Anda di halaman 1dari 5

PERTUMBUHAN MAZHAB-MAZHAB

(Mazhab-Mazhab dalam Filsafat Barat dan Islam)


Sukron Mubaroq nim: 1120063

Pendahuluan
Dalam mempelajari ilmu filsafat, kita akan menemukan berbagai macam aliran
atau mazhab dalam filsafat. Dengan mengetahui mazhab dalam filsafat kita akan
paham betapa wacana filsafat dari masa ke masa diwarnai pergulatan maupun
perbedaan pemikiran khususnya diantara para filosof-filosof yang merumuskan
bangunan filsafatnya. Dalam pembahasan kali ini tidak hanya menguraikan aliran-
aliran filsafat Barat, tetapi juga akan disinggung aliran-aliran dalam filsafat Islam.

Dari temuan saya, terdapat sedikitnya 3 mazhab atau aliran dalam filsafat Barat,
yakni Rasionalisme, Empirisme dan Kritisisme. Namun dilain pihak ada yang
berpendapat bahwa mazhab/aliran dalam filsafat ada 4 macam, yakni Metafisika,
Etika, Teori Pengetahuan dan mazhab kontemporer. Lebih gampangnya, nanti
akan saya jelaskan satu persatu.

A. Filsafat Barat (Dari Klasik Hingga Era Modern)

1. Mazhab Rasionalisme

Filosof yang menganut mazhab ini berpandangan bahwa Pertama, akal dalam
diri manusia merupakan sumber dari semua ilmu yang hakiki. Jadi sumber
pengetahuan manusia itu bagi mereka adalah rasio/akal. Kedua, terkait alam
(kosmik), mereka menerima adanya wujud spiritual atau rasio yang merupakan
asal usul dari segala entitas. Dalam mazhab rasionalisme ini terdapat tokoh-tokoh
yang terkenal diantaranya: Plato (427-347 SM), Rene Descartes dan Leibniz untuk
masa modern.

Dalam dunia filsafat Barat, Plato dikenal sebagai murid dari Sokrates. Ketika
gurunya dihukum mati pada tahun 399 SM, Plato berusia kurang lebih 31 tahun.
Ada sebuah ungkapan terkenal bahwa keseluruhan filsafat Barat hanyalah sekedar
catatan kaki untuk Plato saja. Ini karena tulisan-tulisan Plato telah meletakkan
suatu tujuan yang kemudian dapat dikatakan menjadi pedoman filsafat pada
umumnya.

Menurut Prof K. Bertens, Plato adalah filosof pertama dalam sejarah filsafat
yang memilih dialog sebagi bentuk sastra untuk mengeskpresikan pikiran-
pikirannya. Plato memilih dialog sebagai sastra karena ia yakin bahwa inti filsafat
adalah dialog. Namun disatu sisi karena Plato mengarang filsafatnya dengan
format dialog, tidak mengherankan pula kalau pemikirannya kurang bersifat
sistematis. Secara garis besar ajaran filsafat Plato meliputi: ajaran tentang Ide-ide,
Jiwa, dan Negara.

Sekarang beralih ke Rene Descartes (1596-1650 M). Dia adalah filosof


Perancis yang berlatar belakang sebagai ilmuwan matematika. Namanya masyhur
karena ungkapan Cogito ergo sum yang artinya “Aku berfikir, maka aku ada”.
Michael Hart memasukkan Descartes di urutan 49 sebagai 100 tokoh yang paling
berpengaruh dalam sepanjang masa. Descartes layak masuk dikarenakan ada 5 ide
Descartes yang punya pengaruh penting terhadap jalan pikiran di Eropa seperti: 1)
pandangan mekanisnya mengenai alam semesta, 2) sikapnya yang positif terhadap
penelitian ilmiah 3) perhatiannya pada penggunaan matematika dalam ilmu
pengetahuan, 4) pembelaannya terhadap dasar awal sikap skeptis, 5) pemusatan
perhatian terhadap epistemologi. Meski dia dipandang sebagai bapak filsafat
modern yang memiliki pengaruh besar di Eropa, akan tetapi seumur hidupnya dia
tidak pernah menikah. Walau tidak menikah, dia punya anak perempuan bernama
Francine yang lahir di Belanda pada tahun 1635.

Adapun Gottfried Wilhelm Leibniz, dia adalah filosof asal Jerman. Jenjang
pendidikannya sampai doktor hukum di Universitas di mana ayahnya mengajar.
Dia dikenal sebagai pencetus “Monadologi”, maksudnya Leibniz ini
mengasumsikan adanya subtansi-subtansi yang tak terbatas jumlahnya yang
dianggap sebagai unsur-unsur utama dalam susunan alam. Dengan kata lain inilah
Monad atau atom-atom spiritual.

Pemikirannya tentang monad inilah yang menjadi inti dari filsafat alamnya

Leibniz.

2. Mazhab Empirisme

Jika mazhab Rasionalisme bertumpu pada akal sebagai sumber pengetahuan,


maka Empirisme memilih pengalaman (inderawi) sebagai sumber utama.
Empirisme berasal dari kata Yunani emperia yang berarti pengalaman. Pada masa
modern, terdapat dua pandangan mengenai siapa pelopornya, Pertama, Empirisme
ini dipelopori oleh Francis Bacon (1561-1626). Kedua, Empirisme ini dipelopori
oleh John Locke (1632-1704). Locke berkata, “Tidak ada pengetahuan manusia
yang bisa melebihi pengalamannya”. Doktrin empirisme ini sangat kuat mengakar
di Inggris. Mazhab Empirisme kemudian dikembangkan lebih luas oleh Thomas
hobbes, Berkeley dan yang terpenting adalah David Hume (1711-1776 M) dan
John stuart Mills. Di masa klasik, empirisme dikembangkan oleh Aristoteles. Bagi
Aristoteles, pengetahuan inderawi merupakan dasar dari semua pengetahuan kita.

3. Mazhab Kritisisme

Kedua mazhab atau aliran diatas hanya berbeda pijakan. Yang satu mengacu
pada rasio dan yang lain pada pengalaman inderawi. Porsi perbedaan kedua aliran
ini makin tajam pada abad 17-18 M. Munculah mazhab Kritisisme yang diusung
oleh Emmanuel Kant (1724-1804). Ini adalah filsafat yang menengahi rasio/akal
dan pengalaman inderawi. Filsafat ini tidak murni rasional dan tidak murni
empirik. Lantas mengapa dinamai kritisisme? Kritisisme yang diusung Kant
tujuannya untuk mengkritisi dua mazhab tersebut dan mejelaskan kekurangan-
kekurangannya.

Sedikit membahas sosok Kant, dia adalah salah satu filosof yang berpengaruh
dalam sejarah filsafat modern. Akan tetapi pemikiran Kant sulit dipahami, bahkan
oleh orang yang menguasai bahasa Jerman sekaligus. Wilhem Windelband
mengatakan “Memahami Kant berarti melampaui dia”. Ajaran filsafat Kant
bertumpu pada 3 hal: Proses pengetahuan manusia, ajaran tentang moral serta
hubungan Moral dengan eksistensi Allah.

4. Mazhab Kontemporer

Selain ketiga Mazhab Rasionalisme, Empirisme dan Kritisisme, pengkaji ilmu


filsafat memasukkan aliran-aliran idealisme, pragmatisme (filsafat Praktis),
Materialisme, Eksistensialisme (filsafat yang mengkaji wujud manusia dan segala
persoalan hidupnya), fenomenologi, dan filsafat Positivisme ke dalam mazhab
kontemporer.

B. Mazhab dalam Filsafat Islam

Setelah membahas berbagai mazhab atau aliran dalam filsafat Barat, sekarang
untuk menutup pembahasan kali ini, saya akan ulas dengan singkat ada seperti apa
mazhab dalam khazanah filsafat Islam? Siapa saja perintisnya?. Sedikitnya ada
lima aliran atau mazhab dalam filsafat Islam: pertama, teologi dialektik (Ilmu
Kalam); kedua, Mazhab peripatetisme (Masysya’Iyyah) ketiga, Illuminisme
(Isyraqiyyah); keempat, sufisme atau Teosofi (Tasawuf atau ‘irfan), khususnya
yang dikembangkan oleh Ibnu Arabi; kelima,
Filsafat Hikmah, (Al-hikmah Al-Mut’aliyyah) yang dikembangkan oleh Mulla
Sadra. Sedangkan Sayyed Hossein Nasr berpendapat ada tiga mazhab dalam
filsafat Islam, yakni ilmuan-filsuf, illuminasionis dan sufi. Mazhab pertama
diwakili oleh Ibnu Sina (Avicenna), sedangkan yang kedua diwakili Suhrawardi
dan Terakhir Mazhab Sufi diwakili oleh Ibnu Arabi.

Daftar Pustaka
Bagir,Haidar.Buku saku Filsafat Islam, (Bandung: Mizan. 2006).
Farid,Fu’ad Ismail. A dul Ha id Mutawalli, Cara Mudah Belajar Filsafat,
(IRCiSoD, 2012).
H.Hart,Michael, 100 Tokoh Paling Berpengaruh Sepanjang Masa, (Kharisma
Publishing Grup, 2005).
K.Bertens, Sejarah Filsafat Yunani: Dari Thales ke Aristoteles, (Jogjakarta:
Kanisius, 1999).
Lihat Endang Saifuddin Anshari, Ilmu, Filsafat dan Agama, (surabaya: PT Bina
ilmu).
Magee, Bryan The Story Of Philosophy: Kisah Tentang Filsafat, (Kanisius, 2008).
Muslih,Mohammad Filsafat Ilmu, (Belukar, 2004),; John Tyerman Williams,
Pooh and The Philosophers, (Yogyakarta: Jendela, 2002)
Paika,Disapada pertemuan ke 6 mata kuliah Pengantar filsafat di “TAI al-Yasini,
Kab. Pasuruan.
Tentang Monadologi Leibniz, lihat Roger Scruton, Sejarah Singkat Filsafat
Modern: Dari Descartes Sampai Wittgenstein, (PT. Panjta Simpati, 1986),
hal 87-89; Fu’ad Farid Ismail.
Tjahjadi,Petrus L,Simon Petualangan Intelektual: Konfrontasi dengan Para
Filsuf dari Zaman Yunani Hingga Zaman modern, (Kanisius, 2004).

Anda mungkin juga menyukai