DAERAH. 1.1. Perkembangan Tahap Awal Penerapan akuntansi pada pemerintah daerah sebelum dilakukan reformasi pengelolaan keuangan daerah, telah menerapkan pencatatan single entry (Kemendagri N0.29 2002)
Pada metode ini pencatatan
transaksi ekonomi dilakukan dengan mencatat satu kali. Transaksi yg berakibat ber+nya kas akan dicatat pd sisi penerimaan dan transaksi yg berakibat bernya kas akan dicatat pada sisi pengeluaran.
Hasil dari pencatatan ini, pemerintah tdk
memiliki catatan ttg piutang dan utang, apalagi catatan ttg aset tetap yg dimiliki dan ekuitas. Sehingga selama ini pemerintah tdk pernah menampilkan neraca sebagai salah satu bentuk laporan keuangan yg umum yg kita kenal. Hal ini disebabkan karena basis akuntansi yg digunakan selama ini adalah basis kas. Pada basis ini hanya mengakui arus kas masuk dan arus kas keluar.
Setelah pemerintah melakukan
reformasi keuangan yaitu dgn ditetapkannya UU No.17 tahun 2003 ttg Keuangan Negara pasal 30,31 dan 32 disebutkan bahwa: Prisiden/Gubernur/Bupati/Walikota menyampaikan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD/APBD kpd DPR/DPRD berupa LK. LK yd dimaksud setidak-2nya meliputi Lap realisasi APBN/APBD, Neraca, LAK dan CaLK.
Selanjutnya ditetapka UU No.1 Tahun
2004 ttg Perbendaharaan Negara disebutkan bahwa akuntansi keuangan diselenggarakan sesuai dgn standar akuntansi pemerintah (SAP). Ps 57 disebutkan bahwa u/ menyusun SAP yg berlaku baik pempus maupun pemda. Pemerintah membentuk Komite SAP (KSAP).yg beranggotakan para pakar dibidang akuntansi
Dan selanjutnya dari hasil
kerja KSAP maka pd tgl 13 Juni 2005 ditetapkanlah PP Nomor 24 Thn 2005 ttg SAP. Pd SAP tersebut menyatakan bahwa LK pokok terdiri dr LRA, Neraca, LAK dan CaLK. Dan selanjutnya sejak ditatapkan SAP pemerintah hrs menyusun LK yg lengkap sesuai dgn bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan.
Dengan ditetapkannya SAP maka dalam
pencatatan transaksi ekonomi digunalan sistem pencatatan doubel entry. pd metode ini pencatatan dilakukan dua kali yaitu pada sisi DEBET dan sisi KREDIT Jadi setiap transaski pengeluaran kas harus diikuti dgn pencatatan tandingan disebalah rek belanja pd sisi Debet. Dan sebaliknya atas penerimaan kas dicatat rek tandingan pada sisi Kredit.
Semenjak disusunnya LK secara lengkap
o/ PEMDA yi mulai tahun 2006 dgn menggunakan SAP. LK tersebut diaudit oleh BPK RI dimana sebelumnya LK PEMDA diperiksa oleh BPKP. Dari hasil pemeriksaan olh BPK RI, masih sangat sedikit daerah yg memperoleh opini WTP, hal disebabka terbatasnya SDM dibidang akuntansi yg berkecimpun dlm pengelolaan Keuda.
1.2. Perkembangan Tahap Kedua
Setelah penerapan SAP berjalan kurang lebih 5 tahun, pemerintah melalui KSAP yg pd tanggal 22 Oktober 2010 ditetapkanlah PP nomor 71 Thn 2010 ttg SAP berbasi akrual dan efektif berlaku untuk LK Pemda TA 2014.
Pd SAP ini ada beberapa isu penting
perubahan yg perlu dipahami yi. LK pokok SAP 24/2005 terdiri dr : LRA, Neraca, LAK dan CaLK. SAP PP 71/2010 komponem LK pokok meliputi: LRA, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, LAK, Laporan perubahan ekuitas (LPE) dan CaLK, bertambahn menjadi 7 komponem Laporan Keuangan.
Hubungan antara LK terbagi atas laporan
Lap Finansial : LO. LPE dan Neraca Lap pelaksanaan anggaran : LRA Lap Perubahan SAL.(Saldo Anggaran Lebih) Dlm penyusunan LRA tetap menggunakan basis kas, sedangkan penyusunan neraca dan LO menggunakan basis akrual.
SAP PP 71/2010 TERDIRI DARI 12
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) yi PSAP 01 ttg Penyajian LK PSAP 02 ttg LRA berbasis kas PSAP 03 ttg LAK PSAP 04 ttg CaLK Psap 05 ttg Akutansi Persediaan PSAP 06 ttg Akuntansi Investasi PSAP 07 ttg Akuntansi Aset Tetap
. PSAP 08 ttg Akuntansi KDP
. PSAP 09 ttg Akuntansi Kewajiban . PSAP 10 ttg Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Operasi yg tidak dilanjutkan. . PSAP 11 ttg LK Konsolidasi . PSAP 12 ttg Laporan Operasi (LO)
Kelompok utama pengguna LK Pemda yi.
1. Masyarakat 2. DPR, Lembaga Pengawas dan lembaga Pemeriksa 3. Pihak yg memberi a/ berperan dlm proses donasi, investasi dan pinjaman 4. Pemerintah. Untuk itu kualitas opini atas hasil pemeriksaan LK Pemda sangat diperlukan dalam mendorong sumber-2 pendanaan.
Tujuan Pelaporan Keuangan
1. Menyediakan informasi ttg sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya keuangan. 2. Menyediakan infomasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjl u/ membiayai seluruh pengeluaran. 3. Menyediakan info mengenai jml sumber daya eko yg digunakan dlm kegiata entitas pelaporan serta hsl2 yg telah dicapai. 4. Menyediakan info mengenai bagaiman entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya & mencukupi kebutuhan kasnya
5. Menyediakan informasi mengenai posisi keu
dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dgn sumber-2 penerimaannya, baik jangka pendek maupun jgk pjg, termasuk yg berasal dr pungutan pjk dan pinjaman. 6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yg dilakukan selama periode pelaporan.