PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Penyebab terjadinya kanker sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Hanya Nampak
BAB I1
LANDASAN TEORI
2.1. PENGERTIAN
Kanker adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal diubah oleh mutasi
genetic dari DNA selular. Sel abnormal ini membentuk klon dan mulai berploriferasi secara
abnormal, mengabaikan sinyal pengatur pertumbuhan dalam lingkungan sekitar sel tersebut.
Kemudian dicapai suatu tahap dimana sel mendapatkan ciri-ciri invasive, dan terjadi
perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar dan
memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh tersebut sel-sel
dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk metastase (penyebaran kanker) pada
bagian tubuh yang lain.
2.2. ETIOLOGI
Bahan-bahan karsinogen, misalnya tembakau (rokok), sinar ultra violet, sinar radio
aktif, sinar-X yang berlebihan.
Awalnya terpajan zat karsinogen atau terjadinya perubahan dalam pertumbuhan
(inisiasi) yang menyebabkan kerusakan asam deoksiribonukleat (DNA) dan kerusakan
sel yang ireversibel.
Factor usia, terutama setelah berusia di atas 50 tahun.
Peningkatan risiko ini diperkirakan terutama disebabkan oleh akumulasi pajanan
terhadap karsinogen (misalnya tembakau) selama beberapa waktu dan periode laten
yang lama sebelum kanker dapat dideteksi.
Perubahan-perubahan terkait usia dalam system imun dapat meningkatkan keganasan.
Teori ini melibatkan penurunan kemampuan sistem imun yang mengalami penuaan
untuk mendeteksi sel-sel kanker sebagai benda asing.
Penuaan, yaitu terjadi peningkatan kerentanan terhadap kerusakan DNA oleh
karsinogen dan pengurangan kemampuan untuk memperbaiki DNA yang rusak.
2.3. PATOFISIOLOGI
Terdapat berbagai tipe kanker yang berbeda dengan berbagai penyebab, tanda dan gejala
yang ada, penanganan, dan prognosis yang berbeda pula. Penyebab kanker (karsinogenesis)
adalah fenomena multi tahap yang kompleks dengan awalnya terpajan zat karsinogen atau
terjadinya perubahan dalam pertumbuhan (inisiasi) yang menyebabkan kerusakan asam
deoksiribonukleat (DNA) dan kerusakan sel yang ireversibel. Gen-gen secara langsung
berimplikasi dalam kanker. Gen-gen ini dikategorikan sebagai onkogen, yang menyebabkan
aktivasi mekanisme pertumbuhan, dan gen-gen supresor tumor, yang dapat mengubah proliferasi
dan pembelahan sel dengan menghilangkan atau memutasikan gen-gen tertentu. Pajanan
Pemeriksaan
Jenis kelamin
Frekuensi
1.
Setiap tahun
6.
Wanita
Wanita
Wanita
Wanita
Setiap bulan
Setiap tahun
Setiap tahun
Setiap tahun atau
Wanita
Tes pap.
7.
8.
9.
10.
prostat.
2.7. PENATALAKSANAAN
KEMOTERAPI
Pada umumnya, lansia sehat yang menerima penanganan kanker tidak mengalami
toksisitas yang lebih besar dari kemoterapi antineoplastik sistemik secara signifikan.
Namun, lansia mungkin berisiko lebih tinggi terhadap beberapa efek samping akibat
kemoterapi karena usia dan perubahan-perubahan fisiologis terkait penyakit pada fungsi
jantung, paru, hepar, dan ginjal yang dapat memengaruhi metabolism obat yang tidak
diinginkan. Selain itu penurunan cairan tubuh total, peningkatan jaringan adipose,
penurunan total massa otot tubuh, dan adanya penyakit penyerta membuat absorpsi,
distribusi, dan ekskresi obat menjadi kurang dapat diprediksikan dalam tubuh yang
mengalami penuaan.
Semua obat yang digunakan dalam penanganan lansia harus dikaji ulang sebelum
memulai kemoterapi untuk mencegah interaksi obat dan risiko yang tidak
menguntungkan. Sebagai contoh, aspirin, yang banyak digunakan oleh lansia untuk
arthritis, dapat menyebabkan peningkatan risiko perdarahan yang sangat besar jika
digunakan oleh pasien yang mendapatkan kemoterapi yang mensupresi sum-sum tulang.
Supresi sumsum tulang
Kemoterapi memiliki dampak terbesar pada pembelahan sel yang cepat,
terutama sel-sel precursor dalam sumsum tulang (sel darah merah, sel darah putih,
dan
trombosit).
Leucopenia
(penurunan
hitung
sel
darah
putih)
dan
tulang yang berhubungan dengan kemoterapi. Tranfusi sel tunas perifer digunakan untuk
berbagai macam keganasan dan memberikan dukungan setelah kemoterapi dosis tinggi.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1. PENGKAJIAN
1). Riwayat kanker keluarga.
Orang-orang dewasa dengan riwayat kanker keluarga yang kuat harus dipantau
secara
karsinogen-karsinogen
(asbestos:pekerja
dibagian
perkapalan) dan bahan kimia lain(kromium: tambang bijih besi; bensena: pekerja pabrik
pernis dan lem) di tempat kerja dikaitkan dengan peningkatan insidensi kanker.
6). Pengaruh hormonal
Risiko kanker payudara meningkat secara dramastis dengan penuaan. Menopause setelah
usia 55 tahun dikaitkan dengan dua kali risiko kanker payudara.
7). Riwayat kanker.
Adanya riwayat kanker pada seseorang telah menempatkan orang tersebut pada risiko
yang lebih tinggi terhadap terjadinya jenis-jenis kanker primer yang lain.
8). Masalah pengobatan dan penanganan yang lain.
Kanker dapat dihubungkan dengan adanya atau kadang-kadang penanganan kondisikondisi medis yang lain.
Risiko kanker lambung, contohnya, meningkat dengan adanya penyakit lambung yang
lain seperti gastritis, aklorhidria, dan ulkus lambung.
Diabetes dan hipertensi dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker endometrium.
Riwayat terpajan radisi dapat menjadi faktor risiko berbagai kanker.
Penggunaan obat-obat imunosupresi dihubungkan dengan kanker pada system imun
seperti limfoma.
Agens-agens kemoterapi yang digunakan untuk menangani kanker itu sendiri merupakan
zat-zat karsinogenik (misalnya kemoterapi untuk penyakit Hodgkin dapat menimbulkan
leukemia).
Pemeriksaan fisik:
Pemeriksaan yang berhubungan dengan kanker setiap tahunnya dapat memfasilitasi
deteksi dini keganasan dan memberikan kesempatan untuk mengkaji faktor risiko dan untuk
membimbing dan merujuk pasien dalam pengurangan risiko (misalnya berhenti merokok,
pengurangan pajanan sinar matahari, perubahan diet dan nutrisi). Selama pemeriksaan ,
perawat dapat mengevaluasi pengetahuan lansia tentang penapisan kanker dan praktik
pencegahan sekunder.
Kanker dapat timbul dengan tanda dan gejala yang multiple, beberapa spesifik pada
lokasi yang terlibat dan gejala yang lain mungkin tidak spesifik (seperti malaise dan
kehilangan berat badan). Tanda dan gejala yang tidak spesifik mungkin secara tidak tepat
dihubungkan dengan proses penuaan pada lansia.
Intervensi keperawatan:
1). Kaji status gigi sebelum pengobatan kanker; rujuk pada dokter gigi untuk penanganan
sesuai kebutuhan.
2). Kaji membrane mukosa mulut setiap 4 jam.
3). Berikan sikat gigi yang lembut untuk hygiene mulut dan hydrogen peroksida dan
air steril untuk membersihkan mulut sebelum dan setelah makan.
4). Gunakan anestesi local untuk menghilangkan rasa nyeri sebelum makan.
5). Tawarkan makanan yang lunak dan dingin, dan minuman secara sering.
6). Hindari makanan yang panas, pedas, atau asam dari diet.
Diagnose 2: Potensial terjadi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Goal: Pasien mempertahankan berat badan yang normal.
Intervensi keperawatan:
1). Kaji status nutrisi sebelum pengobatan.
2). Timbang pasien setiap hari selama pengobatan aktif; jika tidak; timbang pasien setiap
minggu.
3). Kaji pola mual dan muntah.
4). Berikan obat antiemetic sebelum pengobatan (juga setelah pengobatan jika mual terjadi
lambat).
5). Berikan makanan sedikit dan sering kapanpun pasien bebas dari mual. Jaga aroma dan
6).
7).
8).
9).
3.4. PELAKSANAAN
Dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah diterapkan.
3.5.
EVALUASI
1). Tidak ada tanda-tanda cedera dan membrane mukosa tetap utuh.
2). Pemasukan nutrisi cukup dan berat badan dalam batas normal
BAB IV
PENUTUP
Sebagai akibat dari meningkatnya jumlah orang berusia diatas 65 tahun, perawat
memberikan perawatan untuk pasien lansia yang jumlahnya terus meningkat. Resiko kanker
terus mrningkat sejalan dengan peningkatan usia. Lebih dari 57% dari seluruh kanker terjadi
pada orang yang berusia diatas 65 tahun. Baik angka kejadian kanker maupun angka kematian
meningkat dengan meningkatnya usia.
Tempat-tempat yang sering terjadi kanker pada lansia meliputi paru-paru, usus besar,
payudara dan prostat.
Penting artinya bagi perawat onkologi yang bekerja dengan populasi lansia untuk
memahami perubahan fisiologis normal yang terjadi bersama proses penuaan.
DAFTAR PUSTAKA