Anda di halaman 1dari 13

PAPER

PENDIDIKAN PANCASILA
PANCASILA, KOMUNISME, LIBERALISME, DAN FASISME

Paper Untuk Memenuhi Tugas Individu


Dalam Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Disusun oleh:
Nurudin Mahmud Zinki (K3314038/B)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2014

PERBEDAAN IDEOLOGI PANCASILA, KOMUNISME, LIBERALISME,


DAN FASISME

1. PENGERTIAN IDEOLOGI
Ideologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu idein yang berarti melihat atau idea
yang berarti raut muka, perawakan, gagasan, buah pikiran dan logos yang berarti ilmu
atau logika yang berarti ajaran. Ideologi adalah merupakan suatu system nilai atau
kepercayaan yang diterima sebagai satu fakta atau kebenaran oleh kelompokkelompok tertentu.1 Di dalam ideology orang tidak memperhatikan bobot kebenaran
secara internal. Maka itu ideology tergolong kepada bentuk belief system. Ideologi
ditinjau dari substansi atau materinya meliputi pemikiran-pemikiran, cita-cita,
mengenai

manusia,

sejarah,

masyarakat,

dan

negara,

terkait

dengan

pergerakan.2Ideologi merupakan rangkaian sikap terhadap lembaga dan proses


kemasyarakatan. Ideologi memberikan kepada orang-orang yang percaya kepada
suatu gambaran tentang dunia, baik sebagaimana adanya dan sebagaimana
seharusnya dan juga mengatur kompleksitas dunia sampai ke sesuatu yang sederhana
dan dapat dipahami.
Sedangkan menurut para ahli, definisi ideologi yaitu dapat diartikan sebagai
rancangan dasar baik mengenai suatu kehidupan ideal yang hendak dicapai. Ideologi
sebagai sistem dapat diartikan sebagai hasil pemikiran dari sekelompok orang.
Namun, pada prinsipnya terdapat tiga arti utama dari kata ideologi, yaitu ideology
sebagai kesadaran palsu, ideologi dalam arti netral dan ideologi dalam arti keyakinan
yang tidak ilmiah.3 Ideologi dalam arti yang pertama, yaitu sebagai kesadaran palsu
1

P. Anthonius Sitepu, Teori-Teori Politik Edisi I, (Yogyakarta; Graha Ilmu, 2012), hal
156
2
B. Sukarno, TINJAUAN FILOSOFIS TENTANG PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT. (Surakarta;
UNS Press, 2005),171-172
3
-Franz Magnis-Suseno, Filsafat Sebagai Ilmu Kritis, (Jakarta; Kanisius, 1992), hal.
230.

biasanya dipergunakan oleh kalangan filosof dan ilmuwan sosial. Ideologi adalah
teori-teori yang tidak berorientasi pada kebenaran, melainkan pada kepentingan pihak
yang mempropagandakannya. Ideologi juga dilihat sebagai sarana kelas atau
kelompok sosial tertentu yang berkuasa untuk melegitimasikan kekuasaannya. Arti
kedua adalah ideologi dalam arti netral. Dalam hal ini ideologi adalah keseluruhan
sistem berpikir, nilai-nilai, dan sikap dasar suatu kelompok sosial atau kebudayaan
tertentu. Arti kedua ini terutama ditemukan dalam negara-negara yang menganggap
penting adanya suatuideologi negara. Disebut dalam arti netral karena baik
buruknya tergantung kepada isi ideologi tersebut.4 Arti ketiga, ideologi sebagai
keyakinan yang tidak ilmiah, biasanya digunakan dalam filsafat dan ilmu-ilmu sosial
yang positivistik. Segala pemikiran yang tidak dapat dibuktikan secara logismatematis atau empiris adalah suatu ideologi. Segala masalah etis dan moral, asumsiasumsi normatif, dan pemikiran-pemikiran metafisis termasuk dalam wilayah
ideologi.5
Dari tiga arti kata ideologi tersebut, yang dimaksudkan dalam pembahasan ini
adalah ideologi dalam arti netral, yaitu sebagai sistem berpikir dan tata nilai dari
suatu kelompok. Ideologi dalam arti netral tersebut ditemukan wujudnya dalam
ideologi negara atau ideologi bangsa yaitu bangsa Indonesia dengan ideologi
Pancasila dan ideology sebagai kesadaran palsu yaitu ideologi yang berdasar pada
-Abdi Khalik, Makalah Ideologi Pancasila,
(http://artikelbermanfaat100.blogspot.com/2013/04/makalah-ideologipancasila.html diakses 4 November 2014)
4
Arti kata ideology menurut Kamus Oxford adalah (1) a set of ideas that an
economic or political system is
based on; (2) a set of beliefs, especially one held by a particular group, that
influences the way people behave.
Sedangkan menurut Martin Hewitt, ideologi adalah the system of ideas and
imagery through which people come
to see the word and define their needs and aspiration, dan a system of ideas,
beliefs and values that individuals
and societies aspire toward. Lihat, Martin Hewitt, Welfare, Ideology and Need,
Developing Perspectives on the
Welfare State, (Maryland: Harvester Wheatsheaf, 1992), hal. 1 dan 8.
5

kepentingan pihak yang memprogandakannya, dilihat sebagai sarana kelas atau


kelompok sosial tertentu untuk melegimtaisakn kekuasaannya. Ideologi sebagai
kesadaran palsu ini ditemukan wujudnya dalam ideologi negara atau ideologi bangsa
yaitu bangsa yang menganut ideologi liberalisme, komunisme dan fasisme.
Suatu ideologi sangatlah penting bagi bangsa maupun negara, karena bagi suatu
bangsa dan negara, ideologi adalah wawasan, pandangan hidup atau falsalah
kenegaraannya dan kebangsaannya.6 Oleh karena itu, ideologi akan menjawab
meyakinkan pertanyaan untuk apa dan mengapa mereka menjadi satu bangsa dan
mendirikan negara. Ideologi

merupakan sebuah landasan dan tujuan dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam berbagai dimensi


kehidupan. Ideologi berisi mengenai serangkaian nilai(norma) dan sistem nilai dasar
yang bersifat menyeluruh dan mendalam yang dimiliki dan dipegang oleh suatu
masyarakat atau bangsa atau negara dalam pandangan hidup mereka dan ideologi
adalah sistem gagasan yang mempelajari keyakinan-keyakinan dan hal-hal ideal
filosofis, ekonomis, politis dan sosial. Beberapa ideologi yang berkembang atau
dianut oleh suatu negara maupun bangasa diantaranya adalah ideologi Pancasila,
ideologi komunisme, ideologi liberalisme dan ideologi fasisme. Berikut penjelasan
mengenai beberapa ideologi yang berkembang atau dianut oleh suatu negara.
2. MACAM-MACAM IDEOLOGI
A. IDEOLOGI PANCASILA

64

Karl Mannheim misalnya, menyatakan bahwa pengetahuan yang bersifat


ideologis berarti pengetahuan yang lebih sarat dengan keyakinan subyektif
seseorang, daripada sarat dengan fakta-fakta empiris. Lihat, Karl Mannheim,
Ideologi dan Utopia: Menyingkap Kaitan Pikiran dan Politik, Judul Asli: Ideologi and
Utopia, An Introduction to the Sociology of Knowledge, Penerjemah: F. Budi
Hardiman, (Jakarta: Penerbit Kanisius, 1998).
Buku ajar Konsep Dasar PKn, (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/buku
%20ajar%20Konsep%20Dasar%20PKn.pdf diakses 4 November 2014)

Ideologi Pancasila adalah paham yang memandang manusia sebagai makhluk


Tuhan di mana memiliki tanggung jawab sebagai makhluk pribadi dan makhluk
social sehingga harus tercipta keselarasan antara hak individu dan social.
Ideologi Pancasila adalah ideologi bangsa Indonesia. Sebagai suatu ideologi
bangsa dan negara Indonesia maka Pancasila pada hakikatnya bukan hanya
merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok orang
sebagaimana ideologi-ideologi lain di dunia, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai
adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam
pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara, dengan lain
perkataan unsur-unsur yang merupakan mater (bahan) Pancasila tidak lain diangkat
dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakan
kausa materialis (asal bahan) Pancasila.7 Pancasila sebagai ideologi bangsa memiliki
perbedaan yang mendasar dengan ideologi kapitalisme-liberal maupun sosial komunisme,
dimana Pancasila mengakui adanya hak-hak individu maupun hak masyarakat, baik di bidang
ekonomi maupun politik. Lain halnya dengan ideology liberalis-kapitalis yang cenderung
mengedepankan kebebasan individual atau kelompok. Oleh karena itu Ideologi Pancasila

berdasarkan pada hakikat sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial.
Berdasarkan sifatnya, Ideologi Pancasila bersifat terbuka yang berarti senantiasa
mengantisipasi perkembangan aspirasi rakyat sebagai pendukung ideologi. Ideologi
Pancasila merupakan wahana bagi tercapainya tujuan bangsa Selain itu juga,
Pancasila bersifat terbuka artinya memiliki nilai-nilai dan cita-cita digali dari
kekayaan adat istiadat, budaya dan religius masyarakatnya, menerima reformasi dan
adanya penguasa bertanggung jawab pada masyarakat sebagai pengemban amanah
rakyat.

Kaelan Dosen Fakultas Filsafat UGM, Pendidikan Pancasila, (Yogyakarta:


PARADIGMA, 2004), hal 112.

Ideologi Pancasila juga bersifat komprehensif artinya mengakomodasi nilai-nilai


dam cita-cita yang bersifat menyeluruh tanpa berpihak pada golongan tertentu atau
melakukan transformasi sosial secara besar-besaran menuju bentuk tertentu, dan
negara mengakomodasi berbagai idealisme yang berkembang dalam masyarakat yang
bersifat majemuk.8
Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat
reformatif, dinamis dan terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa Pancasila adalah
bersifat aktual, dinamis dan antisipatif dan senantiasa mampu untuk menyesuaikan
dengan perkembangan jaman, ilmu pengetahuan, teknologi serta dinamika
perkembangan aspirasi rakyat.9
Keterbukaan Ideologi Pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar yang
terkandung di dalamnya, namun mengeksplisitkan wawasannya secara lebih konkrit,
sehingga memiliki kemampuan yang reformatif untuk memecahkan masalah masalah
aktual yang selalu berkembang.
Terbukti adanya perbedaan yang nyata antara Ideologi Pancasila dan ideologi
lainnya. Contohnya perbedaan pada Ideologi Liberalisme dan Ideologi Komunisme
dibandingkan dengan Ideologi Pancasila. Dalam aspek agama, ideologi komunisme
mengharuskan agama harus jauh dari masyarakat yang dimana mereka menganut
atheis. Sedangkan dalam ideologi Liberalisme, masyarakatnya dibebaskan untuk
memilih agama ataupun tidak sama sekali. Kedua ideologi itu sangat berbeda dengan
Ideologi Pancasila dalam memperlakukan agama, dalam Ideologi Pancasila
masyarakat dibebaskan untuk memilih agama masing masing, namun aspek agama

Yusrianto Hadir, Handout-Pancasila-part-5-8-final (


http://yusriantokadir.files.wordpress.com/2010/11/handout-pancasila-part-5-8final.ppt diakses 4 November 2014)
9
Kaelan Dosen Fakultas Filsafat UGM, Pendidikan Pancasila, (Yogyakarta:
PARADIGMA, 2004), hal 119.

harus menjiwai dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dan hal
itulah yang menjadi ciri khas ideologi Pancasila.
Kemudian perbedaan dalam aspek politik hukum. Ideologi komunisme yang
menganut demokrasi rakyat mempunyai hukum yang bersifat untuk melanggengkan
komunis. Dan dalam politik, komunisme berkuasa mutlak dalam satu partai politik.
Sedangkan dalam ideologi liberalisme, ideologi ini menganut demokrasi liberal dan
mempunyai hukum yang bersifat melindungi individu. Dan dalam politik, liberalisme
mempunyai sifat yang mempentingkan suatu individu. Berbeda dengan ideology
Pancasila yang menerapkan demokrasi Pancasila, tidak hanya kepada kepentingan
individu tetapi juga kolektif.
Lalu bagaimana dengan Ideologi Pancasila? Ideologi Pancasila yang menganut
demokrasi Pancasila mempunya hukum yang bersifat menjunjung tinggi keadilan dan
keberadaan individu dan masyarakat. Hukum ini bersifat memperlakukan semua
hukumnya tanpa pandang bulu, tanpa memperdulikan tingkat kemasyarakatan
seseorang.
Selain aspek aspek yang dijelaskan diatas, adapun aspek aspek yang dapat
dibedakan antara Ideologi Pancasila dan ideologi lainnya (seperti ideologi agama,
liberalisme, komunisme, sosialisme, fasisme) yaitu aspek ekonomi, pandangan hidup
terhadap masyarakat dan ciri khas masing masing ideologi tersebut.
B. IDEOLOGI KOMUNISME
Komunisme adalah salah satu ideologi di dunia.Komunisme sebagai anti
kapitalisme menggunakan sistem sosialisme sebagai alat kekuasaan dengan prinsip
semua adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat secara
merata. Komunisme adalah sebagai bentuk untuk menentang adanya kepemilikan
pribadi yang timbul akibat kapitalisme yang eksploitatif dan menyokong pemakaian
milik pribadi tersebut untuk kesejahteraan umum.

Dalam manuscriptnya, Marx mengatakan bahwa Komunisme merupakan


penghapusan yang pasti atas hak milik pribadi, alienasi diri manusia dan karena itu
merupakan pemberian yang nyata dari hakekat kemanusiaan oleh dan untuk manusia.
Karena itu, berubahnya manusia menjadi makhluk sosial, makhluk yang benar benar
manusiawi, merupakan peralihan yang sempurna dan sadar yang mengasimilasikan
semua kekayaan dari perkembangan sebelumnya . Komunisme sebagai naturalism
yang telah berkembang secara

sempurna merupakan humanisme dan sebagai

humanism yang sempurna merupakan naturalism.10


Ideologi komunisme mendasarkan pada suatu keyakinan bahwa manusia pada
hakikatnya adalah hanya makhluk sosial saja. Manusia pada hakikatnya adalah
merupakan sekumpulan relasi, sehingga yang mutlak adalah komunitas dan bukannya
individualitas.11 Manusia tidak bisa hidup sendiri dalam kehidupan sehari-hari dan
manusia akan lebih layak dan baik kehidupannya jika bekerja sama melalui fungsi
yang dilaksanakan oleh pemerintahan.
Dalam politik hukum, ideologi komunisme lebih mengutamakan kolektivitas,
diutamakan bersama yaitu rakyat dengan negara. Jadi memiliki kesamaan kesempatan
bagi semua orang dan tidak ada perbedaan strata kelas sosial.
Dalam hal ekonomi, ideologi komunisme tidak mengakui adanya kepemilikan
individu, yang dimana untuk kesejahteraan bersama sehingga negara memonopoli
perekonomian karena jika untuk kesejahteraan bersama berarti demi negara. Peran
negara lebih dominan dalam hal ini.
Ideologi komunisme ini juga memiliki ciri-ciri khas yaitu orang komunis adalah
orang atheis (tidak beragama), bersifat mendogmatis dan lebih ke otoriter dalam

10

William Ebenstein and Edwin Fogelman, Isme-Isme Dewasa Ini Edisi ke-9,
(Jakarta: Erlangga,1994), hal 12.
11
Kaelan Dosen Fakultas Filsafat UGM, Pendidikan Pancasila, (Yogyakarta:
PARADIGMA, 2004), hal 144.

pemerintahannya, melanggar HAM dan ideologi komunisme ini muncul karena


adanya reaksi terhadap liberalisme dan kapitalisme.
C. IDEOLOGI LIBERALISME
Berpangkal dari dasar ontologis bahwa manusia pada hakikatnya adalah sebagai
makhluk individu yang bebas. Manusia menurut paham liberalism memandang
bahwa manusia sebagai manusia pribadi yang utuh dan lengkap dan terlepas dari
manusia lainnya.12
Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang
didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama.
Anggota masyarakat terikat satu sama lain dalam suatu sistem dominasi kompleks
dan kukuh, dan pola hubungan dalam system ini bersifat statis dan sukar berubah.
Liberalisme menjamin kebebasan individu tiap orang dengan berlandasan bahwa
manusia pada hakikatnya adalah baik dan berbudi, tanpa harus diterapkannya aturanaturan ketat yang bersifat mengekang. Ideologi liberalisme ini muncul sebagai
respons dari kekuasaan negara yang absolute dan otoriter namun membatasi
kebebasan dan hak-hak warga negaranya.
Dalam politik hukum, ideologi liberalisme yaitu dalam pemerintahannya
menggunakan demokrasi liberal yang dalam politiknya hanya untuk kepentingan
individu dan membuat hukum untuk menjamin kebebasan individu.

Kemudian dalam hal ekonomi, ideologi liberalisme yaitu untuk negara hanya
berperan

kecil

dalam

perekonomian

yang

dimana

dapat

dilihat

dengan

mendominasinya perusahaan swasta lalu adanya kapitalisme, monopolisme dan free


fight liberalism (persaingan bebas).
12

Kaelan Dosen Fakultas Filsafat UGM, Pendidikan Pancasila, (Yogyakarta:


PARADIGMA, 2004), hal 142.

Ciri-ciri khas dari ideologi liberalisme ini ialah adanya penghargaan tinggi atas
HAM, memiliki sistem pemerintahan yang demokrasi, menolak terhadap adanya
dogmatism, merupakan negara hukum dan muncul karena reaksi terhadap absolutism.
D. IDEOLOGI FASISME
Fasisme (facism) merupakan pengorganisasian pemerintahan dan masyarakat
secara totaliter, oleh kediktatoran partai tunggal yang sangat nasional, rasialis,
militeristis, dan imperialis.13 Dan hal itu merupakan ciri khas dari ideologi Fasisme.
Fasisme berkembang dan muncul di negara yang relatif makmur dan maju dalam hal
teknologi. Rezim fasis meletakkan kekuasaan di atas segalanya serta mencapai
tujuan.
Fasis berusaha untuk mengatur bangsa menurut perspektif korporatis, nilai, dan
sistem, termasuk sistem politik dan ekonomi. Mereka menganjurkan pembentukan
partai tunggal negara totaliter yang berusaha mobilisasi massa suatu bangsa dan
terciptanya "manusia baru" yang ideal untuk membentuk suatu elit pemerintahan
melalui indoktrinasi, pendidikan fisik, dan termasuk eugenika kebijakan keluarga.
Fasis percaya bahwa bangsa memerlukan kepemimpinan yang kuat, identitas kolektif
tunggal, dan kemampuan untuk melakukan kekerasan dan berperang untuk menjaga
bangsa yang kuat. pemerintah Fasis melarang dan menekan oposisi terhadap negara.
Ideologi Fasisme merupakan Perkembangan dari paham yang dipraktikkan di
Italia pada tahun 1922-1943, yaitu pada saat Benito Mussolini menjabat sebagai
Perdana Menteri Fasis di Italia. Dilakukan awalnya untuk melawan anarkisme dan
komunisme dengan. Ideologi fasisme memiliki inti pemikiran yaitu Crediere,
Obediere, Combattere (Yakinlah, tunduklah, berjuanglah.) dan memiliki landasan
bahwa negara dan pemerintah harus bertindak keras agar ditakuti oleh rakyat,
intinya diperlukan untuk mengatur rakyat.Pemerintah mengatur segala sesuatu yang
13

William Ebenstein and Edwin Fogelman, Isme-Isme Dewasa Ini Edisi ke-9,
(Jakarta: Erlangga,1994), hal 114.

boleh maupun tidak boleh dilakukan oleh rakyat dan rakyat diperintah dengan
intimidasi agar patuh dengan negara.
Dalam politik hukum, Fasisme tidak memperbolehkan/ menentang adanya
demokrasi, kekuasaan tangan berada di penguasa/pemerintah bukan di rakyat dan
dibuatnya hukum untuk melindungi penguasa/pemerintah.
Dalam hal ekonomi, ideologi fasisme yaitu hanya ada peran kecil dari pemerintah,
lalu adanya monopoli dan juga adanya kapitalisme.

DAFTAR PUSTAKA

Ebenstein, William dan Edwin Fogelman. 1994. Isme-Isme Dewasa Ini. Jakarta:
Erlangga

__________.Buku ajar Konsep Dasar PKN.


http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/buku%20ajar%20Konsep%20Dasar
%20PKn.pdf. Diakses pada 4 November 2014.

Hadir, Yusrianto.______. Handout-Pancasila-part-5-8-final.


http://yusriantokadir.files.wordpress.com/2010/11/handout-pancasila-part-5-8final.ppt. Diakses pada 4 November 2014.

Hardiman, F. Budi. 1998. Ideologi and Utopia,An Introduction to the Sociology


of Knowledge Terjemahan. Jakarta: Kanisius.

Hewitt, Martin.1992.Welfare ,Ideology, and Need Developing Perspectives on the


societies aspire toward. Maryland: Harvester Wheatsheaf.

Kaelan Dosen Fakultas Filsafat UGM. 2004. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta:


PARADIGMA.

Kaelan dan Achmad Zubaidi.2010.Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta:


PARADIGMA.

Sitepu, P.Anthonius. 2012. Teori-Teori Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sukarno, B.2005.Tinjauan Filosofis tentang Pancasila Sebagai Filsafat.


Surakarta: UNS Press.

Suseno, Franz Magnis. 1992. Filsafat Sebagai Ilmu Kritis. Jakarta: Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai

  • Super Asam
    Super Asam
    Dokumen2 halaman
    Super Asam
    Nurudin Forza
    Belum ada peringkat
  • Greenockite
    Greenockite
    Dokumen3 halaman
    Greenockite
    Nurudin Forza
    Belum ada peringkat
  • Narkoba
    Narkoba
    Dokumen22 halaman
    Narkoba
    Nurudin Forza
    Belum ada peringkat
  • Anovulasi
    Anovulasi
    Dokumen6 halaman
    Anovulasi
    Nurudin Forza
    Belum ada peringkat
  • Anovulasi
    Anovulasi
    Dokumen2 halaman
    Anovulasi
    Nurudin Forza
    Belum ada peringkat
  • Bank Umum
    Bank Umum
    Dokumen26 halaman
    Bank Umum
    Jozz Agung
    Belum ada peringkat
  • Kerajaan Gowa Dan Tallo
    Kerajaan Gowa Dan Tallo
    Dokumen2 halaman
    Kerajaan Gowa Dan Tallo
    Nurudin Forza
    Belum ada peringkat