Anda di halaman 1dari 19

BAB 1

ANWAR, SE.,M.Ak.,Akt.
UMPAR 2013
1

AKUNTANSI PERINTAH
DAERAH

1. PERKEMBANGAN AKUNTANSI KEUANGAN


DAERAH.
1.1. Perkembangan Tahap Awal
Penerapan akuntansi pada pemerintah daerah
sebelum dilakukan reformasi pengelolaan
keuangan daerah, telah menerapkan
pencatatan single entry (Kemendagri N0.29
2002)

Pada metode ini pencatatan


transaksi ekonomi dilakukan
dengan mencatat satu kali.
Transaksi yg berakibat
ber+nya kas akan dicatat pd
sisi penerimaan dan
transaksi yg berakibat bernya kas akan dicatat pada
sisi pengeluaran.

Hasil dari pencatatan ini, pemerintah tdk


memiliki catatan ttg piutang dan utang,
apalagi catatan ttg aset tetap yg dimiliki dan
ekuitas. Sehingga selama ini pemerintah tdk
pernah menampilkan neraca sebagai salah
satu bentuk laporan keuangan yg umum yg
kita kenal.
Hal ini disebabkan karena basis akuntansi yg
digunakan selama ini adalah basis kas. Pada
basis ini hanya mengakui arus kas masuk dan
arus kas keluar.

Setelah pemerintah melakukan


reformasi keuangan yaitu dgn
ditetapkannya UU No.17 tahun 2003 ttg
Keuangan Negara pasal 30,31 dan 32
disebutkan bahwa:
Prisiden/Gubernur/Bupati/Walikota
menyampaikan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD/APBD kpd DPR/DPRD
berupa LK.
LK yd dimaksud setidak-2nya meliputi Lap
realisasi APBN/APBD, Neraca, LAK dan
CaLK.

Selanjutnya ditetapka UU No.1 Tahun


2004 ttg Perbendaharaan Negara
disebutkan bahwa akuntansi keuangan
diselenggarakan sesuai dgn standar
akuntansi pemerintah (SAP).
Ps 57 disebutkan bahwa u/ menyusun
SAP yg berlaku baik pempus maupun
pemda. Pemerintah membentuk Komite
SAP (KSAP).yg beranggotakan para
pakar dibidang akuntansi

Dan selanjutnya dari hasil


kerja KSAP maka pd tgl 13 Juni
2005 ditetapkanlah PP Nomor 24
Thn 2005 ttg SAP. Pd SAP
tersebut menyatakan bahwa LK
pokok terdiri dr LRA, Neraca,
LAK dan CaLK. Dan selanjutnya
sejak ditatapkan SAP pemerintah
hrs menyusun LK yg lengkap
sesuai dgn bentuk
pertanggungjawaban pengelolaan
keuangan.

Dengan ditetapkannya SAP maka dalam


pencatatan transaksi ekonomi digunalan
sistem pencatatan doubel entry. pd
metode ini pencatatan dilakukan dua kali
yaitu pada sisi DEBET dan sisi KREDIT
Jadi setiap transaski pengeluaran kas
harus diikuti dgn pencatatan tandingan
disebalah rek belanja pd sisi Debet. Dan
sebaliknya atas penerimaan kas dicatat
rek tandingan pada sisi Kredit.

Semenjak disusunnya LK secara lengkap


o/ PEMDA yi mulai tahun 2006 dgn
menggunakan SAP. LK tersebut diaudit
oleh BPK RI dimana sebelumnya LK
PEMDA diperiksa oleh BPKP. Dari hasil
pemeriksaan olh BPK RI, masih sangat
sedikit daerah yg memperoleh opini
WTP, hal disebabka terbatasnya SDM
dibidang akuntansi yg berkecimpun dlm
pengelolaan Keuda.

1.2. Perkembangan Tahap Kedua


Setelah penerapan SAP berjalan
kurang lebih 5 tahun, pemerintah
melalui KSAP yg pd tanggal 22
Oktober 2010 ditetapkanlah PP nomor
71 Thn 2010 ttg SAP berbasi akrual
dan efektif berlaku untuk LK Pemda
TA 2014.

Pd SAP ini ada beberapa isu penting


perubahan yg perlu dipahami yi.
LK pokok SAP 24/2005 terdiri dr :
LRA, Neraca, LAK dan CaLK.
SAP PP 71/2010 komponem LK pokok meliputi:
LRA, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih,
Neraca, Laporan Operasional, LAK, Laporan
perubahan ekuitas (LPE) dan CaLK,
bertambahn menjadi 7 komponem Laporan
Keuangan.

Hubungan antara LK terbagi atas laporan


Lap Finansial : LO. LPE dan Neraca
Lap pelaksanaan anggaran : LRA Lap
Perubahan SAL.(Saldo Anggaran Lebih)
Dlm penyusunan LRA tetap menggunakan basis
kas, sedangkan penyusunan neraca dan LO
menggunakan basis akrual.

SAP PP 71/2010 TERDIRI DARI 12


Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintah (PSAP) yi
PSAP 01 ttg Penyajian LK
PSAP 02 ttg LRA berbasis kas
PSAP 03 ttg LAK
PSAP 04 ttg CaLK
Psap 05 ttg Akutansi Persediaan
PSAP 06 ttg Akuntansi Investasi
PSAP 07 ttg Akuntansi Aset Tetap

. PSAP 08 ttg Akuntansi KDP


. PSAP 09 ttg Akuntansi Kewajiban
. PSAP 10 ttg Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan
Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan
Operasi yg tidak dilanjutkan.
. PSAP 11 ttg LK Konsolidasi
. PSAP 12 ttg Laporan Operasi (LO)

Kelompok utama pengguna LK Pemda yi.


1. Masyarakat
2. DPR, Lembaga Pengawas dan lembaga
Pemeriksa
3. Pihak yg memberi a/ berperan dlm
proses donasi, investasi dan pinjaman
4. Pemerintah.
Untuk itu kualitas opini atas hasil
pemeriksaan LK Pemda sangat diperlukan
dalam mendorong sumber-2 pendanaan.

Tujuan Pelaporan Keuangan


1. Menyediakan informasi ttg sumber, alokasi
dan penggunaan sumber daya keuangan.
2. Menyediakan infomasi mengenai
kecukupan penerimaan periode berjl u/
membiayai seluruh pengeluaran.
3. Menyediakan info mengenai jml sumber
daya eko yg digunakan dlm kegiata entitas
pelaporan serta hsl2 yg telah dicapai.
4. Menyediakan info mengenai bagaiman
entitas pelaporan mendanai seluruh
kegiatannya & mencukupi kebutuhan kasnya

5. Menyediakan informasi mengenai posisi keu


dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dgn
sumber-2 penerimaannya, baik jangka pendek
maupun jgk pjg, termasuk yg berasal dr
pungutan pjk dan pinjaman.
6. Menyediakan informasi mengenai
perubahan posisi keuangan entitas pelaporan,
apakah mengalami kenaikan atau penurunan,
sebagai akibat kegiatan yg dilakukan selama
periode pelaporan.

Anda mungkin juga menyukai