Disusun Oleh:
Hafidz Nur Ichwan
G99132003
Residen
Pembimbing:
BAB I
STATUS PASIEN
A. ANAMNESIS
I. Identitas Pasien
Nama
: An. IM
Umur
: 9 tahun
Jenis kelamin
: Laki laki
Agama
: Islam
Alamat
Tanggal Masuk
: 22 Oktober 2014
Tanggal Periksa
: 3 November 2014
No. RM
: 01234204
V. Riwayat Kelahiran
Pasien lahir dari ibu usia 22 tahun G1P0A0 secara spontan dengan
pertolongan bidan.
Usia kehamilan
: 2800 gram
: 48 cm
: 22 tahun
: rutin
: disangkal
: disangkal
B. PEMERIKSAAN FISIK
a.Keadaan umum : compos mentis, pasien tampak baik, gizi kesan baik
BB
: 30 kg
TB
: 125 cm
b. Vital sign
RR
: 22 x/menit
SO2
: 99%
b. Kepala
: mesocephal
c. Mata
d. Telinga
e. Hidung
f. Mulut
: mukosa basah (+), sianosis (-), lidah kotor (-), jejas (-).
g. Leher
h. Thorak
i. Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
j. Pulmo
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: sonor/sonor.
Auskultasi
k. Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
: hipertimpani
Palpasi
l. Genitourinaria
n. Ekstremitas
Akral dingin
Oedema
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
I. Pemeriksaan Laboratorium Darah (26 Oktober 2014) di RSUD Dr.Moewardi
Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Rujukan
Hemoglobin
11.5
g/dL
10,8-12,8
Hematokrit
33
35 43
Leukosit
6.6
Ribu/l
5,5 17,0
Trombosit
300
Ribu/l
150 450
Eritrosit
4.21
Juta/l
3,9 5,3
PT
13.1
Detik
10.0 15.0
APTT
29.9
Detik
20.0 40.0
INR
1.010
D. ASSESMENT
Hipospadia tipe penile post chordectomy
E. TERAPI
Pro Urethroplasty
F. PLANNING
Pro Urethroplasty
G. MONITORING
KUVS/SiO2/hari
BCD/8 jam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Hipospadia adalah kelainan congenital berupa muara uretra yang
terletak di ventral penis dan sebelah proksimal ujung penis. Letak meatus
uretra bisa terletak pada glandular hingga perineal.1
Pada hipospadia tidak didapatkan preputium ventral sehingga
preputium dorsal menjadi berlebihan (dorsal hood) dan sering disertai dengan
chorde (penis angulasi ke ventral). 1 Chorde merupakan jaringan fibrosa yang
mengelilingi meatus dan membentang ke distal sampai basis glans penis
sehingga menyebabkan kondisi penis yang bengkok. Kondisi penis yang
bengkok menyebabkan kesulitan dalam fungsi reproduksi.2
B. ETIOLOGI
Kelainan pada hipospadia ini disebabkan oleh maskulinisasi yang
inkomplit dari genitalia karena involusi yang premature dari sel interstisial
dari testis. Beberapa faktor yang dianggap paling berpengaruh dalam
terjadinya hipospadia:
1. Gangguan dan ketidakseimbangan hormone androgen
2. Genetik gagalnya sintesis hormone androgen
3. Lingkungan polutan dan zat teratogenik yang dapat menimbulkan
mutasi gen.2
C. GEJALA
Hipospadia ditandai oleh 3 macam kelainan yang dikenal dengan nama
Trias Hipospadia yaitu:
1. Muara saluran kencing ada di bagian bawah penis
2. Preputium bagian dorsal lebih panjang daripada bagian ventral
3. Adanya
chorde
(jaringan
fibrosa
pada
batang
penis)
yang
1. Undescensus testikulorum
2. Hidrokel
3. Mikropenis
4. Interseksualitas (bentuk kelamin seperti perempuan)
D. KLASIFIKASI
Klasifikasi berdasarkan letak muara uretra setelah dilakukan koreksi
chorde, hipospadia dapat dibagi menjadi:
1. Hipospadia anterior
Hipospadia ini terdiri dari hipospadia glanular, hipospadia subkoronal,
dan penis distal
2. Hipospadia medius
Hipospadia ini terdiri dari midshaft dan penis proksimal
3. Hipospadia posterior
Hipospadia ini terdiri dari penoskrotal, scrotal, dan perineal
E. TERAPI
Tujuan fungsional operasi hipospadia adalah
1. Kosmetik penis sehingga fungsi miksi dan fungsi seksual normal
2. Penis dapat tumbuh dengan normal
F. KOMPLIKASI
Penyulit yang dapat terjadi setelah operasi hipospadia adalah fistula
uretrokutan, stenosis meatus uretra, striktur uretra, korde yang belum
terkoreksi sempurna, dan timbulnya divertikel uretra.1
DAFTAR PUSTAKA
1. Purnomo BB (2008). Dasar Dasar Urologi Edisi Kedua. Jakarta: CV
Sagung Seto. Pp: 152 153
2. Reksoprodjo S et all. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta: Bagian Ilmu
Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia / Rumah Sakit Dr. Cipto
Mangunkusumo.
3. Mansjoer Aet all (2000). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid Kedua.
Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
10