122
I.
PENDAHULUAN
123
124
respon
sistem
terhadap
berbagai
125
mencoba menggambarkan dimensi waktu dan ruang dalam prosesproses yang mempengaruhi respon DAS.
Model konseptual sendiri dapat terbagi lagi menjadi model
diskrit atau kontinyu dan model yang disatukan (lumped model) atau
dikelompokkan. Perbedaan model diskrit dan kontinyu dalam
contohnya dengan variabel hujan yaitu pada model diskrit didasarkan
pada kejadian curah hujan tunggal (untuk melihat nilai hujan berapa
yang dapat berpengaruh terhadap variabel debit banjir), sebaliknya
pada model kontinyu didasarkan pada seri/rangkaian curah hujan
yang terakumulasi dari hitungan waktu (untuk mengetahui periode
basah dan kering, penyimpanan air/ storage). Model-model yang
disatukan (lumped models) menggunakan sub-unit (yaitu pembuatan
model sub-DAS) untuk menghitung dan menambahkan respon DAS
demi DAS, sebaliknya model-model diskrit mempertimbangkan DAS
sebagai unit-unit tunggal dan menggunakan rata-rata untuk faktorfaktor DAS (yaitu tanah, tata guna lahan, dsb) dalam perhitungannya.
Model-model hidrologi DAS menggambarkan interaksi antar
variabel-variabel di dalam konteks DAS. Model-model tersebut dapat
dibangun dari model yang sederhana hingga yang kompleks sesuai
dengan tujuan penggunaan model, akurasi, kemudahan atau
efisiensinya. Pada Tabel 1 disajikan beberapa contoh model hidrologi
(PPSL-Unmul, 1997). Contoh model tersebut terus saja berkembang
sesuai dengan kemajuan teknologi. Perkembangan model-model
hidrologi yang seiring dengan perkembangan ilmu penginderaan jauh
dan SIG (Sistem Informasi Geografi), telah mencapai integrasi
teknologi yang makin mengembangkan kebutuhan model untuk
berbagai penggunaan yang lebih luas. Penggunaan model hidrologi
DAS yang sering digunakan untuk analisis tata ruang berdasarkan
tata guna lahan dalam DAS, untuk peramalan/ prediksi
dari
perubahan/ perlakuan (banjir, kekeringan, erosi, sedimentasi, dll), kini
telah berkembang menganalisis hasil air DAS untuk penilaian
(valuation) jasa variabel lingkungan DAS. Model-model pun telah
berkembang lebih praktis dan mudah diterapkan, serta muktahir.
126
Tipe
Model sederhana,
Nama
Model
HEC-1
TR - 20
DRM3
SWRRB
Uraian
PRMS
127
SHE
CREAMS
WEPP
STANFORD
KYERMO
128
SWMM
HEC - 2
WSPRO
129
130
No.
Parameter
Model Matematika
Hujan (CH)
Intersepsi (SEP)
Evapotranspirasi
(ETP)
SEP = a + b CH
(rms 2.3)
potensial
ETP = f ETP
(rms 2.7 & 2.8)
Jika CH ETP, ETA=ETP
Jika CH<ETP, ETA=CH + ST
SA = CH SEP
Simpanan
daerah
permukaan (LZS)
bawah
LZSn = LZSn-1 / e
(ETPn CHn)/LZS
maks
= SA OLFH
= CC. 2
(LZS/LZSN)
131
10
11
12
Simpanan
daerah
permukaan (UZS)
13
atas
UZI2
}x
15
(INTS)
PINTF= 1- IRC
IRC = konstanta resesi aliran
bawah permukaan
k1
= konstanta interflow hasil
trial dan error
16
Aliran
(INTF)
bawah
permukaan
132
17
Perkolasi (PERCO)
18
19
20
= R K (LS) C P
EROSI
(LS)
SED
= NLS x EROSI x A
133
NLS
SED
EROSI
134
lahan
dalam
135
t Tab (0,05) =
2,201
t Tab (0,01) =
3,106
t OLF
0,16
Tidak beda
nyata
Tidak beda
sangat nyata
t INTF
-1,85
Tidak beda
nyata
Tidak beda
sangat nyata
t GWF
-4,67
Tidak beda
nyata
Tidak beda
sangat nyata
t STRF
-0,18
Tidak beda
nyata
Tidak beda
sangat nyata
136
137
Ha
Belukar
78.525,0
0,29
Hutan Sekunder
74.110,4
0,27
156.583,9
0,58
65.715,6
0,24
65.715,6
0,24
43.942,6
0,16
43.942,5
0,16
5.294,6
0,02
5.294,6
0,02
557,4
0,00
557,4
3.948,6
0,01
272.094,0
1,00
272.094,0
1,0
Pemukiman
Sawah
Tanah Terbuka
Jumlah
138
Tabel 5. Komponen Aliran Aktual (Hidrograf), Model (Simulasi Hidrologi) dan Simulasi Lahan (Skenario)
pada DAS Walanae
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nov
Des
OLFH
6,08
95,9
15,0
6,3
2,03
14,7
1,7
1,9
2,0
3,9
7,1
38,3
OLF mdl
3,07
40,7
4,1
27,6
0,07
17,9
0,01
0,04
36,6
5,5
5,2
43,0
OLF sk
3,07
40,7
4,1
27,6
0,07
17,9
0,01
0,04
36,6
5,5
5,2
43,0
INTFH
8,6
16,4
7,0
4,1
0,5
5,6
0,8
2,2
2,8
4,2
8,1
9,3
INTF mdl
8,6
7,1
9,5
14,0
12,5
16,0
13,6
12,0
19,8
20,6
20,8
23,5
INTF sk
8,6
7,1
9,5
14,0
12,5
16,0
13,6
12,0
19,8
20,6
20,8
23,5
GWFH
64,6
22,8
21,9
16,7
26,8
15,5
12,4
10,2
8,4
7,4
29,1
38,3
GWFmdl
64,6
48,5
57,3
97,2
47,8
71,2
32,3
21,2
121,7
115,8
103,9
108,7
GWF sk
64,6
48,5
57,3
97,2
47,8
71,2
32,3
21,2
121,7
115,8
103,9
108,7
Q/STRF H
30,0
174,4
47,3
31,6
19,9
46,3
18,8
16,5
14,6
16,8
22,3
77,0
STRF mdl
76,3
96,2
70,9
138,7
60,4
105,1
45,9
33,2
178,0
141,8
129,8
175,1
STRF sk
76,3
96,2
70,9
138,7
60,4
105,1
45,9
33,2
178,0
141,8
129,8
175,1
139
Keterangan :
- OLF
: overlandflow simulasi
- STRF
: streamflow (simulasi)
- OLFH
: overlandflow hidrograf/aktual
-Q
: debit (aktual)
- INTF
: interflow simulasi
-H
: hidrograf/aktual
- INTFH
: interflow hidrograf/aktual
- Mdl
- GWF
: groundwaterflow simulasi
- Sk
: skenario
- GWFH
: groundwaterflow hidrograf/aktual
140
141
142
143
144
Tabel 6. Skenario Perubahan Luas Penggunaan Lahan pada Sub DAS Karang Mumus
Skenario
Penggunaan
Lahan
luas (%)
luas
(%)
luas
(%)
luas
(%)
luas
(%)
luas
(%)
luas
(%)
Kebun
Kebun Campuran
13
13
13
36
59
13
13
Ladang
Semak
46
46
46
23
23
Belukar
26
Hutan
27
27
27
27
50
73
Lainnya
10
10
10
10
10
10
10
0 (aktual)
145
Aliran
Permukaan
Aliran bawah
permukaan
Aliran air
bawah tanah
Aliran/limpasan
air sungai
(OLF)
(INTF)
(GWF)
(STRF)
mm
P%
mm
P%
101
mm
P%
mm
380
P%
246
728
204
-17
101
0,2*
410
716
-1,7
196
-21
101
-0,4*
418
10
715
-1,8
164
-34
99
-3
454
19
716
-1,6
147
-40
97
-4
479
26
724
-0,6
151
-39
96
-5
476
25
723
-0,6
144
-41
99
-2
492
29
736
1,1
Keterangan : * Nilai komponen aliran merupakan angka pembulatan sehingga masih dapat diperoleh nilai
penurunan yang mendekati nol
146
Sedimen
Skenari
o (SK)
ton/ ha/ th
mm/th
ton/ ha/ th
mm/th
178
15
109
9,0
177
15
108
9,0
-0,3
174
15
106
8,8
-2
150
13
92
7,6
-16
127
11
77
6,4
-29
118
10
72
6,0
-34
55
34
2,8
-69
P%
147
148
149
200
SK0
150
SK1
SK2
SK3
100
SK4
SK5
SK6
50
0
1
10
11
12
B ULAN
150
151
152
IV. PENUTUP
Berdasarkan yang telah diuraikan di atas, dapat
disimpulkan beberapa hal mengenai pendekatan simulasi (model)
hidrologi yaitu :
1. Pemanfaatan model hidrologi dan simulasinya dapat
membantu dalam perencanaan penatagunaan lahan atau
mengevaluasi kondisi lahan aktual (existing landuse) terhadap
hasil air dan ikutannya (aliran dan sedimentasi). Selain itu
model hidrologi dan simulasinya juga dapat dimanfaatkan
untuk mengevaluasi hasil implementasi atau kebijakan
perencanaan yang telah disusun dengan pendekatan yang
berbeda (misalnya rencana tata ruang yang disusun dengan
pendekatan ekonomi wilayah).
2. Penggunaan teknik/pendekatan simulasi hidrologi memiliki
kelemahan disamping kelebihan manfaatnya, sehingga dalam
penerapannya harus teliti dan benar-benar memahami model
yang akan digunakan (mengetahui keterbatasan model, dll),
serta tidak terlalu menyederhanakan variabel yang ada yang
dapat menghilangkan informasi kritis. Dengan demikian tidak
akan terjadi hasil prediksi yang keliru atau dapat mengurangi
ketajaman/ kepekaan model sebagai alat bantu dalam
masalah pengelolaan.
3. Ukuran DAS yang terlalu besar dapat menghilangkan
informasi kritis yang tersembunyi karena penyederhanaan
yang terlalu banyak dari unsur sistem. Dengan demikian pada
DAS yang berukuran kecil memiliki peluang yang lebih baik
dalam aplikasi pendekatan simulasi hidrologi untuk
penatagunaan lahan dalam perencanaan pengelolaan DAS.
153
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, W. 2002. Model Karakteristik Hidroorologi dan Simulasi
Pola Penggunaan Lahan pada Sub DAS Karang Mumus,
Samarinda, Kalimantan Timur. Tesis Magister. Program
Pascasarjana
Universitas
Mulawarman,
Samarinda.
Kalimantan Timur.
Kartodihardjo, H. 2005. Institusi Pengelolaan DAS untuk Membangun
Hubungan Hulu Hilir. Lokakarya Pengelolaan DAS. Direktorat
Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial,
Departemen Kehutanan. Jakarta.
Murtilaksono, K. 1987. Simulasi Perilaku Hidrologi Sub DAS
Gongseng. Tesis Magister Sains. Fakultas Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
154
155
Lampiran 1. Grafik perbandingan hasil simulasi/pendugaan dan aktual dari berbagai komponen aliran di DAS
Walanae
Aliran Permukaan
120
25
100
20
80
15
INTF
OLF
60
OLFH
INTFH
10
40
20
0
1
10
11
12
10
11
12
156
Aliran/limpasan sungai
200
140
180
120
160
100
140
120
80
GWF
GWFH
60
STRF
100
80
60
40
40
20
20
0
0
1
10
11
12
10
11
12
Keterangan:
- GWF
- OLF
:overlandflow simulasi
- STRF
- INTF
-Q
: interflow simulasi
: groundwaterflow simulasi
: streamflow (simulasi)
: debit (aktual)
157
Lampiran 2. Grafik perbandingan hasil simulasi/pendugaan dan aktual dari berbagai komponen aliran dan
sedimentasi di Sub DAS Karang Mumus
Aliran permukaan
200
20
150
15
AKTUAL
SIMULASI
mm
mm
SIMULASI
100
50
10
AKTUAL
0
1
10
11
12
BULAN
10
11
12
200
200
150
150
100
AKTUAL
SIMULASI
mm
SIMULASI
mm
BULAN
100
AKTUAL
50
50
0
1
10
11
12
BULAN
10
11
12
BULAN
158