Cekungan Airtanah
Cekungan airtanah adalah suatu daerah cukup luas, tersusun satu atau
lebih akuifer yang mempunyai karakteristik hampir sama. Cekungan
airtanah dapat terjadi pada daerah antar pegunungan, kipas aluvial ataupun
daerah antar lembah.
Cekungan airtanah dapat digambarkan sebagai suatu waduk bawah
tanah alamiah, sehingga pengambilan air melalui sumur di suatu tempat
akan mempengaruhi banyaknya air yang tersedia di tempat lain dalam
daerah cekungan yang sama. Jika dibandingkan dengan mineral lain seperti
minyak, gas atau emas, maka airtanah mempunyai ciri khas sebagai sumber
alam yang terbaharui (renewable resources). Produksi air akan terus
berlanjut sepanjang waktu, apabila ada keseimbangan antara air yang
mengimbuh (recharge) ke dalam cekungan dengan air yang dipompa dari
dalam cekungan melalui sumur. Dengan memperhitungkan pengisian serta
pengeluaran dari cekungan, maka waduk bawah tanah dapat berfungsi
secara menguntungkan dan lestari.
Cekungan yang terdapat pada daerah kaki pegunungan vulkanis dan
dataran aluvial terutama dari bahan rombakan vulkanis mempunyai potensi
penyimpanan airtanah yang cukup besar. Pada daerah batu gamping dapat
terbentuk akuifer dengan potensi yang besar yang berbentuk sungai bawah
tanah, tetapi pada daerah tertentu tidak mengandung airtanah.
Jawa/Bali
Sumatra
Kalimantan
Sulawesi
Ns.Tenggara
Maluku
Papua
Total
Sangat
kering
<1000 mm
(%)
<0,1
0,0
0,0
0,8
17,6
1,3
0,0
0,9
Kering
1000-1500
mm (%)
6,9
3,0
0,0
6,3
23,1
3,7
4,2
3,9
Lembab
1500-3000
mm (%)
64,3
65,6
48,8
67,7
49,0
73,7
42,3
55,5
Basah
3000-5000
mm (%)
28,1
30,7
51,2
25,2
10,3
21,3
42,7
37,1
Sangat
basah >
5000 mm
(%)
0,6
0,7
0,0
0,0
0,0
0,0
10,9
2,6
Perkiraan Kuantitas
(L/det)
D.I. Yogyakarta
Jawa Timur
Baron
Merakurak (Tuban),
Saronggi
4.500
1000
330
Aceh
Kr. Darau
500
N.T.T
Camplong
100
Maluku
4500
Propinsi
D.I. Aceh
2
3
4
Sumatra Utara
Sumatra Barat
Bengkulu
5
6
7
8
9
Riau
Jambi
Sumatra Selatan
Lampung
Jawa Barat
10
11
12
D.K.I. Jakarta
D.I. Yogyakarta
Jawa Tengah
13
Jawa Timur
No.
Propinsi
14
Bali
15
NTB
16
NTT
17
18
Timor Timur
Kalimantan Barat
19
22
Kalimantan
Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan
Tengah
Sulawesi Utara
23
Sulawesi Tengah
24
Sulawesi Selatan
25
Sulawesi Tenggara
26
Maluku
20
21
10
No.
27
Propinsi
Papua
11
Wilayah Airtanah
Morfologi
Jenis Batuan
Potensi
Airtanah
Lokasi
Batuan Pra-Tersier
Berbukit dan
bergunung
Sumatra, Kalimantan,
Sulawesi, Nusa
Tenggara, Irian
Batuan Tersier
Pegunungan dan
perbukitan, alur
sungai lama dekat
perbukitan
Kecil
Sumatra, Jawa,
Sulawesi, Irian, Timor
12
No.
Wilayah Airtanah
Morfologi
Jenis Batuan
Potensi
Airtanah
Lokasi
Batu gamping
Pegunungan kapu
daerah karstik
Batugamping
berlapis,
batugamping
terumbu,
batugamping
berkristal
Rendah sekali
sampai besar
Batuan Endapan
Gunungapi
Daerah puncak
Tidak ada
Daerah tubuh
gunungapi
Daerah kaki
gunungapi
Piroklastik tertutup
bahan sekunder
Besar
Merupakan daerah
resapan
Pergantian lapisan yang
berbeda tingkat
kelulusan
Daerah peresapan atau
penyaluran air ke dalam
Daerah pantai
Besar
Daerah Aluvial
13
No.
Wilayah Airtanah
Morfologi
Jenis Batuan
Potensi
Airtanah
Daerah antar
gunung
Bahan klastik
gunungapi
Besar
Daerah lembah
sungai
Setempat cukup
besar
Lokasi
Bandung, Garut,
Madiun, Kediri,
Nganjuk, Bondowoso
Aliran Bengawan Solo,
Serayu Lusi, Citanduy,
Batang Hari
14
15
Propinsi
Curah
hujanEvapotrans
pirasi
(mm/th)
A
1,900
1,450
1,900
1,021
1150
1465
Daerah
Permeabil
itas tinggi
(km2)
Daerah
Permeabili
tas sedang
(km2)
Total
luas
daerah
(km2)
D
55,392
70,787
49,778
94,562
44,924
103,688
Perkiraan
jumlah
imbuhan
airtanah
(I/s/km2)
E
4,8
4,6
2,4
8,1
3,7
9,3
B
5,990
14,220
2,128
49,634
9,322
23,628
C
11,980
7,110
4,257
55,838
12,430
110,265
1
2
3
4
5
6
Aceh
Sumut
Sumbar
Riau
Jambi
Sumsel
Bengkulu
1950
2,230
4,459
21,168
4,9
103,723
8
9
Lampung
Jabar
900
1536
1,439
9,829
4,318
19,658
33,307
46,300
1,8
7,8
59,953
361,140
10
Jateng
1837
6,871
10,306
32,206
8,2
264,089
11
1309
325
975
3,169
12,676
12
Yogyakart
a
Jatim
750
9,590
16,783
47,992
3,6
172,771
13
Bali
624
562
125
5,561
1,2
6,673
Keterangan
1). Imbuhan
pada daerah
Permeabilitas
tinggi adalah
40 % dari
total curah
hujanevapotranspir
asi
2). Imbuhan
melalui
16
No
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Propinsi
NTB
NTT
Kalbar
Kaltim
Kalteng
Kalsel
Sulut
Sulsel
Sulteng
Sultengg
Maluku
Papua
Curah
hujanEvapotrans
pirasi
(mm/th)
330
250
1850
1350
1500
850
922
1,122
1000
440
1,120
1,800
Daerah
Permeabil
itas tinggi
(km2)
Daerah
Permeabili
tas sedang
(km2)
Total
luas
daerah
(km2)
2,174
4,889
39,267
20,262
46,966
10,338
4,586
7,750
6,700
3,875
915
210,990
6,522
9,778
31,413
81,048
62,621
12,405
6,878
23,251
16,750
9,687
1,372
126,594
20,177
47,876
146,760
202,440
152,600
37,660
19,025
72,781
69,726
27,686
74,505
421,981
Perkiraan
jumlah
imbuhan
airtanah
(I/s/km2)
1
0,4
8,2
5,1
9,5
4,3
2
3,5
2,9
1,2
2,5
14,8
Keterangan
daerah
Permeabilitas
sedang
diperkirakan
20 %
E = [{(A x
40%) x B x
lt}/{(3600 x
24 x 3650)}
+ {(A x 20%)
xCx
lt}/{(3600 x
24 x 365)}]
F = (D x E)
17
18