Anda di halaman 1dari 17

Rahmat Nur

Dwi Mina Intan Permadi

Dwi Darma Surya


Anda Diah

KARL

RAIMUND

Karl Raimund Popper


1902-1994
Lahir di Vienna, Austria pada tanggal 28
Juli 1902.
Seorang filsuf sekaligus profesor di
London School Of Economics. Ia termasuk
seorang filsuf besar dalam bidang
filsafat ilmu pada abad ke-20.
Ayahnya seorang pengacara yang sangat
minat terhadap Filsafat.
Dr. Simon Sigmund Carl Popper
Ayah popper keturunan Yahudi, Ayahnya
adalah sarjana hukum dan pengacara

Pada

umur

16

tahun

Popper

meninggalkan

sekolahnya

Realgymnasium

dengan

bahwa

pelajaran-pelajarannya

alasan
sangat

membosankan. Lalu ia menjadi pendengar bebas


pada Universitas Wina dan baru tahun 1922 ia
diterima sebagai mahasiswa.
Popper

menciptakan

karangan

tentang

Kebebasan, hal ini disebabkan karena pada


masa

itu

terjadi

goncangan

di

Austria.

Kemaharajaan Austria ambruk. Di Wina terjadi


kelaparan,

sementara

inflasi

pun

menggila.

Selama 2/3 bulan pada tahun 1919 Popper menganggap dirinya seorang
Komunis.
Ia kecewa dengan kaum komunis dan dengan Marxisme. Hal ini dikarenakan
terjadinya penembakan di Wina terhadap segerombolan sosialisme muda yang
berkat hasutan kaum komunis membantu beberapa kaum komunis melarikan diri
dari ruang tahanan di Markas Polisi di Wina. Popper merasa bersalah dan merasa
bertanggung jawab atas peristiwa yang menimpa di Wina. Di dalam Tesisnya ia
menuliskan
itulah teori Marxis : bagian apa yang disebut sosialisme ilmiah . Aku
kini bertanya kepada diriku sendiri apakah perhitungan serupa itu akan
pernah dapat didukung oleh ilmu. Seluruh pengalaman itu, dan
terutama pertanyaan ini, menyebabkan aku merasakan sesuatu
perubahan sikap selama hidupku
Pada usia 17 tahun, Popper menjadi seorang anti-Marxis.

Popper mendengar apa yang dikerjakan oleh Einstein dan


menurut pengakuannya merupakan suatu pengaruh dominan
atas pemikirannya, bahkan dalam jangka panjang pengaruhnya
sangat berarti.
Dalam suatu waktu Popper mendengarkan ceramah Einstein
di Wina. Ia terpukau oleh sikap Einsten terhadap teorinya. Sikap
ini menurutnya berlainan dengan sikap Marxis yang dogmatis dan
selalu mencari pembenaran-pembenaran (verifikasi) terhadap
teori kesayangannya.
Kesimpulan bahwa sikap ilmiah
sikap kritis, yang tidak mencari pembenaran-pembenaran
melainkan tes yang serius, pengujian yang dapat menyangkal
teori yang diujinya, meskipun tak pernah dapat meneguhkannya

Pada tahun 1928 ia meraih gelar Doktor Filsafat dengan suatu


disertasi tentang Zur Methodenfrage der Denkp Psychologei
(Masalah

Metode

berikutnya

Popper

dalam

Psikologi

memperoleh

Pemikiran).

gelar

Diploma

Pada
pada

tahun
bidang

Matematika dan ilmu pengetahuan Alam.


Pada tahun 1977 Popper banyak memberikan ceramah dan
kuliah tamu di Eropa, Amerika, Jepang dan Australia. Ia banyak
mengenali secara pribadi ahli-ahli kimia modern yang besar
seperti, Albert Einstein, Neil Bohr, Edwin Schrodinger.
Popper wafat tanggal 17 September 1994 di Croydon, London
Selatan, dalam usia 92 tahun akibat komplikasi penyakit kanker.
Buku yang paling penting dari periode terakhir ini adalah A
World

of

Propensities

(1999)

dimana

ia

menguraikan

pemikiran definitifnya tentang probabilitas dalam logika

sumsi Dasar Karl Raimund Popper


Popper mengakui bahwa manusia mampu menangkap dan menyimpan
kebenaran objek dengan rasio dan pengalamannya.

Bagi Popper, kebenaran yang ditangkap oleh manusia selalu bersifat


sementara (tentatif).
Menurutnya, semua teori, ilmu, atau hipotesa harus selalu terbuka untuk
dihadapkan dengan pengujian yang ketat dan gawat (crucial-test).
Caranya dengan pengujian trial and error sehingga kebenaran
selalu dibuktikan melalui jalur konjektur (dugaan) dan refutasi (bantahan)
dengan

tetap

konsisten

Rasionalisme-kritis
deduktif-falsifikatif.

dan

berdiri

di

atas

Empirisisme-kritis

landasan

pemikiran

dengan

metodologi

Sifat kesementaraan, popper lebih suka menggunakan istilah


Hipotesa Upaya ini ia sebut dengan the thesis of refutability:
suatu ungkapan atau hipotesa bersifat ilmiah jika secara prinsipil
terdapat kemungkinan untuk menyangkalnya (refutability).
Popper benganggapan proses pengembangan ilmu bukanlah
dengan jalan akumulasi, yakni pengumpulan bukti-bukti positif
atau bukti-bukti yang mendukung suatu teori, sebagaimana
pandangan neo-positivisme.

Proses Pengembangan Ilmu


Dengan jalan eliminasi terhadap kemungkinan kekeliruan dan
kesalahan. Suatu teori ilmiah tidak pernah benar secara definitif
atau mendekati kebenaran.

sifikasi Sebagai Epistemologi Pemecahan Masalah

Falsifikasi menggunakan cara kerja ilmu pengetahuan


tidak hanya menggunakan observasi dan pengalaman
sebagai dasar di dalam menentukan hukum-hukum ilmu
pengetahuan

(generalisasi),

akan

tetapi

masih

ada

prasyarat lain yaitu uji kesalahan (Falsifiable) melalui uji


kesahihan (testable).
Falsifikasi
untuk mematahkan sesuatu keadaan yang salah, tidak

Popper membuat sistem kerja ilmu dengan teori


Falsifikasi :
1. Suatu pengetahuan empirik/ilmiah dinyatakan benar, bila
sistem tersebut dapat diuji (Falsifiabilitas) dan bukan
veriabilitas.
2. SecaraMetodologi Falsifikasi harus meragukan suatu
pengetahuan yang mungkin ada kesalahan dalam mengamati
misalnya, bukan angsa yang diamati, melainkan seekor
burung.

Problem Induksi
Menurut

Popper

metode

induktif

meninggalkan banyak masalah dalam ilmu


pengetahuan

dimana

terdapat

Penyataan dalam Problem Induksi


1. Pernyataan dalam Observasi Tunggal
(singular)
2. Penyataan Universal

Dua

Problem Solving
Dari sudut pandang objektivis, pengetahuan dalam dimensinya yang
objektif, dipandang sebagai suatu solusi tentatif atas suatu problem,
dengan selalu dihadapkan pada kritik. Jadi pengetahuan objektif mencakup
elemen pokok dalam skema problem solving : problem-solusi (teori)
tentative-kritik.
Oleh sifatnya yang bisa salah (fallible), manusia hanya bisa maju
dengan belajar dari kesalahan. Dan proses penemuan kesalahan ini
dipercepat dengan jalan sadar mencari kesalahan. Dimana terdapat 3 sifat
yaitu :
1. Sifat Evolusioner,
2. Sifat Realistis,
3. Sifat Pluralistis.

Dari ciri-ciri yang disketsakan di atas tampak mencolok perbedaan antara


pandangan Popper dan pandangan kebanyakan filsuf sebelumnya.

Di antara perbedaan pandangan tersebut, perlu digaris bawahi


perbedaan
Sementara mereka memusatkan perhatian kepada pengetahuan dalam
arti

keseharian,

Popper

memfokuskan

minatnya

pada

problem

pertumbuhan pengetahuan ilmiah.


Kalau mereka mengejar pembenaran pengetahuan secara mutlak ,
maka

Popper

sibuk

meneliti

bagaimana

teori

harus

diuji

demi

pertumbuhan pengetahuan.
Epistemologi mereka bercirikan pendekatan subjektivis sedangkan
epistemologi Popper ditandai dengan pendekatan objektivis.

Tahun 1937, Popper meneliti dialektika


Hegel, ia mengembangkan gagasan tentang
metode problem-solving.
1. Problem-Solving

sebagai

Varian

Metode Trial and Error


2. Skema Metode Problem-Solving

Kritikan Terhadap Teori Karl R Popper


Para pendukung teori falsifikasi
Pertama,

karena

pernyataan-pernyataan

observasi

sangat

tergantung pada teori dan dapat salah.


Kedua, menurut pendukung teori falsifikasi, hipotesis yang tidak
bertahan

terhadap

pernyataan-pernyataan

eksperimen

observasi harus mundur karena tidak lagi penting.

dan

Kuhn
Para ilmuwan yang berkecimpung dalam normal science bukan lagi penguji
teori tetapi pemecah masalah dan kesulitan hidup. Dengan demikian Kuhn
memberikan suatu sumbangan yang besar kepada manusia, bahwa ilmu
pengetahuan dan aktivitas-aktivitas ilmiah tidak mempunyai tujuan dalam
dirinya sediri, melainkan bertugas melayani manusia.
Selain itu Kuhn juga mengkritik Popper yang dianggapnya telah memutar
balikkan kenyataan dengan menguraikan terjadinya ilmu empiris melalui jalan
hipotesis disusul upaya falsifikasi.

Manfaat Teori Popper


a. Terarah Pada Problem.
b. Kebijakan Objektif dan Kritis.
c. Makna Sejarah dan Tradisi.
d. Menuntut Imajinasi yang Berani.

Anda mungkin juga menyukai