DZAHRA FARAHDIBA
EFFI MAYA PANJAITAN
EGI SEPTIAN WIGUNA
EINGEYUNINGSIH CEVTYA
TRISNANOVIANCY
5. EKA SEKAR SARI
1.
2.
3.
4.
SKENARIO 1 ENDOKRIN
Seorang wanita berumur 35 tahun mengeluh adanya
benjolan pada bagian pangkal leher dibawah cartilago
thyroidea sejak 6 bulan yang lalu dan semakin membesar.
Pasien ini juga mengeluh jantung sering berdebar-debar,
berkeringat walaupun cuaca tidak panas dan terasa panas
pada bagian benjolan tersebut. Dari anamnese diketahui
bahwa dia berasal dari daerah pegunungan.
Kata kunci : benjolan di leher, jantung berdebar-debar, dan
sering berkeringat.
TERMINOLOGI
Cartilago thyroidea : tulang rawan yang menghubungkan
IDENTIFIKASI MASALAH
Organ Apa yang mengalami benjolan pada bagian pangkal
leher pasien ?
Mengapa jantung pasien berdebar-debar, sering berkeringat
walaupun cuaca tidak panas ?
Apa hubungan tempat tinggal os dengan keluhannya ?
Mengapa benjolannya semakin lama semakin membesar?
Mengapa pada bagian benjolan tersebut terasa panas ?
Bagaimana proses pembentukan hormon tiroxine ?
Zat apa yang membantu membentuk hormon tiroxine ?
Bagian mana yang menyimpan hormon tiroxine ?
Apa gejala yang timbul jika produksi tiroxine meningkat dan
menurun ?
Bagaimana regulasi pengeluaran hormon tiroxcine kedalam
darah ?
ANALISA MASALAH
Organ Apa yang mengalami benjolan pada bagian
membesar?
Jawab : Akibat peningkatan kerja dari TSH(Thyroid
Stimulating Hormone) yang akan merangsang hormon
tiroid secara berlebihan mengakibatkan perubahan sel-sel
normal di kelenjar tiroid menjadi sel-sel yang
hipertrofibenjolan semakin membesar
Jawab:
Karena banyak terbentuknya vaskularisasi baru, sehingga terjadi
peningkatan kerja hormon tiroksin
Kelenjar apa saja yang berpengaruh dalam sistem endokrin ?
Jawab :
- Kelenjar pituitary
- Kelenjar thyroid
- Kelenjar paratyroid
- Kelenjar thymus
- Kelenjar pancreas
- Kelenjar adrenal
- Kelenjar ovarium
- Kelenjar testis
kedalam darah ?
Jawab :
Hipotalamus
mensekresikan
Thyrotropin releasing
hormone (TRH)
merangsang
Hipofisis anterior
untuk
menghasilkanTSH
Merangsang
kelenjar tiroid
kedua
hormon akan
melaukan fungsi
dan menghentikan
hipofisis anterior
menghasilkan
thyroid stimulatine
hormon
Hormon tiroid
(T3 dan T4)
me
Jawab :
Tiroxine meningkat :
Bengkak di leher
Degupan jantung bertambah, sentiasa
berdebar-debar
Gementar dan gelisah, tremor
Haid tidak teratur, kurang atau tidak
datang
Kesuburan turun
Mata menjadi besar (bulging)
Buang Angin yang tidak menentu
Kejang otot
Oesteoporosis (keriputan tulang)
Pengeluaran kering banyak, bertambah.
Kulit lembap
Suhu badan naik, tak tahan panas
Rambut rontok
Sukar bernafas
Sukar tidur
Tekanan darah naik
Turun berat badan walaupun selera naik
Tiroxine menurun :
Kelelahan
Depresi
Kenaikkan berat badan
Ketidaktoleranan dingin
Ngantuk yang berlebihan
Rambut yang kering dan kasar
Sembelit
Kulit kering
Kejang-kejang otot
Tingkat-tingkat kolesterol yag
meningkat
Konsentrasi menurun
Sakit-sakit dan nyeri-nyeri yang
samar-samar
Kaki-kaki yang bengkak
MAPPING CONCEPT
Wanita umur 35
tahun
Adanya benjolan diawah pangkal leher
cartilago thyroidea, jantung berdebar,
berkeringat walaupun cuaca tidak
panas, terasa panas pada bagian
benjolan
Gangguan pada kelenjar
thyroidea
anatomi
histologi
biokimia
fisiologi
Learning objective
Mahasiswa/i mampu memahami dan menjelaskan
1. topografi dan vaskularisasi kelenjar thyroid
2. Histologi kelenjar thyriod
3. Pembentukan hormon tiroxine dan fungsi hormon
tiroxine
BELAJAR MANDIRI
TOPOGRAFI DAN
VASKULARISASI KELENJAR
THYROID
1. Trapping
Proses ini terjadi melalui aktivitas pompa iodida yang terdapat pada bagian
basal sel folikel. Dimana dalam keadaan basal, sel tetap berhubungan
dengan pompa Na/K tetapi belum dalam keadaan aktif. Pompa iodida ini
bersifat energy dependent dan membutuhkan ATP. Daya pemekatan
konsentrasi iodida oleh pompa ini dapat mencapai 20-100 kali kadar dalam
serum darah. Pompa Na/K yang menjadi perantara dalam transport aktif
iodida ini dirangsang oleh TSH.
2. Oksidasi
Sebelum iodida dapat digunakan dalam sintesis hormon, iodida tersebut
harus dioksidasi terlebih dahulu menjadi bentuk aktif oleh suatu enzim
peroksidase. Bentuk aktif ini adalah iodium. Iodium ini kemudian akan
bergabung dengan residu tirosin membentuk monoiodotirosin yang telah
ada dan terikat pada molekul tiroglobulin (proses iodinasi). Iodinasi
tiroglobulin ini dipengaruhi oleh kadar iodium dalam plasma. Sehingga
makin tinggi kadar iodium intrasel maka akan makin banyak pula iodium
yang terikat sebaliknya makin sedikit iodium di intra sel, iodium yang terikat
akan berkurang sehingga pembentukan T3 akan lebih banyak daripada T4.
3. Coupling
Dalam molekul tiroglobulin, monoiodotirosin (MIT) dan
diiodotirosin (DIT) yang terbentuk dari proses iodinasi akan
saling bergandengan (coupling) sehingga akan membentuk
triiodotironin (T3) dan tiroksin (T4). Komponen tiroglobulin
beserta tirosin dan iodium ini disintesis dalam koloid melalui
iodinasi dan kondensasi molekul tirosin yang terikat pada
ikatan di dalam tiroglobulin. Tiroglobulin dibentuk oleh sel-sel
tiroid dan dikeluarkan ke dalam koloid melalui proses
eksositosis granula.
4. Penimbunan (storage
Produk yang telah terbentuk melalui proses coupling tersebut
kemudian akan disimpan di dalam koloid. Tiroglobulin (dimana
di dalamnya mengandung T3 dan T4), baru akan dikeluarkan
apabila ada stimulasi TSH.
5. Deiodinasi
Proses coupling yang terjadi juga menyisakan ikatan iodotirosin.
Residu ini kemudian akan mengalami deiodinasi menjadi tiroglobulin
dan residu tirosin serta iodida. Deiodinasi ini dimaksudkan untuk
lebih menghemat pemakaian iodium.
6. Proteolisis
TSH yang diproduksi oleh hipofisis anterior akan merangsang
pembentukan vesikel yang di dalamnya mengandung tiroglobulin.
Atas pengaruh TSH, lisosom akan mendekati tetes koloid dan
mengaktifkan enzim protease yang menyebabkan pelepasan T3 dan
T4 serta deiodinasi MIT dan DIT.
7. Pengeluaran hormon dari kelenjar tiroid (releasing)
Proses ini dipengaruhi TSH. Hormon tiroid ini melewati membran
basal dan kemudian ditangkap oleh protein pembawa yang telah
tersedia di sirkulasi darah yaitu Thyroid Binding Protein (TBP) dan
Thyroid Binding Pre Albumin (TBPA). Hanya 0,35% dari T4 total dan
0,25% dari T3 total yang berada dalam keadaan bebas. Ikatan T3
dengan TBP kurang kuat daripada ikatan T4 dengan TBP.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
REFERENSI
Price, A Sylvia & Wilson, M Lorraine. 2005. Patofisiologi