
Tetap

Variabel
bebas

1. suhu ruangan,
2. volume cairan
bioreaktor I = 10 liter,
3. volume cairan
bioreaktor II = 20 liter
4. laju pembebanan
organik (Kusuma, 2012)
yaitu 27,5 kg
COD/m3hari pada
bioreaktor I.

Laju pembebanan
organik sebesar 7,84 kg
COD/m3hari,11
kgCOD/m3hari dan 18,43
kgCOD/m3hari pada
bioreaktor II

Prosedur
penelitian
Prosedur Penelitian
Bibit anaerob

Pembibitan

Limbah Cair 200 ml

Aklimatisasi

Limbah Cair 200 ml

Instalasi alat
Limbah Cair
Laju Pembebanan 18,3
kg COD/m3hari pada
bioreaktor I dan 6,9 kg
COD/m3hari pada
bioreaktor II
Limbah Cair
Laju Pembebanan 27,5 ;7,84 ;11
;dan 18,43 kg COD/m3hari pada
bioreaktor II.

Kalibrasi Pompa
Start Up Bioreaktor

Sampel 500 ml

Operasional Bioreaktor

Sampel 500 ml

Analisa Data

RangkaianAlat
Alatpengolahan
pengolahanlimbah
limbahcair
cair
Rangkaian

Prosedur Analisa Data

Sampel yang telah diambil diukur konsentrasi nilai COD dengan tahap
analisa sebagai berikut :
Sampel diencerkan 1000 kali dengan aquades lalu diambil sebanyak 4 ml.
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi tertutup.
Ditambahkan 2 ml larutan K2Cr207 0.05 M dan diaduk.
Ditambahkan sedikit demi sedikit katalis sebanyak 6 ml sambil dikocok
lalu diaduk agar tercampur sempurna
Dipanaskan selama 2 jam.
Didinginkan, lalu dimasukan kedalam gelas erlenmeyer 250 ml
Ditambahkan 8 ml aquadest.
Ditambahkan 3 tetes indikator ferroin lalu dititrasi dengan larutan FAS
sampai terjadi perubahan warna dari biru kehijauan menjadi coklat
kemerahan.
Dicatat volume FAS yang terpakai.
Untuk blanko digunakan aquadest dan perlakuannya sama dengan sampel.

Perhitungan analisa

Jadwal Kegiatan

Mekanisme Reaksi Penguraian Anaerob

BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI KEP-51/MENLH/10/1995

Bakteri
Tahap Hidrolisis
-Clostridium sp, Clostridium limosum, Clostridium cochlearuium, Clostridium
butyricum, Clostridium sporogenes

Tahap Asidogenesis
- Clostridium

aceticum, Ruminococcus albus, Acetobacterium woodii ,


Zymomonas mobilis , Sarcina ventriculi , Erwina amylovora , Lactobacillus
delbrueckii, Lactobacillus lactis, Lactobacillus bulgaricus

Tahap Asetogenesis
-

Methanobacillus omelianskii, Syntrophobacter wolfei, Syntrophobacter


wolinii.

Tahap Metnogenesis
-

Methanospirillum, Methanosarcina, Methanobacterium,


Methanobrevibacter, Methanococcus.

Anda mungkin juga menyukai