Anda di halaman 1dari 12

Komunike, Volume ix, No.

2, Desember 2017

RELEVANSI EPISTEMOLOGI KARL R. POPPER


DALAM PEMIKIRAN ISLAM

Saifur Rahman
Pengamat Filsafat Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Email: Caesar.romanc@gmail.com

Abstract

A thought is not born from a vacuum, so that every thought has


its own unique and different from each other, before and after.
Knowledge and experience of someone greatly influence the
pattern she thought. No exception was a great thinker origin
Austria and influence on the modern century and even till now
he is Karl R. Popper. The concept of epistemology Popper is
relating to falsification human knowledge to answer the question
of demarcation by the Wina Circle. Their demarcation is deemed
irrelevant to the science that became the border wall between
meaningful and meaningless. This is caused by the principle
of verification method using induction. Where induction seen
redundant and inconsistent. As for the relevance of epistemology
Popper with the thought of Islam can foster an attitude of tolerance
of logical thinking. The critical attitude of the very means to
resolve the tension between the two thoughts are not the same.
Critical are not only aimed at the external but more internal. So
one another will open up to dialogue are thought-provoking.
Key words : Epistemology, Karl R. Popper, Islamic Thought.

138 Relevansi Epistemologi Karl L. Popper....


Komunike, Volume ix, No. 2, Desember 2017

Abstrak

Sebuah pemikiran tidak lahir dari ruang hampa sehingga setiap


pemikiran memiliki keunikan tersendiri dan berbeda satu sama lain,
sebelum dan sesudahnya. Pengetahuan dan pengalaman seseorang
sangat mempengaruhi pola pikirnya. Kecuali seorang pemikir besar
asal Austria dan berpengaruh terhadap abad modern dan bahkan
sampai saat ini yakni Karl R. poper. Konsep epistemologi popper
yakni berkaitan dengan falsifikasi pengetahuan manusia untuk
menjawab persoalan demarkasi oleh Lingkaran Wina. Demarkasi
mereka dianggap tidak relevan dengan ilmu pengetahuan bahwa
menjadi dinding pembatas antara bermakna dan tidak bermakna.
Hal ini disebabkan oleh prinsip verifikasi yang menggunakan metode
induksi. Di mana induksi dipandang mubazir dan tidak konsisten.
Adapun relevansi epistemologi Popper dengan pemikiran Islam
dapat menumbuhkan sikap toleransi berpikir logis. Sikap kritis
sangat mempunyai arti untuk mengatasi ketegangan antara dua
pemikiran yang tidak sama. Kritis tersebut tidak hanya ditujukan
pada ekternal tapi lebih-lebih internal. Sehingga satu sama lain
akan membuka diri untuk berdialog secara pemikiran.
Kata kunci: Epistemologi, Karl R. Popper, Pemikiran Islam

A. Pendahuluan memfilternya. Termasuk di dalamnya


Sebuah pemikiran tidak lahir ialah pemikiran filosofis.
dari ruang hampa sehingga setiap Permikiran filosofis yang
pemikiran memiliki keunikan berkembang pun berbeda antara
tersendiri dan berbeda satu sama satu tempat dan tempat yang lain. Di
lain, sebelum dan sesudahnya. Barat, misalnya Inggris, Perancis, dan
Pengetahuan dan pengalaman Jerman itu memiliki kecenderungan
seseorang sangat mempengaruhi yang lain dan kemudian menjadi ciri
pola pikirnya. Tak hanya itu, khasnya. Sebagaimana dijelaskan
pemikiran yang sedang berkembang oleh K. Bertens1 bahwa aliran filsafat
turut menyumbangkan corak Inggris yang khas adalah empirisme.
pemikiran yang berbeda. Ini
disebabkan oleh cara mereka yang 1
K. Bertens, Filsafat Barat Kontemporer;
berbeda-beda dalam meresponnya, Inggris-Jerman ( Jakarta: Gramedia, 2002), 14-
yaitu menerima, menolak, atau 15.

Saifur Rahman 139


Komunike, Volume ix, No. 2, Desember 2017

Sedangkan filosof Jerman pada relevansinya dengan pemikiran Islam


umumnya berorientasi pada akan menjadi pokok pembahasan
metafisika. Salah satu aliran yang kajian ini.
mencolok ialah idealisme di abad ke- Kajian ini menggunakan metode
19. Berbeda dengan Perancis dimana deskritif-analitik yaitu suatu metode
rasionalisme dan spiritualisme yang digunakan untuk menganalisis
memiliki tempat tersendiri dan itu data yang diperoleh, kemudian
merupakan ciri khas dari aliran- diklasifikasikan agar sampai pada
aliran filsafatnya. kesimpulan dari kumpulan data
Hal ini menunjukkan bahwa tersebut.Data yang dikumpulkan
sebuah pemikiran merupakan berupa primer dan sekunder. Data
respon terhadap pemikiran primer yang digunakan dalam kajian
sebelumnya dan karenanya akan ini ialah karya dari Popper sendiri
terus berkembang. Seiring dengan yang sudah diterjemahkan ke dalam
perkembangan tersebut, ciri khas dari bahasa Indonesia dengan judul Logika
mana pemikiran tersebut muncul Penemuan Ilmiah. Sebenarnya masih
tidak akan hilang dan hal-hal yang banyak karya Popper yang lainnya.
mempengaruhinya akan terlihat Namun itu menjadi keterbatasan
jelas meskipun ada perbedaan di penulis dalam mengumpulkan data.
dalamnya. Adapun data sekunder ialah diambil
Salah satu tokoh yang merespon dari karya orang lain yang berbicara
pemikiran dimasanya adalah tentang Popper.
Karl R. Popper.2 Ia mengkritik
pemikiran lingkaran Wina tentang B. Riwayat Hidup dan Karya Karl
persoalan induksi dan demarkasi. R. Popper
Tidak berhenti disitu, ia kemudian Popper lahir pada tanggal 28 Juli
memberikan pemecahan masalah 1902 di Himmelhof, di daerah Wina
terhadap dua hal di atas. Oleh karena (Vienna) Austria. Ayahnya seorang
itu, apa yang ditawarkan Popper Doktor hukum dari University of
dalam memecahkan persoalan Vienna dan ibunya seorang ahli
tersebut yang kemudian dikenal musik.3 Ketika berumur 17 tahun
dengan falsifikasi dan bagaimana
3
Sumedi, Kritisisme Hikmah ke Arah
Jika ditulis lengkap ialah Karl Raimund
2
Epistemologi Pendidikan Islam Humanis: Sintesis
Popper. Namun untuk selanjutnya akan ditulis Epistemologi Barat dan Islam(Yogyakarta: Bidang
dengan Popper Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2008), 42-43.

140 Relevansi Epistemologi Karl L. Popper....


Komunike, Volume ix, No. 2, Desember 2017

ia menganut komunisme. Tetapi institut di bawah naungan Iniversitas


tidak lama kemudian dengan tegas London. Sudah lama ia memperoleh
ia meninggalkan aliran politik kewarganegaraan Inggris dan pada
ini, karena yakin bahwa para tahun 1946 malah diangkat dalam
penganutnya menerima begitu kaum bangasawa Inggris, sehingga
saja suatu dogmatisme yang tidak berhak menggunakan gelar Sir.6
kritis. Dan ia menjadi anti-Marxis Disinilah ia banyak menelurkan
untuk seumur hidupnya.4 Disini ia karya-karya dan menyempurnakan
sudah tampak sangat kritis terhadap dari karya yang ditulis sebelumnya
pemikiran di waktu itu termasuk di dua tempat yang berbeda.Popper
kepada dirinya sendiri. banyak menulis karya, di antaranya:
Popper juga mengikuti Logik der forschung (bahasa Jerman)
perkuliahan tentang sejarah, tahun 1934 dan baru kemudian
kesustraan, psikologi, filsafat, bahkan diterbitkan dalam bahasa Inggris
tentang ilmu kedokteran. Pada tahun 1959 dengan judul The Logisc
umur 26 tepatnya pada tahun 1928 ia of Scientific Discovery dan telah
meraih gelar “doktor filsafat” dengan diterbitkan dalam bahsa Indonesia
disertasi tentang Zur Methodenfrage tahun 2008 dengan judul Logika
der Denkpsychologie (masalah metode Penemuan Ilmiah. Lalu pada tahun
dalam psikologi pemikiran), suatu 1945 ia menerbitkan buku yang
karangan yang tidak diterbitkan. berjudul The Poverty of Historicism
Sekitar satu tahun sebelum Hitler dan sudah diterjemahkan ke dalam
mencaplok Austria, seperti begitu bahasa Indonesia pada tahun dengan
banyak cendikiawan Yahudi yang judul Gagalnya Historisisme serta The
lain, Popper mencari tempat kerja Open Society and Its Enimies dan telah
di luar Negeri yakni Selandia Baru. diterjemahkan juga ke dalam bahasa
Tahun 1937 ia sudah bekerja di Indonesia dengan judul Masyarkat
Universitas di Christchurch, Selandia Terbuka dan Musuh-musuhnya pada
Baru.5 tahun 2008.

Sesudah Perang Dunia II, Popper Karya yang lain adalah


diangkat sebagai dosen di London Conjectures and Refutations yang
School of Economics, sebuah ditulis tahun 1963 yang merupakan
kumpulan dari artikelnya. Objective
4
K. Bertens, Filsafat Barat Kontemporer…,
Knowledge ditulisnya pada tahun
72.
5
Ibid., 74-75. 6
Ibid.,

Saifur Rahman 141


Komunike, Volume ix, No. 2, Desember 2017

1972.7 Dan masih banyak karya Menurut Reichenbach


yang lain yang diedit oleh orang sebagaimana dikutip oleh Popper
lain. Disini tampak konsistensi dan bahwa prinsip induksi menentukan
concern pemikirannya terhadap kebenaran-kebenaran ilmiah.
filsafat ilmu pengetahuan. Semasih Melenyapkannya dari ilmu akan
di Austria sampai di London ia berarti sama halnya mencabut
memperlihatkan kecenderungannya kekuasaan ilmu untuk memutuskan
terhadap epistemologi hingga kebenaran atau kepalsuan teori-
akhirnya meninggal pada tanggal 17 teorinya. Tanpa prinsip induksi,
September 1994 di London selatan jelaslah, ilmu tidak berhak lagi
dalam usia 92. Adapun mengenai membedakan teori-teorinya dari
epistemologi Popper akan diuraikan ciptaan-ciptaan pikiran sang
sebagaimana berikut. penyair yang khayali dan sewenang-
wenang.8
C. Epistemologi Karl R. Popper
Dapat dikatakan bahwa induksi
Dalam sub-bab ini akan di merupakan metode yang paten
uraikan tentang (1) persoalan dalam ilmu-ilmu empiris atau ilmiah.
Induksi, (2) persoalan Demarkasi Jika suatu teori tidak menggunakan
dan (3) falsifikasi. Ketiga hal ini yang metode induksi, maka dengan
membangun epistemologi Popper cepat dapat disimpulkan bahwa
dan memiliki keterkaitan satu sama hal tersebut tidak ilmiah. Sehingga
lain. tak dapat diragukan bahwa prinsip
1. Persoalan Induksi induksi dengan pasti diterima
tanpa syarat. Seakan-akan prinsip
Induksi adalah suatu metode
induksi menjadi dogma dalam ilmu
yang digunakan untuk memutuskan
pengetahuan alam.
kebenaran yang bersifat universal
melalui pengamatan-pengamatan Oleh karena itu, menurut Popper
terhadap obyek yang partikular. bahwa pandangan yang demikian
Sederhananya adalah menarik tidak dapat dipertanggungjawabkan.
kesimpulan umum dengan meneliti Ia berpendapat bahwa bagaimana
unsur-unsur partikular atau khusus. mungkin pernyataan tunggal dapat
Metode ini sangat identik dengan menjadi pernyataan universal. Ini
ilmu-ilmu empiris. sangat tidak logis. Menurutnya:

8
Karl R. Popper, Logika Penemuan Ilmiah
7
Ibid., 76. (Yogyakarta: Puataka Pelajar, 2008), 5.

142 Relevansi Epistemologi Karl L. Popper....


Komunike, Volume ix, No. 2, Desember 2017

seberapa banyak kita menemukan metode induksi dapat membantu


angsa putih, ini tak dapat untuk memutuskan probabilitas
membenarkan kesimpulan bahwa bukan kebenaran.
semua angsa putih. Dengan kata lain Kendati demikian, prinsip induksi
apakah penyimpulan-penyimpulan yang melalui pengamatan yang
induktif dapat dibenarkan secara berulang-ulang dapat menyebabkan
logis.Dengan tegas Popper gerak mundur. Meskipun matahari
mengatakan bahwa: saban hari terbit dari timur dan terus
Tetapi, bahkan beranggapan begitu mulai dulu sampai sekarang,
bahwa memang begitulah adanya itu tidak dapat memutuskan bahwa
–bagaimanapun juga ‘semua ilmu’ besok matahari juga akan muncul
bisa keliru- saya tetap berpendapat dari timur dikarenakan tidak ada
bahwa sebuah prinsip induksi kepastian logis yang menyatakan
mubazir, dan pasti mengakibatkan demikian. Padahal ilmu pengetahuan
inkonsistensi-inkonsistensi logis.9
harus terus maju dan berkembang.
Contoh lain misalnya jejak
2. Persoalan Demarkasi
kaki yang ada dipantai. Jika kita
menggunakan metode induksi Demarkasi adalah garis pembatas
(pengamatan dan eksperimen), maka antara pengetahuan ilmiah dan
kita akan mengatakan bahwa jejak tidak ilmiah bagi Popper. Akan
kaki tersebut disebabkan oleh orang tetapi menurut kaum positivis ialah
yang berjalan di pantai. Penyimpulan tembok pembatas antara penyataan
tersebut masih mengandung bermakna dan tidak bermakna
sebuah kesalahan. Karena jejak kaki dengan cara diverifikasi. Disinilah
tersebut dapat saja secara sengaja yang menurut Popper perlu adanya
dibuat oleh anak-anak kreatif yang koreksi terhadap demarkasi yang
mencetakkanya di atas pasir pantai.10 dilontarkan oleh kaum positivis.
Ini bukan persoalan bermakna atau
Disisi lain Popper mengakui tidak. Namun ini adalah persoalan
bahwa pengalaman empiris ilmiah atau tidak ilmiah.
merupakan salah satu metode untuk
memutuskan kebenaran dan bukan Menurut Popper sebagaiman
satu-satunya. Tampak jelas bahwa dikutip oleh K. Bertens bahwa
prinsip verifikasi tidak pernah
mungkin untuk menyatakan
9
Ibid., 6.
10
James Garvey, Dua Puluh Karya Filsafat kebenaran hukum-hukum umum.
Terbesar (Yogyakarta: Kanisius, 2010), 262.

Saifur Rahman 143


Komunike, Volume ix, No. 2, Desember 2017

Hukum-hukum umum dalam ilmu dalam interakasi dengan wanita tadi.


pengetahuan tidak dapat diverifikasi. Teori itu terbukti benar.”13
Tetapi kalau begitu, harus diakui Namun bila kejadiannya berbeda,
juga bahwa –seperti halnya di mana peria tadi langsung memesan
dengan metafisika- seluruh ilmu minuman tanpa mengacuhkan
pengetahuan alam (yang sebagian wanita yang juga ada disitu, kita
besar terdiri dari hukum-hukum dengan mudah akan mengatakan,
umum) tidak bermakna.11 “nah, terbukti bahwa pria itu
Untuk membantu pemahaman berusaha mengatasi kecenderungan
kita, menurut James Garvey, kita bawah sadarnya akan figur maternal
dapa mencermati hubungan Popper dengan tidak mengacuhkan wanita
dengan Alfred Adler yang merupakan yang ada di dekatnya. Jadi teori itu
Freudian.12 benar.”14
Andaikan kita menggunkan teori Dari contoh ini mungkin kita
Freudian yang mengatakan bahwa dapat mengatakan bahwa teori
kecenderungan seksual bawah sadar Freudian tidak dapat dikatakan
yang mendambakan figur maternal sebagai pengetahuan ilmiah. Karena
mempengaruhi kebiasaan kaum pria. terori tersebut tidak memiliki
Misalkan kita melakukan observasi konsekuensi empiris. Akan tetapi
di sebuah warung untuk mencermati bukan berarti teori tersebut tidak
relasi para pelanggan dengan bermakna.
pelanggan lain, naik pria maupun Dari persoalan di atas dapat
wanita. Pada suatu ketika seorang direduksi bahwa pengetahuan
pelanggan pria tampak memberikan ilmiah tidak didasarkan pada
kesempatan untuk mendapatkan prinsip verifikasi yang kemudian
pelayanan kepada seorang wanita, menggunakan metode induksi.
dan kita cetus, “nah, terbukti Popper juga mengakui bahwa salah
bahwa kecenderungan bawah sadar satu prisnsip ilmiah ialah berbasis
pria tersebut akan figur maternal pada empiris (dapat di uji oleh
mendahului tindakan sadarnya pengalaman15). Dan sesuatu yang
berbau empiris tidak musti induksi.

13
Ibid., 264-265.
11
K. Bertens, Filsafat Barat Kontemporer.., 14
Ibid., 265.
80-81. 15
Karl R. Popper, Logika Penemuan Ilmiah…,
12
James Garvey, Dua Puluh Karya.., 264. 22.

144 Relevansi Epistemologi Karl L. Popper....


Komunike, Volume ix, No. 2, Desember 2017

Dala hal ini Popper mempunyai yang ada pada teori ilmiah.18 Pada
solusi yaitu prinsip falsifiabilitas. posisi ini pengalaman mempunyai
peran untuk mengeliminasi
3. Falsifikasi
kesalahan dalam sebuah teori.
Secara sederhana falsifikasi
dapat diartikan sebagai pengujian Mungkin ini yang dimaksud oleh
terhadap pengetahuan bukan Alfons Taryadi dengan rasionalisme
dengan menjabarkan kebenaran kritis bahwa rasionalisme yang
hipotesisnya, melainkan dengan diperjuangkan Popper ialah
melatakkan negasi-negasi.16 Di sini rasioanlisme dalam arti luas,
tampak jelas bahwa pengetahuan yang melibatkan sikap terbuka
akan berkembang bukan karena untuk diskusi kritis, sedia untuk
memberikan data-data atau belajar dari kesalahan dan terbuka
akumulasi pengetahuan, melainkan untuk mendekati kebenaran.19
lewat proses eleminasi terhadap Artinya bahwa pengalaman indera
kemungkinan kekeliruan dan merupakan komponen dari kerja
kesalahan. rasio. Tampaknya Popper sejalan
dengan Kant bahwa tak mungkin
Menurut Sumedi bahwa prinsip pengetahuan merupakan tiruan dari
falsifikasi tidak menolak rasionalitas realitas.
dan empirisme. Rasionalisme yang
bebas tetap terpelihara karena tidak Menurut Popper sebagaimana
mungkin melakukan falsifikasi dikutip oleh Sumedi bahwa teori
terhadap suatu teori yang dianggap adalah ciptaan sendiri. Ia merupakan
ilmiah tanpa berpikir kritis dan hasil kreativitas akal. Teori diciptakan
bebas.17 Disini rasio mempunyai ketika ada problem atau masalah lalu
posisi yang bebas untuk berbicara diakan observasi dan eksperimen
tentang segala kemungkinan. untuk mengeliminasi kekurangan-
kekurangan (error-elimination) yang
Lebih lanjut ia mengatakan ada pada suatu teori yang dianggap
bahwa Observasi dan eksperimen, ilmiah. Mungkin dapat dibuat skema
yang dipakai untuk mencirikan seperti berikut :
empirisme, juga tidak ditolak karena
kedua berperan untuk menguji dan P1 TT EE P2
membuang kesalahan-kesalahan
Ibid.,
18

Alfons Taryadi, Epistemologi Pemecahan


19

16
James Garvey, Dua Puluh Karya..., 258. Masalah Menurut Karl R. Popper ( Jakarta:
17
Sumedi, Kritisisme Hikmah…, 200. Gramedia, 1991), 26.

Saifur Rahman 145


Komunike, Volume ix, No. 2, Desember 2017

P adalah Problem atau masalah; yang mendukung tapi dengan


TT melambangkan Tentative Theory membuktikan kesalahannya. Dengan
atau teori tentatif; EE adalah Error- begitu, pengetahuan ilmiah akan
Elimination atau pembuangan terus maju dinamis tidak statis.
kesalahan-kesalahan (yang telah Dari tiga hal pokok di atas
dilakukan) khususnya melalui diskusi mungkin dapat dipetakan secara
kritis.20 ringkas terkait dengan hakikat
Untuk menguatkan hal ini dapat pengetahuan, alat pengetahuan, cara
dilihat dari pernyataan Popper memperoleh pengetahuan, validasi
sendiri yaitu : kebenaran. Sedangkan penjelasannya
sebagaimana berikut.
Harus diperhatikan, suatu putusan
positif hanya dapat mendukung 1. Hakikat pengetahun
teori itu untuk sementara waktu, Dalam prinsip falsifikasi rasio
karena putusan-putusan negatif
mempunyai peranan yang dominan.
berikutnya selalu mungkin
menjatuhkannya. Selama sebuah Komponen dari rasio Popper selain
teori mampu bertahan menghadapi akal itu sendiri ialah pengalaman.
ujian-ujian yang terperinci dan Artinya bahwa sumber pengetahuan
keras, dan ia tidak digantikan oleh Popper ialah bertumpu pada rasio
teori lain dalam perjalanan gerak yang dikenal dengan rasionalisme
maju ilmiah, kita dapat mengatakan kritis.
bahwa ia ‘telah membuktikan
keberaniannya’ (mettle), atau ia 2. Alat pengetahuan
telah ’dikoroborasikan’ (dikuatkan).21 Sebagaimana disinggung di
Sebuah teori yang telah diuji atas bahwa rasionalisme kritis
dan ternyata tahan atau lulus uji memasukkan peranan indera sebagai
coba, maka teori tersebut telah elemen pendukung untuk mendapat
dikokohkan untuk sementara waktu pengetahuan. Bagaimana mungkin
setidaknya hingga ada penyangkalan prinsip falsifikasi tidak dibangun di
yang berhasil menjatuhkan teori atas rasioalisme kritis, sementara
tersebut. Hal ini menunjukkan sebuah teori harus diuji dengan
bahwa gerak maju ilmiah bukan penyangkalan.
dengan menghadirkan bukti-bukti 3. Cara memperoleh pengetahuan
Dalam prinsip falsifikasi sebuah
20
Sumedi, Kritisisme Hikmah…, 200.
21
Karl R. Popper, Logika Penemuan Ilmiah.., teori diuji dengan melakukan
12. penyangkalan terhadapnya. Artinya

146 Relevansi Epistemologi Karl L. Popper....


Komunike, Volume ix, No. 2, Desember 2017

bahwa hal ini berangkat dari sebuah penalaran kritis dan belajar dari
statemen yang kemudian difalsifikasi. pengalaman. Ini secara fundamental
Hal ini menegaskan metode yang suatu sikap yang mengakui bahwa
digunakan adalah deduktif. “mungkin saya salah dan Anda
boleh jadi benar dan dengan suatu
4. Validasi kebenaran
usaha kita bisa makin mendekati
Validasi kebenaran Popper kebenaran.23
adalah kebenaran koherensi yaitu
sesuatu yang koheran dengan Dengan sikap begini maka
sesuatu lain berarti ada kesesuaian telah membuka pemikiran kritis
atau keharmonisan dengan sesuatu bahwa klaim kebenaran tidak dapat
yang memiliki hirarki lebih tinggi. dipertahankan lagi. Ini membuka
Koherensi tersebut mungkin mindset berpikir secara pluralistik.
saja tetap pada dataran sesuai Dan dimungkinkan untuk
rasional, tetapi juga mungkin pula mengurangi ketegangan antara dua
menjangkau dataran transenden.22 kubu yang memiliki pemikiran yang
berbeda tentang Islam, misalnya
Itulah mungkin sekelumit Syi’ah dan Sunni. Karena kebenaran
tentang epistemologi Popper. Lalu yang dipegang oleh mereka hanya
bagaimana epistemologi Popper bersifat hipotesis. Sehingga dalam
dalam kaitannya dengan pemikiran mencapai suatu kebenaran harus
Islam. Di bawah ini akan dikemukan saling terbuka dan bekerjasama.
relevansinya dengan pemikiran Tak hanya itu, rasionalisme kritis ini
Islam. mengajak kita untuk selalu bersikap
kritis terhadap suatu pemikiran
D. Relevansi Epistemologi Karl
termasuk pada diri sendiri.
R. Popper dengan Pemikiran
Islam Selain itu, pemikiran Popper
tentang falsifikasi -sebagai jawaban
Rasionalisme kritis Popper
(ganti) atas persoalan induksi dan
sebagaimana dikemukakan oleh
verifikasi yang telah dijadikan syarat
Alfons Taryadi jika menyangkut
dalam pengetahuan ilmiah menurut
tingkah laku dan sikap praktis, maka
positivisme- dapat direkonstruksi
bersikap sedia selalu mendengarkan
bahwa tidak ada metode khusus
dalam suatu bidang tertentu,
22
Noeng Muhadjir, Filsafat Ilmu:
Positivisme, Post-Positivisme, dan Post-Modernisme Alfons Taryadi, Epistemologi Pemecahan
23

(Yogyakarta: Rake Sarasin, 2001), 18. Masalah…, 26.

Saifur Rahman 147


Komunike, Volume ix, No. 2, Desember 2017

melainkan hanya ciri-ciri khusus yang cukup sederhana mengenai


yang melekat padanya.Dalam hal ini, falsifikisi dan relevansinya dengan
maka pemikiran Islam dapat didekati pemikiran Islambahwakonsep
dengan metode apa saja yang memang falsifikasi Popper ialah untuk
dapat dipertanggungjawabkan. menjawab persoalan Demarkasi
Karena suatu pemikiran harus oleh Lingkaran Wina. Demarkasi
bersikap terbuka, maka ia harus mereka dianggap tidak relevan
selalu menerima metode darimana dengan ilmu pengetahuan bahwa
saja datangnya (tidak hanya dalam menjadi dinding pembatas antara
Islam saja). bermakna dan tidak bermakna. Hal
Sebagai sebuah pemikiran sudah ini disebabkan oleh prinsip verifikasi
selayaknya menerima kritikan dari yang menggunakan metode induksi.
orang lain. Dengan sikap terbuka, Di mana induksi dipandang mubazir
maka tidak menutup kemungkinan dan tidak konsisten. Sedangkan
pemikiran Islam ke depan akan kaitannya dengan pemikiran Islam
lebih dinamis dan berkembang. dapat menumbuhkan sikap toleransi
Jika ternyata hasil dari pemikiran berpikir logis. Sikap kritis sangat
tersebut telah terbukti salah, maka mempunyai arti untuk mengatasi
harus bersedia untuk digantikan ketegangan antara dua pemikiran
dengan pemikiran yang baru yang yang tidak sama. Kritis tersebut tidak
telah dikoroborasikan. hanya ditujukan pada ekternal tapi
lebih-lebih internal. Sehingga satu
E. Penutup sama lain akan membuka diri untuk
berdialog secara pemikiran.
Dari uraian di atas penulis
dapat memberikan konklusi

148 Relevansi Epistemologi Karl L. Popper....


Komunike, Volume ix, No. 2, Desember 2017

Daftar Pustaka Popper, Karl R., 2008.Logika


Bertens,K.,2002.Filsafat Barat Penemuan Ilmiah. Yogyakarta:
Kontemporer; Inggris-Jerman. Puataka Pelajar.
Jakarta: Gramedia. Sumedi. 2008.Kritisisme Hikmah ke
Garvey, James. 2010.Dua Puluh Karya Arah Epistemologi Pendidikan
Filsafat Terbesar. Yogyakarta: Islam Humanis: Sintesis
Kanisius. Epistemologi Barat dan Islam.
Yogyakarta: Bidang Akademik
Muhadjir, Noeng. 2001.Filsafat Ilmu: UIN Sunan Kalijaga.
Positivisme, Post-Positivisme, dan
Post-Modernisme.Yogyakarta: Taryadi, Alfons. 1991.Epistemologi
Rake Sarasin. Pemecahan Masalah Menurut Karl
R. Popper. Jakarta: Gramedia,

Saifur Rahman 149

Anda mungkin juga menyukai