KARL
RAIMUND
Pada
umur
16
tahun
Popper
meninggalkan
sekolahnya
Realgymnasium
dengan
bahwa
pelajaran-pelajarannya
alasan
sangat
menciptakan
karangan
tentang
itu
terjadi
goncangan
di
Austria.
sementara
inflasi
pun
menggila.
Selama 2/3 bulan pada tahun 1919 Popper menganggap dirinya seorang
Komunis.
Ia kecewa dengan kaum komunis dan dengan Marxisme. Hal ini dikarenakan
terjadinya penembakan di Wina terhadap segerombolan sosialisme muda yang
berkat hasutan kaum komunis membantu beberapa kaum komunis melarikan diri
dari ruang tahanan di Markas Polisi di Wina. Popper merasa bersalah dan merasa
bertanggung jawab atas peristiwa yang menimpa di Wina. Di dalam Tesisnya ia
menuliskan
itulah teori Marxis : bagian apa yang disebut sosialisme ilmiah . Aku
kini bertanya kepada diriku sendiri apakah perhitungan serupa itu akan
pernah dapat didukung oleh ilmu. Seluruh pengalaman itu, dan
terutama pertanyaan ini, menyebabkan aku merasakan sesuatu
perubahan sikap selama hidupku
Pada usia 17 tahun, Popper menjadi seorang anti-Marxis.
Metode
berikutnya
Popper
dalam
Psikologi
memperoleh
Pemikiran).
gelar
Diploma
Pada
pada
tahun
bidang
of
Propensities
(1999)
dimana
ia
menguraikan
tetap
konsisten
Rasionalisme-kritis
deduktif-falsifikatif.
dan
berdiri
di
atas
Empirisisme-kritis
landasan
pemikiran
dengan
metodologi
(generalisasi),
akan
tetapi
masih
ada
Problem Induksi
Menurut
Popper
metode
induktif
dimana
terdapat
Dua
Problem Solving
Dari sudut pandang objektivis, pengetahuan dalam dimensinya yang
objektif, dipandang sebagai suatu solusi tentatif atas suatu problem,
dengan selalu dihadapkan pada kritik. Jadi pengetahuan objektif mencakup
elemen pokok dalam skema problem solving : problem-solusi (teori)
tentative-kritik.
Oleh sifatnya yang bisa salah (fallible), manusia hanya bisa maju
dengan belajar dari kesalahan. Dan proses penemuan kesalahan ini
dipercepat dengan jalan sadar mencari kesalahan. Dimana terdapat 3 sifat
yaitu :
1. Sifat Evolusioner,
2. Sifat Realistis,
3. Sifat Pluralistis.
keseharian,
Popper
memfokuskan
minatnya
pada
problem
Popper
sibuk
meneliti
bagaimana
teori
harus
diuji
demi
pertumbuhan pengetahuan.
Epistemologi mereka bercirikan pendekatan subjektivis sedangkan
epistemologi Popper ditandai dengan pendekatan objektivis.
sebagai
Varian
karena
pernyataan-pernyataan
observasi
sangat
terhadap
pernyataan-pernyataan
eksperimen
dan
Kuhn
Para ilmuwan yang berkecimpung dalam normal science bukan lagi penguji
teori tetapi pemecah masalah dan kesulitan hidup. Dengan demikian Kuhn
memberikan suatu sumbangan yang besar kepada manusia, bahwa ilmu
pengetahuan dan aktivitas-aktivitas ilmiah tidak mempunyai tujuan dalam
dirinya sediri, melainkan bertugas melayani manusia.
Selain itu Kuhn juga mengkritik Popper yang dianggapnya telah memutar
balikkan kenyataan dengan menguraikan terjadinya ilmu empiris melalui jalan
hipotesis disusul upaya falsifikasi.