Anda di halaman 1dari 7

Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013

Majalah Ilmiah

Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI)


ISSN : 2339-210X

SISTEM PENGENDALI PENDINGIN RUANGAN MENGGUNAKAN


FUZZY LOGIC BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535
Pilipus Tarigan
Dosen Tetap STMIK Budi Darma Medan
Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang Limun Medan
www.stmik-budidarma.ac.id//Email: pilipus_tarigan@yahoocom
ABSTRAK
Pemakaian alat pendingin ruangan semakin meningkat saat ini, hal ini dikarenakan pemanasan global
yang terjadi di berbagai daerah. Namun untuk mengefesiensi penggunaan alat ini, maka diperlukan sebuah alat
kontrol yang bisa mengendalikan alat pendingin udara secara otomatis yang menyesuaikan tinggi rendahnya
suhu yang dikeluarkan berdasarhan suhu udara dan kegiatan manusia pada suatu ruangan.
Penelitian ini akan menggunakan mikrokontroler ATMega 8535 dan terdapat 2 (dua) jenis sensor antara
lain LM35 sebagai sensor suhu dan sensor PIR (Passive Infrared) sebagai sensor gerak. Penulis menggunakan
metode fuzzy logic dalam penyelesaian masalah khususnya untuk mengambil keputusan yang akan diproses oleh
mikrokontroler Hasil yang diingikan dalam penelitian ini adalah terciptanya sebuah alat simulasi pendingin
ruangan yang dapat mendeteksi gerakan manusia dan suhu dalam sebuah ruangan. Berdasarkan hasil
pendeteksian gerak dan suhu tersebut akan diproses secara fuzzy logic sehingga menghasilkan keluaran yang
menentukan aktif-tidaknya serta tinggi-rendahnya suhu dari sebuah alat pendingin ruangan.
Kata kunci

: Suhu, Ruangan, Sensor, LM35, PIR (Passive Infrared), Mikrokontroler ATMega8535,


Fuzzy Logic.

1. PENDAHULUAN
Seiring perkembangan teknologi dan ilmu
pengetahuan yang semakin pesat, tingkat kesibukan
manusia pun semakin meningkat. Oleh karena itu,
manusia sangat membutuhkan suatu alat yang dapat
membantu kegiatan manusia. Karena, dengan tingkat
kesibukan yang meningkat terkadang manusia
kurang memperhatikan efisisensi pemanfaatan dari
peralatan yang digunakannnya. Salah satunya
pendingin udara yang sering digunakan dalam
kegiatan manusia sehari-hari. Pendingin ruangan
semakin meningkat pemakaianya, apalagi dengan
kondisi sekarang, pemanasan global yang terjadi di
berbagai daerah.
Penggunaan pendingin udara dalam kegiatan
manusia saat ini seringkali kurang efisien.
Penempatan pendingin udara pada setiap ruangan
menimbulkan suatu kegiatan baru lagi untuk
menghidupkan dan mematikan pendingin udara
setiap kali manusia meninggalkan ruangan tersebut.
Dengan kesibukan manusia hal tersebut terkadang
dilupakan dan pada akhirnya pendingin udara tetap
hidup walaupun tidak ada kegiatan manusia pada
ruangan tersebut. Untuk membantu manusia dalam
memanfaatkan pendingin udara secara efisien maka
penulis menawarkan suatu pengendali pendingin
udara otomatis yang dapat membaca kegiatan
manusia pada suatu ruangan.
Sementara itu, saat ini penggunaan fuzzy logic
juga berkembang pesat. Antara lain penerapan fuzzy
dalam bidang kontrol seperti yang telah
dikembangkan oleh para peneliti sebelumnya.
Kelebihan dari sistem ini adalah mampu memproses
masukan berupa nilai-nilai riil (eksak) ke dalam

besaran fuzzy dan mengolahnya menggunakan basis


aturan untuk menghasilkan keputusan yang
merupakan keluaran sistem fuzzy dengan sangat
cepat.
1.1.

Perumusan Masalah
Permasalahan yang penulis ambil dari latar
belakang tersebut adalah :
1. Bagaimana merancang sebuah sistem aplikasi
dengan menggunakan mikrokontroler yang
dapat mengendalikan pendingin udara pada
suatu ruangan.
2. Bagaimana menerapkan fuzzy logic dalam
operasi sistem pengendali.
3. Bagaimana memahami konsep kerja dan
penerapan fuzzy logic dalam perancangan
sistem kendali.
4. Bagaimana menciptakan sistem kendali
pendingin udara pada suatu ruangan.
1.2.

Batasan Masalah
Adapun batasan-batasan masalah dalam
perancangan sistem pengendali pendingin ruangan
sebagai berikut :
1. Pengendalian dilakukan secara simulatif,
dimana dalam sebuah ruangan yang didalamnya
terdapat sebuah cooling fan sebagai pendingin
ruangan.
2. Metode yang digunakan sebagai pengendali
perangkat pendingin ruangan ini adalah metode
Fuzzy Logic Mamdani.
3. Mikrokontroler yang digunakan adalah jenis
ATMega8535.

Sistem Pengendali Pendingin Ruangan Menggunakan Fuzzy Logic Berbasis Mikrokontroler


Atmega 8535. Oleh : Pilipus Tarigan

86

Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013

Majalah Ilmiah

Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI)


ISSN : 2339-210X
4.

Pada penelitian ini, digunakan cooling fan


sebagai pendingin ruangan dan dua buah sensor
yakni masing-masing sensor suhu dan sensor
gerak yang akan digunakan sebagai input untuk
pengendali pendingin ruangan.

1.3.

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
Merancang sebuah sistem aplikasi dengan
menggunakan mikrokontroler yang dapat
berguna sebagai alat untuk mengaktifkan atau
menonaktifkan pendingin udara pada suatu
ruangan.
Menerapkan fuzzy logic dalam operasi sistem
pengendali.
Membantu dalam memahami konsep kerja dan
penerapan fuzzy logic dalam perancangan
sistem kendali.
Terciptanya
rancangan
sistem
kendali
pendingin udara pada suatu ruangan.

1.

2.
3.

4.

2. LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Sistem
Definisi sistem berkembang sesuai dengan
konteks dimana pengertian sistem itu digunakan.
Berikut akan diberikan beberapa definisi sistem
secara umum:
1. Kumpulan dari bagian-bagian yang bekerja
sama untuk mencapai tujuan yang sama.
2. Sekumpulan objek-objek yang saling berealisasi
dan berinteraksi serta hubungan antar objek bisa
dilihat sebagai satu kesatuan yang dirancang
untuk mencapai satu tujuan.
Banyak ahli mengajukan konsep sistem
dengan deskripsi yang berbeda, tetapi pada
prinsipnya hampir sama dengan konsep dasar sistem
pada umumnya.
2.2. Pendingin Ruangan
Pendingin ruangan atau pengkondisi udara
atau penyaman udara adalah sistem atau mesin yang
dirancang untuk menstabilkan suhu udara dan
kelembaban suatu area yang digunakan untuk
pendinginan maupun pemanasan tergantung pada
sifat udara pada waktu tertentu. Alat pendingin
ruangan ini biasa biasa disebut AC berasal dari
singkatan air conditioner dalam bahasa inggris
(www.wikipedia.org).
2.3. Definisi Sistem Pengendali
Sistem dapat didefinisikan sebagai berikut: yaitu
seperangkat elemen yang digabungkan satu dengan
lainnya untuk satu tujuan bersama.(Murdick dan Ross,
1993).
Sistem tidak dibatasi hanya untuk sistem fisik
saja. Konsep sistem dapat digunakan pada gejala
yang abstrak dan dinamis seperti yang dijumpai
dalam ekonomi. Oleh karena itu istilah sistem
harus dinterpretasikan untuk menyatakan sistem
fisik, biologi, ekonomi, dan sebagainya.(Ibid)

Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan


bahwa sistem merupakan suatu kesatuan unsurunsur
yang saling terkait baik secara konsep maupun fisik.
Menurut Anthony I. Karamanlis, kendali dapat
diartikan dengan mengatur, mengarahkan atau
memerintah. (Anthony I. Karamanlis. Power Plant Over
View. (Swiss: Asea Brown Boveri, 1997). hal 1.). Fungsi
mengatur, mengarahkan dan memerintah tersebut
berkaitan masukan (input) dan keluaran (output). Kendali
berfungsi mengatur masukan (input) untuk memperoleh
keluaran (output) yang diinginkan.
2.4. Fuzzy Logic
Logika fuzzy adalah suatu cara tepat untuk
memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang
output. Teknik ini menggunakan teori matematis
himpunan fuzzy. Logika fuzzy berhubungan dengan
ketidakpastian yang telah menjadi sifat alamiah
manusia. Ide dasar dari logika fuzzy muncul dari
prinsip ketidakjelasan. Teori fuzzy pertama kali
dibangun dengan menganut prinsip teori himpunan.
Dalam himpunan konvensional (crisp), elemen dari
semesta adalah anggota atau bukan anggota dari
himpunan. Dengan demikian, keanggotaan dari
himpunan adalah tetap.
2.5. Metode Fuzzy Mamdani
Metode Mamdani sering juga dikenal dengan
nama Metode Max-Min. Metode ini diperkenalkan
oleh Ebrahim Mamdani pada tahun 1975. Untuk
memperoleh output, diperlukan 4 tahapan yaitu :
1. Pembentukan Himpunan Fuzzy (Fuzzifikasi)
Fuzzifikasi adalah suatu proses untuk merubah
suatu masukan dari bentuk tegas (crisp) menjadi
fuzzy (variabel linguistik) yang biasanya disajikan
dalam bentuk himpunan-himpunan fuzzy dengan
suatu fungsi keanggotaannya masing-masing.
2. Aplikasi Fungsi Implikasi (Aturan)
Aplikasi Fungsi Implikasi berisikan aturanaturan fuzzy yang digunakan untuk mengontrol
sistem. Aturan-aturan ini dibuat berdasarkan logika
dan intuisi manusia, serta berkaitan erat dengan jalan
pikiran dan pengalaman pribadi yang membuatnya.
Jadi tidak salah bahwa aturan ini dikatakan tidak
subjektif, tergantung dari ketajaman yang membuat.
Aturan yang telah ditetapkan digunakan untuk
menghubungkan antara variable-variabel masukan
dengan variabel-variabel keluaran.
Aturan ini berbentuk JIKA-MAKA (IFTHEN), sebagai contoh adalah :
Aturan 1
: Jika x adalah A1 dan y adalah
B1 maka z adalah C1
Aturan 2
: Jika x adalah A2 dan y adalah
B2 maka z adalah C2
Aturan i
: Jika x adalah A3 dan y adalah Bi
maka z adalah Ci
Dengan :
Ai (i = 1,2,3,.) adalah himpunan fuzzi ke i untuk
variabel masukan x.

Sistem Pengendali Pendingin Ruangan Menggunakan Fuzzy Logic Berbasis Mikrokontroler


Atmega 8535. Oleh : Pilipus Tarigan

87

Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013

Majalah Ilmiah

Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI)


ISSN : 2339-210X
Bi (i = 1,2,3,.) adalah himpunan fuzzi ke i untuk
variabel masukan y.
Ci (i = 1,2,3,.) adalah himpunan fuzzi ke i untuk
variabel masukan z.
Defuzzifikasi
Defuzzifikasi dapat didefenisikan sebagai
proses pengubahan besaran fuzzy yang disajikan
dalam bentuk himpunan-himpunan fuzzy keluaran
dengan fungsi keanggotaannya untuk mendapatkan
kembali bentuk tegasnya (crisp). Hal ini diperlukan
sabab dalam aplikasi nyata yang dibutuhkan adalah
nilai tegas (crips).
Ada beberapa metode defuzzifikasi yang bisa
dipakai pada komposisi aturan MAMDANI
(Kusumadewi 2004) antara lain :
a. Metode Centroid
Metode centroid ini juga dikenal sebagai
metode COA (Center of Area) atau Metode of
Gravity. Pada metode ini nilai tegas
keluarannya diperoleh berdasarkan titik berat
dari kurva hasil proses pengambilan keputusan
(inference).

Adapun
Mikrokontroler
ATmega8535
memiliki arsitektur seperti gambar 3 di bawah ini:

3.

Gambar 1 : Metode Centroid


Sumber : Sri Kusumadewi; Analisis dan Desain
Sistem fuzzy menggunakan Tool Box Matlab;
2002; 97
b.

Metode Bisektor
Pada metode ini nilai tegas keluarannya
diperoleh dengan cara mengambil nilai pada
domain fuzzy yang memiliki nilai keanggotaan
setengah dari jumlah total nilai keanggotaan
pada daerah fuzzy.

Gambar 2 : Metode Bisektor


Sumber : Sri Kusumadewi; Analisis dan Desain
Sistem fuzzy menggunakan Tool Box Matlab;
2002; 98
2.6. Mikrokontroler Atmega 8535
Mikrontroller
ATmega8535 merupakan
mikrokontroller generasi AVR (Alf and Vegards
Risk processor). Mikrokontroller AVR memiliki
arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computing)
8 bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode
16-bit (16-bits word) dan sebagian besar instruksi
dieksekusi dalam 1 siklus clock.
a. Arsitektur ATmega8535

Gambar 3 : Diagram Blok Fungsional


ATmega8535
Sumber : M.Ary Heryanto; Bahasa C untuk
Mikrokontroler ATMega 8535; 2008; 2
Gambar
2.22
memperlihatkan
bahwa
ATmega8535 memiliki bagian sebagai berikut :
1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, Port A, Port B,
Port C, dan Port D.
2. ADC 10 vit sebanyak 8 saluran.
3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan
perbandingan.
4. CPU yang terdiri dari 3 buah register.
5. Watchdog Timer dengan osilator internal.
6. SRAM sebesar 512 Byte.
7. Memori Flash sebesar 8 Kb dengan
kemmampuan Read While Write.
8. Unit interupsi internal dan eksternal.
9. Port antarmuka SPI.
10. EEPROM
(Electrically
Erasable
Programmable Read Only Memory) sebesar
512 Byte yang dapat deprogram saat operasi.
11. Antarmuka Komparator analog.
12. Port USART untuk komunikasi serial dengan
kecepatan maksimal 2,5 Mbps.
13. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan
kecepatan maksimal 16 Mhz.
b. Konfigurasi Pin ATmega8535
Dalam
konfigurasi
Pin
ATmega8535
memiliki bagian bagian seperti yang ditunjukkan
pada gambar 2.23 di bawah ini :

Sistem Pengendali Pendingin Ruangan Menggunakan Fuzzy Logic Berbasis Mikrokontroler


Atmega 8535. Oleh : Pilipus Tarigan

88

Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013

Majalah Ilmiah

Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI)


ISSN : 2339-210X
PD1P
(XCK/T0) PB 0
(T1) PB 1
(INT2/AIN0) PB 2
(OC0/AIN1) PB 3
(SS) PB 4
(MOSI) PB 5
(MISO) PB 6
(SCK) PB 7
RESET
VCC
GND
XTAL 2
XTAL 1
(RXD) PD 0
(TXD) PD 1
(INT0) PD 2
(INT1) PD 3
(OC1B) PD 4
(OC1A) PD 5
(ICP1) PD 6

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

40
39
38
37
36
35
34
33
32
31
30
29
28
27
26
25
24
23
22
21

PA 0 (ADC0)
PA 1 (ADC1)
PA 2 (ADC2)
PA 3 (ADC3)
PA 4 (ADC4)
PA 5 (ADC5)
PA 6 (ADC6)
PA 7 (ADC7)
AREF
GND
AVCC
PC 7 (TOSC2)
PC 6 (TOSC1)
PC 5
PC 4
PC 3

Gambar 5 : Denah Maket Ruangan ukuran 20x30cm

PC 2
PC 1 (SDA)
PC 0 (SCL)
PD 7 (Oc2)

Gambar 4:. Konfigurasi Pin ATmega8535


Sumber : M.Ary Heryanto; Bahasa C untuk
Mikrokontroler ATMega 8535; 2008; 3
Konfigurasi Pin ATmega8535 dapat dilihat
seperti pada gambar 2.24. secara fungsional
konfigurasi Atmega8535 sebagai berikut:
1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai
masukan catu daya.
2. GND merupakan pin ground.
3. Port A (PA0PA7) merupakan pin I/O dua
arah dan pin masuka ADC.
4. Port B (PB0PB7) merupakan pin I/O dua
arah dan pin fungsi khusus untuk
Timer/Counter, Komparator analog, dan SPI..
5. Port C (PC0PC7) mrupakan I/O dua arah dan
pin khusus untuk TWI, Komparator analog, dan
Timer Oscilator.
6. Port D (PD0PD7) merupakan I/O dua arah
dan pin khusus untuk Komparator analog,
Interupsi eksternal, dan Komunikasi serial.
7. RESET merupakan Pin yang digunakan untuk
me-reset mikrokontroller.
8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan
clock eksternal.
9. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk
ADC.
10. AREF merupakan pin masukan tegangan
referensi ADC.
3. ANALISA DAN PERANCANGAN
3.1.Tinjauan
Perancangan sistem pengendali pendingin
ruangan meliputi perancangan sistem fuzzy logic,
perangkat lunak (software) dengan menggunakan
bahasa pemrograman C dan perangkat keras
(hardware). Pengontrolan pendingin ruangan
dilakukan dengan mengontrol tinggi-rendahnya suhu
yang dihasilkan oleh alat pendingin ruangan. Sistem
ini bekerja dalam sebuah ruangan dengan
menggunakan maket ruangan sebagai model yang
berukuran 20x30cm, dimana dalam ruangan tersebut
terdapat alat pendingin ruangan berupa cooling fan.
Denah maket ruangan ditunjukkan oleh gambar 5:

3.2. Fuzzy Logic


Sistem inferensi fuzzy yang digunakan pada
pengendali pendingin ruangan ini adalah metode
Mamdani.
Pada
metode
Mamdani,
untuk
mendapatkan output diperlukan empat tahap yaitu :
1. Pembentukan himpunan fuzzy (fuzzifikasi).
2. Aplikasi fungsi implikasi (aturan).
3. Komposisi aturan.
4. Penegasan (defuzzifikasi).
Pembentukan himpunan fuzzy (fuzzifikasi)
menggunakan operator And (union), sedangkan
defuzzifikasi menggunakan metode centroid. Sinyal
input dari Gerak dengan himpunan-himpunan fuzzy
Kosong dan Berisi seperti pada gambar 6 di bawah
ini:

Gambar 6 : Fungsi keanggotaan untuk input Gerak


Sinyal input suhu yang berupa nilai tegas
(crisp) difuzzifikasi menjadi himpunan-himpunan
input fuzzy Panas, Normal dan Dingin seperti pada
gambar 7 di bawah ini:

Gambar 7 : Fungsi keanggotaan untuk input fuzzy


Suhu
Sedangkan nilai tegas (crisp) difuzifikasi
kipas menjadi himpunan-himpunan output fuzzy
Padam, Pelan, Normal, Cepat, dan SangatCepat
seperti ditunjukkan pada gambar 8 di bawah ini:

Gambar 8 : Fungsi keanggotaan untuk output Kipas


Fungsi keanggotaan input dan output di atas
menggunakan kurva trapesium dengan rumus di
bawah ini:

Sistem Pengendali Pendingin Ruangan Menggunakan Fuzzy Logic Berbasis Mikrokontroler


Atmega 8535. Oleh : Pilipus Tarigan

89

Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013

Majalah Ilmiah

Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI)


ISSN : 2339-210X
d.
e.
f.

3.2.1. Proses Inferensi model Mamdani


Pengolahan
data
dilakukan
dengan
menentukan variabel dan semesta pembicaraan,
dilanjutkan dengan membentuk himpunan fuzzy.
Penentuan variabel dan semesta pembicaraan dari
hasil pengambilan data dapat diperoleh pada tabel 1
dibawah ini:
Tabel 1 : Penentuan Variabel dan Semesta
Pembicaraan

If (Gerak is Berisi) AND (Suhu is Dingin)


THEN (Kipas is Pelan).
If (Gerak is Berisi) AND (Suhu is Normal)
THEN (Kipas is Cepat).
If (Gerak is Berisi) AND (Suhu is Panas)
THEN (Kipas is Kencang).

Gambar 9 : Fuzzy Set Untuk Input Gerak Berisi,


Suhu Panas Dengan Output Kipas Kencang
3.2.2. Nilai Crisp pada Center of Area
Penegasan
(defuzzifikasi)
dengan
menggunakan centroid method Untuk mendapatkan
nilai crisp, rumus yang digunakan seperti yang
ditunjukkan pada gambar 10 di bawah ini:

y* =

y R ( y )
(3.2)
R ( y)

Penentuan himpunan fuzzy ditampilkan pada


tabel 2 dibawah ini:
Tabel 2: Himpunan Fuzzy

Gambar 10 : Center Of Area


3.2.3. Analisa Sistem Pengendali satu Ruangan
Adapun blok diagram seperti ditunjukkan
pada gambar 11:

Aplikasi fungsi implikasi (aturan) untuk


inferensi pendingin ruangan di dalam ruangan dapat
dibuat beberapa aturan sesuai dengan table 3.3 di
bawah ini:
Tabel 3 : Aturan Fuzzy Untuk Sistem Kontrol
Dingin
Normal
Panas
Padam
Kosong
Kosong
Kosong
Pelan
Berisi
Berisi
Berisi
Cepat
Berisi
Berisi
Berisi
Kencang
Berisi
Berisi
Berisi
Dari defenisi aturan seperti yang telah
diperlihatkan pada tabel 3.3. diatas, maka terdapat 6
aturan fuzzy, penulis menggunakan enam aturan
yaitu:
a. If (Gerak is Kosong) AND (Suhu is Dingin)
THEN (Kipas is Padam).
b. If (Gerak is Kosong) AND (Suhu is Normal)
THEN (Kipas is Padam).
c. If (Gerak is Kosong) AND (Suhu is Panas)
THEN (Kipas is Padam).

Gambar 11: Blok Diagram Sistem Pengendali


Pendingin Ruangan
3. Analisa Rancangan Sistem
3.1. Perancangan Rangkaian Input
Adapun rangkaian inputan yang digunakan
dalam perancangan ini adalah sebagai berikut :
1. Sensor Gerak (Sensor PIR)
Sensor PIR hanya menangkap energi panas
yang dihasilkan dari pancaran tubuh manusia.
Hal ini dikarenakan dalam sensor PIR terdapat
IR Filter yang mampu menyaring panjang
gelombang sinar inframerah pasif antara 8
sampai 14 mikrometer. Panjang gelombang
yang dihasilkan dari tubuh manusia berkisar
antara 9 sampai 10 mikrometer.
2. Sensor Suhu (Sensor LM35)

Sistem Pengendali Pendingin Ruangan Menggunakan Fuzzy Logic Berbasis Mikrokontroler


Atmega 8535. Oleh : Pilipus Tarigan

90

Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013

Majalah Ilmiah

Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI)


ISSN : 2339-210X
LM35 mempunyai jangkauan suhu antara 00 C 1000 C dengan kenaikan 10mV untuk setiap
derajat celcius, persamaan keluaran dapat
dilihat sebagai berikut :
VLM35 = Suhu* 10 mV (3.2)
Pada perancangan sitem ini hanya akan bekerja
apabila sensor suhu mendeteksi sinyal masukkan
sensor sebesar 100C 400C. Perubahan tegangan
yang dikirimkan oleh sensor dapat dilihat pada tabel
4 di bawah ini :
Tabel 4. Perubahan Tegangan Sensor Suhu

ditunjukkan pada gambar 12, sedangkan rangkaian


keseluruhan terlampir.

Gambar 12: Blok Diagram Sistem Perangkat Keras


1.

3.2. Perancangan Kendali Pendingin Ruangan


Pengendalian
alat
pendingin
ruangan
ditentukan oleh arus yang masuk transistor ke
pendingin ruangan. Arus transistor bersumber dari
arus keluaran dari ATMega8535, adapun arus dan
tegangan sesuai dengan table 5 di bawah ini:
Tabel 5 : Tegangan Pada Pendingin Ruangan

Perancangan Perangkat sistem


Adapun alat dan komponen pada perancangan
sistem pengendali pendingin ruangan menggunakan
fuzzy logic digunakan alat dan komponen sebagai
berikut :
1. Personal computer (PC), yang digunakan untuk
membuat program dan mendownloadkannya ke
mikrokotroler ATmega8535.
2. Downloader
ATmega8535,
untuk
mendownload
program
dari
PC
ke
mikrokontroler ATmega8535.
3. Sensor Gerak (PIR) sebagai pendeteksi gerak
manusia
4. Mikrokontroler
ATmega8535
sebagai
pengendali fuzzy logic.
5. Solid State Relay (SSR).
6. Maket ruangan untuk memodelkan proses kerja
alat yang akan dikendalikan suhu keluarannya,
maket ruangan tersebut menggunakan cooling
fan sebagai alat pendingin ruangan.
7. Perangkat lunak

Perancangan Sensor Gerak (PIR)


Rangkaian sensor gerak yang digunakan pada
pengendali pendingin ruangan seperti yang
ditunjukkan pada gambar 3.31. Sebagai sensor gerak
adalah PIR (Passive Infra Red) yang berfungsi untuk
mendeteksi aktifitas manusia di dalam ruangan yang
mengubah energi gerak ke energi listrik yang
selanjutnya akan diolah oleh mikrokontroler. Sensor
PIR diletakkan pada pintu masuk, hal ini bertujuan
supaya sensor dapat mendeteksi gerakan secara
cepat.

3.3.

3.4.

Perancangan Perangkat Keras


Perancangan perangkat keras meliputi
perancangan rangkaian sensor gerak, sensor suhu,
bagian
pengendali
berbasis
mikrokontroler
ATmega8535, rangkaian solid state relay (SSR). Dan
blok diagram sistem perangkat keras seperti

Gambar 13 : Rangkaian Sensor PIR (Mohd.Syaryadi,


Agus Adria, dan Syukurullah,2007)
2.

Perancangan Sensor Suhu (IC LM35)


Alat yang digunakan sebagai sensor suhu
adalah LM35 yang berfungsi untuk mengukur suhu
di dalam ruangan kemudian diubah menjadi energi
listrik yang selanjutnya akan diolah oleh
mikrokontroler. Sensor LM35 diletakkan pada salah
satu sisi dinding ruangan, hal ini bertujuan untuk
mempermudah pendeteksian. Rangkaian sensor suhu
yang digunakan pada pengendali pendingin ruangan
seperti yang ditunjukkan pada gambar 14.

Gambar 14 : Rangkaian Sensor IC LM35 (Puji


Hartini dan Taswin ,2010)
3.

Perancangan Modul Pengatur Tegangan (SSR)


Sebagai pengatur tegangan, digunakan
rangkaian Solid State Relay yang pada prinsipnya
adalah penggabungan antara penguat transistor
dengan cooling fan sebagai pendingin ruangan.

Sistem Pengendali Pendingin Ruangan Menggunakan Fuzzy Logic Berbasis Mikrokontroler


Atmega 8535. Oleh : Pilipus Tarigan

91

Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013

Majalah Ilmiah

Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI)


ISSN : 2339-210X
Jika ada logika 1 pada input (IN) rangkaian
ini, transistor BD139 akan aktif arus dari catu daya
akan mengalir dari collector ke emitter. Arus emitter
akan membuat colling fan menjadi hidup. Jika
terdapat logika 0 pada input (IN) rangkaian ini, maka
transistor BD139 tidak akan aktif dan sambungan
collector dan emitter (CE) seolah-olah seperti saklar
terbuka. Hal ini mengakibatkan arus emitter tidak
ada sehingga dioda dibias mundur. Pemberian logika
0 ataupun logika 1 tersebut dikendalikan oleh
mikrokontroler.

6.

Kusumadewi, Sri. dan Hari, Purnomo. 2004.


Aplikasi Logika Fuzzy untuk Pendukung
Keputusan. Graha Ilmu : Yogyakarta.
7. Kusumadewi, Sri. 2002. Analisa dan Desain
Sistem Fuzzy Menggunakan Toolbox Matlab.
Graha Ilmu : Jakarta.
8. Shin. Jl_ry. 2008. Teori-Teori Ergonomi.
(http://teori-teoriergonomi. blogspot.com diakses
tanggal 12 Mei 2011).
9. Logika
Fuzzy.
(http://www.scribd.com,
diakses tanggal 01 Juni 2011).
10. Sensor Suhu LM35. (http://www.scribd.com,
diakses tanggal 05 Juni 2011).
11. Iswanto. Modul Pelatihan Mikrokontroler
Atmega8535. Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta : Yogyakarta.

Gambar 15 : Rangkaian Solid State Relay


4. Kesimpulan
Berdasarkan analisa metode fuzzy logic dan
perancangan alat pengendali pendingin ruangan yang
telah penulis lakukan selama penyusunan Skripsi ini,
maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Aplikasi Code VisionAVR sangat mendukung
untuk perancangan program pembuatan sistem
pengendali pendingin ruangan berbasis
mikrokontroler.
2. Pengendalian alat pendingin ruangan yang
penulis buat berupa alat simulasi.
3. Dengan adanya sistem pengendali pendingin
ruangan
ini
dapat
membantu
dalam
penghematan energi listrik.
4. Dari Sistem ATmega8535 berfungsi sebagai
unit sentral yang memproses pengolahan sinyal
analog dari sensor gerak dan sinyal digital dari
sensor suhu menggunakan metode fuzzy logic
sehingga mendapatkan suatu nilai keluaran
yang berupa tegangan pada pendingin ruangan.
DAFTAR PUSTAKA
1.

2.

3.

4.

5.

Naba, Agus, Dr., Eng. 2009. Belajar Cepat


Fuzzy Logic menggunakan MATLAB.
Yogyakarta : Andi.
Heryanto, Ary, ST., & Adi, Wisnu, Ir., 2008.
Pemograman Bahasa C untuk Mikrokontroler
ATMEGA 8535. Yogyakarta : Andi.
Sunarto. 2009. Definisi Sistem Pengendali.
(http://sunarto-ok.blogspot.com, diakses tanggal
10 Mei 2011).
Wikipedia.
2011.
Pendingin
Udara.
(http://id.wikipedia.org, diakses tanggal 10 Mei
2011).
Sunyoto. 2010. Dasar Refrigerasi dan
Pengkondisian
Udara.
(http://www.crayonpedia.org, diakses tanggal 12
Mei 2011).

Sistem Pengendali Pendingin Ruangan Menggunakan Fuzzy Logic Berbasis Mikrokontroler


Atmega 8535. Oleh : Pilipus Tarigan

92

Anda mungkin juga menyukai