Anda di halaman 1dari 8

Nama Kelompok 3 :

1.) Aqmal Bagus Artha


2.) Bagas Farel Andrean
3.) Deva Nur Avitasari
4.) Devia Wulan
5.) Ifanudin Al Safira
6.) Yenis Indah Lestari
AUFKLARUNG (Zaman Pencerahan)

Zaman Aufklarung adalah suatu gerakan besar di Eropa pada abad ke-18 M yang memberi
kedudukan dan kepercayaan luar biasa kepada akal budi manusia. Gerakan ini tumbuh sejalan
dengan penmuan-penemuan besar dibidang ilmu pengetahuan alam di Italia, Jerman, dan Inggris.
1. Latar Belakang
Ada abad pertengahan terjadi perdebatan sengit antara akal dan iman atau antara gereja dan
kalangan proletar Eropa. Hal itu terjadi selama kurang lebih abad 8 lamanya. Mereka dipaksa
mengikutu doktrin yang telah dikeluarkan oleh pihak gereja dalam dogma-dogma gerejanya. Mereka
juga dipaksa untuk melupakan akan kebudayaan mereka dulu, yaitu kebudayaan Romawi dan
Yunani. Namun, semakin lama mereka pun semakin merasakan akan kejanggalan tentang doktrin
yang mereka terima itu. Terasa berada diluar akal rasional (irasional). Hegemoni antara akal dan iman
menang mutlak. Abad ini telah mempertontonkan kelambanan kemajuan manusia dalam bidang
pemikiran, padahal manusia itu sudah membuktikan bahwa ia sanggup maju dengan cepat. Abad ini
juga telah dipenuhi lembaran hitam berupa pemusnahan orang-orang yang berfikir kreatif diluar
dogma gereja, karena pemikirannya berlawanan atau berbeda dengan pikiran tokoh gereja pada saat
itu. Abad ini tidak saja lamban, lebih dari itu secara pukul rata filsafat mundur pada abad ini jangankan
menambah, menjaga warisan sebelumnya pun abad ini tidak mampu. Banyak orang yang jengkel
melihat dominasi gereja atas orang Eropa.
Mereka ingin segera mengakhiri dominasi itu. Akan tetapi, mereka khawatir mengalami nasib yang
sama dengan kawan-kawan mereka yang telah dikirim ke akhirat lewat penyiksaan gereja. Seperti
tokoh sains coppernicus yang berbeda pendapat dengan gereja tentang pusat tata surya. Menurutnya
pusat tata surya adalah matahari (heliosentris). Sedangkan menurut gereja, bumilah sebagai pusat
tata surya (geosentris). Sekalipun demikian adanya, ada juga pemberani yang sanggup melawan arus
deras itu. Orang itu salah satunya adalah Rene Descartes yang terkenal dengan filsafat Rasionalisme
nya. Melihat keadaan yang begitu parah pada zaman pertengahan di Eropa, maka beberapa
diantaranya melakukan suatu gerakan pembaharuan untuk lahir kembali dalam artian lahir sebagai
manusia yang terbebas dari kungkungan gereja (dogma) atau dalambahasa lain sebagai abad
pencerahan. Abad pencerahan adalah suatu abad dimana terjadi gerakan pembebasan manusia dari
ketidakdewasaan yan dibuatnya sendiri.
Tokoh-Tokoh Pemikiran Aufklarung :
1) Rasionalisme
Secara umum, rasionalisme merupakan pendekatan filosofis yang menekankan akal
budi (rasio) sebagai sumber utama pengetahuan. Hampir semua alhli yang muncul pada
zaman ini merupakan ahli matematika. Seperti Descartesn Spiboza dan Leibniz. Mereka
mencoba menyusunsuatu system filsafat berdasarkan rasionalisme.
2) Empirisme
Doktrin empirisme adalah lawan dari rasionalisme yang menganggap bahwa sumber
pengetahuan harus dicari dalam pengalaman. Tokoh empirisme pada umumnya
memberikan tekanan lebih besar pada pengalaman di bandingkan dengan filsuf-filsuf lain.
Pengalaman indrawi menurut mereka adalah satu-satunya sumber pengetahuan, bukan
akal (rasio).
Aliran empirisme diawali dari Francis Bacon (1561-1626), yang memberi tekanan
kepada pengalaman sebagai sumber pengenalan. Aliran ini diterima dan dikembangkan
oleh tokoh-tokoh terkemuka emirisme, seperti Thomas Hobbes (1632-1704), John Locke
(1632-1704) dan D.Hume (1711-1778).
3) Kantianisme
Tokoh yang terkenal dalam aliran ini adalag Immanuel Kant. Ia adalah salah seorang kritikus
dan pemikir besar di Barat. Dia dengan gigi berupaya mendamaikan pertentangan yang terjadi
antara rasionalisme dengan empirisme. Kant mencoba merumuskan kebenaran ilmu pengetahuan
melalui dua paham yang bertentangan, yakni empirisme dan rasionalisme. Ia berpendapat bahwa
pengetahuan adalah hasil kerjasama dua unsur, yakni pengalaman dan kearifan akal budi.
Pengalaman indrawi adalah unsur a posteriori (yanf datang kemudian). Sedangkan akal budi
merupakan unsue a priori (yang datang lebih dulu).
4) Idealisme
Secara umum berhubungan dengan rasionalisme. Ini adalah madzhab epistimologi yang
mengajarkan bahwa pengetahuan deduktif dapat diperoleh manusi dengan akalnya. Lawan
rasionalisme dalam epistimologi ialah empirisme yang mengatakan bahwa pengetahuan bukan dari
akal, melainkan melalui pengalaman empiris. Aliran ini diwakili oleh beberapa tokoh diantaranya
J.G. Fitche (1762-1974), F.W.s Schelling (1775-1854), dan F.Hegel (1770-1031).
5) Positivisme
Pada dasarnya positivisme bukanlah suatu aliran yang berdiri sendiri. ia hanya
menyempurnakan empirisme dan rasionalisme yang bekerja sama. Artinya ia menyempurnakan
metode ilmiah dengan memasukkan eksperimen dan ukuran-ukurannya. Jadi pada dasarnya
positivism itu sama dengan empirisme dan rasionalisme. Hanya bedanya empirisme meneria
pengalaman batiniah sedangkan positivisme membatasi pada pengalaman objektif saja. Pelopor
utama adalah Auguste Comte (1798-1857), seorang filsuf prancis yang besar pengaruhnya terhadap
perkembangan sains dan teknologi modern.
6) Pragmatisme
Adalah aliran pemikiran yang memandang bahwa benar tidaknya suatu ucapan, dalil, atau
teori, semata-mata bergantung kepada manfaatnya dalam krhidupan. Salah satu tokoh yang
terkenal dalam aliran ini adalah William James (1842-1910). Ia mengatakan didalam bukunya The
Meaning of Truth, bahwa tidak ada kebenaran yang mutlak, berlaku umum, dan yang berdiri lepas
dari akal.
7) Fenomologi
Adalah sebuah studi dalam bidang filsafat yang mempelajari manusia sebagai sebuah
fenomena. Ilmu fenomologi dalam filsafat bisa dihubungkan dengan ilmu hermeneutic, yaitu ilmu
yang mempelajari arti daripada fenomena ini. Ahli fenomenologi yang pertama adalah Edmund
Husserl (1857-1938) yang memulai karir filsafatnya dengan suatu buku tentang dasar-dasar ilmu
hitung. Tulisan Husserl yang paling menarik perhatian adalah Logical Investigation (1900-1901), Idea
for a Pure Phenomology (1913) dan Corestian Meditations (1929).
8) Eksistensialisme
Merupakan aliran filsafat yang memandang berbagai gejala dengan berdasar pada
eksistensinya. Artinya bagaimana manusia berada (bereksistensi) dalam dunia. Pusat perhatiannya
adalah situasi manusia. Istilah eksistensialisme dikemukakan oleh ahli filsafat Jerman Martin
Heidegger (1889-1976).
Pengaruh Aufklarung bagi Indonesia dan Dunia

Pengaruh Aufklarung sangat dirasakan pada perkembangan teknologi dan pemiiran dalam abad
modern. Masa ini melahirkan beberapa j tokoh dan ahlih-ahli yang berperan dalam perkembangan
ilmu pengetahuan seperti Descartes, john Locke, Immanuel Kant, dan sebagainya. Selain itu, masa
Aufklarung juga menghasilkan beberapa filsafat penting yang masih diadopsi sampai saat ini dalam
berbagai ilmu pengatahuan.

Anda mungkin juga menyukai