Badan Amila Zakat Basional (Baznas) termotivasi dengan riwayat Nabi SAW tersebut dengan
mengimplementasikan pengelolaan zakat dalam bentuk lima program unggulan yaitu Indonesia
Cerdas, Indonesia Sehat, Indonesia Makmur, Indonesia Takwa, dan Indonesia Peduli.
Program ini diharapkan dapat memunculkan entrepreneur mikro yang memiliki daya tahan dan
daya saing. Dr. Yusuf al-Qardhawy dalam Fiqh Prioritas menjelaskan sudah saatnya umat Islam
menjalankan skala prioritas ibadah. Kewajiban yang perlu dilakukan dengan segera harus
didahulukan atas kewajiban yang bisa ditangguhkan.
Misalnya, menangguhkan ibadah haji yang kali kedua dengan mengalihkan biaya haji untuk
dimanfaatkan demi kepentingan sosial. Al-Ghazali mengaggap aib bagi orang kaya yang
melakukan ibadah haji berkali-kali sementara meninggalkan tetangganya yang kelaparan.
Penanaman jiwa kedermawanan dan membangun semangat solidaritas adalah menjadi prioritas
utama (afdlalul amal) bagi kaum muslim saat ini.
Faktor keteladanan pemimpin negeri ini mutlak bahkan wajib. Kasus-kasus korupsi, kolusi,
nepotisme yang menjerat para pemimpin menunjukkan kebobrokan moral pejabat dan
menjauhkan masyarakat dari sikap empati menuju sikap apatis.
Namun, keteladanan bukan hanya dari pemerintah atau para pejabat. Para pengusaha dan orangorang kaya juga harus jadi teladan. Sikap mempertontonkan kemewahan, berebut kekuasaan,
tidak punya rasa malu ketika bersalah, merupakan fenomena yang menghilangkan roh kultur
bangsa yang menjunjung etika bangsa yang beradab dan lemahnya iman seseorang.
Nabi SAW bersabda yang mengandung makna kurang lebih barangsiapa yang tidak peduli
kepada saudara-saudaranya, terhadap persoalan-persoalan saudara-saudaranya, maka orang
tersebut bukan termasuk golongan umat beliau.
Sumber: http://www.solopos.com/2013/12/06/gagasan-pengemis-dan-impian-orangmiskin-471776