BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
4.1.1
Uji Pendahuluan
Pengujian Bahan Penyusun Beton
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah pasir dan split
yang berasal dari toko material terdekat dengan laboratorium Universitas
Negeri Jakarta dan kulit kerang yang didapat dari hasil limbah
pengupasan kulit kerang di daerah Cilincing Jakarta Utara. Langkah
selanjutnya, sebagian dari bahan-bahan tersebut diteliti kadar lumpur,
gradasi butir agregat, berat jenis dan kadar airnya.
Hasil pengujian bahan yang telah dilakukan pada bahan dasar
pembentuk beton berdasarlan SNI 03-1766-1990. Hasil pengujian
pendahuluan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Bahan
Pengujian
Pasir
Split
Semen
Abu Kulit
Kerang
Berat jenis
Konsistensi
Normal
Waktu Pengikatan
Kadar Lumpur
Modulus Halus
Butir
Berat Jenis dan
Penyerapan air
1. BJ Kering
2. BJ SSD
3. BJ Semu
4. Penyerapan air
3,07
2,81
0,243%
0,255%
4,4 %
105 menit
-
90 menit
-
4,58
7,81
4,14
1,82
1,83
1,84
0,75
2,35
2,47
2,68
5,3
41
Indonesia (SNI) sebagai bahan campuran penyusun beton. Dari hasil uji
analisa dan grafik saringan diketahui
termasuk kedalam zona 3 (pasir halus) dan split termasuk pada ukuran
4.1.2
maksimum 40 mm.
Perhitungan Rancangan Campuran Beton
Perhitungan rancangan campuran beton ini dilakukan berdasarkan
SNI 03-2834-2000 Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton
Normal, sesuai dengan data-data hasil uji pemeriksaan agregat dengan
bahan semen portland, agregat halus (pasir), agregat kasar (split). Untuk
campuran beton dengan mutu yang direncanakan adalah fc 20 Mpa,
dengan pertimbangan slump 10020 mm, FAS 0,55 dan dari hasil uji
penyerapan air, kadar lumpur dan berat jenis agregat, maka proporsi
masing-masing bahan penyusun beton tersebut seperti pada tabel berikut
ini :
Tabel 4.2 Proporsi Bahan Campuran Beton per-meter kubik (m3)
Bahan
Berat
(kg)
Semen Portland
336
Air
185
Agregat Halus
562,32
1141,68
Jumlah
2225
42
4.2.2
Sampel
43
(hari)
7
1
2
3
4
Rata-rata
Umur
Sampel
(hari)
14
1
2
3
4
Rata-rata
Umur
(hari)
28
Sampel
1
2
3
4
Rata-rata
4.3
0
7.5
10
12.5
17.69
18.40
18.40
16.99
19.46
18.75
15.92
16.28
18.40
19.82
16.28
15.22
20.17
19.46
16.99
13.45
18.93
19.11
16.90
15.48
KuatTekanKomposisi (% Abu KulitKerang)
0
7.5
10
12.5
20.88
22.65
19.46
18.40
19.82
20.88
20.88
17.69
22.65
21.94
19.46
18.05
21.23
20.88
19.82
17.34
21.14
21.59
19.90
17.87
KuatTekanKomposisi (% Abu KulitKerang)
0
7.5
10
12.5
23.35
25.48
22.29
17.69
23.35
25.12
23.35
19.82
22.29
23.35
19.11
20.88
21.94
24.42
21.23
19.82
22.74
24.59
21.50
19.55
4.3.1
44
45
Gambar 4.3 Pola Retak Beton Umur 7 hari Campuran 0%, 7.5%,
10% dan 12.5%
Pada beton tekan normal umur 7 hari retakan pertama kali berkisar
antara 250-290 kN, campuran 7.5% retakan pertama kali berkisar antara
230-260 kN, campuran 10% retakan pertama kali berkisar antara 210230 kN dan campuran 12.5% retakan pertama kali terjadi berkisar antara
190-240 kN. Pola retak dari benda uji tersebut adalah hampir sama yaitu
vertikal, menunjukkan bahwa kepadatan benda uji silinder merata dan
46
Analisa Benda Uji Dengan Kandungan 0%, 7.5%, 10% dan 12.5%
Umur 14 Hari
Pengujian beton dengan kandungan 0%, 7.5%, 10% dan 12.5%
pada umur 14 hari tidak berbeda dengan benda uji lainnya. Hasil
pengujian kuat tekan beton pada umur 14 hari dapat dilihat pada gambar
diagram berikut :
47
48
Gambar 4.6 Pola Retak Beton Umur 14 hari Campuran 0%, 7.5%,
10% dan 12.5%
Pada beton tekan normal umur 14 hari retakan terjadi pertama kali
berkisar antara 280-300 kN, campuran 7.5% retakan terjadi pertama kali
berkisar antara 290-320 kN, campuran 10% retakan terjadi pertama kali
berkisar antara 275-295 kN, campuran 12.5% retakan terjadi pertama
kali berkisar antara 240-260 kN. Pola retak tidak jauh berbeda pada
masing-masing campuran yaitu vertikal yang terlihat pada gambar diatas
dan tidak terlihat juga adanya perubahan warna ataupun adanya
perubahan fisis pada permukaan beton pada tiap campuran yang
diberikan. Pada pengujian penyebaran agregat yang merata dimaksudkan
agar limbah yang terdapat pada benda uji menyebar secara menyeluruh
4.3.3
49
50
Gambar 4.8 Pola Retak Beton Umur 28 hari Campuran 0%, 7.5%,
10% dan 12.5%
Pada beton tekan normal umur 28 hari retakan terjadi berkisar
antara 300-320 kN, pada beton campuran 7,5% abu kulit kerang retakan
terjadi berkisar antara 330-360 kN, campuran 10% abu kulit kerang
retakan terjadi berkisar antara 270-330 kN dan campuran 12,5% abu
kulit kerang retakan terjadi berkisar antara 250-300 kN. Pola retak tidak
jauh berbeda dengan benda uji lainnya yaitu vertikal yang terlihat pada
gambar di atas. Penyebaran agregat yang merata dimaksudkan agar
limbah yang terdapat pada benda uji menyebar secara menyeluruh untuk
mendapatkan hasil penelitian yang diinginkan. Pada beton dengan
masing-masing campuran yang berbeda tidak terlihat adanya perubahan
4.3.4
51
52
53
diharapkan
lebih
teliti
karena