SISTEM PENCERNAAN
OLEH:
ANITA INDRIYANI
K4312005
BARTOLOMEUS K.B.P.
K4312008
ISNAEMI ROOSDIANA
K4312032
PENDIDIKAN BIOLOGI
SISTEM PENCERNAAN
Struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan,
tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis
makanannya. pada hewan invertebrata alat pencernaan makanan umumnya masih
sederhana, dilakukan secara fagositosis dan secara intrasel, sedangkan pada
hewan-hewan vertebrata sudah memiliki alat pencernaan yang sempurna yang
dilakukan secara ekstrasel.
Sistem pencernaan adalah penghancuran bahan makanan (mekanis /
enzimatis, kimia dan mikrobia) dari bentuk komplek (molekul besar) menjadi
sederhana (bahan penyusun) dalam saluran cerna. Tujuan dari pencernaan itu
sendiri adalah untuk mengubah bahan komplek menjadi sederhana. Dan
kegunaanya adalah unuk mempermudah penyerapan oleh vili usus.
Pada hewan bahan makanan yang diubah menjadi energi melalui
pencernaan adalah karbohidrat, lemak, protein. Sedangkan yang langsung diserap
berupa vitamin, mineral, hormon, air.
Hewan mempunyai 4 aktivitas makanan, yaitu : prehensi (mengambil
makanan), mastikasi (mengunyah), salivasi (mensekresikan air ludah), dan
deglutisi (menelan). Dalam hal ini deglutisi dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain : peristaltik (peristaltik esophagus mendorong bolus ke arah lambung),
tekanan buccopharyngeal (mendorong bolus ke sofagus), dan gravitasi (membantu
memudahkan jalannya bolus).
Sebelum makanan diserap oleh tubuh, makanan telebih dahulu mengalami
2 macam perubahan:
a. Perubahan mekanik, dimana makanan mengalami pemecahan sehingga
menjadi lebih kecil
b. Perubahan kimiawi, dimana makanan diubah oleh fermen-fermen pencernaan
menjadi zat-zat yang susunannya lebih sederhana.
Thekodont
b. Diphyodont
c. Polyphyodont
A. REPTIL
Pada rongga mulut juga terdapat lidah yang melekat pada tulang lidah dengan
ujung bercabang dua.Lidah dapt digerakan dengan leluasa. Pada ular dapat
digunakan sebagai alat peraba. Pada bunglon lidahnya pekat untuk alat
penangkap serangga. Sedangkan lidah pada cicak digunakan untuk menangkap
mangsa.
Saliva pada reptile mengandung lender yang berguna dalam penelanan terlebih
pada ular. Di samping kelenjar lender ular juga mempunyai kelenjar racun.
Berdasarkan tempatnya kelenjar ludah dibedakan menjadi kelenjar lidah,
kelenjar bibir, kelenjar yang terletak di dekat kerongkongan, kelenjar pada
atap rongga racun dan kelenjar gigi.
2. Esofagus (kerongkongan)
Merupakan saluran pendek penghubung rongga mulut dan ventrikulus.
Esophagus tidak berkelenjar. Pada reptile bersifat elastic, berbulu getar dan
bersel lender yang lebih panjang. Pada Chelotria (bangsa bulus) selaput
lendirnya mempunyai papilla yang ujungnya ke arah petul.
3. Ventrikulus (lambung)
Lambung berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar. Pada
organ ini mempunyai muscular yang tebal dan berbentuk silindris. Bentuk dari
ventrikulus pada reptile disesuaikan dengan bentuk tubuhnya. Terdapat
kelenjar lendir dan ludah perut. Pada buaya ventriculus amat kuat dan
berfungsi sebagai pengunya. Khusus pada ular, proses makanan pertama kali
dicerna pada organ ini.
4. Intestinum (usus)
Di bagi menjadi 2 bagian:
a. Intestinum tenue (usus tengah, usus halus)
Umumnya pendek seperti pada kadal dan buaya, namun panjang pada
penyu. Terdapat selaput lendir yang mempunyai lipatan-lipatan yang
memanjang dan mempunyai caecum yang masih primitif
B. AVES
2. Rongga mulut
Rongga mulut terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara
rongga mulut dan tanduk. Pada rongga mulut terdapat lidah dimana pada
bagian atas lidahnya menanduk, sedang bentuknya disesuaikan dengan bentuk
paruhnya. Di dalam rongga mulut, pakan dicampur dengan air ludah dan
enzim air ludah (Saliva). Air ludah ini berfungsi sebagai bahan lubrikasi, air
ludah juga berfungsi sebagai enzim dalam proses pencernaan secara enzimatis.
Amilase Saliva mencerna pati (amilum) dan polisakarida sejenis serta dapat
aktif hingga ujung oesophagus.
3. Faring
Faring berupa saluran pendek
4. Tembolok (crop)
Tembolok (crop) terdapat di dalam kerongkongan bagian akhir, kerongkongan
merupakan saluran penghubung antara rongga mulut dengan lambung. Di
bagian ini pakan tidak mengalami proses pencernaan apapun. Pakan hanya
melewati saluran ini saja. Pakan dapat lewat dan melalui bagian ini dengan
lancar karena 2 hal yaitu : peristiwa peristaltis dinding saluran oesophagus
serta gaya gravitasi bumi yang membantu menarik pakan masuk menuju organ
pencernaan berikutnya. Ketika pakan memasuki rongga mulut, pakan dapat
masuk ke tenggorokan dengan bantuan lidah kaku yang terdapat pada pangkal
(bagian belakang) rongga mulut tersebut.
Tembolok adalah pelebaran oesophagus (tenggorokan). Organ ini merupakan
tempat penampungan, penimbunan, pelunakan dan penyimpanan pakan yang
masuk untuk sementara waktu. Ada dua macam tembolok:
a. Ingluvies palsu
6. Intestinum
Terdiri atas intestinum tenue dan intestenum crassumm yang bermuara pada
kloaka. Ciri pada usus aves adalah panjang berkilat-kilat, mempunyai
sepasang caeca yang panjang namun pada merpati pendek. Di dalam caeca
terdapat bakteri yang dapat meragikan celulosa dari isi usus dan analog
dengan rumen / reticulum sapi. Burung juga mempunyai dua usus buntu
dimana usus buntu tersebut berguna memperluas daerah penyerapan sari-sari
makanan.
Pemegang peranan dalam pencernaan makanan dalam usus adalah hati dan
pancreas, dimana hati pada aves terdiri atas lobus kiri dan lobus kanan, serta
pada umumnya tidak mempunyai cystion fellea. Sedangkan pada pancreasnya
panjang dan dapat mempunyai 3 ductus.
7. Sekum dan Kolon
Didalam sekum dan kolon terdapat kegiatan jasad renik, seperti bakteri
proteolitik dengan fungsi utama mencerna protein - protein yang belum
tercerna di usus halus seperti skatole, indole, fenol, asam - asam lemak, H 2S,
asam - asam amino dll.
Selain pencernaan protein tahap kedua tersebut di atas, di dalam sekum juga
terjadi proses hidrolisis selulosa dan hemiselulosa secara sangat terbatas.
Selain itu jasad renik yang terdapat pada sekum juga mensintesis vitamin B
(sebagian kecil diabsorbsi). Sintesis vitamin B ini seakan tidak terlalu penting
lagi karena setelah sekum tidak terdapat lagi organ yang secara signifikan
mengabsorbsi nutrien.
C. IKAN
Secara anatomis, struktur alat pencernaan ikan berkaitan dengan bentuk
tubuh, kebiasan makanan, tingkah laku ikan dan umur ikan. Sistem atau alat
pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan (Tractus
digestivus) dan kelenjar pencernaan (Glandula digestoria).
1.
Saluran pencernaan
Mulai dari muka ke belakang, saluran pencernaan tersebut terdiri dari
mulut, rongga mulut, farings, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan
anus.
a. Mulut
Bagian terdepan dari mulut adalah bibir, pada ikan-ikan tertentu bibir tidak
berkembang dan malahan hilang secara total karena digantikan oleh paruh
atau rahang (ikan famili scaridae, diodotidae, tetraodontidae). Pada ikan
belanak atau tambakan, bibir berkembang dengan baik dan menebal,
bahkan mulutnya dapat disembulkan. Keberadaan bibir berkaitan erat
dengan cara mendapatkan makanan. Di sekitar bibir pada ikan tertentu
terdapat sungut, yang berperan sebagai alat peraba. Mulut terletak di ujung
hidung dan juga terletak di atas hidung. Posisi mulut juga berkaitan
dengan kebiasaan makan ikan, misalnya ikan mas memiliki mulut yang
terletak di ujung hidung, sedangkan ikan julung-julung terletak di atas
hidung. Jadi fungsi dari mulut adalah sebagai alat untuk memasukkan
makanan. Makanan oleh ikan tidak dikunyah atau dicerna seperti
vertebrata kecuali beberapa jenis ikan herbivor. Mulut dan tepi mulut
dilengkapi dengan ujung saraf dan gigi yang berbeda-beda letak, jumlah
dan morfologinya.
b. Rongga mulut
Di bagian belakang mulut terdapat ruang yang disebut rongga mulut.
Rongga mulut ini berhubungan langsung dengan segmen faring. Secara
anatomis organ yang terdapat pada rongga mulut adalah gigi, lidah dan
organ palatin. Gigi bila ada terdapat pada tulang faring bawah dan atas,
sedangkan gigi rahang dan faring kecil dan jumlahnya banyak.
Pada elasmobranchii gigi berupa beberapa baris gigi dari muka ke
belakang. Jika baris gigi muka tanggal akan diganti dengan baris gigi di
belakangnya. Dengan demikian bersifat polyphyodant. Bentuk giginya
konis atau runcing dan ada kalanya gepeng. Pada teleostei giginya
meruncing sebagai kerucut dan gigi-gigi ini dapat tumbuh pada selaput
rongga mulut dan pada arcus branchiae.
Gigi tersebut berperan dalam mengambil, mencengkeram, merobek,
memotong atau menghancurkan makanan atau merupakan alat pencernaan
makanan secara mekanik. Pada sebagian ikan ada yang memiliki semacam
lidah yaitu suatu penebalan dari bagian depan tulang archoyden yang kaya
akan sel mucus dan organ pengecap. Lidah ikan banyak menghasilkan
lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim). Lidah belum berarti dan
hanya berupa tonjolan dari dasar rongga mulut. Permukaan rongga mulut
diselaputi oleh lapisan sel permukaan (epitelium) yang berlapis. Pada
lapisan permukaan terdapat sel-sel penghasil lendir (mukosit) untuk
mempermudah masuknya makanan. Disamping mukosit, di bagian mulut
juga terdapat organ pengecap (organ penerima rasa) yang berfungsi
menyeleksi makanan. Pada langit-langit bagian belakang terdapat organ
palatin, yang merupakan penebalan dari lapisan mucosa. Organ ini terdiri
atas lapisan otot dan serat kolagen yang berfungsi dalam proses penelanan
makanan dan membantu membuang kelebihan air pada makanan yang
dimakan, juga sangat penting dalam proses pemompaan air dari organ
mulut ke bagian rongga insang.
c. Farings
Lapisan permukaan faring hampir sama dengan rongga mlut, masih
ditemukan organ pengecap. Pada ikan (filter feeding) proses penyaringan
makanan terjadi pada segmen ini karena tapis insang mengarah ke segmen
faring. Lapisan permukaan faring hampir sama dengan rongga mulut,
kadangkala masih ditemukan organ pengecap. Jika material yang ditelan
bukan makanan maka akan dibuang melalui insang.
d. Esofagus
Yaitu permulaan dari saluran pencernaan yang berbentuk seperti pipa,
mengandung lendir untuk membantu penelanan makanan. Esofagus
berbentuk kerucut, pendek, terdapat di belakang insang, dan bila tidak
dilalui makanan lumennya menyempit. Rongga dalamnya dilapisi oleh
ephitelium yang tidak banyak lapisannya dan mempunyai sel-sel pada
penghasil lendir tuba bencilia.
Pada ikan laut, esofagus berperan dalam penyerapan garam melalui difusi
pasif menyebabkan konsentrasi garam air laut yang diminum akan
menurun ketika berada di lambung dan usus sehingga memudahkan
penyerapan air oleh usus belakang dan rectum (proses osmoregulasi).
e. Lambung
Merupakan pelebaran dari saluran pencernaan sebagai segmen pencernaan
yang diameternya relatif lebih besar bila dibandingkan dengan organ
pencernaan yang lain. Pada umunya berbentuk U dan ephiteliumnya
mempunyai kelenjar lendir dan bersilia. Besarnya ukuran lambung
berkaitan dengan fungsinya sebagai penampung makanan. Sebagai
penampung makanan dan mencerna makanan secara kimiawi. Seluruh
permukaan lambung ditutupi oleh sel mukus yang mengandung
2. Kelenjar Pencernaan
Kelenjar pencernaan berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan yang
nantinya akan bertugas membantu proses penghancuran makanan. Enzim
pencernaan yang dihasilkan oleh ikan buas juga berbeda dengan ikan vegetaris.
Ikan buas pada umumnya menghasilkan enzim-enzim pemecah protein,
sedangkan ikan vegetaris menghasilkan enzim-enzim pemecah karbohidrat.
Kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan pankreas. Disamping itu, saluran
pencernaannya (lambung dan usus) juga berfungsi sebagai kelenjar pencernaan.
Hati meupakan organ penting yang mensekresikan bahan untuk proses
pencernaan. Hati merupakan kelenjar yang berukuran besal, berwarna merah
kecoklatan, terletak di bagian depan rongga badan dan mengelilingi usus,
bentuknya tidak tegas, terbagi atas lobus kanan dan lobus kiri, serta bagian yang
menuju ke arah punggung. Organ ini umumnya merupakan suatu kelenjar yang
kompakSecara umum hati berfungsi sebagi tempat metabolisme karbohidrat,
lemak dan protein serta tempat memproduksi cairan empedu. Fungsi hati
menghasilkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu untuk membantu
proses pencernaan lemak.
Di sekitar hati yang salurannya bermuara pada lambung terdapat organ
berbentuk kantong kecil, bulat, oval atau memanjang dan berwarna hijau
kebiruan, organ ini dinamakan kantung empedu yang fungsinya untuk
menampung cairan empedu yang disekresikan oleh organ hati. Kantung empedu
berfungsi untuk menyimpan empedu dan disalurkan ke usus bila diperlukan.
Pankreas merupakan organ yang mensekresikan bahan (enzim) yang
berperan dalam proses pencernaan. Pankreas ada yang berbentuk kompak dan ada
yang diffus (menyebar) di antara sel hati. Letak penkreas berdekatan dengan usus
depan sebab saluran pankreatik bermuara ke usus depan. Saluran pankreatik yaitu
saluran-saluran kecil yang bergabung satu sama lain dan pada akhirnya akan
terbentuk saluran yang keluar dari pankreas menuju usus depan. Pankreas tidak
begitu jelas dan bersatu dengan hati sehingga disebut hepatopankreas.
D. AMPHIBI
Sistem pencernaan makanan pada amphibi, hampir sama dengan ikan,
meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Saluran pencernaan makanan terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung,
usus halus, usus besar, dan kloaka. Kelenjar pencernaan terdiri dari kelenjar ludah,
hati, dan pankreas.
1. Saluran pencernaan
Saluran pencernaan Amphibi lebih rincinya sebagai berikut:
a. Rongga mulut
Di dalam rongga mulut terdapat gigi, lidah, dan kelenjar ludah. Rongga
mulut atau cavum oris pada katak dilengkapi dengan gigi berbentuk
kerucut untuk memegang mangsa dan lidah untuk menangkap mangsa.
Gigi Amphibi berbentuk V dengan perkembangan yang tidak sempurna.
Giginya terdapat pada rahang atas dan rahang bawah. Pada rahang atas
disebut gigi maxilaris sedangkan pada rahang bawah disebut gigi vomerin.
Gigi tumbuh pada rahang atas dan langit-langit. Gigi yang tumbuh di
langit-langit disebut gigi vomer. Setiap kali tanggal, akan tumbuh gigi baru
sebagai ganti. Lidah pada katak bercabang dua dan berfungsi sebagai alat
penangkap mangsa. Lidah katak berbentuk menggulung, panjang dan
bertekstur kenyal dan lengket, digunakan untuk menangkap mangsa.
Mangsa yang berupa hewan kecil, kebanyakan serangga, akan dibasahi
oleh air liur. Meskipun demikian, Amphibi tidak begitu banyak memiliki
kelenjar ludah. Ada beberapa amfibi yang lidahnya tidak dapat bergerak,
tetapi sebagian besar bangsa Amfibi mempunyai lidah yang dapat
dijulurkan ke luar serta katak dan kodok lidah digulung ke lambung.
b. Kerongkongan ( esofagus )
Setelah dari dari cavum oris, makanan menuju esofagus yang berupa
saluran pendek. Esofagus akan menghasilkan sekresi alkalis
dan
Dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Ususnya panjang dan
berkelok-kelok. Bagian mukanya disebut duodenum. Tidak mempunyai
usus spiral tetapi mempunyai lipatan-lipatan usus. Di dalam usus terjadi
penyerapan makanan oleh enzim yang dihasilkan pankreas. Makanan
masuk ke dalam intestinum melalui ventrikulus melalui klep pyloris.
Pada usus akhir atau usus besarnya pendek, tebal, dan mempunyai cloaca.
Di dalam usus besar hanya terjadi penyerapan air dan pembusukan sisa
makanan. Bahan makanan yang merupakan sisa dalam intestinum mayor
akan menjadi feses. Usus besar berakhir pada rektum dan akan menuju
kloaka.
e. Kloaka
Merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran
reproduksi, dan urine.
2. Kelenjar pencernaan
Kelenjar pencernaan pada amfibi, terdiri atas hati dan pankreas. Hati
berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua
lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung
empedu yang berwarna kehijauan. Cairan empedu berfungsi untuk menetralisir
racun dan zat zat toxic yang masuk ke saluran pencernaan. Hati yang besar
terdiri atas beberapa lobus dan bilus (zat empedu) yang dihasilkan akan
ditampung sementara dalam vesica felea yang kemudian akan dituangkan dalam
intestinum melalui ductus cystecus dahulu kemudian melalui ductus cholydocus
yang merupakan saluran gabungan dengan saluran yang dari pancreas. Fungsi
bilus untuk mengemulsi zat lemak.
Pankreas berwarna kekuningan, melekat diantara lambung dan usus
dua belas jari (duadenum). Pankreas berfungsi menghasilkan enzim untuk
mencerna makanan dan hormon yang bermuara pada duodenum.
E. MAMMALIA
Sapi
: 0.0.3.3
Anjing
3.1.3.3
Kucing
: 3.1.3.1
3.1.2.1
: 3.1.4.2
3.1.4.3
Tikus
: 1.0.0.3
1.0.0.3
berbentuk
U,
terdapat
kelenjar
ludah
perut
yang
menghasilkan ludah perut yang terdiri dari: hydrogen chloride, mempunyai arti
penting untuk menggiatkan kerja pepsin dengan memberi suasana asam,
menggiatkan kerja usus, hati dan pancreas, serta sebagai desinfektor.
Intestinum terbagi menjadi 2 bagian yakni intestinum tenue dan intestinum
crassum. Intestinum tenue dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian, yaitu duodenum,
jejunum, dan ileum. Berusus panjang berkelok-kelok. Di dalamnya terdapat plica-
DAFTAR PUSTAKA
Sutoyo, Emeritus D.2007.Anatomi Hewan Chordata.Surakarta: Uns Press
http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor
Pendamping/Praweda/Biologi/0066%20Bio%202-5d.htm
http://biologimediacentre.com/sistem-pencernaan-pada-ruminansia/
http://dekmustanyoe13.blogspot.com/
http://fajargumilsng.blogspot.com/2012/01/sistem-pencernaan-pada-ikan.html
http://matakristal.com/sistem-pencernaan-burung-amfibi-mamalia-reptil-dan-ikan/
http://papilio1991.blogspot.com/2012/11/sistem-pencernaan-hewanvertebrata.html
http://sambilan-harianku.blogspot.com/2012/11/sistim-pencernaan-ikan.html
http://syaifulsman2barru.wordpress.com/2013/05/16/sistem-pencernaan-padahewan/
http://wandylee.wordpress.com/2012/05/11/sistem-pencernaan-ikan/
http://www.pojok-vet.com/peternakan/sistem-dan-proses-pencernaan-padahewan-ruminansia.html
http://www.pustakasekolah.com/sistem-pencernaan-pada-ikan.html
http://zaldibiaksambas.wordpress.com/2010/06/20/sistem-pencernaan-ikan/
http://zulfarahmah.blogspot.com/p/sistem-pencernaan-makanan-pada-hewan.html